Hujan deras itu menurunkan suhu selama dua hari, tapi sekarang udara sudah menghangat kembali.
Kereta cepat dari Tiancheng ke Jinguan sekitar Empat puluh menit, ditambah waktu naik kereta bawah tanah dan bus, aroma masakan sudah mulai mengepul di restoran jalanan pukul setengah sebelas.
Dengan jarak sekitar setengah meter lebih, mereka berjalan pelahan. Cheng Yun menyeret koper yang mengeluarkan suara gemerisik.
Tang Qingyan ekspresi agak tersiksa, berkata: "Awalnya aku ingin membuka di dalam sekolah, tapi sewaan toko di sekolah terlalu mahal, tidak sanggup bayar, hanya bisa lihat nanti apakah bisa pindah ke sana."
Cheng Yun diam-diam mengangguk: "Hm."
Tang Qingyan tersedak, membeku sejenak baru lanjut: "Baiklah uang bukan masalah utama, yang penting tidak ada toko yang cocok. Cuma ada yang besar macam untuk supermarket, sama yang kecil sekali cuma muat buka lapak jajanan."
"Hm." Cheng Yun terus mengangguk.
"Kamu..."
"Ada apa?"
"Nggak..." Tang Qingyan melambaikan tangan, menghela napas, pasrah menyerah menjelaskan.
"Buka bakery juga lumayan ribet ya?" Cheng Yun tak menunjukkan ekspresi sambil mengalihkan topik.
“Lumayan, lebih sederhana dibanding buka restoran hot pot atau sejenisnya.” Tang Qingyan jelas sudah memahami semua ini dengan baik, “Yang utamanya kualifikasi dan dekorasi peralatan. Untuk kualifikasi perlu dua hal, pertama Surat Izin Usaha Perorangan, ini mudah, beberapa hari bisa selesai. Lalu ada Sertifikat Operasional Makanan, ini agak ribet, butuh sertifikat kesehatan dan sertifikat pelatihan pengetahuan, tapi dua sertifikat ini sudah saya punya. Setelah menyewa tempat, menyiapkan peralatan dan saluran distribusi, mengurus prosedur dan dokumen, jika pemeriksaan lancar mungkin sekitar dua puluh hari bisa selesai.”
“Cari hubungan khusus saja.” Cheng Yun berkata.
“Mau cari hubungan di mana? Kau pikir ini Kota Batu?” Tang Qingyan membalikkan matanya.
“Aku yang urus.”
“Kamu? Punya cara?”
“Sedikit demi sedikit.”
“Kalau... Baiklah, terima kasih ya.” Tang Qingyan tidak berlagak, “Nanti akan kuberi tahu detailnya.”
“Hm.” Cheng Yun mengangguk.
"Ia biasanya juga tidak suka merepotkan orang-orang itu, terutama karena urusannya sendiri, selalu terkesan seolah mereka adalah anak buahnya, padahal sebenarnya bukan."
"Hanya urusan kecil... tidak terlalu besar."
"Sekalian bisa memberikan rekomendasi, maksudnya lokasi ini berada di bawah perlindunganku, nanti bisa menghemat banyak masalah."
Tang Qingyan memperkirakan jarak ke hotel semakin dekat, tiba-tiba merasa malu yang tak terungkap. Namun secara lahiriah tetap menunjukkan sikap tenang, sambil berjalan ia berkata: "Selain itu ada masalah peralatan dan dekorasi. Peralatan mudah dibeli, dekorasi perlu pemikiran ekstra. Bakery harus didesain bagus, membuat orang yang lewat di luar langsung terpana, sekilas melihat saja sudah terkesan megah, baru bisa menarik pelanggan."
"Tetap harus rasanya enak." Cheng Yun meliriknya sekilas.
"Hm?" Tang Qingyan dengan tajam menangkap sorotan matanya, sorot matanya langsung memancarkan kilatan sinar tajam, "Maksudmu apa? Tidak percaya dengan kemampuanku?"
"Tidak! Aku hanya memberi petunjuk."
"Cih!"
Tang Qingyan mengeluarkan suara "Cih", tidak lagi menghiraukannya. Dengan sedikit mengangkat dagu, ia terus menghitung dengan jari-jarinya: "Harus membuat etalase kaca yang sangat besar, pencahayaannya harus terang. Dekorasi yang sudah ada bisa dipakai dulu, perlahan-lahan bisa ditambahkan hiasan, wallpaper..."
Semakin dihitung, semakin kehabisan kata. Perlahan ia menutup mulut, berubah menjadi sekadar berjalan kaki biasa.
Tapi orang di sampingnya ini tetap diam membisu. Apakah ia masih mengira seperti dulu, bahwa berdua melakukan apapun atau tidak melakukan apapun tak akan membuat tidak nyaman?
