Melalui diplomasi Tiongkok, Delegasi Bumi akan bertemu dengan pihak Armada Penjelajah pada tanggal 10.
Hari ini baru tanggal 7 September.
Tanpa Cheng Yan dan Tang Qingying, hotel terasa jauh lebih sepi. Untungnya Cheng Qiuye datang setiap hari untuk numpang makan, dengan dalih belajar lebih banyak dari Guru Liu.
Sebagai selebriti, sepupu perempuan dari pihak ayah ini sangat tertarik pada berita aktual. Sepanjang pagi dia menonton berita, setiap menemukan hal mengejutkan atau menarik langsung dibagikan ke semua orang. Lama kemudian baru sadar: "Hah, kenapa kalian sama sekali tidak antusias? Semalam alien sudah mendarat di bumi, tepatnya di _No Man's Land_ barat laut! Jaraknya sangat dekat, bahkan jet tempur kita pun bisa mencapainya dalam waktu singkat, apalagi pesawat alien! Masak sih kalian tidak peduli?"
Cheng Yun menguap lebar: "Jangan banyak mikir deh."
Yin Nuxia menyelipkan tiga pangsit goreng sekaligus ke mulutnya. Wajahnya yang kecil langsung berubah seperti hamster, kedua pipinya menggelembung penuh. Jelas-jelas tidak bisa bicara.
Dia sama sekali tidak bermaksud bicara dengan sepupu perempuan dari pihak ayah, bahkan sudah mendengar atau tidak pun masih belum pasti. Setelah mengunyah pangsit goreng di mulutnya hingga hancur dan menelannya, langsung menyelipkan tiga lagi ke dalam mulut.
Berulang beberapa kali...
Sepupu perempuan dari pihak ayah menarik pandangannya dari wajah Yin Nuxia, menelan ludah pelan, lalu menghadap Cheng Yun dan berkata dengan serius: "Ini urusan besar seluruh umat manusia, menyangkut masa depan kita, mana mungkin aku tidak pusing!"
Cheng Yun malas menanggapi.
Melihat adiknya tidak mau mengajaknya bicara, sepupu perempuan itu cuma bisa cemberut dan mendengus, diam-diam mengambil ponsel.
Kalau adik tidak mau main dengannya, ya terpaksa main sendiri.
Ini semua gara-gara waktu kecil dia tidak berhasil membangun kewibawaan sebagai kakak, sampai sekarang si adik sama sekali tidak menganggapnya penting. Lagipula sekarang dia bahkan tak bisa mengalahkannya—
Grrr!
Hari ini sepertinya mulai mendingin, langit tampak muram, angin berhembus kencang di mana-mana, samar terdengar desau angin yang menderu, jauh lebih sejuk dibanding hari-hari sebelumnya.
Setelah makan, semua orang masih duduk sebentar di atap gedung, menikmati kesejukan yang langka ini sambil mendiskusikan masalah keberadaan Liu Da Nüshen setelah terkenal - seiring bertambahnya popularitas Liu Da Nüshen, suatu hari nanti ia pasti akan memiliki banyak penggemar. Meskipun kedatangan peradaban ekstraterestrial memperlambat proses ini secara signifikan, tetap saja ini adalah keniscayaan. Saat itu tiba, kemungkinan besar ia tidak lagi cocok menjadi resepsionis hotel, kecuali jika ia menemukan cara lain untuk mengatasinya.
Dua jam kemudian, Cheng Yun dan Yin Nuxia pergi bersama-sama untuk membeli sayur.
Cheng Yun berjalan sambil merencanakan daftar belanja hari ini, beberapa item sudah pasti, sementara sisanya akan ditentukan di pasar karena kualitas sayuran berbeda setiap hari - hari ini mereka akan membeli sayuran yang terlihat segar.
Sesekali ia memanggil ruang node, melirik sekilas pergerakan di _No Man's Land_ barat laut.
Saat ini Kelompok Delegasi Tiongkok masih beristirahat, fakta membuktikan bahwa seberapa tinggi pun status atau kedewasaan seseorang, saat tidur tetap akan ngorok juga.
Yin Nuxia secara samar-samar merasakan kedatangan ruang node, meski belum tentu bisa mendeteksi ruang node itu sendiri. Kemungkinan besar dia merasakan perubahan mikroskopis akibat tumpang tindih dua dunia, seperti fluktuasi tekanan energi. Setiap kali Cheng Yun memanggil ruang node, bahunya bergetar refleks sebelum matanya waspada menyapu sekeliling seolah mencari sumber ketidaknyamanan ini.
Cheng Yun diam-diam mengamati gerak-geriknya, tertawa dalam hati tapi memilih tidak memberitahukan alasannya.
Entah sampai level mana kultivasinya sekarang, yang pasti di planet ini tak ada tempat baginya untuk unjuk kebolehan. Sama seperti ketidaktahuan Cheng Yun akan seberapa hebat si loli kecil ini. Yang jelas, mereka berdua punya satu kesamaan: nafsu makan yang luar biasa besar.
Di tengah jalan, tiba-tiba Cheng Yun merasakan tarikan pada celananya.
“？？”
Dengan susah payah memalingkan wajah dan melihat ke bawah, terlihat sepasang jari telunjuk dan tengah sedang mencubit dua tali pengikat pinggangnya. Pemilik tangan itu malah tak merasa ada yang salah, dengan tubuh bagian atas dimiringkan sambil menatap ke arah warung: "Lihat Tuan, kedai mi itu sudah buka..."
