"Ini sarapan hari ini, 23 porsi."
Tang Qingyan membawa dua kantung besar masuk ke lobi, meletakkannya di atas meja resepsionis. Matanya tak sengaja melirik ke samping dengan tanda tanya, namun segera menyadari ketidak sopanan itu. Ia kembali melirik makanan sarapan para hadirin: "Porsi kalian cukup mewah ya."
Cheng Yun menawarkan: "Mau mencoba?"
Tang Qingyan melambaikan tangan: "Sudah sarapan."
Saat itu Liu Xi menyeka mulutnya, menyimpan ponsel sambil berkata: "Aku sudah selesai."
Cheng Qiuye berdiri dan kembali mengenakan masker, memandang Lin Yuanwu yang bertingkah aneh dan Zhu Jiayan yang wajahnya memerah malu: "Ayo kita pergi!"
Zhu Jiayan menarik lengan Lin Yuanwu.
Baru setelah keempat orang itu pergi, Tang Qingyan penasaran bertanya: "Ada apa dengan orang tadi? Wajahnya seperti baru mengalami pukulan berat."
Mendengar itu, Cheng Yun juga mengangkat kepalanya. Ia pun merasa heran.
Gadis kecil Yu Diam-diam mengangkat kepala, pandangannya menembus pinggiran mangkuk, tapi tak ada yang menatap balik. Justru si loli yang merasakan sorot matanya lalu menoleh ke arahnya. Dengan pasrah, Yu terpaksa saling pandang dengannya sejenak untuk menutupi rasa canggung.
Tang Qingying berkata: "Karena Kak Cai Qing pergi, dia sedih."
Tang Qingyan terkejut: "Seberlebihan itu? Apa hubungan mereka dekat?"
Cheng Yun mengerutkan kening: "Mereka tak terlalu akrab. Jangan-jangan ini alasannya?"
Tang Qingying dengan tenang meneguk bubur panas: "Bukankah ini sederhana? Tuan Muda Lin itu sedang kasmaran sepihak."
"Hm?"
Cheng Yun dan Tang Qingyan sama-sama tertegun.
Tapi kemudian Cheng Yun menyadari, selain mereka berdua, semua yang lain - Cheng Yan, Yu Dian, Yin Nuxia, bahkan si loli - tetap tenang. Situasi ini justru membuat mereka berdua terlihat canggung.
Tang Qingyan segera menekan volume suaranya, berkata pelan: "Tapi... mereka berdua kan pemuda!"
Tang Qingying memegang mangkuk kartun pink sambil memalingkan wajah, meliriknya dengan tenang lalu berujar perlahan: "Makanya, saat kau benar-benar jatuh cinta pada seseorang, tak ada yang bisa menghalangi. Entah Tuhan maupun takdir."
Tang Qingyan: "……"
Cheng Yun juga langsung tertunduk malu.
Gadis kecil Yu Dian diam-diam mengangkat kelopak matanya, pura-pura sedang mengamati lauk di meja.
Cheng Yan menarik sudut bibirnya, jempolan!
……
Awalnya Liu Xi mengantar sarapan tanpa dibayar mahal. Kini ia telah resmi bertugas, tentu tak pantas lagi mengurus pengiriman sarapan sepenuhnya. Tapi Bos Cheng setelah pertimbangan matang, tetap tak membatalkan layanan sarapan. Alih-alih, tugas itu dibagikan ke resepsionis. Siapa yang jaga shift siang akan bertanggung jawab mengantar sarapan sekaligus menikmati profit yang tak sedikit.
Ini bisa dibilang menambah sedikit beban kerja untuk pekerjaan resepsionis yang sepi, sekaligus meningkatkan pendapatan besar.
Setelah sarapan, Cheng Yan dan Tang Qingying pergi kursus mengemudi.
Naqu pergi kerja ke klub.
Yin Nuxia live streaming.
Tiba-tiba hanya tersisa Cheng Yun dan gadis kecil Yu Dian yang duduk di resepsionis. Gadis Yu Dian harus mengantar sarapan ketika waktunya tiba. Saat Cheng Yun duduk sendirian dalam keheningan, ia tiba-tiba merasa suasana menjadi sepi.
