"Wah! PMG lho! Dulu itu salah satu tim favoritku!" teriak Tang Qingying begitu kedua orang itu pergi.
"Sehebat itu?" tanya Cheng Yan.
"Dulu memang top, sekarang..." Tang Qingying menarik sudut bibirnya, "sebenarnya kemampuan komprehensifnya masih lumayan, cuma belum ada prestasi mentereng dan tidak ada pemain kelas kakap yang menjaga. Tapi tetap saja ini tim LPL, masih bisa diandalkan."
"LPL itu apa sih..." Cheng Yan mengerutkan kening.
"Ah..." Tang Qingying menengadah ke langit-langit, enggan menjelaskan panjang lebar karena toh Cheng Yan tidak bermain game.
“……”
"Semoga bergabungnya Kak Yin Dan bisa mengubah kemampuan PMG. Kalau bisa memenangkan kejuaraan musim panas atau menonjol dari seleksi regional, Kak Yin Dan mungkin bisa membawa PMG ke Final Global." Ekspresi Tang Qingying tanpa sadar menunjukkan senyum, namun secepat itu wajahnya kembali suram. "Meski Kak Yin Dan tak terkalahkan di fase lane, kalau rekan setim brengsek atau manuver strategis tidak manjur, tetap mudah collapse total."
"……" Cheng Yan tidak mengerti, tidak ada penjelasan, akhirnya lebih memilih daripada mendengarnya.
"Ada benarnya." Yin Nuxia mengangguk. Dulu dia juga pernah menghadapi tim pro terorganisir. Karena empat rekan setim tingkatnya biasa-biasa saja, meski Luohua dan supreme bertarung dengan hati, probabilitas kalah tetap besar.
"Makanya setelah gabung klub, harus rajin berlatih, terutama taktik, kesadaran tim, dan kecocokan hati." Cheng Yun berkata pada Yin Nuxia. "Sekuat apapun kamu, kalau tidak menjadi satu kesatuan, tetap mudah dirugikan."
“Oh.” Yin Nuxia mengangguk dengan patuh.
“Lagipula yang penting bisa cari uang!” Cheng Yan berkomentar, lalu mengibaskan tangan dan berjalan keluar.
Tang Qingying tersenyum pada Yin Nuxia sambil mengepal tangan memberi isyarat semangat. Gadis kecil Yu Dian melirik Yin Nuxia, lalu mereka semua mengikuti Cheng Yan pergi bersama.
Yin Nuxia berdiri di kamar Cheng Yun sambil mengerutkan alis—
Uang?
Bisa cari uang memang rejeki, tapi Sang Kepala Stasiun tidak mau dirawatnya. Setiap hari dia juga tidak butuh banyak uang, jadi cari uang banyak sebenarnya tidak ada gunanya. Lagipula selama ada Sang Kepala Stasiun, mustahil dia sampai kelaparan.
Dia ikut kompetisi demi piala!
Yin Nuxia memang punya sedikit kesombongan kecil.
Siapa di dunia persilatan yang tidak ingin punya nama?
Tiba-tiba Sang Kepala Stasiun berkata: “Beberapa hari lagi kan hari ulang tahunmu?”
Yin Nuxia langsung terkejut: “Ha?”
“Hm?” Cheng Yun menatapnya.
"Hari ini tanggal berapa?" Yin Nuxia hampir lupa kalau dia punya hari ulang tahun.
"21."
"21..." Yin Nuxia segera menundukkan kepala dan mulai mematahkan jari sambil bergumam pelan, "Ulang tahunku tanggal berapa ya... Ah 28... 28 mengurangi 21... sama dengan... sama dengan..."
"Sama dengan tujuh?" Yin Nuxia menyelesaikan hitungannya.
"Masih ada tujuh hari lagi!"
"Hm." Cheng Yun mengangguk.
"Tinggal tujuh hari lagi baru merayakan ulang tahun, ya!" Ini pertama kalinya Yin Nuxia merayakan ulang tahun, dipikir-pikir rasanya agak semangat.
"Ada perasaan apa?" Cheng Yun bertanya.
