Saat Cheng Yun turun ke lantai bawah untuk membeli sayur, Yin Nuxia sudah mulai berbincang dengan Mama Yu.
Karena menggunakan panggilan video dengan speaker aktif, Cheng Yun jelas mendengar suara Yin Nuxia. Gadis itu mengulangi semua hal yang sebelumnya dibagikan ke Cheng Yun, bahkan sudah sampai ke separuh bagian belakang cerita - mungkin juga sudah menunjukkan sarapan mewahnya ke gadis kecil Yu Dian. Lalu dia bercerita tentang betapa besarnya ibukota dan serunya bermain di sana, mengatakan bahwa mengayuh sepeda bersama gadis kecil Yu Dian di jalanan ibukota pasti sangat nyaman, serta berencana mengajaknya mengejar awan-awan di ibukota nanti.
Cheng Yun berdiri di resepsionis cukup lama, sengaja mendengarkan celotehannya.
Sikap Mama Yu jelas tidak sambil lalu seperti Cheng Yun. Beliau dengan sabar mendengarkan ocehan Yin Nuxia, sesekali menyela dengan dukungan. Namun dari senyumnya terlihat, sebenarnya beliau tidak punya rencana main ke ibukota bersama Yin Nuxia, hanya sedang menghibur anak kecil belaka.
Setelah Yin Nuxia selesai bicara, tiba giliran Mama Yu.
Mulai dari kehangatan ibukota hingga kondisi hati di ambang kompetisi, lalu pengaturan klub...
Yin Nuxia awalnya menjawab dengan bersemangat, masih terbawa euforia pembicaraan sebelumnya, namun perlahan jawabannya menjadi lesu, bahkan ucapannya diakhiri gemetar memanjang.
Hingga ia berteriak lemas: "Ah~~ Kok pertanyaanmu kacau-balau begini!"
Suara gadis kecil Yu Dian lembut namun penuh alasan: "Aku sedang menyayangimu. Lagipula tadi kau bicara begitu banyak, masa hanya bolehmu saja..."
"Kening..."
"Kau masih pakai baju lengan pendek!"
"Ah pelatih mencari saya! Hm hm pelatih saya segera datang! Tidak bisa lanjut, saya harus menemui pelatih dulu. Dadah hm!"
“……”
Gadis Yu Dian memperlihatkan warna kepasrahan, meletakkan ponselnya.
Cheng Yun juga tersenyum, merasa kedua mereka benar-benar menarik.
Sedangkan gadis kecil Yu Dian seolah baru menyadari keberadaan dirinya. Sebelumnya ia terus menunduk melihat ponsel, perhatiannya pun tertuju pada layar. Maka ia buru-buru terkejut, pipinya memerah tanpa alasan jelas, segera menundukkan kepala.
"Bos."
"Saya akan keluar membeli sayur." Cheng Yun tertawa riang.
Beberapa hari terakhir suhu terus mendingin, langit selalu muram berawan, matahari tak bersinar terang. Ngomong-ngomong bulan September tahun ini sepertinya lebih sejuk dibanding tahun-tahun sebelumnya. Begitu terpikir Feng Yujia mungkin tak mendapat ujian memadai saat pelatihan militer beberapa hari lagi, dari dasar kalbu Cheng Yun pun tak bisa menahan rasa penyesalan untuknya.
Keluar dari area resepsionis, Cheng Yun melihat Tang Qingyan berdiri di depan tokonya. Warung lalat sebelah sedang sepi, beberapa kakek-nenek sekitar memindahkan meja milik warung tersebut ke tepi jalan dan sedang asyik main mahjong. Tang Qingyan berdiri di samping sambil mengupas kuaci, tampaknya dia membawa keranjang sampah dari tokonya. Setiap biji kuaci yang dikupas, cangkangnya langsung dilempar ke keranjang.
Dari gaya dia, sungguh terlihat santai!
Cheng Yun membawa tas belanja digandangi si loli, menyapanya: "Bos Tang, lagi cari angin sepoi-sepoi?"
Tang Qingyan menoleh sambil tetap mengunyah kuaci: "Belanja sayur?"
"Iya."
Cheng Yun membeku sebentar, lalu melanjutkan: "Cuaca hari ini lumayan sejuk. Yao Yao ujian ulang K3, entah bakal gagal atau nggak. Mau mampir makan siang nanti?"
Tang Qingyan berpikir sejenak: "Boleh!"
Kalau Yao Yao gagal lagi, dia harus menghiburnya.
Kalau lulus, harus dirayakan.
Ditambah cuaca hari ini memang nyaman.
Cheng Yun mengangguk lalu pergi, sementara Tang Qingyan terus mengupas kuaci sambil menonton beberapa kakek-nenek main mahjong.
Pendengaran Bos Cheng sekarang lebih tajam daripada dulu. Ditambah angin sepoi-sepoi, ia bahkan berhasil mendengar seorang nenek berkata pada Tang Qingyan: "Anak muda itu bos hotel seberang ya, pacarmu?"
