“Baguslah.”
Saat Cheng Yan sedang berbicara, tiba-tiba terdengar suara Cheng Yun dari belakang: “Tunggu sebentar!”
Ia menoleh, ingin bertanya ada apa, tapi melihat Cheng Yun juga menunjukkan ekspresi pasrah.
Pandangannya menembus Cheng Yun ke belakang, melihat Yin Nuxia menarik pergelangan tangan gadis kecil Yu Dian, sedang mendongak melihat beberapa ekor monyet yang duduk berjajar di atas, sambil terus mengajak mereka bicara.
“Hei, kalian makan apa?”
“Enak tidak?”
“Ditemani matahari sebesar ini tidak gerah?”
“Kok diem aja sih?”
“Hmm! Hmm! Hmm! Oo! Oo! Oo!”
“Cicit! Cicit! Cicit!”
“Guk!”
“Auu~~”
“Ha!!”
Setelah mengeluarkan suara aneh terakhir, Yin Nuxia secara bawah sadar memalingkan wajah, tapi mendapati si loli sedang menatap tajam padanya melalui kaca tas kucing dengan ekspresi datar, seolah sedang melihat seorang...
Yin Nuxia menggelengkan kepala dengan keras melepaskan pikiran kacau-balau yang merusak hati, balas melotot pada si loli: "Ngapain lihat-lihat! Kamu saja yang bicara dengannya, lihat apakah ucapannya bisa dimengerti! Eh mungkin dia memang paham, kalian kan sama-sama binatang..."
Si loli langsung marah: "Ha!!"
"Cicit! Cicit! Cicit!"
Suara melengking membuat Yin Nuxia kaget. Saat mengangkat kepala, monyet-monyet yang berderet di atas kandang itu sudah kabur sambil menjerit-jerit, tampak ketakutan bukan main.
Yin Nuxia juga agak terkejut: "Demi langit, benar-benar paham ya!"
Ia kembali menatap loli kecil itu dengan bingung: "Tapi kalian satu kucing, satu monyet, bahasa yang digunakan juga berbeda…"
Loli kecil itu semakin murka, menunduk sambil menatapnya mati-matian.
Yin Nuxia tentu sama sekali tidak takut, bahkan menggerutu karena monyet-monyetnya kabur ketakutan.
Tapi tak apa, di belakang masih banyak monyet lainnya.
Jalan lurus ini membentang dari area panda dan monyet menuju area singa-harimau-beruang, di sebelah kanannya terdapat deretan kamar berisi berbagai jenis monyet.
Yin Nuxia terlihat sangat tertarik dengan monyet-monyet ini, selalu ingin mengganggu mereka.
Saat mereka tidur, ia berteriak tiba-tiba!
Saat saling menyisir bulu, ia memaksa mengobrol!
Saat mereka makan, ia mengintip melalui kaca.
……
Syukurlah jalan ini ada bayangan pohon, matahari tidak terlalu terik. Jika tidak, Cheng Yun dan yang lain yang mengikutinya berjalan lambat-lambat ini pasti sudah terpapar matahari sampai berubah menjadi bentuk hidup tak berarti.
Cheng Yan masih berkomentar dengan terharu: "Kak Yin Dan energinya benar-benar meluap-luap!"
Tang Qingying memanfaatkan kesempatan ini menjulurkan kedua kakinya dan melangkahi satu langkah besar, langsung sampai di samping Cheng Yun, memasukkan Cheng Yun ke dalam payungnya. Dengan santai dia melanjutkan percakapan Cheng Yan: "Syukurlah evolusi Kak Yin Dan cepat, sudah berubah menjadi wujud manusia. Kalau tidak, pasti dia sudah berada di dalam kandang sekarang."
Cheng Yan menatap tajamnya dengan ekspresi datar.
Cheng Yun juga merasa kepasrahan, tapi tidak bisa berkomentar apa-apa.
Melihat ekspresi manis "rencananya berhasil" di wajah Tang Qingying di sebelahnya, dia menghela napas lalu menerima gagang payung sambil berkata: "Biarkan aku yang pegang."
Tang Qingying lebih pendek darinya sekitar sepuluh sentimeter. Baik secara emosi maupun logika, memang seharusnya dialah yang mendorong payung ke atas saat ini.
Tang Qingying langsung bersyukur, langsung melepas tangannya.
Berjalan di samping Cheng Yun, kedua tangannya tak bisa menahan diri untuk bergerak-gerak kecil mengikuti kegembiraan hatinya, membuat Cheng Yan di belakangnya hanya bisa terdiam tak tahu harus berkata apa. Liu Da Nüshen buru-buru mengalihkan pandangan pura-pura tidak melihat, seolah takut terseret dalam pusaran politik.
Setelah berjalan lebih jauh, akhirnya tidak ada monyet lagi.
