“！！”
Cheng Yan berbalik secara refleks, gerakan tajamnya membuat Tang Qingying yang ada di belakangnya menggigil ketakutan.
Tang Qingying menutupi hidungnya—jelas baru saja terkena ubun-ubun Cheng Yan—tapi diam seribu bahasa. Hanya matanya yang besar nan indah itu yang menatap tajam. Saat tangan diturunkannya, terlihat senyum tipis mengembang di bibirnya.
"Apa yang kau lakukan?"
"Nggak ngapa-ngapain." Cheng Yan menatapnya dengan dingin, namun tanpa sadar merendahkan suara, "Justru aku yang mau tanya. Tiba-tiba muncul di belakangku! Kau tahu latihan bela diriku! Kalau sampai kuterjang dengan bantingan, kau bisa babak belur di lantai!"
"Aku tidak tiba-tiba muncul lho~" Senyum Tang Qingying semakin mempesona, tapi ada nuansa sifat iblis yang menyelinap di balik manisnya. "Semua gerak-gerikmu, gumamanmu... sudah kusaksikan semuanya."
"Apa maksudmu?"
“Ternyata memang tidak mengengarap ucapanku…” Tang Qingying meniru gumamannya, setelah selesai langsung tersenyum manis ke arahnya.
“Aku tidak tahu maksudmu.”
“Jangan terus ngeles, desibel suaramu sudah mengkhianatimu.”
“Sebenarnya apa yang ingin kau katakan?”
“Tidak ada.” Tang Qingying meregangkan badan, membuat tonjolan di dada gadis itu semakin mencolok. Saat menurunkan kedua tangannya, ekspresi mengolok-olok di wajahnya langsung hilang diganti wajah serius, “Tidak adanya respon darinya bukan berarti ia tidak paham ucapannmu, bisa jadi kecerdasannya melebihi imajinasimu. Terkadang yang paling bodoh dan paling pintar terlihat sama.”
“Bagaimana kau yakin itu yang terakhir?”
“Yah! Tidak mau berdebat lagi denganku? Tidak lagi memanggilku orang bodoh? Tidak bilang aku kebanyakan nonton anime?” Ekspresi mengejek kembali muncul di wajah Tang Qingying, disertai cemoohan halus di sudut bibir—setelah sekian lama dihina cewek ini, akhirnya bisa merasa bangga sekali!
"Jadi maksudmu, dia tidak hanya mengerti ucapan manusia, tapi juga bisa melihat dari gerak-gerikku bahwa aku sedang menyelidikinya, lalu membingungkanku?"
"Tentu! Dia pasti sedang mengantisipasi kita." Tang Qingying yang melihat Cheng Yan serius membahas urusan resmi, memilih tidak mengejeknya kali ini.
"Penjelasanmu terlalu berlebihan!"
"Tidak berlebihan! Kadang dia mengerti ucapan manusia kadang tidak, jadi menurutmu dia hanya paham sebagian? Jelas-jelas dia sepenuhnya mengerti, hanya saja selalu waspada terhadap kita, cuma sesekali ketahuan saja."
"Tetap saja terdengar terlalu dibuat-buat."
"Jangan sok pintar." Jarak antara Tang Qingying dan Cheng Yan semakin rapat, jari telunjuknya yang ramping menekan ringan di dada Cheng Yan hingga terasa kerasnya kawat bra, "Akulah yang pertama curiga ada yang tidak beres, sudah lama kuperhatikan, sementara kamu dulu terus menyebutku orang bodoh."
"Sekarang pun kamu tetap orang bodoh." Cheng Yan menampar tangan gadis itu sembari refleks melirik ke area payudaranya.
"Memutuskan! Ada yang hebat-hebatnya!"
"Tang Qingying tidak memedulikan, tertawa kecil terus melanjutkan: "Kamu coba metode lain, kamu membujuk kakak ipar, suruh kakak ipar mengatakan untuk membuang hamster kecil atau hiu kecilnya. Dalam kegroginya, kemungkinan besar akan ketahuan."
"Cheng Yun?"
