“Kalian……lagi ngapain? Si juara udah pulang?” Bos Tang mengenakan gaun dengan cardigan rajutan warna krem, berdiri anggun di luar pintu sambil menyembulkan kepala ke dalam untuk mengintai keramaian di hotel yang sedang ramai sekali.
“Ngapain berdiri licik di luar?” Cheng Yun melirik ke arah Bos Tang.
“Kami lagi bagi-bagi barang!” Yin Nuxia justru terlihat lebih polos, bahkan melambaikan tangan ke Bos Tang, “Aku bawa banyak oleh-oleh khas lokal, Bos Tang cepat masuk!”
“Aku cuma mau lihat keramaian sekilas, ketemu si juara. Enggak ikut campur, kalian lanjutin aja bagi-baginya.”
“Jangan begitu! Aku juga bawa buatmu!” Yin Nuxia mulai panik.
“Buatku juga? Hadiah hari raya?” Bos Tang terlihat sangat terkejut.
"Iya, hadiah." Yin Nuxia berkata dengan sikap yang diterima begitu saja. Selama beberapa hari ini, Nona Yu-nya tak jarang bercerita tentang Bos Tang yang menjaga siaran langsung sambil memberinya semangat dari kejauhan. Ditambah lagi dia juga sering memakan kue dan jajanan Bos Tang, sudah timbul sedikit perasaan. Tentu saja harus membawakan satu kiriman untuk Bos Tang juga.
"...Baiklah." Bos Tang mengamati ekspresinya sejenak sebelum akhirnya mengangguk, "Kalau begitu aku akan berani sedikit."
"Hehe!"
Ketika Bos Tang akhirnya masuk ke lobi, Yin Nuxia langsung memasukkan tangannya ke dalam karung goni dan mulai menjelajahi isinya.
"Gemerlap..."
"Dang dang dang dang!"
Disertai suara benturan benda-benda keras yang bertabrakan, Yin Nuxia memberikan narasi pengiring saat mengungkap hadiah. Segera muncul kantong plastik transparan di atas meja kopi - jenis yang biasa terlihat saat berbelanja di supermarket atau memesan makanan online. Di dalamnya terlihat banyak barang-barang kecil berantakan.
Yin Nuxia melihat ekspresi mereka, tertawa terbahak-bahak: "Jangan terlalu bersemangat, ini untuk Guru Yao Yao dan Kakak Yao Yao!"
"Kakak Yao Yao" merujuk pada Bos Tang.
Maksudnya saudari kandung Yao Yao, mirip istilah "ayah si anak", sebutan yang diciptakan sendiri oleh Yin Nuxia.
"Ini..."
Tang Qingying melotot, mengangkat "telinga" kantong plastik ini, menemukan benda ini diikat dengan simpul mati.
Saat hendak membuka simpul mati dengan kuku, Yin Nuxia dengan blak-blakan melambaikan tangan: "Repot amat! Kantong ini tak ada harganya, langsung saja, biar saya bantu..."
Sambil bicara, dia sudah mengoyak kantong plastik itu.
Barang-barang di dalamnya tumpah keluar—
Lipstek, parfum, foundation, lotion, krim mata...
Semua merek ternama, dibongkar kemasannya, ditumpuk seperti mainan kecil di toko dua yuan.
Tang Qingying ragu-ragu sejenak, tangannya mengelus-elus barang-barang itu sambil berkomentar khawatir: "Kak Yin Dan, jangan-jangan kamu jalan-jalan ke pasar grosir ya?"
"Ha? Aku pergi ke toko besar."
Yin Nuxia merenungkan tindakannya saat itu, bibirnya tak sengaja menyunggingkan senyum: "Langsung kubilang ke cewek-cewek di etalase itu, kasih semua barang paling laris di sini satu set buatku! Terus kubungkus lengkap banget! Terus aku rasa kemasannya kebesaran, jadi kotak luarnya kulempar semua!"
Semakin diingat, semakin yakin dirinya pasti terlihat keren saat itu!
Inilah yang selama puluhan tahun diidamkannya—
Masuk restoran lalu melambaikan tangan besar ke pelayan: "Hidangan andalan rumah ini, sajikan semuanya untuk Srikandi ini!"
Pelayan langsung membungkuk-bungkuk: "Siap!"
Di TV, pendekar, pengusaha kaya, dan bangsawan juga selalu berakting seperti itu.