Kehilangan teman bermain, Yin Nuxia mempercepat langkahnya melompat-lompat ke depan rombongan, menyiksa gadis kecil Yu Dian yang terus-menerus ditariknya.
Depan adalah distrik beruang.
Kebun Binatang Jinguan saat ini hanya memamerkan tiga jenis beruang: Beruang Hitam Asia, Beruang Matahari, dan Beruang Cokelat Gunung Langit. Binatang buas seperti ini jarang terlihat oleh penduduk daratan, bahkan bisa dibilang mustahil ditemui, sehingga langsung menarik minat Yu Dian, Cheng Yan, dan lainnya.
Yin Nuxia justru meremehkan, semua hewan ini pernah ia temui sebelumnya meski ada sedikit perbedaan. Terutama makhluk kecil agresif semacam ini, dulu sering ia tangani.
Tidak ada yang istimewa!
Yin Nuxia merasa begitu.
Beberapa beruang di kebun binatang ini sangat cerdas: mendekati turis untuk minta makanan, membungkuk hormat, duduk manis dengan patuh sambil menatapmu penuh harap. Beruang hitam bahkan melambaikan cakar. Saat itu dua ibu-ibu paruh baya sedang melemparkan camilan ke kandang.
Yin Nuxia menyapu sekilas ke samping, menemukan setidaknya empat papan peringatan bertuliskan "Dilarang Memberi Makan!" Bergumam, "Orang-orang ini buta semua apa?"
Ibu paruh baya itu menoleh tajam, terkejut melihat bekas luka di wajahnya. Tanpa bicara, menarik kembali pandangan dan terus melempar makanan ke beruang sambil tertawa.
Cheng Yun terbahak-bahak: "Tadi kamu hampir mengalami malapetaka, tahu?"
Yin Nuxia memiringkan kepala: "Kenapa?"
Cheng Yun tersenyum tanpa bicara.
Tak lama menonton, semua orang meninggalkan area karena bau kandang beruang terlalu menyengat. Melanjutkan perjalanan ke Area Singa, Harimau, dan Macan Tutul.
Pertama-tama adalah singa.
Beberapa singa Afrika berbaring di ranjang papan kayu tertidur lelap sambil mendengkur keras, memperlihatkan perut dan mengangkat kaki, namun tetap cepat menarik minat si loli kecil.
Si loli kecil merasa benda-benda kekuningan kusam ini agak mirip penampilannya, hanya saja posisi tidur mereka jelas salah.
"Tidak bergerak sama sekali," kata Cheng Yan dari samping.
"Huu?"
Si loli kecil memalingkan wajahnya dan meliriknya dengan mata besar, lalu kembali menatap singa-singa jantan gagah perkasa itu. Ia membuka mulutnya kecil-kecil, meniru gaya Yin Nuxia saat menakuti monyet tadi sambil mempersiapkan diri, baru tiba-tiba berkata: "Brengsek!"
Tubuh singa-singa jantan itu bergetar hebat, langsung bangkit dengan gigih disertai bunyi ranjang kayu yang bergemeletak, bergoyang-goyang tak stabil.
Beberapa singa jantan yang terbangun berdiri tegak, bulu tengkuknya halus terurai, namun tak memiliki kewaspadaan layaknya binatang buas seharusnya. Mereka kebingungan memandang sekeliling, seolah berusaha mencari sumber ketakutan yang tadi mengganggu mereka.
Si loli kecil menyapa: "Huu, huu..."
Para singa itu sama sekali tak menyadari kehadirannya. Dengan tatapan kosong, mereka menatap tajam beberapa manusia di balik kaca.
Si loli kecil mulai kesal: "Huu!!"
Para singa itu melompat kaget, hampir berpencar, lalu akhirnya menemukan sumber suara - sosok mungil yang bersembunyi di dalam tas kucing...
Si loli kecil pun terpaku menatap mereka.
Saat para singa itu berdiri, barulah semua orang menyadari betapa dahsyatnya tekanan psikologis yang bisa diberikan predator puncak rantai makanan ini. Tubuh mereka seukuran anak banteng, namun dengan postur atletis dan energi mematikan yang terpendam.
Si loli kecil juga merasa iri.
Dari sudut ini ia tak bisa melihat Da Wang—kalau saja Da Wang tidak melarangnya tumbuh besar, seharusnya tubuhnya sudah sangat besar! Dan pasti bisa berkembang menjadi raksasa... lebih besar dari benda-benda kekuningan kusam ini, bahkan melampaui semua Raja Padang Salju!
Dari posisinya, yang terlihat justru beberapa manusia lain yang berkerumun di balik kaca, mengintip ke dalam dengan penuh rasa ingin tahu.
Setelah ragu sebentar, si loli kecil kembali mengeluarkan suara "Huu".
Singa-singa jantan itu terlihat bingung, namun serentak melangkah mendekati kelompok manusia. Mereka berdiri tegak di balik kaca, seolah sedang menyambut tatapan penuh rasa ingin tahu dari para pengunjung.