"Iya, kakak ipar punya tingkat kepercayaan tinggi di matanya, dan biasanya tidak akan melawannya. Tapi jika kakak ipar memperlihatkan perilaku aneh..." Tang Qingying menyipitkan mata, ekspresinya tiba-tiba menjadi serius, "Berarti kakak ipar sudah sepenuhnya tergila-gila padanya."
"Sudahlah, aku yang akan mencoba." Cheng Yan sekarang sudah tidak bisa yakin dengan kondisi Cheng Yun, bahkan diam-diam punya pemikiran lebih berani!
Hanya saja sejak lahir ia sudah mengenal Cheng Yun, terlalu akrab dengannya. Setidaknya selama belasan tahun pertama, ia yakin betul Cheng Yun adalah orang biasa. Karena itu ia segera menempatkan ide ini pada prioritas paling belakang. Lagipula, bahkan jika ide ini benar, pengaruhnya tidak terlalu besar. Bagaimanapun Cheng Yun - meski sering berselisih dengannya - tetap orang yang ia percayai. Meski ia sendiri enggan mengakuinya.
Tang Qingying gagal menghalangi Cheng Yan. Ia pun berpura-pura menunjukkan ekspresi bersuka cita atas kesulitan orang lain sambil mengikuti di belakang Cheng Yan masuk.
Namun keduanya tidak menyadari si loli menyipitkan matanya sesaat.
Cheng Yan menghampiri si loli, pertama-tama memberikan sepotong daging sapi kering bumbu minyak cabai matang. Si loli mencicipinya dengan puas, matanya berbinar penuh kekaguman.
Segera Cheng Yan tersenyum tipis, menunduk memeriksa boneka hiu kecil di pelukannya, berkata: "Boneka ini sering kau gigit-gigit, penuh air liurmu, sudah kotor kan? Lagipula ada yang sobek, lebih baik aku buang dan belikan yang baru!"
Loli itu memandangnya dengan keraguan, menunduk terus menatap potongan banteng berkilau minyak merah di tangannya.
Cheng Yan dan Tang Qingying saling pandang, lalu mengulurkan tangan untuk mengambil boneka hiu kecil sambil menggunakan nada menghibur loli: "Patuh ya, nanti kubelikan boneka hiu besar, yang ini kita buang saja."
Terlihat loli itu menatap tangannya dengan curiga, keempat cakar kecilnya masih erat memeluk boneka hiu kecil. Baru ketika Cheng Yan mulai menarik boneka itu keluar dari pelukannya, si loli akhirnya sadar bahwa manusia ini berniat merebut temannya. Dengan cepat ia memeluk erat-erat boneka hiu sambil melotot ke arah Cheng Yan: "Brengsek!!"
Cheng Yan buru-buru menarik kembali tangannya!
Bisa dibilang, ini sangat kucing sekali.
Dengan tenang ia melirik Tang Qingying lagi, berpikir sejenak sebelum melanjutkan: "Baiklah boneka hiu kecilmu tidak akan kubuang. Tapi akhir-akhir ini cuaca panas, tikus-tikus itu membawa banyak bakteri patogen. Aku sudah berunding dengan Cheng Yun, kita tidak boleh memeliharanya lagi. Bawa ini dan buang!"
Loli itu tertegun menatapnya.
Apa sih yang sedang diobrolin manusia ini?
Dengan cepat ia kehilangan minat. Melihat manusia ini memegang dendeng sapi tapi tak bermaksud memberinya, ia kembali memeluk boneka hiu kecil sambil berguling-guling di sofa.
"Hmm."
Cheng Yan mengangkat alis, berdiri lalu menatap Tang Qingying: "Sekarang apa lagi taktikmu?"
Tang Qingying tampak bingung: "Ha? Maksudmu apa?!"
Cheng Yan memandangnya dengan tenang.
Tang Qingying melanjutkan: "Bukannya kamu mau membuang boneka jelek ini? Dan tikus itu juga, tidak jadi dibuang?"
Cheng Yan mencemooh ringan melihatnya masih berakting, lalu berjalan keluar: "Membosankan!"
