Kedua pembawa acara secara terpisah mewawancarai kedua tim, mengajukan banyak pertanyaan yang tidak sensitif. Tentu saja mereka lebih menekankan pada Yin Nuxia yang dijuluki "Alfa-level" dengan gender yang mencolok, serta Xuanxuan yang dikenal sebagai murid Yin Nuxia - keduanya merupakan titik wawancara yang bagus. Kemudian lokasi diserahkan kepada tiga komentator resmi panitia. Tidak ada tahap ancaman kejam, juga tidak ada yang mengembangkan sesuatu, masih terkesan sangat harmonis.
Tiga komentator sambil mengobrol, menganalisis gaya bermain kedua tim serta beberapa poin menarik yang menjadi perhatian penonton, namun tidak membahas peluang kemenangan kedua tim.
Tiba-tiba para pemain dari kedua tim telah duduk di kursi pertandingan, di bawah bimbingan pelatih mereka memulai fase ban.
Pertandingan ini pasti akan menjadi sorotan penggemar game seluruh dunia, tidak hanya karena menentukan benih utama wilayah Tiongkok, tetapi juga karena playoff Tiongkok tahun ini berlangsung paling akhir - saat negara lain sudah selesai, hanya Tiongkok yang masih terus bertanding.
"Fiora, Irelia, Akali langsung dilarang."
Yin Nuxia mengaktifkan Riven yang sudah lama ingin dimainkannya, terlihat sangat bimbang saat berhadapan dengan muridnya sendiri.
Memang saat ini Xuanxuan dari segi operasional sudah bisa stabil di tiga besar top lane wilayah Tiongkok, namun karena anak muda ini diajari langsung olehnya, gaya bermain dan karakteristiknya pun dibentuknya sendiri - bahkan sampai detail terkecil sekalipun berasal dari kebiasaannya, hanya saja Xuanxuan belum sepenuhnya menguasai. Dalam fase lane biasa, tanpa perlu berpikir panjang dia sudah tahu apa yang akan dilakukan si anak muda ini, tentu saja sangat mudah menghadapi "anaknya sendiri".
Selain itu jujur saja, perbedaan kemampuan kedua pihak masih cukup signifikan.
Peringkat ZHF saat ini di dalam negeri diperkirakan sekitar top 5, tepatnya di peringkat 4-5. Mereka bisa melaju ke final hanya karena tim-tim bagian barat yang dihadapi tahun ini tidak kompeten, sementara tim peringkat 1-2 bagian timur sudah dihabisi PMG.
Makanya pertandingan kali ini PMG menghadapinya dengan sangat santai.
Hanya karena kedua tim memiliki Yin Nuxia dan Xuanxuan sebagai jembatan yang saling mengenal, PMG dengan keunggulan yang mengalahkan segalanya pun tak segan memberikan mereka sedikit harga diri. Sesekali mereka diam-diam memberikan sebuah menara atau naga, atau membiarkan musuh mengambil satu kill, agar tidak sampai mengalami kekalahan telak tanpa satupun menara.
Maka Pertempuran Guru dan Murid ini berakhir dengan skor telak 3-0.
Perasaan para pemakan semangka sangat kompleks - seolah ini sesuai prediksi dan yang mereka tunggu, tapi juga terasa kurang memuaskan, seperti skenario cerita yang hanya terdiri dari beberapa kata.
Untungnya pertarungan di jalur atas cukup menarik, berkat sutradara siaran yang sering menampilkan fragmen Yin Nuxia dan Xuanxuan. Keduanya sesekali menunjukkan berbagai ekspresi aneh sambil bergumam sendiri, dengan gaya yang mirip.
Mulai dari mata melotot, mengedipkan bibir, kekecewaan, kepuasan diri, tertawa bodoh hingga terkejut - semuanya sangat menghibur.
Seolah dua orang yang sudah sangat akrab sedang bermain solo.
Hingga Nexus utama ZHF meledak, PMG melanjutkan prinsip "cepat selesaikan lalu makan", meraih gelar juara Summer Competition dengan keunggulan besar 3-0.
