“Perbedaan laju waktu di sini dengan Bumi sangat besar. Kalian datang saat Hari Nasional, lebih baik bermain lebih lama di sini.” Jenderal Li berkata dengan lembut, “Aku akan carikan orang khusus untuk menemani kalian bermain.”
“Cari orang? Tidak perlu lah...” Cheng Yun berkata.
“Tidak apa-apa, aku tahu ada anak kecil yang sangat lincah, terus-terusan bermain ke mana-mana.” Jenderal Li tersenyum, “Kalau tidak, aku juga tidak akan tahu ada apa yang seru di lokasi ini.”
“Baiklah, kami juga lumayan ingin bermain lebih lama di sini.” Cheng Yun membuka mulut lebar, “Kamu belum tahu kan, alasan kami keluar kali ini adalah... aku mengajak mereka berdua road trip melintasi _No Man's Land_. Kalau cuma dua tiga hari sudah pulang, Kak Yu Dian dan kakaknya Yao Yao pasti akan curiga.”
“Kakaknya Yao Yao!?”
“Bukan! Tidak ada!” Tang Qingying buru-buru bersuara, “Jangan salah paham ya!”
“Hmm...” Ekspresi Jenderal Li sangat bermakna, matanya kadang memandang Cheng Yun, kadang beralih ke Tang Qingying, “Sepertinya banyak kejadian setelah kepergianku...”
“Tidak ada yang terjadi!” Tang Qingying menyangkal.
“Menutup telinga mencuri lonceng tidak baik, lho.” kata Jenderal Li.
“……”
Semua orang makan dengan kasar, namun di separuh akhir kecepatannya melambat. Sambil bercakap-cakap, mereka memaksa menyantap sampai makanan dingin sepenuhnya. Bulan menggantung di tengah langit malam, lentera pun diganti sekali.
Beberapa gadis sangat tertarik pada pengalaman Jenderal Li selama belasan tahun terakhir. Mendengar kisah-kisahnya memerangi suku asing, mempromosikan budaya, sains, pendidikan hukum dao, mengembangkan tingkat hukum dao dan teknologi, hingga menghapus sistem monarki bangsawan - seolah mendengar sosok agung yang hidup bercerita. Bersamaan, Cheng Yan kerap memberi saran berdasarkan pengalaman negara-negara di Bumi, meminta Jenderal Li menyesuaikan dengan kondisi dasar dunia ini.
Larut malam, semua orang kembali ke kamar.
Tiga gadis dan kamar Cheng Yun saling berdampingan. Cheng Yan pertama kali mendorong pintu kamar, memalingkan wajah ke Cheng Yun. Pandangannya tertahan pada sosok loli yang diam-diam berada dalam pelukannya. Mengatupkan bibir, ia berkata: "Tidurlah lebih awal."
Cheng Yun memeluk loli: "Kalian juga."
Yin Nuxia malam ini tampak sangat puas, sudut matanya memancarkan aura "kenyang dipenuhi". Ia mengibaskan tangan ke arah Cheng Yun: "Kepala stasiun sampai jumpa besok."
Tang Qingying melirik sekeliling, melihat tak ada orang sekitar, lalu dengan licik bertanya pada Cheng Yun: "Kakak ipar, apa kamu butuh yang menemani tidur?"
Seketika, loli dalam pelukan Cheng Yun mulai gelisah, seolah ingin turun untuk berantem dengan Tang Qingying.
Tang Qingying meliriknya sengaja memprovokasi: "Aku baru belajar teknik pijat, sudah kucoba di Yan-yan. Katanya enak banget! Mau coba, Kak? Jaminan lebih nyaman daripada memeluk kucing!"
"Huu! Hiks hiks hiks!!"
"Sudah, jangan ganggu dia. Kalian tidur lebih awal, selamat malam." Cheng Yun langsung melangkahi pintu.
"Oh, selamat malam Kak."
"Hm."
Kembali ke kamar, Cheng Yun mengusap kepala si loli sambil bergumam kesal, "Kamu ini, sudah tahu mereka sengaja memancingmu, tetap saja selalu termakan jebakan. Mana ada yang sebodoh ini!"
Si loli membuka mulut ingin menjelaskan, tapi ragu sejenak akhirnya diam—lagipula Sang Raja takkan mengerti tekadnya sebagai Raja Padang Salju, juga tak paham bahasa kucingnya.
Benar-benar diperlakukan tak adil!
Malam di dunia ini sungguh sunyi sempurna. Udara bebas dari polusi suara atau cahaya, hanya sesekali derik jangkrik dan bunyi dentingan zirah penjaga yang berpatroli. Celah jendela menyaring cahaya bulan pucat, melukis garis perak redup di lantai. Cheng Yun memeluk si loli yang terkulai lemas di ranjang baru—bantal, kasur, dan selimut kapas masih harum, lembut dan hangat menyelimuti.
Loli itu menggeliat gelisah di dadanya, seolah sengaja menggesek-gesekkan tubuh, keempat kaki dan ekornya membuatnya geli.
Tiba-tiba, Cheng Yun mendengar suara bisikan yang sengaja diredam dari sebelah, sangat dekat dengannya——
Pertama adalah suara manis Tang Qingying yang terdengar kesulitan: "Habis habisan, habis makan langsung tidur, pasti bakal gemuk nih..."
Yin Nuxia tak setuju: "Nggak kok!"
Cheng Yun tertegun sejenak, menoleh ke belakang.
Jelas rumah di dunia ini punya efek peredam suara yang buruk, tapi masih bisa terdengar tata letak tempat tidur kedua kamar——kamar dia dan loli berada di sebelah kanan dengan ranjang menempel di dinding paling kiri, sementara kamar tiga gadis justru sebaliknya. Alhasil kedua ranjang hanya dipisahkan tembok.