"Aku pikir dulu... Aku mau ajak semua orang makan enak! Aku yang bayar!" Yin Nuxia menepuk dadanya, pakaian musim panas yang tipis membuat gerakan itu menimbulkan guncangan yang menggigil.
"Terus? Hadiah apa yang kamu mau?"
"Hadiah?" Yin Nuxia tertegun, menoleh dan memandang Cheng Yun dengan terkejut.
"Benar, memang ada yang namanya 'hadiah ulang tahun' saat merayakan hari lahir. Walau biasanya aku tidak pernah memberi hadiah ulang tahun ke orang, juga tidak pernah menerima, tapi mengingat ini pertama kalinya kamu merayakan... Pokoknya sebut saja hadiah apa yang kamu mau!" Cheng Yun bertanya.
"Ah! Pantas saja..."
Pantas saja Cheng Yan tidak pernah dapat hadiah ulang tahun.
Yin Nuxia menunduk berpikir penuh semangat lama sekali, tapi tak kunjung dapat ide, akhirnya wajahnya langsung murung: "Aku nggak tahu..."
"Kamu nggak punya keinginan apa-apa?"
"Nggak ada~~" Sudah ada nasi putih dan paha ayam, bisa main game, sepeda motor listrik yang diidam-idamkan juga sudah dibeli, Yin Nuxia memang sudah tak punya keinginan lagi.
“……”
Cheng Yun merenung sejenak, lalu mencoba bertanya: "Bagaimana kalau kubelikan sepeda? Menurut ingatanku, dulu waktu kecil hadiah ulang tahun pertama yang ayah belikan untukku adalah sepeda, yang punya empat roda itu lho."
"Sepeda? Bukannya di pinggir jalan sudah ada?" Yin Nuxia menunjuk ke luar jendela dengan bingung, "Yang Mulia Kepala Stasiun mau belikan kartu bulanan untukku ya?"
“Bukan, maksudku membelikanmu sepeda bagus.”
“……Yang diliat di ibukota itu?” Yin Nuxia mengerutkan kening berusaha mengingat.
“Sama saja lah.” Cheng Yun berkata.
“Bagus! Bagus!” Yin Nuxia menyeringai, dulu Sang Kepala Stasiun pernah bilang sepeda model itu kayaknya lebih seru dikayuh.
Setelah itu dia merasa ada yang kurang pas, lalu mengangkat kepala sambil terkekeh, dengan ragu-ragu menambahkan: “Sebenarnya aku nggak pilih-pilih, hadiah dari Sang Kepala Stasiun pasti aku suka...”
Lagipula ini dapat gratisan!
Cheng Yun tersenyum kecut.
Setelah Yin Nuxia pergi, Cheng Yun langsung buka ponsel mulai searching online.
Jenis sepeda itu Lima Bunga Delapan Pintu, kalau disisihkan yang model aneh-aneh, buat olahraga ekstrem atau trik-trik sulit, plus sepeda wanita, sepeda belanja, sepeda kuno model 28 dan sejenisnya, yang tersisa tinggal sedikit.
Sepeda fixed-gear langsung dicoret dari list.
Sepeda jalan raya dan sepeda gunung sama-sama oke.
Namun rangka sepeda jalan raya memang tidak cukup kokoh, terlalu mengejar kelincahan. Berat badan Yin Nuxia sebenarnya bukan masalah utama, yang terutama adalah sifatnya yang sembrono. Sepeda jalan raya itu sangat rapuh, Cheng Yun khawatir akan bertabrakan dan rusak karenanya.
Sepeda gunung justru pilihan bagus, selain kokoh tahan "brengsek", kemampuan menembus medan baik, juga lebih seru. Hanya saja kecepatan bersepeda di dataran jauh kalah dibanding sepeda jalan raya.
Tapi masih ada alternatif bagus lain—
Sepeda touring yang kecepatan bersepeda dan kemampuan tembus medannya berada di antara sepeda jalan raya dan gunung, kenyamanan bersepeda melebihi sepeda gunung dan jauh melampaui sepeda jalan raya, dengan kekuatan rangka yang juga jauh melampaui kedua jenis tersebut.