Tepat seperti dugaannya, Yin Nuxia menyapu pandang sekeliling, merasakan semua orang seakan terpana oleh aura kharisma-nya, tak terelakkan rasa bangga pun menyelinap.
Ia juga mendengar Bos Tang bergumam pelan: "Benar-benar tajir ya..."
Tang Qingying bertanya: "Ini pasti menghabiskan banyak uang, kenapa kamu memutuskan membeli semua ini, dan dalam jumlah sebanyak ini?"
Inilah saatnya! Waktunya untuk memamerkan semangat heroikku!
Yin Nuxia dengan tenang menjawab: "Biasa saja, aku juga bingung mau beli apa. Dengar-dengar dari Xuanxuan, cewek-cewek suka barang-barang begini. Jadi kubelikan kalian sedikit asal-asalan... Kalau kurang bilang saja!"
Gulp!
Tang Qingying menelan ludah.
Sensasi berteman dengan orang tajir baru memang tak tertandingi.
Tentu saja, akan lebih baik jika aku tidak ada di lokasi saat pembelian terjadi, soalnya fragmen kenangan itu cukup membuat Momen Memalukan.
Tiba-tiba Bos Tang bertanya: "Tapi kalau ini hadiah untuk cewek, kenapa cuma kami berdua yang dikasih?"
Sebelum Yin Nuxia sempat menjawab, Tang Qingying sudah buru-buru bicara: "Masih perlu ditanya? Kosmetik Kak Yu Dian saja tak habis dipakai, Cheng Yan sama sekali tidak bisa merias wajah. Jika suatu hari kau melihat riasan di wajahnya, jangan curiga, pasti aku yang meriasnya pakai kosmetikku. Sedangkan Kak Liu Xi sudah mematikan tanpa riasan, kalau dirias lagi, khawatir efeknya malah terbalik."
Tang Qingyan mengangguk, rupanya rencana adiknya menyusup ke dalam hotel ini cukup sukses!
Lalu Yin Nuxia berkata: "Jangan panik, semua akan kebagian!"
Sekantong lagi kotak perhiasan berjatuhan.
Kalung liontin, gelang tangan, jepit rambut... Seperti biasa, demi menghemat ruang, semua kemasan luarnya dibuang, paling-paling ada kotak kecil pembungkusnya.
Ini untuk Liu Da Nüshen, meski masing-masing tidak terlalu mahal, tapi jika dijumlahkan nilainya cukup tinggi.
Liu Da Nüshen melihat kejadian itu, bola matanya langsung bersinar. Di wajahnya terbayang kegembiraan intens. Dengan bawah sadar kedua lengan terkembang menyerbu Yin Nuxia, dada yang megah bergoyang-goyang: "Terima kasih Kak Yin Dan, Kak Yin Dan aku cinta... Eh?"
Sepertinya tiba-tiba teringat desain karakternya, separuh kalimat yang belum selesai langsung tertelan!
Menyapu sekeliling dengan sorot mata ke semua orang yang terdiam tak berkutik, ia menarik kembali tangan dan antusiasme di wajah. Batuk dua kali menyesuaikan suara, membenarkan postur duduk, berusaha keras mempertahankan wujud anggun: "Terima kasih banyak, aku tidak tahu bagaimana membalas budimu. Jika ada yang ingin kau lakukan, akan kukerahkan segenap tenaga memenuhi cita-citamu."
Yin Nuxia menjilat bibirnya, bola mata bergerak tak menentu, merasakan bibir agak kering: "Aku..."
Setelah bersuara, barulah ia sadar yang kering bukan hanya bibirnya, tapi juga tenggorokannya. Dengan buru-buru ia menelan ludah. Dalam proses bertahap ini tiba-tiba ia tersadar——dirinya tak mungkin membawa sang dewi sekolah ini pulang sebagai Nyonya Kediaman, sekalipun ia seorang bandit pun tak bisa, perangkat keras tidak memungkinkan!
"Sudahlah, ini cuma urusan sepele! Semua pilihan Xuanxuan, aku juga nggak bisa milih. Cuma bilang ke dia kalau kamu suka barang-barang begini, aku malah khawatir kamu nggak suka!"
"Ada lagi ini..."
"Keyboard?"
