Cheng Yun sebelumnya meninggalkan koordinat ruang node di kamar tidurnya yang belum menghilang. Melalui ini, ia bisa langsung kembali ke kamar tidur dari ruang node.
Biasa tak ada yang masuk kamar tidurnya, kecuali si loli. Tapi jika terjadi "bagaimana jika"... Cheng Yun juga tak terlalu memedulikan.
Kecelakaan tak terjadi. Kamar tidur kosong tak berpenghuni, justru dari luar terus berdatangan suara memasuk lauk pauk.
"Mereka masak lagi?" Cheng Yun agak heran.
Mengeluarkan ponsel mengecek waktu, sekarang tanggal 23 Juli sore. Hari terakhir pelatihan militer resmi Cheng Yan dan Tang Qingying. Besok pagi masih ada pertunjukan laporan. Jika mereka tidak izin, berarti ada orang lain di hotel yang punya kecenderungan menghajar diri sendiri.
Baru ingin mencuri pandang siapa yang sedang masak—karena Cheng Yun belum pernah melihat penampilan Cheng Yan memasak, utamanya Cheng Yan selalu masak saat dia tidak ada. Sesekali saat dia ada, Cheng Yan pasti mendorongnya keluar. Tiba-tiba ponsel menerima pesan.
Berasal dari Cheng Yan beberapa hari lalu——
"Posting lebih banyak foto, aku punya kegunaan."
Cheng Yun tak kuasa menarik sudut bibir.
Pergi ke mana untuk memfotonya?
"Ah……"
Cheng Yun menghela napas panjang, lalu teleportasi ke kamar tidur Cheng Yan. Ia membuka lemari pakaiannya, mengabaikan berbagai benda yang bisa membuat banyak pemuda bersemangat, langsung mengambil kamera DSLR miliknya yang telah diambil alih oleh Cheng Yan.
Setelah menutup lemari, ia berbalik dan menemukan sepasang mata bersinar terbuka lebar, menatap tajam ke arahnya tanpa berkedip.
"Huu!"
Wang berhasil menangkapmu!
Cheng Yun tertegun, namun si loli kecil sudah melompat turun dari ranjang Cheng Yan, mendarat tepat di sandalnya. Kedua cakar kecilnya memeluk erat kain celananya sambil menatapnya dengan mata berbinar-binar.
Cheng Yun membungkuk, mengusap kepala kecil itu dengan lembut. "Apa kamu merindukanku?"
"Huu..."
"Jawaban 'tidak' ya, berarti memang tidak."
"Huu! Huu huu!" Si loli bersikeras menyangkal.
Cheng Yun tersenyum kecil, duduk di ranjang Cheng Yan sambil mengangkatnya: "Sebentar lagi aku harus keluar lagi, akan cepat kembali, tapi tidak boleh mereka tahu. Jadi loli kamu pulang dulu, pura-pura tidak tahu aku sudah kembali, makan seperti biasa bersama mereka, biar mereka tidak mengira kamu dicuri orang di jalan. Dengan kecerdasan Raja Padang Salju, menanggapi grup manusia bodoh ini seharusnya tidak masalah kan?"
Loli itu mengangguk bawah sadar, tentu saja tidak masalah.
Tapi setelah beberapa kali mengangguk baru sadar, seharusnya ia ingin ikut bersama Da Wang.
Namun saat itu Cheng Yun sudah menunjukkan senyum puas: "Bagus, kalau begitu aku percayakan misi rahasia ini padamu."
Misi rahasia?
Kedengarannya sangat menarik dan penting!
Loli itu mengangguk dengan serius, menatap tajam Cheng Yun, ragu-ragu sebentar lalu berpesan: "Huu..."
Cheng Yun berkata: "Baik, aku berjanji akan cepat kembali."
Maka si loli yang enggan melepaskan diri itu melompat keluar dari pelukannya, menyempatkan diri memandanginya beberapa kali, lalu melompat ke udara kosong. Sinar putih meledak, dan ia telah menghilang dari kamar.
Cheng Yun mengatupkan bibir, memeriksa kameranya, kembali ke kamarnya sendiri, lalu melepas jaket putih.
Filipina, Pulau Boracay.
Saat itu tepat senja, cantik luar biasa.
Kemunculan tiba-tiba Cheng Yun tidak menarik banyak perhatian. Sesekali terdengar beberapa teriakan terkejut, tapi langsung diabaikannya.
Peristiwa aneh seperti ini, bahkan jika difoto dan diposting online, hanya si Bego yang akan percaya.
Tanpa basa-basi, mencari posisi terbaik, mengangkat kamera, menyesuaikan parameter dan Tanggal, mulailah memotret.
Krak-krak-krak...
Di tengah pemotretan, Cheng Yun tiba-tiba tertegun. Meletakkan kameranya, terhisap dalam perenungan.
Foto yang diambil kamera akan menampilkan tanggal, hal ini sudah Cheng Yun pikirkan. Tinggal modifikasi tanggal secara manual. Tapi bagaimana jika Cheng Yan yang malas berlatih sebelumnya pernah kembali sekali, melihat kamera yang seharusnya ada di lemari pakaian kini ada di tangannya? Apa dia akan meragukan IQ-nya sendiri?
