Setelah mengantar kedua adik yang merepotkan itu, Yin Nuxia kembali ke penginapan dengan perasaan iri yang samar.
Dua adik yang jauh lebih muda darinya sudah pergi belajar nyetir, mungkin takkan lama lagi bisa menguasai dan naik mobil. Tapi Sang Kepala Stasiun malah bilang sebaiknya aku jangan belajar nyetir.
Ah…
Mikirin ini saja hati Yin Nuxia sudah sangat lelah.
“Kepala Stasiun, aku mau live streaming.”
Setelah menyapa Sang Kepala Stasiun, Yin Nuxia naik ke studio streamingnya. Dia mengendus pelan, mencium aroma harum tak dikenal yang sepertinya mengandung sedikit rasa permen. Entah mage payah itu semalam ngapain lagi di sini.
Mungkin membuat minuman baru?
Ah sudahlah… Nanti mules!
Menyalakan komputer, meletakkan ponsel di penyangga dulu. Saat layar komputer menyala, dia membuka live streaming yang sudah ditunggu banyak fans. Di layar ponsel, deretan komentar langsung berkelebat.
“Pagi semua.”
“Terima kasih Nuxia sudah bantu aku punya kebiasaan bangun pagi /menyatukan tinju”
“Kebiasaan bangun pagi +1”
“Penyiar bodoh! Gangguan bagi seni immortalku!”
“Semua sudah sarapan belum?”
“Belum……”
“Masih belum……”
“Baru rebus pangsit, siap makan sambil nonton live streaming Nuxia.”
“Kalau semua belum makan, saya mulai sebutin menu ya!”
“Cai Ming: ???”
“Riven brengsek di sebelah aja udah kebiasaan bangun pagi……”
“……”
Yin Nuxia menatap komentar bodoh netizen ini, tanpa sadar menunjukkan senyum konyol. Saat siaran mulai, penonton langsung disambut ekspresinya yang sedang terkekeh lebar.
“Ini ada kabar gembira Ha?”
“Tertawa konyol tiba-tiba...”
“Klaim ekspresi bego Nuxia!”
“Cabut golok!”
Yin Nuxia sedikit menahan senyum, menyatukan tinju ke kamera: “Selamat pagi.”
"Melihat sejumlah besar hadiah melayang di layar, semua hasil 'lelang' dari penggemar demi senyum bodohku," Yin Nuxia sambil merasa geli di selangkangan, sambil bertanya-tanya apakah netizen ini semuanya bebal, akhirnya tak tahan berkomentar, "Kalian semua tajir sampai mau bakar duit ya? ... Eh ada yang bilang IQ gue kurang? IQ kalian yang kurang! Siapa ini, majulah adu satu lawan satu!"
"Cukup! Jangan kirim hadiah lagi!"
"Banyak banget sampai tak habis dipakai!" Melihat hadiah di layar semakin menumpuk, Yin Nuxia mulai khawatir dengan nasib netizen, "Daripada buat ini, mending uangnya dipakai beli makanan enak atau minuman segar gitu!"
Tiba-tiba aliran hadiah di layar mereda, tapi malah muncul sejumlah kapal pesiar mewah dengan komentar "Gue gak mau nurut suruhan lo", "Gue sengaja melawan, ayo lawan gue!". Yin Nuxia merasa lelah berdebat dengan mereka.
Buka permainan, masuk ke dalam tim Supreme Riven. Saat ini masih ada waktu pencocokan yang cukup lama. Biasanya para penyiar lain akan menampilkan nyanyi-tari selama jeda ini, atau membuka game kecil lain seperti menyusun strategi atau membalik kartu. Tapi Yin Nuxia yang tidak bisa menyanyi-menari maupun bermain game kecil itu hanya bisa menyangga rahangnya di meja komputer sambil menatap komentar langsung netizen dan mengobrol ngalor-ngidul dengan mereka.
Ucapan netizen ini kadang sangat menghibur, meski terkadang terasa IQ mereka lebih rendah darinya. Saat mereka sedang jenaka, Yin Nuxia bisa belajar banyak hal-hal aneh yang membuat gaya bicaranya semakin luwes. Saat mereka bertingkah bodoh, itu justru meningkatkan kepercayaan dirinya.
"Le yu... Le yu lü, ini apaan sih? Buat apa aku beli ini?"
"Pedang legendaris itu maksudnya Garen ya?"