Akhirnya Cheng Yun seolah merasakan hal ini, bertanya sambil lalu: "Liburanmu di Sweet City bagaimana?"
"Bagus!"
Tang Qingyan kembali menemukan topik baru: "Beberapa dari kami yang paling lama hampir setahun setengah tidak bertemu. Susah payah bisa kumpul, pasti senang. Lagipula Zhao Di memberikan tunjangan makan dan tempat tinggal, bahkan menginap di hotel terbaik Sweet City, sangat nyaman."
Cheng Yun mengangguk: "Benar juga."
Di kampus, semua orang umumnya lebih matang. Kecuali beberapa individu unik, hubungan antar teman sekamar biasanya cukup baik. Meski belum tentu sampai level saling menumpahkan isi hati, namun setelah tinggal bersama siang-malam selama bertahun-tahun, setidaknya jauh di atas rata-rata. Hubungan di asrama Tang Qingyan termasuk yang paling akrab.
Setelah lulus kuliah, Cheng Yun jarang berhubungan dengan mantan teman sekamarnya. Terutama karena pria tidak suka mengobrol setiap hari, dan sulit menemukan kesempatan berkumpul, sehingga hubungan agak renggang. Tapi jika ada yang menikah dan bisa berkumpul lagi, pertemuan setelah lama berpisah pasti akan sangat menyenangkan. Meski kedekatan emosional mereka belum sampai level siap mengorbankan diri, itu tak jadi masalah.
Setelah membeku sebentar, dia bertanya lagi: "Kenapa tidak main lebih lama?"
Tang Qingyan menunjukkan senyum: "Buru-buru buka toko!"
Cheng Yun mengangguk, langkahnya tiba-tiba terhenti. Ia menoleh ke samping: "Ini hotel yang kamu pesan?"
Tang Qingyan tertegun, mengikuti pandangannya, baru tersadar dan melanjutkan senyum lembutnya: "Ah benar! Antar sampai sini saja, aku sendiri yang akan membawa barang ke atas. Di hotelmu masih ada sekumpulan orang yang menunggu makanan."
"Makan siangmu mau bagaimana..."
"Pesen makanan online aja bisa!"
"Baiklah." Cheng Yun menyerahkan koper padanya, "Kalau ada yang perlu dibantu bilang saja, segeralah. Aku mungkin akan pergi jauh akhir-akhir ini."
"Ke mana?" Tang Qingyan bertanya reflek, setelah itu ia mengerutkan kening, seolah menyadari dirinya sudah tak punya kualifikasi lagi, lalu segera tertawa kecil, "Sudahlah, kalau ada keperluan akan kukabari via QQ. Aku antar barang dulu, lalu turun beli sandal jepit. Pakai sepatu ini di musim panas benar-benar tidak nyaman."
"Hm, di seberang ada yang jual."
"Oke, kamu pergi saja."
Cheng Yun tidak berkata lagi, melambaikan tangan lalu berbalik pergi.
Di sini hanya terpisah satu kompleks perumahan dari hotel, tapi harus mengitari seluruh area, kira-kira ratusan meter jalan, lalu langsung sampai.
Mencuci sayuran, mengiris bahan makanan, memasak.
Yin Nuxia tetap berlari ke sini tepat waktu untuk membantunya di dapur, loli kecil tetap berjongkok di sebelah mengamati, atau mungkin dalam hatinya ia sedang melaksanakan tugas pengawasan, siapa tahu!
Meski Yin Nuxia sangat penasaran dengan Sang Kepala Stasiun dan "masalah harga bisa dinegosiasikan" itu - dia tahu pagi tadi Sang Kepala pergi mencari "masalah harga bisa dinegosiasikan" - tapi dia tidak bertanya, malah bercerita pada Sang Kepala Stasiun tentang karirnya sebagai pemain pro.
Kemarin pelatih memintanya untuk sementara mengurangi jumlah training match dan ranked match bersama anggota tim. Di satu sisi, kemampuan lane phase Yin Nuxia memang terlalu kuat. Selama proses bermain bersama, anggota tim tak terelakkan menjadi bergantung padanya di lane. Terutama posisi jungler, yang perlahan terbiasa mengambil kepala musuh dan mencampuri assist di lane-nya saat sedang patroli, sementara tekanan di lane lain pun berkurang drastis - hal ini sedikit banyak mempengaruhi efektivitas latihan. Yang lebih penting, pelatih melihat kelemahan Yin Nuxia: kesadarannya sama sekali tak sepadan dengan kemampuan lane phase-nya. Maka diputuskan untuk mengalokasikan waktu khusus guna melatih aspek di luar kemampuan lane phase.
Kemarin seharian berlatih, pelatih mengajar berulang-ulang, akhirnya membuat Yin Nuxia menguasai satu hal——
Menancapkan ward.