"Nih, hadiah untuk gadis kecilku Yu Dian!" Yin Nuxia mengeluarkan sebuah keyboard meletakkannya di meja, matanya berbinar penuh harap menatap gadis Yu Dian, "Aku juga nggak tau kamu suka atau nggak. Waktu itu aku bilang ke si bocah kalau kamu suka latihan ngetik, langsung dia nyuruh kasih keyboard mekanis."
"Aku... sangat menyukai." Yu Dian berbisik pelan.
"Syukurlah! Lihat lagi ini..."
"Apa ini?"
"Satu set... baju? Atau apa yang dibungkus kain?"
Sekali lagi mata semua orang membelalak.
Yin Nuxia menyeringai: "Satu set baju latihan kungfu!"
Cheng Yan mengatupkan bibir, batuk dua kali, mengambil baju latihan itu dan mengamati, lalu menambahkan: "Baju latihan Tai Chi..."
Yin Nuxia dengan kesombongan: "Betul! Sutra! Warna emas! Keren kan?"
Cheng Yan membayangkan dirinya mengenakan jubah Tai Chi versi Yang Mulia berwarna kuning keemasan yang biasanya dipakai bangsawan pensiunan atau ahli bela diri, lengkap dengan sarung tinju sambil memukul sandbag, ditambah gerakan kuncian silang - fragmen kenangan itu... tak terbayangkan.
Menatap Yin Nuxia, setelah berpikir sebentar dia bertanya: "Kali ini kamu bilang apa kesukaanku ke muridmu?"
"Latihan ilmu bela diri!"
Suara Yin Nuxia riang menggema.
Tapi dia juga tidak bodoh, memperhatikan ekspresi wajah Cheng Yan yang agak aneh, alisnya berkerut dan senyumnya tiba-tiba kaku: "Kenapa, kamu tidak suka?"
Cheng Yan seketika menyimpan baju itu: "Suka! Sangat suka!"
Yin Nuxia merasa lega: "Sudah kuduga! Aku dengar dari pramuniaga kalau bos terkaya Tiongkok juga pakai merek ini!"
Cheng Yan menarik sudut bibirnya.
Cheng Yun menahan tawa, buru-buru berkata: "Cepatlah kau pakai, biar kami lihat cocok tidak. Ganti sekarang juga!"
Tang Qingying sengaja memanas-manasi: "Iya nih, cepat ganti... Eh baiklah tidak usah juga."
Cheng Yan menarik kembali hasrat membunuh dari pandangannya.
Yin Nuxia terus mengeluarkan barang-barang dari tas.
Sebuah kotak kecil berbalut kertas kado disodorkan ke Cheng Yun, matanya memandang dengan gelisah. Semangat heroiknya tadi langsung menguap, dengan suara lemah ia berkata: "Kepala Stasiun, ini... untukmu..."
"Apa ini?" Cheng Yan bertanya.
"Tak ada harganya..." gumam Yin Nuxia terbata-bata.
"Apa sih?!"
"Yang paling tak ada harganya..." Yin Nuxia diam-diam mengamati Sang Kepala Stasiun, sangat takut beliau tak senang. Kalau sampai marah, dia sudah siap naik pesawat terbang langsung memukul mati Xuanxuan.
"Sebenarnya apa sih?" Cheng Yan tak bisa menahan rasa ingin tahunya, "Kenapa kamu jadi seperti nenek-nenek cerewet begini?"
Bahkan si loli kecil pun membuka mata penuh rasa ingin tahu, tak tahan mengulurkan cakar mungilnya ingin menyentuh kotak kecil yang dibungkus indah dengan pita warna-warni dan simpul kupu-kupu.
Plak!
Yin Nuxia langsung menampar cakar kecilnya dengan gerakan kasar: "Ini bukan untukmu!"
"Brengsek!!"
"Ini cawan minum."
"Apa? Jam dinding?"
"Cawan untuk minum," kata Yin Nuxia.
"...Cuma gelas biasa. Aku hampir tak mengerti." Sebagai orang Yizhou, Cheng Yan terkejut karena tak langsung paham logat Mandarin versi Yizhou yang diucapkan srikandi dari dunia lain ini, membuatnya merasa malu.
"Hm, harganya cuma seratus sekian ribu."