Cheng Yun menggelengkan kepala. Sudahlah, ragukan saja kalau mau.
Terus memotret.
Senja menyepuh permukaan laut menjadi merah terang, mega merah terpantul di air yang berkilauan. Burung camar melengking sambil melintas, pohon palem bergemerisik diterpa angin laut.
Setelah menumpuk banyak foto, Cheng Yun lari ke lapak pinggir pantai membeli udang bakar besar untuk dibawa pulang memberi makan beberapa penjelajah waktu.
Lebih dari setengah jam kemudian——
Dengan kacamata hitam dan topi baseball, Cheng Yun berjalan santai menuju hotel sambil menggendong tas kecil dari luar.
Loli langsung terkejut dan senang melihatnya, mengeluarkan suara "Huu" lalu melompat turun dari meja kopi. Ia berlari mengelilingi kaki Cheng Yun, tidak peduli lagi dengan wibawa Raja Padang Salju, bahkan menggesekkan betisnya dua kali.
Cheng Yun menatap si Drama Queen kecil ini dengan geli.
Maka ia berbisik: "Sudah beberapa hari tidak menyuruhmu melukis dan berhitung, di hatimu tidak nyaman kan?"
Gerakan loli langsung membeku.
Cheng Yun tersenyum, lalu masuk ke hotel.
Gilirannya yang terpaku.
Di meja terhidang beberapa masakan: tumis tunas bawang putih, terong saus ikan, Kung Pao Chicken, ikan kakap kukus, dan sup sayuran hijau—semua tampak sempurna. Selain Yin Nuxia, Sang Mage, dan gadis kecil Yu Dian, ternyata Tang Qingyan juga hadir!
Mereka semua menatapnya tanpa berkedip, seolah bingung memulai pembicaraan. Sementara itu mulut Yin Nuxia terus bergerak-gerak mengunyah selama proses ini.
Cheng Yun juga menatap Tang Qingyan, setelah beberapa saat baru bertanya: "Kenapa kamu di sini?"
Tang Qingyan menyusun kata-kata sejenak sebelum menjawab: "Kemarin aku minta Nuxia dan Dewi Sekolah bantu pindahkan peralatan, sekalian mentraktir mereka makan. Beli bahan lalu masak di dapurmu ini."
"Kemarin?"
"Iya." Tang Qingyan mengangguk serius. "Aku kasian lihat kondisi mereka, jadi hari ini datang lagi bantu masak."
“……”
Harmonis sekali ya?
Cheng Yun tak bisa menahan keheranan.
Yin Nuxia menyela: "Kepala Stasiun sudah makan belum?"
Tang Qingyan berkata: "Aku masak banyak."
Cheng Yun sebenarnya tidak lapar, tapi setelah berpikir sebentar, ia duduk manis: "Coba cicip sedikitlah."
Usai makan, Tang Qingyan langsung kembali ke tokonya, seolah kedatangannya hari ini cuma sekadar cameo sebagai juru masak sambil numpang pakai dapur hotel untuk masak sendiri.
Saat ini toko Tang Qingyan sudah terlihat sangat siap. Tidak hanya tampak depan etalase kaca dan rak-rak yang sudah terpasang seluruhnya, peralatan khusus yang dipesan juga sudah tiba semua. Seolah-olah hanya menunggu dokumen selesai, langsung bisa buka usaha.
Kecepatan ini bisa dibilang sangat cepat.
Di kamar Cheng Yun, Yin Nuxia sedang mencuci piring bersama Sang Mage sambil berkata dengan bangga: "Kepala Stasiun, aku sudah tahu kamu kembali dari tadi, tapi aku sengaja diam. Apa aku pintar?"
Cheng Yun mengangguk sambil berlalu: "Hm, cerdas."
Yin Nuxia lalu tertawa bodoh sendiri.
Cheng Yun mengeluarkan seafood panggang yang dibeli di Pulau Longtan, berkata pada mereka: "Ini oleh-oleh untuk kalian."
Si loli tidak perlu mencuci piring, langsung mengambil posisi terdepan.
Yin Nuxia dan Sang Mage juga menjeda pencucian piring dan berlari ke sana.
Cheng Yun bertanya sekilas: "Beberapa hari ini apakah Cheng Yan dan yang lain kabur dari pelatihan militer lalu kembali?"
Yin Nuxia mengangguk: "Sudah kembali dua kali. Satu kali hanya untuk mencuci baju, satu kali menginap sehari. Konon Cheng Yan dan Guru Yao Yao sama-sama pingsan perut, tidak bisa ikut pelatihan militer."
Sang Mage menambahkan dari samping: "Cheng Yan sakit perut, Yao Yao pusing."
Yin Nuxia mengoceh "Oh oh oh...", lagipula tadi hanya sekilas mengatakannya.
Cheng Yun mengangguk, tidak bersuara.