Sepeda touring dirancang khusus untuk perjalanan jarak jauh. Rasio giginya lebih besar daripada sepeda jalan raya namun lebih kecil dari sepeda gunung. Kecepatan berkendara di jalan datar lebih cepat dari sepeda gunung tapi lebih lambat dari sepeda jalan raya. Kesulitan tanjakan lebih rendah daripada sepeda jalan raya tapi lebih tinggi dari sepeda gunung, sehingga bisa dikatakan posisinya berada di antara kedua jenis tersebut. Dalam perjalanan jauh yang mengharuskan penunggang berada di atas sadel seharian, desain bodi sepeda touring sangat mempertimbangkan kenyamanan pengendara. Kecuali untuk pemula, bahkan setelah sepuluh hari atau dua minggu berkendara pun biasanya tidak mudah mengalami pegal pinggang.
Untuk mengurangi tingkat kegagalan, mengatasi kondisi jalan, dan mempertimbangkan beban muatan, sepeda touring umumnya menggunakan rangka baja yang kekokohannya tak perlu diragukan lagi.
Namun kekurangannya juga jelas —— berat.
Model yang dirancang untuk touring jarak jauh ini sebenarnya juga cocok untuk digunakan sehari-hari di perkotaan. Mudah dipasangi keranjang sayur, meski manuverabilitas mungkin sedikit lebih rendah.
Cheng Yun ingat Guan Yue menggunakan sepeda touring saat mengayuh rute 318, setelah kembali juga terus menggunakannya.
Setelah mempertimbangkan berbagai sisi, ia akhirnya memutuskan untuk menanyakan pendapat Yin Nuxia.
Ditambah beberapa fitur opsional juga harus mempertimbangkan selera Yin Nuxia.
Maka ia kembali memanggil Yin Nuxia.
Menghadapi pertanyaan dan penjelasannya, Yin Nuxia berpikir keras cukup lama, akhirnya memilih "tahan lama" daripada "seru".
Bagi orang dari generasinya, atribut "kokoh dan awet" bisa mengalahkan segala sesuatu.
Dulu Yin Nuxia hanya mempertimbangkan tiga hal saat membeli baju: murah, kokoh, tahan noda.
Cheng Yun mengeluarkan ponsel untuk bertanya pada Guan Yue, akhirnya memilih "Global Traveler" yang gagah - sepeda touring dengan desain cukup menarik, tentu berbeda gaya dengan sepeda gunung yang flamboyan atau road bike yang keren, menampilkan keindahan maskulin.
Harganya... versi premium lebih dari 10.000.
Memang tak sebanding road bike atau sepeda gunung kelas, tapi tetap bukan harga murah. Teknologi sepeda touring memang tak serumit itu, sulit dibuat terlalu high-end.
Mengingat ini kemungkinan besar hadiah ulang tahun pertama dalam hidup Yin Nuxia, Cheng Yun tega merogoh kocek dalam-dalam.
Mengingat Yin Nuxia tidak melakukan perjalanan jauh, Cheng Yun menyingkirkan opsi setang kupu-kupu. Pertimbangan berikutnya adalah kegemaran Yin Nuxia bermain-main, akhirnya dipilihlah setang melengkung yang memiliki kontrol terbaik di antara setang lurus dan melengkung.
Rangka dipilih ukuran M terkecil. Dari diameter roda 26 inci dan 700C, dipilih yang pertama mengingat postur Yin Nuxia yang sudah menjadi rahasia umum...
Sistem pembangkit listrik gratis yang ditingkatkan, menyediakan daya untuk lampu depan, lampu belakang, dan hub motor listrik...
Sudah termasuk rak bawaan, ditambah opsi tempat botol air...
Singkatnya paket spesifikasi tertinggi.
Langsung saja Cheng Yun memesan sepedanya via online, pengiriman pasti sampai sebelum ulang tahun Yin Nuxia meski agak telat.
Malam hari.
Baru saja selesai makan malam dan mencuci piring, Cheng Yan langsung menghampiri Cheng Yun.
"Tinggal seminggu lagi ulang tahun Kak Yin Dan." Cheng Yan langsung ke inti permasalahan.
Mendengar itu, Cheng Yun langsung tertegun——
Rupanya kedua kakak-beradik ini punya ide yang sama!