“Bukan berlagak, dulu aku terus di rumah sakit jiwa, baru keluar tahun lalu. Aku punya surat keterangan dari rumah sakit jiwa.” Yin Nuxia menyangga rahang bawahnya, vokal malas.
“Beneran! Kalian tidak percaya terserah!”
“Satu bulan, selain beli baju, cuma pakai ratusan yuan... Makanya kubilang jangan ngotot kasih hadiah, uang segitu sama sekali nggak kepake!”
“Sisanya... Sang Kepala Stasiun yang nyimpenin.”
“Ayah ibu sudah lama mati, di rumah kita nggak ada siapa-siapa.”
“Iya, berkat Sang Kepala Stasiun nerima aku!”
“Omong kosong...” Yin Nuxia masih melirik komentar di ponsel, “Sang Kepala Stasiun itu tajir, sama sekali nggak tergiur uang recehku.”
“Udah ah nggak ngobrol lagi, permainan mulai.”
Yin Nuxia baru saja membenarkan postur tubuhnya, bersiap menyelami permainan sepenuh jiwa raga, ketika melihat sejumlah besar hadiah melayang di layar - hadiah-hadiah yang bahkan bernilai tinggi. Teks pendamping bertuliskan "mengusap kepala", "Hmph", "Srikandi malang", "Tenang kami tak menganggapmu gila" dan sejenisnya. Yin Nuxia langsung merasa semua penjelasannya tadi sia-sia belaka.
Permainan dimulai, Yin Nuxia tak lagi melihat komentar langsung. Paling-paling hanya berbincang singkat dengan Supreme Riven tentang apakah klub dan platform Xuandao sudah menawarinya kontrak sejak menjadi atlet profesional.
Satu game berakhir, Yin Nuxia menghela napas: "Ah lima kill palsu ini! Nyaris saja dapat lima kill sejati!"
Kembali ke antarmuka kamar, melirik sekilas layar ponsel. Netizen masih saja mendiskusikan asal usulnya, riwayat penyakit jiwa, dan urusan Sang Kepala Stasiun - bahkan sudah membayangkan drama panggung utuh. Yin Nuxia merasa membosankan, tak berniat memulai percakapan.
Tiba-tiba, pintu ruang penyimpanan diketuk.
Yin Nuxia langsung mengangkat kepala memandang, dan melihat gerakan ini, banyak penggemar lama pun paham.
【Lesung Pipi Kecil】: "Nuxia, kucing peliharaan Kepala Stasiunmu datang lagi bawa yogurt untukmu!"
【Shenshui Qu Youyu】: "Akan bertemu lagi dengan Yang Mulia Loli!!!"
【Chen, Pemelihara Kucing】: "Setiap hari menonton live streaming Yin Nuxia sampai tak berani ke toilet, demi menunggu kemungkinan kemunculan Yang Mulia Loli selama setengah detik ini. Tapi Yang Mulia Loli baru datang dua tiga hari sekali."
……
Namun Yin Nuxia berteriak: "Siapa?!"
Kemudian semua penonton live streaming samar-samar mendengar suara perempuan: "Saya."
Suaranya sangat lembut, tapi begitu merdu, langsung menonjol di antara berbagai kebisingan.
Komentar langsung mendadak kosong selama beberapa detik, lalu kembali ramai.
"Suara dewi!"
"Begitu mendengar suara ini, aku langsung jatuh cinta!"
“Srikandi cepat suruh dia masuk!”
“Ya Tuhan, suara ini terlalu indah...”
“Dalam setengah menit, aku harus melihat wajah pemilik suara ini... Sudahlah, dengan suara seperti ini tak perlu rupa lagi. Hanya mendengarnya saja sudah bisa membuatku ingin menjadi dewa atau mati!”
“Ada perlu apa? Oh masuklah.” Yin Nuxia tampak bingung.
Seiring suara Yin Nuxia, banyak penonton mulai berharap. Hingga siluet berbalut baju musim panas yang memperlihatkan kulit seputih salju beku dengan postur lebih indah dari model manekin, melangkah anggun memasuki jangkauan kamera. Di ujung jaringan internet, tak terhitung penonton yang menahan napas! Andai saja suara Yin Nuxia tidak tetap tenang dan garis-garis kulit di wajahnya masih terlihat samar, mereka mungkin mengira Yin Nuxia menggunakan sound card dan filter kecantikan!
Plak!
Sekaleng Sprite diletakkan Liu Xi di atas meja.