Di bawah teriakan serak komentator, dalam pengawasan nona-nona asisten di belakang, di tengah sorak-sorai penonton, anggota PMG berpelukan dan mengangkat piala.
Hanya saja saat mengangkat piala, postur Yin Nuxia yang mungil terlihat agak kesulitan.
Di Hotel Anju, semua penghuni juga bersemangat.
Hanya si loli yang tampak cemas, terutama saat melihat atmosfer panggung di sekitar Yin Nuxia yang juara: asap putih mengepul-ngepul dan orang biasa yang berteriak kaget. Tak disangkanya manusia paling bodoh sepenghunian itu bisa disambut meriah.
Ini memberinya perasaan krisis.
Bersamaan dengan itu, di pintu gerbang resepsionis muncul siluet Bos Tang. Tampaknya dia juga sangat bersemangat, datang dengan bergegas.
Masuk akal juga, dulu dia juga penggemar game.
"Srikandi menjuarai kompetisi, lho!"
"Aku lihat!"
"Seru kan? Kalian mencetak juara dari penginapan ini, benar-benar sarang naga dan harimau tersembunyi! Nanti popularitas penginapan pasti akan naik lagi!"
"Lumayanlah." Hati Bos Cheng sudah mengalami penyucian ombak raksasa, "Popularitas naik belum tentu rejeki. Lagipula kamar kami jumlahnya tetap, aku juga enggan naikkan harga. Malah kalau sering ada penggemar yang mencari dia, bisa memengaruhi latihan normal, pekerjaan, dan operasional penginapan kami. Memikirkan ini jadi agak buruk."
"Kenapa tidak naikkan harga?" Bos Tang agak tak memahami, "Bermasalah dengan uang?"
"Tajir, sok jago, daripada repot naikkin!"
"Ckck!"
Bos Tang menarik sudut bibir, andai dia yang berkuasa, pasti sudah menaikkan uang kamar hotel 2-3 kali lipat. Lagipula meski dinaikkan segitu tetap ada yang mau menginap, dapat uang cuma-cuma, siapa yang nggak mau?
Tak lama kemudian, Cheng Yun kembali menerima panggilan video dari Yin Nuxia.
Dalam fragmen kenangan itu, Yin Nuxia memeluk piala yang jauh lebih besar dari kepalanya. Raut wajanya kemerahan terlihat sangat bersemangat, terus-menerus mengangkat piala itu untuk diperlihatkan ke Cheng Yun. Dia berkata: "Sayang sekali benda ini cuma ada satu, harus disimpan di klub. Kalau nggak, pasti kubawa pulang ke hotel kita, letakkan di meja depan biar dilihat tamu yang lewat! Iya, tepat di tempat si benda kecil itu sering berjongkok, hahaha!"
Sang loli menundukkan kepala sedikit, tatapan penuh kebenciannya menembus layar menatap Yin Nuxia.
Syukurlah sekarang dia sudah paham tak bisa menggunakan kotak ajaib kecil ini untuk menemui Yin Nuxia. Kalau tidak, pasti dipaksanya untuk berdebat habis-habisan dengan si perempuan itu!
Namun Yin Nuxia tidak melihat ekspresinya, matanya sementara tidak dapat melihat benda kecil ini.
Sudah ada yang memenuhi seluruh pandangan matanya.
Tak lama kemudian, piala diambil oleh anggota tim lain untuk difoto, anak muda yang sebelumnya membantu Yin Nuxia memegang ponsel juga mengembalikan perangkatnya. Yin Nuxia terus berbicara dengan Cheng Yun dan yang lain dengan semangat berlebihan yang terpancar jelas.
Baru setelah pelatih datang memanggil mereka untuk makan, ocehan Yin Nuxia akhirnya terhenti.
Ia pun tidak mematikan panggilan video, sambil berjalan terus membuka video. Akhirnya Cheng Yun yang terpaksa memutuskan sambungan, saat itu Yin Nuxia jelas-jelas tidak suka.
Sekitar setengah jam kemudian, ia kembali membuka live streaming.