Tang Qingying tak bisa menahan decak kagum: "Sangat besar!"
Dari kejauhan masih terdengar riuh teriakan para turis asing. Cheng Yun menoleh dan melihat mereka berdiri di seberang jalan raya, juga menatap tajam ke arah singa-singa di gunung batu, namun sepertinya malu untuk mendekat.
Cheng Yun mengatupkan bibir dan mengabaikannya. Namun dalam kecepatan ia menggoyangkan kepala, ia mendapati Tang Qingying telah meremas ujung lengan bajunya. Gadis itu tidak melakukan apa-apa selain terus menarik-narik bagian tersebut.
Meski ketahuan, Tang Qingying tidak menunjukkan ketegangan. Dengan berlagak antusias, ia menggoyangkan lengan sambil berkata: "Kakak ipar lihat, bulu mereka panjang sekali!"
Cheng Yun mengangguk: "Iya ya."
Usai menggoyangkan, tangannya masih belum dilepaskan.
Baru setelah Cheng Yun menepuk tangan gadis itu, Tang Qingying melepaskan pegangannya.
Tang Qingying selalu mempertimbangkan batasan dengan cermat, tak pernah membuat kakak ipar merasa tidak nyaman. Bahkan terkadang ia sengaja menghindari kesempatan untuk "dihubungkan dengan isu ideologi". Contohnya di musim dingin, ia akan menjepitkan tangan dinginnya di sela rusuk Cheng Yun, namun sebelumnya selalu memanaskan tangan di bawah topi mantel luar terlebih dahulu. Kini di cuaca panas terik, jurus itu tak bisa dipakai. Menyandarkan tangan pun tak diperbolehkan, maka menarik-narik ujung jubah saja sudah membuatnya puas.
Menarik ujung jubah tentu tak bisa merasakan apa-apa, ini mewakili sikap keakraban. Dengan bertahap seperti pisau tumpul mengiris daging, Siswa Tang Yao Yao yakin keinginannya akan terkabul.
Gunung Singa bersebelahan dengan Gunung Harimau.
Lingkungan Gunung Harimau jauh lebih baik. Di atasnya ada air terjun buatan yang mengalir deras seperti kain putih, sungai kecil berdesir, jembatan kayu, pepohonan, gua, juga tempat tidur kayu. Harimau Cina Selatan dan Timur Laut dipisahkan, tapi keduanya jauh lebih aktif dibanding singa Afrika. Hanya saja cara keaktifan mereka... selalu membuat orang merasa sangat tidak nyaman.
Mereka terus-menerus mengitari pinggiran Gunung Harimau tanpa henti, seolah tak kenal lelah, tak melakukan hal lain selain berjalan.
Orang di luar berteriak, mereka tak mendengarkan.
Ada yang mengetuk kaca, mereka berpura-pura tidak melihat.
Terus berjalan secara mekanis, mata tak melirik ke samping, mengabaikan segala sesuatu di sekitarnya.
Loli kecil melirik Cheng Yan dengan wajah bertanya: "Huu?"
Cheng Yan mengira ia bertanya mengapa mereka berlari buta seperti ini, lalu berbisik menjawab: "Kemungkinan mereka sakit."
Sakit?
Kalau begitu tidak bisa dijadikan makan malam.
Si loli menunjukkan penyesalan yang dalam, mengeluarkan suara "Huu" lagi.
Beberapa ekor harimau langsung tubuh bergetar, langsung waspada memandang ke arah loli. Kali ini mereka akhirnya agak mirip hewan...bukan mesin berbalut kulit.
Loli tetap menggunakan ilmu mengendalikan mereka mendekat, menunjukkan postur tubuhnya dari dekat kepada semua orang.
Harimau Cina Selatan bertubuh lebih kecil, sementara harimau timur laut bahkan lebih besar daripada singa Afrika, membuat beberapa orang terkagum-kagum.
Beberapa orang asing di belakang juga kebagian rezeki melihat.
Sejak Cheng Yun dkk pergi, singa Afrika yang tadinya mendekat ke kaca langsung lari ke tempat terjauh dari kaca bersembunyi. Mereka tak bisa berbuat apa-apa kecuali terus berjalan maju, jadinya seperti sedang mengikuti rombongan Cheng Yun.
Hanya Yin Nuxia yang terlihat meremehkan——
Dia belum pernah melihat singa, tetapi terlalu sering melihat harimau. Di dunianya, banyak harimau yang melukai manusia. Ada juga jenis harimau yang selalu beraksi berpasangan. Orang persilatan yang melewati hutan pasti akan berhadapan dengan serangan mereka. Jika tidak punya kemampuan, pasti akan memberikan jawaban di sana.
Di depan, ada seekor Harimau Putih yang sedang tidur. Loli juga membangunkannya dan memanggilnya untuk memberikan salam kepada bos-bos besar.