Beruntung, masih ada si loli.
Loli kecil itu menggigit hamsternya turun, lalu duduk bersama si hamster di atas meja resepsionis. Tamu yang lalu-lalang sering ingin mengelus loli atau hamster kecil itu, tapi si loli akan mengusir mereka tanpa ampun.
Tiba-tiba ponsel Cheng Yun berbunyi "ding".
Si loli dan hamster kecil langsung memalingkan kepala. Satu menatap langsung ke Cheng Yun, satu lagi mencari sumber suara - memperlihatkan perbedaan IQ yang jauh.
Cheng Yun mengambil ponselnya dan melihat sebuah SMS yang terlihat seperti spam berita dari operator telekomunikasi, dengan judul sensasional——
Mata Langit Tiongkok Akhirnya Konfirmasi, Peradaban Alien Sedang Mendekat!
Di bawahnya ada sebuah tautan.
Cheng Yun mengkliknya dan menemukan artikel dari situs tak jelas yang awalnya membahas laporan observasi bersama dari Pusat Observasi Teleskop Radio Bonn, Jerman dan Pusat Astrofisika Harvard, AS beberapa waktu lalu, kemudian memuji-muji kemampuan Mata Langit Tiongkok dengan beberapa paragraf dan gambar, baru di akhir mengumumkan hasil observasi dan analisis resmi dari Mata Langit Tiongkok.
Dibandingkan laporan samar sebelumnya, hasil observasi Mata Langit jauh lebih jelas dan akurat.
Alien memang sedang mendekat, motif kedatangan tak diketahui!
Tapi postur tubuh mereka raksasa, tidak mengirim sinyal ke Bumi sebelumnya, bahkan menyamarkan sinyal mereka sendiri, mendekat dengan kecepatan tinggi... baru sekarang terdeteksi manusia planet... sama sekali tidak terlihat seperti datang untuk dialog damai.
Cheng Yun mengangkat kepala, melihat loli dan tikus kecil berbaring di pinggiran desktop resepsionis, melirik ke arah ponselnya.
"Kalian berdua benda kecil ini..."
Ia menepuk kepala mereka berdua: "Lihat juga tidak paham, masih semangat buta!"
"Huu~~"
Si loli bergumam tak terima, lalu mengulurkan cakar kecilnya untuk mengelus kepala hamster, seolah menghiburnya.
Dua tamu yang lewat melihat adegan ini, ekspresi mereka sangat memukau.
……
Bambu hias tak tahu kenapa mulai layu, He Chengze dengan santai menuangkan sisa setengah gelas air ke potnya, lalu duduk menatap tanaman itu dengan tenang.
Seseorang di sebelahnya mengerutkan alis: "Masalah peradaban luar angkasa, bisakah beliau mengurusnya?"
He Chengze tidak menoleh: "Siapa tahu? Atasan menyuruh bagaimana, kita lakukan saja. Tapi jika benar ada peradaban ekstraterestrial mendekat, kalau mereka berniat jahat, selain beliau siapa lagi yang bisa menangani?"
Lalu terdengar helaan napas panjang.
Alien, betapa jauhnya kata itu.
Namun mereka telah lama tahu Bumi tidak lagi sepi, bahkan alam semesta ini pun tak lagi sendiri.
Tiba-tiba sebuah suara terdengar: "Ada balasan!"
"Apa katanya?" He Chengze berbalik dengan cepat.
"Dia bilang: Akan kudatangi untuk berunding. Jika mereka berniat jahat, akan kuhaluskan, tak perlu khawatir."
"Akan kuhaluskan..." He Chengze bergumam pelan.
"Dia sudah tahu sebelumnya? Percaya diri sekali!" Suara lain menyahut, disusul dua decak lidah, entah mengagumi apa.
"Laporkan segera ke atasan! Mereka yang akan putuskan langkah selanjutnya."
"Ya... Ada pesan lagi."
"Apa?!"
"Katanya: Ada barang untuk kalian, ambil di tempatku."
"Barang apa... Segera suruh orang menjemput!" kata He Chengze sambil mengisi kembali gelasnya, lalu kembali duduk di kursi utama.