Liu Da Nüshen sambil mengamati antarmuka komputer Yin Nuxia penuh rasa ingin tahu, berkata: "Sang Kepala Stasiun yang menyuruhku mengantarkan ini untukmu."
Yin Nuxia melirik layar ponselnya, di antara komentar langsung yang begitu padat ternyata seolah tak ada yang peduli soal kehadiran loli hari ini, hampir semua orang sibuk menjilat layar.
Saat itu karena dia sedang duduk, Liu Xi berdiri di sampingnya, sementara kamera diarahkan ke wajahnya, sehingga kamera paling-paling hanya bisa menangkap rahang bawah Liu Xi - bentuknya sangat anggun dan menggoda. Selain itu terlihat pula bagian atas tubuh Liu Xi, mulai dari dua paha putih salju seksi yang terlihat dari bawah rok ketat, sampai-sampai Yin Nuxia sendiri pun ingin mengulurkan tangan untuk mencengkeramnya.
Memandang layar ponsel diam-diam, Yin Nuxia bertanya: "Kenapa hari ini bukan benda kecil itu yang mengantarkan?"
Liu Xi menjawab: "Kebetulan aku ada di sebelah dan kosong jadwalnya, jadi Sang Kepala Stasiun menyuruhku mengantarkan. Tapi saat kuantar, Yang Mulia Loli sepertinya agak kurang senang."
“Benarkah? Aneh……”
“Hm.”
“Lagipula hari ini Sprite lho?” Yin Nuxia mengangkat kaleng Sprite itu, menyipitkan mata penuh curiga seolah menemukan kejanggalan, sambil mengulur pertanyaan yang juga muncul di beberapa komentar langsung, "Bukannya selama ini selalu yogurt?"
“Saya tidak tahu. Meskipun Kepala Stasiun memang mengeluarkan yogurt, tapi yogurtnya diberikan kepada Yang Mulia Loli. Beliau menyuruh saya membawakan Sprite untukmu."
“Oh… Hmm??” Mata Yin Nuxia melotot.
“Ada masalah? Kalau kamu lebih suka yogurt, saya akan gantiin.” Liu Xi mengulurkan tangan hendak mengambil Sprite Yin Nuxia.
“Tidak! Tidak perlu, terima kasih!” Hati Yin Nuxia bagai seribu kuda liar berlarian.
“Kalau tidak ada hal lain, saya pergi dulu?”
“Enmmmm……” Yin Nuxia merenung, pikirannya belum sepenuhnya mencerna situasi, sementara penglihatan tepinya menyerap semua komentar langsung di layar ponsel——
"Ya Tuhan, suaranya luar biasa! Dewi sekolah!"
"Postur tubuhnya! Dua kata 'tingkat ekstrem' tak cukup menggambarkan!"
"Pasti wajah dewi ini juga cantik, bisa dilihat dari gaya berpakaian dan cara bicaranya!"
"Bisa dilihat bualan! Tapi setidaknya rahang bawahnya bagus!"
"Dada besar, pinggang ramping, ditambah kaki yang indah, hiss... Ada apa yang hebat dari ini? Cih!"
"Yang di gedung seberang sudah selesai?"
"Minta Srikandi gerakkan 'tangan logam'-nya, geser kameranya!"
“……”
Yin Nvxia merenung selesai, tetap memutuskan untuk memberi sedikit tunjangan pada penggemar-penggemar bermodal otak terbatas ini.
"Kak Xi, aku lagi live streaming nih, udah sampai sini, tunjukin muka dong?"
"Live streaming apa?"
"Cuma menyapa netizen, banyak yang pengin liat kamu."
"Kamu sekarang di..." Liu Xi hanya tertegun sesaat lalu tersadar, segera mengangguk, "Baiklah, caranya menyapa gimana?"
"Ke arah sini!"
"Oh."
Liu Xi membungkuk, menatap kamera pengawas sambil tersenyum anggun, lalu menggerakkan tangan: "Halo semuanya, nama saya Liu Xi, teman... Srikandi. Semoga kalian semua bisa mendukung Srikandi!"
Setelah berkata demikian, ia kembali berdiri tegak.
Komentar langsung tiba-tiba hening sejenak, lalu GUNUNG BERAPI MELETUS!
Hadiah mengalir deras bagai air pasang, komentar langsung hampir menenggelamkan layar, fragmen kenangan di bawah tak terlihat lagi, semuanya mengaku telah jatuh cinta atau meminta Liu Xi muncul kembali.