Maka Cheng Yun membalas singkat, "Hm."
"Rencanamu apa?" tanya Cheng Yan.
“Apa?!” Cheng Yun tentu malu-malu mengaku kalau ia sudah menyiapkan hadiah ulang tahun untuk Yin Nuxia. Jika tidak, dengan sifat Cheng Yan yang seperti itu, pasti akan pura-pura tidak peduli lalu mengeluarkan seruan "Oh" sambil cemberut setidaknya seminggu penuh padanya.
“Mengadakan perayaan ulang tahun Kak Yin Dan.” Cheng Yan cukup menghargai hal ini. Ia tahu Yin Nuxia dulu hidup susah, sekarang setelah susah payah bisa datang ke hotel, ia sangat ingin membuat Yin Nuxia merasakan kehangatan yang tak pernah dialaminya sebelumnya.
“Oh, begini rupanya.” Cheng Yun tetap tenang, “Dia bilang mau mentraktir semua orang makan bersama. Aku pikir, lebih baik aku yang bayar saja. Sekalian kita buat aturan: ke depannya siapapun yang ulang tahun, biayanya aku yang tanggung. Akan kusediakan satu meja untuk semuanya.”
“Wah, Bos Cheng tajir sekali ya!” Cheng Yan meliriknya sinis.
“Tentu saja!”
Seperti yang semua tahu, Bos Cheng memiliki keyakinan penuh.
“Kalau Tante Tang bagaimana?” Cheng Yan sengaja mencari-cari masalah.
“Dasar gadis ini…” Cheng Yun membalikkan matanya.
"Bicara urusan resmi." Cheng Yan berkata datar. Ia langsung duduk manis di sofa, dengan santai menyilangkan kaki ala Er Lang, namun segera menyadari bahwa posisi itu bisa memengaruhi bentuk kaki. Maka ia menurunkannya, lalu dengan lepas mengulurkan kedua kaki jenjangnya yang putih mulus.
"Selain makan, aku juga berencana menyiapkan hadiah untuk Kak Yin Dan. Ada pendapat?" tanya Cheng Yan.
"Hadiah apa yang ingin kau siapkan?"
"Aku belum memutuskan."
"Hm? Sindrom kesulitan memilih dan penyakit sembrono kambuh lagi?"
"Kau sungguh menjengkelkan!"
"Aku juga tak punya ide..."
"Bagaimana kalau kita membelikan Kak Yin Dan sepeda? Kak Yin Dan sangat suka bersepeda. Kita berdua, satu orang beli sepeda, satunya lagi beli perlengkapan bersepeda. Setuju?"
"Ide bagus!" kata Cheng Yun.
"Beli sepeda jalan raya saja! Kak Yin Dan suka mengendarai kencang!" Cheng Yan mengusulkan.
"Jangan, lebih baik beli sepeda touring."
"Mengapa?"
"Karena......" Cheng Yun menjelaskan untung ruginya.
"Ha?" Cheng Yan mengerutkan alis menatapnya, "Ini kan bukan benar-benar keliling dunia melewati gurun pasir atau dataran tinggi, mengapa harus mengejar kekokohan?"
"......" Cheng Yun menarik sudut bibir, "Lagipula jangan ikut campur, saya yang beli mobil, kamu yang beli equipment."
"Tidak, saya yang beli mobil."
"Saya yang beli!"
"Saya yang beli!"
"Mobilnya terlalu mahal."
"Lagipula biayanya bisa diganti."
"...... Kalau begitu tetap beli travel car."
"Road bike."
"Travel car lebih bagus."
"Omong kosong, mountain bike saja lebih baik dari travel car. Di jalan besar mana kamu lihat ada travel car? Dan Kak Yin Dan pasti lebih suka road bike, road bike jauh lebih keren!"
“……”
Keduanya berdebat lama, Cheng Yun tetap tidak bisa membujuk Cheng Yan.
Melihat Cheng Yan hendak mengambil ponsel untuk membeli road bike yang dia sebut, Cheng Yun akhirnya mengaku: "Saya sudah beli travel car......"
