Skala diskon yang diberikan Bos Tang saat pembukaan cukup signifikan. Selain kue dan pastry Barat yang sempurna, dia juga meluncurkan roti kemasan besar yang cocok untuk pekerja kantoran atau ibu rumah tangga yang ingin menimbun sebagai sarapan. Setiap pembelian disertai selai gratis, ditambah deretan keranjang bunga dan papan promo menarik di depan toko, membuat bisnisnya ramai sejak pagi buta.
Di seberang jalan, Bos Cheng bersama Mage Kecil dan Liu Xi duduk di sofa, menatap dengan malas kerumunan orang yang sibuk keluar-masuk bakery.
Jumlah kamar di hotel terbatas, dan proses check-in/check-out biasanya terkonsentrasi pada jam-jam tertentu. Hal ini membuat keramaian terus-menerus seperti yang dialami Bos Tang hari ini mustahil terwujud meski bisnis hotel sedang bagus.
Setelah sibuk sepanjang pagi, hujan turun saat siang. Hiruk-pikuk jalanan langsung berubah menjadi kesunyian, memberi kesempatan Bos Tang untuk beristirahat sebentar.
Ia membawa bangku plastik dan duduk di bawah atap pintu, memegang gelas air transparan berisi bunga krisan, kurma merah, serta goji. Boneka panda kecil tergantung di gelasnya. Bos Tang sesekali membuka tutup untuk menyesap, pandangannya mengambang antara hujan dan seberang jalan. Duduk santai namun tetap anggun, ia membuat pejalan kaki yang lewat terpana.
Tetesan hujan dari atap memercik membentuk bunga transparan di depannya. Meski memakai rok dan sandal terbuka, Bos Tang tak takut basah. Justru trotoar di bawah atap telah terkikis deretan lekukan oleh rintik hujan selama bertahun-tahun.
Kelopak bunga yang jatuh di trotoar melekat pada ubin lantai yang basah, menyebarkan aroma wangi di bawah sepatu pejalan kaki.
Tiba-tiba, deretan nada ceria berbunyi dari ponsel Bos Tang.
Ia menarik kembali pandangannya ke depan, dengan santai memutar tutup gelas air lalu meletakkannya di tanah sebelah kiri, baru kemudian mengeluarkan ponsel dari saku.
"Hujan turun, sudah tidak ada orang lagi kan?"
"Hm, sibuk sekali." Tang Qingyan menjawab demikian.
"Hujan deras begini jangan pesan makanan online, nanti menyusahkan kurirnya. Datang saja ke sini untuk makan."
"Ini... tidak merepotkan kan..."
"Urusan sepele saja."
"Kalau begitu baiklah." Kali ini Tang Qingyan menyetujui dengan lebih cepat dari biasanya, tapi segera menambahkan, "Malam ini aku yang traktir kalian. Kalau tidak hujan langsung jalan, kalau hujan ditunda dulu. Sebagai ucapan terima kasih."
"Oke."
Hari ini Cheng Qiuye juga datang, tepatnya beberapa hari terakhir ia sering ke sini, dan diperkirakan akan tetap seperti ini dalam waktu lama. Bahkan jika Sang Mage pergi, masih ada Liu Xi.
Di meja makan, ia kerap melirik Tang Qingyan, lalu memandang Cheng Yun dengan ekspresi aneh.
Cheng Yun hanya bisa pura-pura tidak melihat.
Langit semakin deras menghujani, musim panas memang seperti ini. Namun masih ada pejalan kaki yang menahan payung di jalan, sesekali ada yang masuk ke Toko Roti Qingyan. Saat itu Bos Tang akan meletakkan mangkuk dan sumpit, menahan payung sambil berlari blup-blup melewati satu jalan, baru kembali makan setelah mengantar perpisahan tamu. Meski seringkali tamu hanya jalan-jalan di toko lalu pergi, dia tetap menikmatinya.
Sekitar pukul tiga sore, hujan reda, Toko Roti Qingyan kembali ramai.
Untungnya saat itu Tang Qingying sudah kembali ke hotel, dia juga tidak sedang jaga shift, sehingga menepati janji pagi tadi dengan pergi ke seberang membantu Tang Qingyan menjamu tamu.
Di langit diam-diam muncul satu sambaran pelangi.
Baru ketika menyadari tamu yang sudah keluar pintu tidak pergi jauh, malah menumpuk di depan toko sambil mengangkat ponsel berfoto dan berteriak kaget, kedua saudari yang sibuk itu keluar dan angkat kepala, baru melihat keberadaannya.
Sementara itu, Cheng Yun sedang berada di ruang node.
Ia pertama-tama memeriksa status pengisian energi batu retak Sang Mage, baru kemudian mulai merasakan kemajuan peleburannya dengan ruang node saat ini.