Seni menancapkan ward adalah ilmu yang mendalam, sekaligus menjadi pembeda utama antara atlet profesional dengan Raja Jalanan.
Yin Nuxia kebanyakan main di posisi top lane, jalur ini secara relatif lebih jauh dari tim, sehingga posisi mata lebih penting untuk perlindungan diri. Ada beberapa titik spesifik yang pelatih suruh dia hafal mati-matian, bahkan memaksanya untuk selalu membeli Ward Sejati.
Meski Yin Nuxia agak bingung, mengapa harus melindungi diri? Bukankah lebih baik jika jungler lawan datang menyerang?
Tapi perintah pelatih tetap harus dia patuhi.
Baru saja pelatih menyusun "manual rahasia" baru, menyuruhnya rajin berlatih di waktu senggang. Yin Nuxia pun menjanjikan akan melakukannya! Lagi pula di dunia persilatan dia punya prinsip - setelah menerima bayaran dan mengambil pekerjaan, harus dikerjakan habis-habisan! Apalagi bayarannya setinggi ini, dibandingkan pekerjaan dulu yang cuma bayar beberapa hari makan tapi harus mempertaruhkan nyawa... urusan kecil ini bukan apa-apa!
Setelah makan siang, Yin Nuxia kembali ke depan komputer, mengerutkan kening menatap "manual rahasia" itu lama sekali. Pelatih menyuruhnya membaca dua teknik sekaligus lalu berlatih, menunggu sampai benar-benar dikuasai baru lanjut ke dua teknik berikutnya.
Setelah berpikir, Yin Nuxia memutuskan untuk membaca satu per satu.
Membuka game, setelah merenung sebentar dia membuka live streaming dan berkata ke penonton yang terpaku: "Halo, Terkagum-kagumkah!"
【Laut Dalam Ada Ikan】: "Syukurlah gue nggak tidur siang pas jam kuliah!"
【Menyilangkan Kaki ala Er Lang】: "Bukan seharusnya siaran pagi diganti? Siang ini hitungnya siaran tambahan ya?"
【Takjub】: "Penyiar ikan asin ini mana mungkin mau nambah siaran, mungkin besok mau jalan-jalan sore sama Sang Kepala Stasiun terus minta cuti kali?"
Yin Nuxia menatap komentar langsung sambil tertawa terbahak-bahak.
Tertawa Hmph cukup lama, baru dia berkata: "Hari ini aku tidak main bersama rekan se-tim, tapi tetap mau main Ranked. Jadi setelah berpikir, putuskan buka live streaming untuk dapatkan uang jajan. Hm, sebelum Ranked kita match dulu satu game, latihan sensasi memegang."
Tak menghiraukan berbagai fans yang mengolok-olok bahwa uangnya tak ada tempat dipakai, Yin Nuxia mengklik tombol match.
Proposal pelatih untuknya adalah: sengaja bermain kurang optimal di lane, meningkatkan kesulitan permainan, lalu membina kesadaran skala besar dan kemampuan menggelontorkan dana di tahap akhir.
Yin Nuxia sangat setuju.
Begitu masuk kamar, rekan se-tim langsung terkejut.
"Waah match dengan Nuxia!"
"Game ini tinggal berbaring saja!"
"Nuxia mau posisi mana? Kami mengalah!"
"Game ini pihak lawan pasti juga jago, bersandar pada Nuxia!"
Yin Nuxia tanpa terburu-buru mengetik: "Lantai 3 Garen top lane, kalau tidak diberikan akan hormat!"
“……”
“……”
“666！”
"Kepala stasiun, kamu yang login akun Nuxia ya?"
……
Cheng Yun yang belum tahu dirinya sudah menjadi kambing hitam Yin Nuxia sedang bermeditasi sendirian di kamar. Awalnya dia berencana pergi ke dunia Kayu saat Cheng Yan dan yang lain mulai pelatihan militer, untuk melihat akhir dari alam semesta Kayu dan Kayu yang sejati. Tapi karena urusan Tang Qingyan ini, Cheng Yun merasa tidak pantas menghilang sekarang. Meski hanya teman biasa, setidaknya harus sedikit membantu.
Dia memantau perkembangan Tang Qingyan.
Saat ini Tang Qingyan sudah membeli sandal dan sedang bernegosiasi pengalihan usaha toko Mao Cai di seberang. Dia tidak mau Cheng Yun nekat menemani di bawah terik matahari sore, karena menurutnya hubungan mereka belum cukup dekat.
Cheng Yun juga tidak memaksa ikut.
Hanya saja Cheng Yun tetap menjelaskan detail kondisi toko Mao Cai, biaya pengalihan, dan sewaan untuk menghindari penipuan.