"Kamu... lepaskan!"
"Oh!" Yin Nuxia melepas cubitannya, menunjuk ke arah warung. "Lihat, pintunya terbuka!"
"Omong kosong! Sudah hampir pukul sepuluh pagi, mana ada pedagang yang masih tutup?"
"Oh!"
Yin Nuxia memalingkan wajah, berkedip-kedip menatap Cheng Yun.
Wajah Cheng Yun langsung berubah gelap: "Baru saja kamu sarapan..."
Yin Nuxia berpikir sejenak, lalu mengangguk: "Tapi... sudah tiga hari lebih aku tidak makan mi daging sapi. Aku sampai lupa rasanya. Pengin cicip lagi."
"Lama?"
"Tiga... tiga lima hari lah."
Setelah berkata demikian, ia menambahkan dengan memelas: "Kepala Stasiun aku ingin makan, aku traktir Kepala Stasiun makan mi daging sapi!"
Cheng Yun tak tahu harus berkata apa: "Sudah mau makan siang nih."
Yin Nuxia tetap menengadah menatapnya, mata besarnya berkelap-kelip: "Aku cuma makan sedikit saja……"
Cheng Yun bisa berbuat apa lagi?
Menyeberangi jalan, mereka berdua langsung menyambar ke kedai mi daging sapi.
Di depan toko, Yin Nuxia malah bertemu penggemarnya.
Seorang gadis bertubuh mungil yang tingginya hampir setara Yin Nuxia, bergaya sangat kawaii, begitu melihat Yin Nuxia langsung ribut-ribut: "Waah Nuxia! Aduh aku sampai ketemu kamu di sini!"
Yin Nuxia menghentikan langkah: "Hello."
"Wah Nuxia imut banget!"
"Ehm……"
Yin Nuxia sangat ingin menyuruhnya jangan ganggu waktu makannya, tapi mengingat banyak penggemar ini yang sering memberi hadiah, ia menahan kesabaran bertanya: "Kamu di sini ngapain?"
“Makan mi ya! Jangan-jangan kamu juga？”
“Benar, aku traktir kamu makan.”
“Srikandi traktir aku makan mi! Benarkah？！”
“Tentu saja benar, mi masih bisa aku traktir.” Yin Nuxia berkata dengan gaya tajir.
“Luar biasa！”
Gadis itu juga ingat semangkuk mi tidak mahal, jadi tidak perlu dibuat-dibuat, hanya saja bertemu Yin Nuxia membuatnya sangat bersemangat.
Dia juga menyambut Cheng Yun, membuat Cheng Yun agak bingung, Yin Nuxia punya fans yang kenal dirinya tidak aneh, tapi tidak sampai sebanyak ini fans yang kenal dirinya, kan？
Tiga orang mencari meja dan duduk. Gadis itu langsung mengeluarkan ponsel ingin foto bersama Yin Nuxia. Yin Nuxia menyetujui, bahkan berkoordinasi dengannya mengatur postur. Gadis itu ingin merekam di Dou× Yin Nuxia juga tidak keberatan.
Kemudian pelayan datang bertanya: “Tiga mau makan apa？”
“Tiga mangkuk mi daging sapi! Tiga tael！”
Yin Nuxia langsung berkata tanpa pikir panjang, lalu dia bertanya penuh perhatian pada fans bermarga Zhang ini: “Kamu mau makan apa？”
Xiao Zhang tertegun: "Eh? Maksudmu apa? Bukannya kamu sudah memesan tiga mangkuk mi daging sapi?"
Tiba-tiba dia mendengar Cheng Yun berkata: "Aku mau satu tael ramen pedas."
Xiao Zhang benar-benar terpaku.
Yin Nuxia menggaruk-garuk ubun-ubunnya dengan malu-malu: "Maaf, tiga mangkuk itu untukku sendiri. Kamu pesan sendiri saja mau makan apa."
Xiao Zhang: "?? Bisa makan tiga mangkuk?!"
Yin Nuxia semakin malu: "Aku biasa pesan tiga-tiga mangkuk sekaligus. Kalau kebanyakan nanti menggumpal."
Xiao Zhang terdiam tak berkutik.
Setelah sadar, dia buru-buru memeriksa rekaman di ponsel.
Setelah memastikan seluruh percakapan terekam, barulah dia lega sambil membayangkan jumlah pengikutnya yang akan melonjak.
Di kedai mie, TV dinding sedang menayangkan program analisis isu terkini. Entah dari stasiun mana, saat ini sedang menganalisis berita media asing. Berita asing tersebut secara garis besar menyebutkan alien sudah datang ke _No Man's Land_ di barat laut hari ini, sementara pihak Tiongkok mengatur delegasi Bumi untuk memulai perbincangan dua hari setelah lusa, sekaligus menguasai penuh hak komunikasi dengan alien. Mereka berspekulasi kemungkinan besar pihak Tiongkok sudah memulai kontak dengan alien lebih awal. Perilaku seperti ini jelas merupakan bentuk ketidakbertanggungjawaban terhadap seluruh umat manusia dan manifestasi keserakahan. Pembawa acara program itu kemudian membantah pandangan ini poin demi poin.