Dua minggu tidak live streaming, namun baru saja memenangkan playoff dengan keunggulan mutlak, jumlah penonton di ruang siarannya langsung meledak dan meningkat dengan kecepatan yang sangat tinggi. Bahkan saat masih di dalam mobil, jumlah penonton sudah jauh melebihi masa kejayaannya dulu, dan terus bertambah.
Masuk akal juga. Yin Nuxia sebelumnya cuma seorang "penyiar dengan skill tak terkalahkan" yang "bergabung dengan tim profesional". Sekarang sudah menjadi pilar utama tim juara domestik, dengan berbagai gelar jempolan sedang disematkan padanya. Siaran langsung final baru saja berakhir. Banyak penggemar game yang penasaran padanya, ini sekaligus membebaskannya sepenuhnya dari semua keraguan sekaligus mendongkrak popularitasnya.
Layar dipenuhi ucapan "Selamat juara penyiar" dan "Srikandi jempolan", sesekali diselipkan ucapan selamat untuk mereka yang akan bertanding di kompetisi dunia sebagai unggulan utama wilayah Tiongkok.
Hampir tak terlihat bayangan serbuk hitam.
Di bawah sorotan kejayaan juara, bahkan para hater yang mengidap penyakit mematikan dan membalas dendam pada masyarakat pun... sementara mengendap menunggu kesempatan.
Di dalam mobil，Yin Nuxia terus berinteraksi dengan penggemar. Tentu saja pertanyaan yang dilontarkan netizen sangat banyak，ID asing yang dengan gratis menggesek kapal pesiar mewah juga tak terhitung. Nggak bisa nolak，Yin Nuxia hanya memilih yang terasa familiar，penggemar lama yang sejak dulu sering berinteraksi untuk dibalas.
Atau ketika ada yang menyebutnya pendek，dia akan membantah dengan geram.
Sesekali juga menyuruh anak buah di timnya untuk menampilkan wajah，menyapa penggemar，agar penonton merasa live streaming ini sangat worth it.
Setelah turun dari mobil，sambil mengangkat tongkat selfie dia masuk ke sebuah buffet，memakai peralatan yang disediakan asisten tim untuk memasang ponsel dengan stabil，Yin Nuxia mulailah... live streaming makan!
Yin Nuxia terkekeh，berkomentar: "Baru siang hari makan tiga mangkuk nasi，pelatih sudah nggak ngizinin. Sampe pas bertanding laper banget，nggak berhenti mikirin makan. Sekarang akhirnya bisa makan malam，aku ambil lauk kecil buat pembuka dulu! Kalian tunggu ya，sambil makan kita ngobrol..."
Setelah berkata demikian, dia meninggalkan kursinya.
Sementara komentar di layar terus mengalir tak henti——
【Yan Lingji】：“Baru makan tiga mangkuk nasi... Cuma cukup buat ngenyelipin sela gigi doang?”
【Kucing Kecil Santai】：“Dari dulu denger-denger Nuxia punya kemampuan makan ekstrem, sayangnya cuma liat di Dou×, belum pernah ke hotel buat liat langsung. Benar atau nggak, hari ini gue mau liat seberapa banyak lo bisa makan!”
【Cahaya Kejayaan Partai】：“Bisa makan berapa banyak sih? Kan kalian tau fisiknya, tinggi cuma 1,5 meter, perut juga segitu doang. Bisa masuk berapa?”
【Tuan Besar Klan Yun】：“Denger-denger dari burung kecil, pas kompetisi Nuxia makannya sendiri bisa habisin satu meja penuh.”
【Pelopor Rubah Hitam】：“Ayo! Gue akan merawatmu!”
……
Tak lama kemudian Yin Nuxia kembali.
Ini adalah restoran buffet mewah yang mengutamakan hidangan seafood. Yin Nuxia sangat menyukai ikan dan udang-udangan ini, tapi dia tidak mengerti cara mengambil bahan-bahan premium. Pertama-tama dia langsung membawa tiga piring penuh ikan saury panggang - satu piring berisi belasan hingga dua puluh ekor. Bisa dibilang tanpa berlebihan, sebagian besar orang sudah akan kekenyangan hanya dengan satu piring ikan panggang ini. Sedangkan harga satu ekor ikan panggang paling-paling hanya beberapa ribu rupiah.