Yin Nuxia sangat takut Sang Kepala Stasiun tidak senang, lalu menambahkan: "Semua itu kata si pemuda itu. Dia juga tidak bertanya padaku apa yang disukai Kepala Stasiun, aku juga tidak memberitahu, tapi dia bilang banyak siswi pertama kali memberi hadiah ke pemuda biasanya memberikan gelas minum, karena praktis dipakai sehari-hari... Lagipula harus mencetak foto sendiri di atasnya baru dianggap tulus. Aku bilang ini terlalu murah, tidak baik, tapi dia bersikeras ini yang terbaik."
Sambil berkata demikian, matanya penuh harap menatap Sang Kepala Stasiun membuka bungkus, melihat senyum tipis di bibir Sang Kepala Stasiun yang sepertinya tidak akan marah.
Setelah membuka kotak hadiah, ternyata masih ada kotak kayu indah di dalamnya.
Melalui kaca di permukaan kotak, sudah terlihat jelas bentuk cangkir di dalamnya—sebuah cangkir keramik biasa yang praktis dengan tutup kayu dan sendok kecil porselen tulang, cocok untuk mencampur obat flu cair maupun menyeduh kopi. Hanya saja tekstur cangkir ini terlihat sangat halus, satu-satunya dan yang paling unik adalah foto Yin Nuxia yang tercetak di badan cangkir. Dalam foto tersebut, Yin Nuxia tersipu malu—ekspresi yang sangat langka darinya.
Ekspresi beberapa orang yang hadir mulai terlihat agak aneh.
Terutama dua saudari Tang Qingying dan Tang Qingyan.
Sebagai mantan remaja putri, mereka paham betul pikiran siswi-siswi muda. Cangkir biasanya hanya diberikan kepada orang yang disukai, atau sepasang kekasih yang membeli set cangkir bergambar foto berdua sebagai simbol komitmen seumur hidup. Pikiran anak muda memang sering melayang-layang, atau bisa dibilang kekanak-kanakan dan menggelikan, namun harus diakui mayoritas orang memang seperti itu di masa remajanya, dan mereka benar-benar percaya dengan simbol-simbol semacam itu dengan sangat serius.
Sedangkan Cheng Yun tidak melakukan apa-apa, hanya tertawa.
Cheng Yan melirik Tang Qingying, rasa balas dendam muncul, berkata pada Yin Nuxia: "Muridmu bagus!"
Yin Nuxia terpaku: "Eh??"
Cheng Yun juga menyimpan gelas itu, berkomentar: "Aku sangat menyukainya, terima kasih Nuxia."
Yin Nuxia langsung melempar semua pertanyaan ke belakang kepala, bahkan seperti orang bodoh menepuk-nepuk tangannya: "Bagus sekali!"
Sambil dalam hati menghela napas lega——
Hampir saja dia kehilangan seorang murid!
Kemudian dia mengeluarkan jam sport terbaru merek Suunto, model flagship, fungsinya sangat dahsyat, bisa memantau berbagai data tubuh, membantu berbagai jenis olahraga, bahkan dilengkapi GPS, suhu, ketinggian dan lain-lain.
Ini untuk Naqu Sensei, tapi karena Naqu Sensei belum pulang kerja, dia meletakkan jam itu di sebelah.
Saat itu loli menyapu sekeliling, melihat semua orang sudah mendapat hadiah kecuali dirinya. Tanpa sadar dia mulai panik, terus-menerus mencuri pandang ke arah Yin Nuxia, berharap sang srikandi bisa merasakan pandangannya sekaligus menyimpulkan bahwa ini bukanlah kode mata yang disengaja.
Persepsi Yin Nuxia setajam pedang. Dengan hati riang gembira dan tanpa rencana mengganggu makhluk kecil ini, dia langsung menyusupkan tangan ke dalam karung goni sambil berkata: "Aku sengaja membawakanmu beberapa barang..."
Plak!
Satu karung pupuk kompos, kira-kira lima kilogram.
Loli: "？？？"
Tang Qingyan: "？？？"
Gadis kecil Yu Dian: "Itu... untuk apa kamu beli barang ini? Menyiram bunga?"
Yin Nuxia tersipuk malu sambil melambaikan tangan: "Salah salah."
Tangan itu kembali masuk.
duang！
Sekaleng daging sapi!
duang！
Dua kaleng!
DuangDuangDuang……
Tujuh-delapan kaleng daging sapi ditumpuk tinggi!