"Bukan." Jawab Bos Tang santai.
"Pasti ada maksud tertentu, masa' diajak makan di tempatnya?"
"Kita cuma teman."
“O, siap! Urusan yang kubicarakan semalam itu bukan main-main lho. Cucuku tampan, berbakat, tajir lagi. Entah kenapa dia ogah pacaran, aku panik banget nih... Kong!” Nenek tua itu berkata sambil main mahjong. “Nanti kalau dia pulang kubawa ke sini. Aku yakin Xiao Tang secantik ini pasti bisa menarik hatinya...”
“Hei, nenek tua ini banyak akal ya! Main mahjong sambil ngincar mantu!” Ejek seorang kakek dengan nada menghina.
“Lebih baik jangan, sudahlah.” Bos Tang tetap tenang.
“Coba lihat dulu, anak muda berkenalan...”
Seiring langkah Cheng Yun yang semakin menjauh, suara mereka tak lagi jelas terdengar. Hanya riuh rendah percakapan para kakek-nenek yang sesekali sampai ke telinganya. Para senior itu memang gatal urusan jodoh junior, obrolan mereka serasa punya bahasa khusus.
Cheng Yun menarik sudut bibirnya pelan.
Ia agak bingung, kenapa setelah lebih dari setahun tinggal di sini, ia tidak mengenal kakek-nenek tersebut, sementara Bos Tang yang baru datang lebih dari sebulan seolah sudah akrab dengan mereka?
Sayuran di supermarket hari ini sangat segar, Cheng Yun pun membeli banyak sayuran yang memenuhi tas belanja. Mengingat masih ada daging di kulkas, ia hanya membeli seekor ikan kakap laut. Dalam perjalanan pulang ke pasar, ia memilih kelinci imut yang sedang diolah penjual, sambil berkeliling lagi ke area pasar dan bertemu bibi tempatnya dulu beberapa kali membeli asinan sayur tua. Ia pun membeli lagi asinan tua dan cabe rendam. Sebenarnya ini semua biasa ia buat sendiri, tapi setelah suatu kali membeli dari bibi ini, ia sadar hasil buatannya tidak sebagus milik orang, jadi sekarang selalu beli di sini.
Tas belanja sudah hampir penuh, Cheng Yun masih membeli Tulang Naga untuk direbus jadi sup.
Menghabiskan waktu lebih dari setengah jam.
"Kembali ke hotel, terlihat Bos Tang yang sejam lalu masih duduk di sebelah sambil makan kuaci mengamati pertempuran, kini sudah duduk bermain. Seorang nenek duduk di sampingnya mengawasi, di atas meja di depannya tergeletak tumpukan uang tebal yang totalnya sekitar tujuh-delapan ribu rupiah."
"Gerakan Bos Tang sangat mahir, membuat Cheng Yun tertegun-tertegun."
"Seolah merasakan pandangannya, Tang Qingyan memalingkan wajah lalu tersenyum anggun: 'Panggil aku kalau makan malam sudah siap.'"
"Cheng Yun mengangguk berkunang-kunang: 'Hm, oke.'"
"Tiga bambu..."
"Dua lingkaran."
"Delapan wan!"
"Menang!"
"Bos Tang mendorong kartu di depannya: 'Bayar!'"
"Wah! Warna bersih! Sudah kuduga!"
"Keberuntungan Xiao Tang sedang bagus, keberuntungannya berlimpah. Gadis seperti ini kalau dinikahi, ckck..."
"Lha? Mau narik-narik lagi ke cucumu?"
"Eh jangan sok tau, aku memang punya cucu. Cuma mungkin lebih tua beberapa tahun dari Xiao Tang, masih belum menikah."
“Kau punya cucu itu……Ckck!”
“Kenapa? Jelek banget ya?”
“……”
Bos Tang tidak menanggapi omongan mereka, diam-diam merapikan uang sambil dengan bahasa Yizhou mendesak: “Cepetan! Selesai satu ronde langsung lanjut!”
Siang harinya, Tang Qingying dan Cheng Yan kembali dengan kabar gembira lulus ujian.
Artinya mereka akan segera dapat SIM.
Cheng Yun berseri-seri: “Ini rejeki! Cepat panggil kakakmu buat makan, kita rayakan! Dia lagi main mahjong di luar warung lalat sebelah!”
Senyum Tang Qingying langsung membeku: “？？？”
Cheng Yan menyeringai, menahan tawa.
Cheng Yun bahkan mengeluarkan arak siang itu, sampai beberapa gadis kecil itu mabuk berat.
Liu Da Nüshen yang hampir tak pernah minum arak sebelumnya menunjukkan hati pemberontak, menenggak banyak hingga akhirnya harus dipikul turun oleh Cheng Yan. Saat masih berbaring di punggung Cheng Yan, ia tak lupa menggodainya.