Cheng Yan: "？？？"
Setelah lama, Cheng Yan menampakkan senyum yang sangat langka, menatap Cheng Yun sambil berkata: "Kau terlihat sangat semangat ya, waktu ulang tahunku dulu tak kulihat kau seantusias ini?"
Ekspresi Cheng Yun langsung berubah memukau: "Aku cuma berpikir gadis itu cukup memprihatinkan..."
"Jadi..."
"Aku juga baru beli, lihatlah, betapa cocoknya hati kita! Hmph..." Cheng Yun tertawa kaku.
"Hmph..." Cheng Yan meniru gaya dan nada bicaranya, justru terkesan kekanak-kanakan, namun dalam sekejap ekspresinya berubah muram, "Kalau memang sudah kubeli, ngapain berunding pura-pura denganku tadi?"
"A-Aku takut kau cemas saja!"
"Cemas?" Cheng Yan tertegun memandangnya, seolah mendengar lelucon terbesar, "Aku cemas? Kau masih belum sadar dari mimpi ya!"
Cheng Yun diam-diam mengamati ekspresinya, tidak bersuara.
Cheng Yan mendengus pelan dengan sikap meremehkan, meliriknya sebentar lalu berjalan keluar: "Kalau kamu sudah beli, aku juga tidak perlu berunding lagi denganmu!"
Cheng Yun berteriak ke arah punggungnya: "Jangan lupa beli perlengkapan bersepeda, yang lengkap! Kalau tidak tahu ukurannya tanya saja ke Mama Yu-nya!"
Cheng Yan tidak menoleh, langsung pergi.
Cheng Yun hanya bisa menggelengkan kepala di dalam ruangan, duduk manis sambil mengangkat loli kecil yang sedang berbaring di sandaran tangan sofa menonton pertunjukan. Loli itu mengkerut dengan kalem dalam pelukannya, membiarkan dirinya diusap-usap.
Cheng Yun menundukkan kepala: "Kamu tetap yang paling manis."
Loli kecil mengangkat kepala menatap tajam, sorot matanya berkelap-kelip seperti bintang: "Huu..."
……
Bersamaan dengan itu, di ruang penyimpanan.
Yin Nuxia sudah live streaming cukup lama.
Dia sedang main match di server Korea, ranked tier Raja, tim empat orang.
Top lane Supreme Riven, bot lane Yin Nuxia dan Luohua, sementara Xuanxuan yang sudah diam-diam dianggap sebagai muridnya oleh seluruh negeri beralih ke role jungler. Mid lane diisi oleh pemain random yang sering feed.
Lawan adalah tim lima personel dari tim profesional top yang dikerahkan seluruhnya.
Yin Nuxia bermain dengan sangat tersiksa.
Karena kemampuan mid lane tim kami jauh tertinggal dari lawan, membuat mid lane lawan berkembang sangat gemuk sekaligus memberi keunggulan mutlak dalam kontrol ritme jungler. Yin Nuxia yang sudah menghancurkan bot lane lawan justru terus di-gank oleh mid-jungle lawan, statistik kill 5-2.
Supreme Riven di top lane yang menghadapi pemain top lane dari tim profesional Korea yang terkenal di posisi itu, juga tertekan habis-habisan bahkan dua kali dibunuh paksa di bawah menara.
Yin Nuxia harus menyeret empat anggota tim yang lemah, membuatnya sangat kesal.
Di akhir pertarungan, meski Yin Nuxia telah berkembang menjadi Iblis Raja, meraih quadra kill dalam teamfight sebelum gugur, bahkan menggunakan blink untuk menembak lima musuh sekaligus meraih pentakill - tetap tak bisa mengubah situasi menghadapi pertahanan musuh yang hampir utuh dan keunggulan super minion. Akhirnya kalah oleh strategi 4-1 split push (strategi pemisahan 4-1) lawan yang menghancurkan kristal.
Yin Nuxia menghela napas, merasa lelah mental.
Setelah beberapa saat ragu, tepat sebelum ronde berikutnya dimulai, dia tiba-tiba ingat dan berkata ke live stream: "Ngomong-ngomong, aku mungkin akan ikut kompetisi profesional."