Dengan wajah penuh kepuasan diri, Yin Nuxia berujar: "Daging sapi ibu kota yang kubawa khusus untukmu, daging sapi ibu kota itu enak banget lho!"
Dia juga mengangkat alis ke arah si loli, seolah berkata: Bagaimana? Tersentuh tidak?
Si loli diam-diam memandangi beberapa kaleng daging sapi itu, yang persis seperti yang dimakannya semalam!
Apalagi... ternyata dua di antaranya kosong!?
Yin Nuxia |Terdeteksi |pandangannya, |proaktif |Lepaskan kedua kaleng kosong itu, lalu |dengan suara lemah berkata: "Ngomong-ngomong, kan sudah kubilang ini |enak banget lho, tentu saja aku sudah |langsung mencicipinya... |Baiklah, tadi di |di mobil aku kelaparan dan tak tahan, |sampahnya juga tidak ada tempat buang."
Si loli |tidak bersuara.
Yin Nuxia mengeluarkan suara "Hm~~" panjang, |terus menyusupkan tangan ke dalam |karung goni dan mengeluarkan sekantong kecil daging sapi.
"|Dang dang dang dang! Dendeng iris tipis, belum pernah coba kan |Haha, cuma segini!"
“……”
Loli itu diam lama, lalu mengulurkan cakar kecilnya untuk membandingkan. Daging sapi dalam kemasan kecil ini, setelah dikurangi bungkusnya, ternyata lebih kecil dari cakarnya. Ia sangat mencurigai bahwa daging sapi curah ini dicuri manusia itu dari tempat lain.
Ekspresi Yin Nuxia kembali kaku. Dengan suara lemah ia melirik si loli, jelas masih memedulikan perasaan makhluk kecil ini. Maka ia langsung membalik karung goni itu, menggoyang-goyangkannya hingga dua bungkus camilan jatuh, lalu berkata penuh percaya diri: "Ini pasti kamu suka! Menurut anak itu, tak ada anak di seluruh jagat yang tak suka ini. Aku sengaja beli sesuai seleramu!"
Semua orang menyipitkan mata——
Keripik pedas!
Kemasan hitam dengan cetakan nyala api merah menyala, dihiasi beberapa kata kunci mencolok berwarna merah——
Dewa Kematian! Iblis! Pedas Menyimpang!
Tang Qingyan tertegun, menunjuk keripik pedas, lalu menunjuk loli, pandangannya akhirnya beralih antara Cheng Yun dan Yin Nuxia: "Kalian... biasanya memberinya makan ini?"
Loli kecil berlinang air mata.
Menatap pandangan penuh harap dan gelisah manusia bodoh itu, ia menundukkan kepala berpikir sejenak, tetap berlagak gembira mendorong semua barang ke hadapannya sambil diam-diam melirik Yin Nuxia——
Anggap saja Wang takut padamu!
Yin Nuxia dalam hati senang, tapi dia batuk-batuk kecil: "Lagipula ini cuma sembarang belanjaanku, suka atau tidak, yang penting jangan anggap aku punya maksud buruk."
Setelah bicara, dia menambahkan: "Aku adil kok!"
Dengan ini, pembagian hadiah pun selesai.
Tapi Yin Nuxia teringat sesuatu: "Ngomong-ngomong, di kopernya masih ada beberapa kotak kue bulan dari klub dan panitia game, nanti kubawa untuk dimakan bersama!"
Cheng Yun mengangguk.
Benar, hari ini tanggal 24 September.
Penanggalan lunar bulan kedelapan hari kelima belas.
Tepat pada Festival Pertengahan Musim Gugur.
Hari raya kebersamaan keluarga.
Tiba-tiba ia teringat pada orangtuanya, juga sanak keluarga yang masih ada di dunia namun tak berada di sampingnya. Bahkan teringat pada Jenderal Li yang pernah merayakan Zhongqiu bersama mereka tahun lalu, tak tahu kini sang jenderal berada dalam situasi apa, hidupnya cukup atau tidak, bulan berbentuk lingkaran atau tidak.
Tanpa berpikir panjang, ia segera berkata: "Baiklah, mari kita bersiap-siap! Malam nanti kita makan bersama di atap gedung! Bos Tang juga ikut, jarang ada kesempatan berkumpul di hari raya seperti ini!"
Tang Qingyan tak banyak bimbang, langsung menyetujui dengan antusias.