Para penggemar tidak tega melihatnya, terutama fans lama yang kebanyakan tahu si penyiar ini agak kurang waras. Mereka berduyun-duyun memberi petunjuk agar dia makan yang mahal-mahal supaya bisa balik modal, bahkan membuatkan daftar bahan mahal sambil mendeskripsikan bentuknya.
Yin Nuxia tidak ambil pusing. Dengan gesit dia mengambil seekor ikan saury dan langsung menggigit sepertiga bagiannya. Suara kunyahan yang kreek-kreek memenuhi udara.
Ikan ini sudah dipanggang hingga garing, nyaman di mulut saat dimakan. Saat digigit, suara kriuk jelas terdengar. Bahkan tulang belakang di tengah ikan pun PASTI TIDAK ia lewatkan, langsung dikunyah hancur lalu ditelan.
Tiga gigitan, satu ikan.
Yin Nuxia yang mulutnya penuh minyak mengangkat jarinya yang juga berminyak ke kamera: "Tidak ada urusan, yang penting makan senang-senang saja. Jangan terlalu dihitung-hitung, bikin pusing! Aku memang suka ikan, lagian... mana mungkin aku tidak balik modal?"
Para penggemar berduyun-duyun terkejut, ternyata dari mulut Yin Nuxia keluar setengah kalimat yang filosofis!
Tapi bagian kalimat terakhir membuat mereka menganggapnya lancang.
Dengan tenang Yin Nuxia terus melahap puluhan ikan saury panggang dengan cepat, sesekali gagap menjawab komentar penggemar. Tak lama kemudian mereka baru sadar puluhan ikan itu sudah masuk ke perutnya.
Komentar langsung tiba-tiba hening sejenak.
Namun Yin Nuxia tidak berhenti, ia kembali pergi mengambil lauk.
Beberapa anggota tim mendekat ke depan kamera untuk ikut ramai, melihat popularitas mengerikan di live streaming, sebagai atlet profesional mereka pun terkejut, lalu dengan senang hati menjawab beberapa pertanyaan penggemar sambil menjelaskan secara garis besar porsi makan Yin Nuxia.
Saat Yin Nuxia kembali, sudah tersaji satu meja penuh hidangan lagi.
Udang, kepiting, ikan... berbagai macam, semua ada.
Yin Nuxia sama sekali tidak menggunakan alat, gerakannya pun tak terlalu mahir, namun kedua tangannya bagaikan tang besi - cangkang udang/kepiting bagaikan kertas di hadapannya.
Satu per satu udang dan kepiting besar berbagai jenis dikupas cangkangnya dan diletakkan di meja, perlahan menumpuk menjadi bukit kecil, pelayan berulang kali membersihkannya namun bukit itu terus bertambah... Perlahan, penonton live streaming semakin banyak, tapi komentar langsung semakin sepi, seolah sebagian besar diam-diam menyaksikan Yin Nuxia melahap hidangan laut mahal itu tanpa henti.
Terlihat begitu memuaskan bagi mereka.
Mereka yang sempat khawatir Yin Nuxia makan terlalu banyak ikan saury panggang murah akan membuat rugi, kini malah mulai mengkhawatirkan pemilik restoran.
"Bos, kuajari kau cara mengusir ternak ini keluar..."
"Aku pun ide, bagaimana kalau bawa dia ke pesaing kita..."
"Seumur hidupku takkan bisa makan seafood sebanyak ini!"
"Awalnya tertarik jurus Srikandi Yin, Diluar perkiraan, akhirnya malah jadi penggemar karena porsi makannya..."
"Sialan! Laparnya bikin ngiler!"
“Apa salahnya aku yang sedang diet ini? Aku cuma nonton final dan mau mampir ke live streamingmu!”
“Aku yakin banget Nuxia itu sebenernya alien……”
“……”
Saat itu Yin Nuxia sedang asyik makan dengan nikmat, sampai lupa interaksi dasar live streaming. Ia makan tanpa peduli sekitar, tapi anehnya banyak yang malah terpikat melihatnya.