Cheng Yun dan ruang node terus melebur setiap detik, perubahan setiap hari sangat ekstrem. Oleh karena itu, setiap hari ia harus melakukan pemeriksaan kemajuan peleburan untuk memahami peningkatan kemampuan penguasaannya terhadap dunia ini seiring perkembangan proses tersebut.
Jika sekarang ia kembali ke alam semesta luar, saat memanggil ruang node, meski jangkauannya tidak mencakup seluruh planet, namun mampu menutupi mayoritas besar dari bintang ini.
Dalam domain ini, ia adalah Tuhan yang mutlak, bahkan membelah planet menjadi dua bagian pun semudah membalik telapak tangan.
Dalam waktu sepuluh menit, Cheng Yun menyelidiki kemampuannya. Berkat penguasaan yang semakin halus atas ruang ini dan pemahaman mendalam tentang hukum kosmis, kini Cheng Yun sepenuhnya bisa memutus pasokan udara dunia ini, menaikkan suhu ke tingkat yang mengerikan, atau menurunkannya ke titik nol absolut. Menurut pengetahuannya, selain Kayu yang merupakan entitas tak terpahami, tidak ada makhluk hidup yang bisa bertahan dalam suhu setinggi itu, juga tak ada yang bisa bergerak dalam kondisi titik nol absolut.
Titik nol absolut sendiri berarti segala sesuatu diam total, seolah waktu berhenti sejenak.
Masih ada lebih banyak trik kecil...
Seperti memanggil angin dan hujan, kilat dan guruh, kabut atau awan—semua fenomena alam itu sangat sederhana baginya.
Contohnya menggunakan tekanan tinggi untuk memicu fusi elemen tertentu sehingga melepaskan energi dahsyat, tapi ini kurang bermakna baginya karena energi di sini adalah hal yang paling tidak berharga, baik yang terkendali maupun yang meledak.
Ia sendiri adalah penguasa sebuah alam semesta.
Cheng Yun menggelengkan kepala, berbicara sendiri: "Separuh lebih bumi, pergi ke mana saja sudah tidak masalah kan?"
Namun jelas masih terlalu kecil...
Ruang node yang dia panggil memiliki area efektif berbentuk bola berpusat padanya. Karena belum bisa menutupi seluruh bumi, membuktikan radius bola ini＜diameter bumi. Bahkan ke bulan saja harus transit beberapa kali.
Skala kecil ini, jauh lebih kecil dibandingkan Jupiter atau matahari, apalagi tata surya... Di tengah alam semesta, apa artinya tata surya?
"Tetap membutuhkan waktu berlimpah ya..."
Bagaimana jika suatu hari Cheng Yan tiba-tiba ingin mencari kelinci bulan bumbu lima rempah pedas di sana? Harus bisa tiba langsung dalam satu langkah, baru bisa menunjukkan betapa hebatnya kemampuan kakak laki-laki!
Satu langkah sampai membuktikan jarak ke bulan belum jadi batas maksimalku. Mungkin aku bisa mencapai Kepler-186f? Tapi jika butuh dua langkah, artinya satu langkahku cuma separuh jarak ke bulan. Selisihnya kalau dibulatkan mencapai ratusan juta kali!
Menggelengkan kepala untuk melepaskan pikiran kacau-balau di benaknya, Cheng Yun baru bisa menenangkan diri dan melanjutkan penelitian Teknik Rahasia Panjang Umur.
Malam harinya, Bos Tang mengajak mereka makan kepala ikan kodok pedas di restoran Meiwā Yútóu yang letaknya tak jauh dari hotel. Semua memutuskan untuk jalan kaki saja, lagipula cuaca setelah hujan cukup sejuk, bisa sekadar jalan-jalan.
Maka seluruh staf hotel SEKALI LAGI mangkir dari pekerjaan.
Berjalan di jalanan, Tang Qingyan memimpin di depan, sementara Tang Qingying menempel di samping Cheng Yun, bersemangat menceritakan pelangi yang dilihatnya hari ini.
"Itu pun pelangi ganda! Satu di luar dan satu lagi di dalam, benar-benar mengesankan!"
"Ah... Mengapa aku harus tidur siang ya!" Cheng Yun berpura-pura menyesal mengikuti alurnya.
"Iya, Kakak Ipar tidak melihatnya benar-benar disayangkan! Kabarnya melihat pelangi akan mendatangkan rejeki, apalagi melihat pelangi ganda pasti rejekinya dua kali lipat!" kata Tang Qingying.
"Rejeki seperti apa?"