……
Hanya 20 menit, dua pemuda berjas rapi datang ke Cheng Yun mengambil barang. Kedua pemuda itu bekerja dengan teliti tanpa cacat, hanya melirik penuh tanya ke arah Cheng Yun dan hotel biasa-biasa ini - jelas hanya melaksanakan perintah.
Tak lama kemudian, Cheng Yun mengajak si loli pergi belanja sayur.
Baik itu data teknis fusi nuklir terkendali maupun armada alien yang akan datang, tak ada yang mampu mengganggu sikap mentalnya.
Asin ya tetap harus asin.
Teknologi fusi nuklir tak perlu dia pelajari. Tugasnya hanya menyerahkan data, biar orang lain yang pusing. Armada alien pun sederhana baginya - tak ada kekuatan di alam semesta ini yang berani menantang Bos Cheng.
Usai belanja, Cheng Yun naik ke atap gedung saat matahari pagi belum terik. Sambil duduk santai menyeruput teh dari kendi, ia mengeluarkan laptop dan mulai mengetik gesit.
"8 Agustus 2018, Rabu, subuh hari."
“Beliau Sang Mage telah pergi...”
“Kita akan bertemu lagi, mungkin saat itu ia sudah bukan lagi seorang mage kecil...”
“Pukul sembilan pagi, aku akan melakukan fusi nuklir terkendali...”
“Huu... huu...”
Loli kecil itu berdiri di atas meja kopi, memiringkan kepala kecilnya sambil menatap tajam ujung pena Cheng Yun. Sesekali ia mengangkat kepala untuk melirik Cheng Yun, hujan meteor turun di mata besar yang indah itu.
Akhirnya ia duduk manis, terus menerus menatap Cheng Yun tanpa berkedip.
Saat Cheng Yun menutup laptop dengan suara bum, loli itu sudah sepenuhnya berbaring di meja. Dua cakar depan terbuka lebar, rahang bawah menempel pada permukaan meja, mata yang tak berkedip memandang ke atas, bayangan wajahnya yang memesona tercermin di kaca meja.
Cheng Yun meliriknya, lalu mengulurkan jari untuk menunjuk hidungnya: "Kulihat kekaguman pada intelektual di matamu."
Loli kecil itu langsung berdiri, menganggukkan kepala kecilnya.
Ia memang sangat mengagumi!
Cheng Yun tertawa: "Kamu iri tidak?"
Loli memiringkan kepalanya menatapnya.
Cheng Yun melanjutkan: "Kalau mau jadi orang berpengetahuan luas dan berbakat sepertiku, harus rajin belajar, banyak mengerjakan PR, dan patuh."
Loli: "？？？"
Cheng Yun melihat jam, belum pukul sebelas, lalu menoleh ke Dahua dan Erhua bertanya penuh perhatian: "Cai Qing sudah pergi, kalian berdua sedihkah?"
Dahua menggelengkan kepalanya bagai tertiup angin, benang sarinya samar-samar menampilkan dua titik hitam. Melihat tak ada orang lain di atap gedung, raut wajaknya langsung menjadi jelas, menunjukkan ekspresi meremehkan sambil membalas bertanya: "Apakah manusia cuma bisa mengulang perkataan orang lain?"
Erhua menyahut: "Tadi pagi, si Cheng... Cheng Er sudah menanyakan hal yang sama!"
Dahua memandangnya bingung: "Siapa itu Cheng Er?"
"Aku... aku lupa namanya."
"Lalu hubungannya dengan Cheng Er bagaimana."
"Da... Dahua Erhua, Cheng Da Cheng Er."
"Aku tidak bernama Dahua!" Dahua menggeram dengan marah, "Kami adalah Dewa Bunga yang merdeka dan mulia, bukan bernama Dahua dan Erhua!"
"……Cheng Yan sudah menanyakan ini tadi." Cheng Yun mengangkat bahu, "Lagipula aku cuma ingin menunjukkan perhatian pada kedua bunga ini. Kalau Cheng Yan sudah mewakiliku, tak perlu kutanya lagi."