Entah apakah arak ini membantu kultivasi, yang jelas dalam keadaan mabuk, Tang Qingying berhasil menemukan benih energi pada sore harinya. Malam itu, Cheng Yun mulai mengajarkan mereka merasakan partikel energi di sekitarnya, dan mencoba melakukan kontak serta menguasainya - inilah dasar segalanya.
Keesokan harinya.
Hari ini sudah tanggal dua belas.
Para pemimpin dunia masih berada di _No Man's Land_ barat laut. Setiap hari berbagai berita berbeda bermunculan, melaporkan perkembangan komunikasi Delegasi Bumi di markas armada dan tunjangan yang diterima, mengingat ini adalah topik paling hangat global saat ini. Berita ada yang benar ada yang samar, ada yang serius formal ada juga yang bernuansa hiburan. Kadang melaporkan topik diskusi antara delegasi dengan pihak armada beserta konsensus umum yang dicapai, kadang juga membahas anjing besar peliharaan Komandan Keeli dan hadiah yang saling dipertukarkan...
Bersamaan dengan hari ini adalah hari pembukaan Summer Competition playoff musim panas.
Tang Qingyan tentu juga peduli dengan alien, bukan hanya karena latar belakang keluarganya yang pejabat, bahkan jika dia seorang biasa pun pasti menyadari pengaruh peradaban luar angkasa terhadap bumi kita, mereka pasti akan mempengaruhi takdir semua orang di masa depan.
Hanya berdasarkan berita dua hari terakhir ini, Era Kecerdasan Buatan dan Era Energi Baru tampaknya akan datang lebih cepat dari perkiraan.
Hanya dua hal ini saja sudah cukup untuk memberikan dampak ekstrem pada masyarakat. Industri baru yang menyimpan kekayaan luar biasa pasti akan menjadi kue pasar yang diperebutkan setiap negara dan konsorsium. Ini mungkin membalikkan struktur bisnis yang ada dan melahirkan maestro-maestro baru. Pengaruh periferalnya akan semakin meluas. Setelah kedua zaman ini tiba, kemungkinan besar kehidupan setiap orang akan berubah total.
"Seharusnya tidak mempengaruhi kebiasaan orang makan kue, kan?"
Tang Qingyan membaca berita sekali, lalu pergi keluar dan memenangkan dua koma lima yuan dari kakek-nenek. Setelah makan siang, ia berbaring di meja kasir sambil tidur sebentar, beberapa kali terbangun karena kedatangan pelanggan, lalu memegang ponselnya siap menonton pertandingan.
Dia tahu Yin Nuxia hari ini ada pertandingan, dan menjadi top lane utama. Ia sangat menyukai gadis berkarakter terbuka dan gagah perkasa itu - meski otaknya kurang encer namun justru karena itu tak banyak memusingkan hal-hal sepele, satu-satunya kekurangan hanyalah nafsu makannya yang besar.
Apakah nafsu makan besar merupakan kekurangan?
Belum tentu, tapi kalau sampai selevel itu... mungkin selain Cheng Yun, ia takkan bisa menemukan pekerjaan dengan tunjangan makan dan tempat tinggal. Andai bukan karena keahliannya main game, gajinya takkan cukup untuk membiayai makannya.
Singkatnya, ia sering mengajak Yin Nuxia mengobrol dan bermain, sesekali memberi kue pasar, bisa dibilang cukup akrab.
PMG berada di posisi ketiga wilayah barat. Menurut jadwal pertandingan, dua hari sebelumnya adalah babak delapan besar ke empat besar. Di hari pertama, tim barat ketiga bertanding melawan tim timur keempat, dan tim barat ketiga otomatis mendapatkan satu kemenangan. Menurut Tang Qingyan, PMG tempat Yin Nuxia berada seharusnya merupakan tim terkuat di wilayah barat, bahkan lebih kuat dari dua tim peringkat atas dalam hal poin, menjadi favorit juara. Berhadapan dengan tim terakhir wilayah timur HN jelas tanpa teka-teki.
Tak lama kemudian, Tang Qingyan melihat Yin Nuxia naik panggung. Ia mengenakan seragam tim PMG lengan pendek, bertubuh mungil namun mempesona, terlihat sangat manis.
Komentator juga memfokuskan perhatian utama padanya, menonjolkan profilnya.
Bagaimanapun Yin Nuxia hanya pernah sekali tampil di arena pertandingan, dan sebagai atlet wanita profesional, dirinya sendiri sudah menjadi topik panas. LOL memang pernah memiliki atlet wanita sebelumnya, tapi sejujurnya itu hanya sekadar permainan, tidak bisa naik ke arena kompetisi berkelas.
Atlet wanita yang benar-benar mampu seimbang melawan pria, Yin Nuxia adalah yang pertama.
Apalagi kemampuan lane phase-nya yang begitu mengerikan!