"Hmm, pokoknya berbagai macam rejeki baik. Banyak acara TV dan film yang bilang begitu, setiap daerah juga punya istilah berbeda." Tang Qingying berpikir sejenak, "Misalnya permohonan bisa terkabul, dapat keberuntungan, pasangan yang melihatnya bisa sampai ubanan. Ada film Korea yang ngomong gitu, terus orang jomblo yang lihat bisa dapet pacar..."
"Kalau aku lihat pelangi ganda..." Cheng Yun merenung beberapa detik, "Apa bisa punya dua pacar?"
"Ngaco banget sih..." Biasanya Tang Qingying jago bercanda, tapi kali ini wajahnya memerah tanpa alasan jelas.
Tang Qingyan yang memimpin di depan tak kuasa menahan senyum mengembang.
Sebenarnya sejak tadi dia pura-pura tak mendengar obrolan di belakang, tapi kalimat terakhir itu bikin nggak tahan—Andai dulu dia dengar Cheng Yun ngomong begitu, pasti sudah ditinjunya dua kali!
Sayang sekarang sudah nggak bisa mukulin dia lagi.
Sampai di toko, semua orang duduk di meja bundar besar. Kami bergiliran melihat menu lalu memesan makanan.
Sambil mengobrol sembari menunggu makanan dihidangkan.
Di seberang ada toko selebritas internet warung chuanchuanxiang yang sudah puluhan tahun berdiri. Tak perlu dikatakan, antrean sudah mengular. Dibandingkan dengan toko kami yang sepi-sepi ramai, suasana di sana jauh lebih meriah.
Melalui kaca patri, Yin Nuxia tak tahan mengecup bibir: "Enak banget sampe orang rela antri begini? Kayak zaman dulu makan mi Yang Chun di pinggir jalan, masing-masing duduk di bangku kecil."
Tang Qingying berkata: "Toko ini terlihat sangat usang. Tak kusangka ada warung viral di dekat hotel kita!"
Tang Qingyan meneguk teh kuxiushi: "Sudah berdiri puluhan tahun. Rasanya cukup enak, tapi menurutku cuma biasa saja. Mungkin karena reputasinya bagus, ditambah aplikasi video pendek sekarang sangat maju. Begitu di-"" langsung jadi toko viral."
Tang Qingying mendengar itu bertanya: "Kamu pernah makan di sana?"
"Hm."
Tang Qingyan secara bawah sadar menggunakan penglihatan tepinya untuk melirik Cheng Yun, tapi dia mengatupkan bibir, hanya berkata biasa saja: "Aneh apa kalau aku pernah makan di sini? Kakakmu ini kan kuliah di Jinguan, jajanan terkenal di gang-gang mana yang belum kucoba... Waktu kami makan di sana, itu belum jadi toko selebritas internet, tapi sudah sangat populer, bisnisnya sangat ramai. Sayang sekarang harus antre, aku tidak suka ngantri..."
Cheng Yan yang diam-diam mengamati di samping berhasil menangkap tatapan Tang Qingyan itu, lalu dia langsung menyambung: "Aku juga tidak suka antre. Meski aku pecinta makanan, tapi disuruh antri 1-2 jam? Benar-benar tidak tahan!"
Cheng Yun mengangguk santai: "Hm..."
Tang Qingying hanya berkata "Oh", tidak bertanya lagi.
Tak lama kemudian, sepanci besar kodok lezat dihidangkan.
Bos Tang yang menjamu langsung menyapa, sambil menuangkan minuman untuk semua orang. Para hadirin pun serentak mengambil sumpit.
Yin Nuxia menjepit seekor katak putih dan lembut, tak sengaja membelalakkan matanya menatap tajam katak ini, menelan ludah sambil berkata: "Kodok bisa dimasak begini? Direbus sampai putih mulus, kaki terbuka lebar, Waah, mirip seperti manusia!"
Tang Qingying sumpitnya sudah menjulur ke dalam panci, mendengar perkataannya terhenti sejenak.
Beberapa saat kemudian, ia pura-pura tak ada masalah melanjutkan menjepit katak, menjelaskan: "Ini bukan kodok, tapi katak. Lalu, Kak Yin Dan jangan sembarangan bikin perumpamaan, bikin merinding..."
"Sama saja lah!"
"Kak Yin Dan dulu pernah makan kodok?" tanya Cheng Yan.
"Pernah, dibakar," jawab Yin Nuxia sambil lalu, "Sama sekali tidak enak. Kulitnya dikupas dibersihkan, dilempar ke api, tanpa bumbu."
"...Kak Yin Dan makanlah lebih banyak." Cheng Yan merasa gadis ini memprihatinkan.
"Siap!"
“……”
Cincin cahaya keibuan yang baru muncul di Cheng Yan langsung terhambur setengah oleh "Siap!" bernada kental itu.