Tang Qingying menggaruk kepala bingung, lalu mengikutinya keluar.
Tiba-tiba, si loli di sofa melirik mereka, sorot matanya menyiratkan remeh.
Cih! Manusia biasa yang bodoh!
Kembali ke kamar mereka, menghadapi tatapan menyelidiki Cheng Yan, Tang Qingying tetap tenang: "Yah, gagal, tapi memang sudah diperkirakan. Dari awal aku sudah bilang, bahkan kalau kamu berhasil membujuk kakak ipar, itu cuma probabilitas tinggi. Kecerdasannya jauh melampaui imajinasi kita, dan dia sudah mengantisipasi. Sementara kamu, bahkan saat menyelidiki saja caranya seperti rumput yang terus tumbuh, sama sekali tidak menggunakan hati."
Cheng Yan memandangnya seperti melihat orang bodoh: "Aku akui dia memang berbeda dari kucing lain, tapi tidak sampai secerdas yang kamu bilang! Itu sudah melebihi kecerdasan banyak manusia! Otaknya kecil sekali, ini tidak sesuai dengan pengetahuan medis dasar!"
"Masih saja bicara soal pengetahuan umum. Harusnya aku bilang kamu terlalu pintar, atau bodoh tak terselamatkan!"
"……" Cheng Yan mengerutkan kening.
“Aku tahu kamu tidak percaya hantu dan makhluk gaib, bahkan jika kamu menyadari fakta ini, mungkin akan kamu jelaskan dengan caramu sendiri, bukan teori-teori yang dulu dibuat orang zaman kuno saat bosan - teori yang berbeda di tiap daerah dan zaman, bahkan saling bertentangan.” kata Tang Qingying, “Tapi bahkan jika dia bukan siluman kucing, jelas bukan kucing biasa. Meski penampilannya mirip kucing, banyak kebiasaannya berbeda dari kucing.”
“Begitu ya...” Cheng Yan kembali terhisap dalam perenungan. Mengenai kebiasaan si loli, memang tak banyak yang bisa dia perhatikan.
Hanya si loli yang suka makan daging sapi dan cabai.
Lalu apa saja kebiasaan unik si loli...
Cheng Yan mulai mengingat-ingat——
Si loli memiringkan kepala dengan keraguan sambil menatap tajam ke arahmu;
Si loli memeluk wortel lalu menggigitnya;
Si loli berputar-putar mengelilingi Cheng Yun;
Si loli menggesekkan kepalanya perlahan di ujung celana Cheng Yun, sorot matanya memancarkan cahaya seperti bintang;
Imut banget~~
Tidak benar!
Aiya!
Cheng Yan buru-buru menggelengkan kepala, melepaskan diri dari fragmen-fragmen loli bertingkah imut di pikirannya. Tapi tiba-tiba ia menyadari, semua memori tentang si loli seolah hanya berisi hal-hal seperti ini!
Ini……
Tiba-tiba Tang Qingying bertanya: "Sudah ingat kan?"
Cheng Yan mengangguk dengan malu: "Ingat..."
Tang Qingyang menjatuhkan punggungnya ke sandaran kursi, menyilangkan tangan di dada, memandangi Cheng Yan di seberang dengan sikap santai: "Aku penasaran, bukannya kamu biasanya mencemooh hal-hal seperti ini? Bagaimana bisa mulai curiga ada yang salah dengan si kecil itu? Kukira wanita berp@yudara kecil tanpa otak dan superfisial sepertimu selamanya hanya akan terpana pada pesona luarnya, takkan pernah menyadari fakta yang jelas ini seumur hidup."
"Kau bilang aku berp@yudara kecil tanpa otak?" Cheng Yan menyipitkan mata. Dari mana keberanian gadis ini?
"Bukan itu poin utamanya..."
"Kau juga bilang aku superfisial?"
“Bukankah begitu? Siapa yang lebih menarik antara kakak ipar dan Kak Cai Qing?”
“Omong kosong! Cheng Yun mana punya daya tarik?”
“Kan! Sudah kubilang.”
“？？？”