Cheng Yun dan si loli juga sedang menonton live streaming Yin Nuxia.
Si loli agak kesal. Da Wang mengajarinya harus memuntahkan duri saat makan ikan, membuang tulang saat makan daging. Padahal sebenarnya duri dan tulang itu enak dan bisa dimakan, tapi ia tetap patuh membuangnya. Tapi kenapa manusia bodoh ini bisa makan duri dan tulang sekaligus?
Makan kali ini menghabiskan waktu tepat dua jam bagi Yin Nuxia. Tak kurang tak lebih, karena peraturan hanya memperbolehkan durasi segitu. Live streaming-nya masih nyala, jadi ia tak bisa melanggar aturan.
Cheng Yun juga menonton selama dua jam penuh.
Semalam, popularitas Feiyu Nuxia meledak. Mungkin bahkan dia sendiri tak menyangka, popularitas yang dibawa acara makan ini ternyata tak kalah dengan pentakill dan permainan super dewa-nya di arena. Rupanya jumlah netizen idiot memang terlalu banyak ya?
……
Dua hari berikutnya adalah babak kualifikasi terakhir.
Sayangnya ZHF, meski telah berusaha maksimal, tetap gagal di babak kualifikasi terakhir sehingga tak bisa lolos ke kompetisi dunia.
Yin Nuxia belum kembali ke Jinguan karena sebagai juara Summer Competition, mereka masih punya beberapa agenda. Contohnya di malam hari setelah babak kualifikasi berakhir, ada pertandingan hiburan selebritas dimana para artis penggemar League of Legends dikumpulkan, dibagi menjadi dua regu untuk pertunjukan simulasi pertarungan. Sebagai juara, mereka harus membimbing para seleb ini bermain bersama dan memberikan arahan.
Semua adalah selebritas kecil, level popularitasnya bahkan tidak bisa menandingi sepupu perempuan dari pihak ayah, Yin Nuxia pun tidak mengenal mereka. Namun beberapa di antaranya mengaku sebagai penggemarnya, memintanya mengajarkan banyak pengalaman yang sama sekali tidak berguna bagi mereka.
Tanggal 24, Yin Nuxia baru kembali ke Jinguan.
Klub mengirimkan mobil untuk mengantarnya sampai pintu hotel, Cheng Yun dan yang lain sudah menunggu di sana untuk menjemputnya.
Terlihat Yin Nuxia membawa koper besar di satu tangan, sementara tangan lainnya memegang karung goni raksasa. Ia memandang semua orang di pintu dengan wajah berseri, langsung berlari mendekat.
Di belakangnya ada seorang budak yang membantunya mengangkat sepeda.
Yin Nuxia yang penuh semangat mengangkat karung goni bermotif garis merah-biru, berteriak: "Apakah kalian merindukanku? Semua!"
“……”
"Kepala stasiun!"
"Hm, merindu..."
"Nona Yu!"
"Hm!"
"Guru Yao Yao..."
Yin Nuxia bertanya satu per satu ke semua orang, baru merasa puas. Kemudian dengan suara "Braak!" ia meletakkan karung goni di meja resepsionis: "Coba tebak barang bagus apa yang kubawa untuk kalian!"
Cheng Yun merenung sejenak: "Bebek asin?"
Yin Nuxia langsung tertegun mendengarnya.
"Eh? Kok kamu tahu?"
"Cuma nebak aja."
"......Sama sekali nggak seru." Yin Nuxia bergumam, untung masih banyak persediaan. Sang Kepala Stasiun hanya menebak satu item. Segera wajahnya kembali berseri sambil membuka resleting karung goni, "Aku bawa banyak kok, tenang, semua dapat jatah!"
"Terima kasih Kak Yin Dan!"
"Huu?"
"Kamu ini......" Yin Nuxia meliriknya, "Lagian kamu kan bukan manusia... Tapi tetep kubawakan!"
"Huu!"
Si loli menarik kembali pandangannya dengan puas.
Selama ini dia khawatir manusia ini akan semakin mengembang dan lebih sering 'bawahan melawan atasan'. Tampaknya setidaknya dia masih punya pertimbangan di hatinya.