"Kak Yin Dan besar sekali..." Kembali suara Tang Qingying.
"Punyamu juga nggak kecil kok." Yin Nuxia merendah.
"Ah mana ada..."
"Aku serius."
"Hah! Yan-yan, bagaimana bisa diam? Eh-eh salah salah, sudah tahu salah, jangan-jangan, Kak Yin Dan selamatkan aku, oh Kak Yin Dan selamatkan aku selamatkan aku……"
"Aku bicara jujur, benda ini tidak ada gunanya, sangat mempengaruhi aksi! Kalau aku tidak punya benda ini, ilmu bela diriku pasti naik ke lantai berikutnya!" Srikandi Yin berpura-pura jadi pahlawan, "Menurutku seperti kondisi Yan-yan ini sangat bagus, aku sangat iri padamu Yan-yan. Yan-yan, kamu jangan sampai merasa inferior ya! Lagipula di zaman ini kita tidak perlu bergantung pada ASI wanita untuk menyusui anak lagi!"
“……”
Dari awal sampai akhir tidak terdengar Cheng Yan berbicara.
Cheng Yun tidak bisa menahan menarik sudut bibir, dua gadis ini!
Masih suara Tang Qingying: "Eh, menurutmu, kalau kita berbisik-bisik seperti ini apakah kakak ipar akan diam-diam menyimak?"
"Kepala stasiun itu lemah, diperkirakan tidak bisa dengar. Tapi benda kecil itu pasti mendengar."
"Benarkah?"
Tiba-tiba Cheng Yun tak tahan lagi, ia memutuskan menyelamatkan adiknya dari lautan penderitaan, bersuara: "Kalian diam! Kegembiraan apa lagi ini? Besok masih mau jalan-jalan sore tidak?"
Langsung, ruangan sebelah hening.
Tak ada satu pun yang menjawabnya.
Namun lima menit kemudian, suara Tang Qingying kembali terdengar, lebih pelan dari sebelumnya: "Kak Yin Dan, menurutmu kali ini kakak ipar dengar tidak ya?"
"Kepala stasiun cuma terpisah satu tembok dengan kita."
"Ha?"
"Yan-yan, kita tukar posisi, aku tidur di bagian dalam!"
"Yan-yan, tukar posisi dong!"
"Aiya aku salah, aku tak akan lagi menyebut-nyebut ini di hadapanmu, sungguh!"
"Aku rela belajar teknik pijat untukmu, oke? Hush ngapain! Ini juga salah?"
“……”
Mendengar suara jernih dari sebelah rumah yang seperti sedang memukul nyamuk, Cheng Yun dipenuhi garis hitam di kepala. Saat menundukkan pandangan, loli kecil itu masih berbaring kalem di dadanya, membelalakkan mata besar nan polos seolah juga menyimak keributan di sebelah. Tak tahan lagi, ia berteriak: "Jangan bicara lagi! Baru buka mulut langsung mengemudi! Di sini masih ada anak kecil, oke?"
Sebelah rumah kembali hening.
Cheng Yun seakan bisa membayangkan ekspresi Tang Qingying yang terkejut membelalakan mata sambil mengkerutkan leher dan menjulurkan lidah hitamnya yang jenaka.
Malam akhirnya sunyi.
Dalam kegelapan, loli kecil itu menatap dengan mata besar yang bagai mengandung ratusan juta bintang. Setelah merenung lama entah kenapa, tiba-tiba ia melompat ke tubuh Cheng Yun dan memaksa memijatnya. Cheng Yun tak tahu kapa tertidur. Saat terbangun esok pagi, seluruh tubuhnya nyeri menusuk.
Jenderal Li duduk bersila di pekarangan, energi dunia ini tidak menolak manusia, sehingga bahkan di dalam kota konsentrasi energi tetap tinggi. Sepertinya ia sedang berlatih.
Melihat pintu Cheng Yun terbuka, seorang prajurit di sampingnya yang mengenakan zirah berat, dihiasi pedang besar dan senapan api kaliber besar, menepuk perlahan bahunya.
Jenderal Li membuka mata, langsung melihat Cheng Yun, tersenyum: "Selamat pagi, Sang Kepala Stasiun!"
"Pagi juga!"
"Sarapan sudah siap, tunggu Yao Yao dan yang lain bangun baru kita makan bersama."
"Jangan manjakan mereka! Semalam mereka begadang sampai larut. Kalau kau memanjakan, mereka bisa tidur sampai makan siang!" Cheng Yun bergegas ke sebelah rumah, mengetuk pintu dua kali dengan suara bum bum, "Sudah bangun belum? Matahari sudah menyinari pantat, cepat bangun makan!"
"Pagi, Kepala Stasiun!" Hanya suara Yin Nuxia yang terdengar dari dalam.
"Buka pintu!"
"Siap! Langsung dibuka!"
"Kak Yin Dan jangan!"
“Hmm, aku masih kurang tidur…”
Namun Yin Nuxia sama sekali tidak peduli dengan suara mereka berdua. Saat Sang Kepala Stasiun menyuruhnya membuka pintu, dia langsung melaju membukakan pintu.
Ciiiit! Pintu terbuka.
Rambut Yin Nuxia tetap kacau balau, helaian rambut yang berantakan di sisi wajahnya membuat wajahnya terlihat kecil. Dengan mata hitam putih yang jernih, dia menatap Cheng Yun dan kembali berkata: “Selamat pagi, Sang Kepala Stasiun!”
“Selamat pagi. Yang dua itu bagaimana?”
“Masih tidur.”
“Sudah pakai baju?”
“Sudah.”
“Dengus!”
Cheng Yun berjalan masuk ke dalam, menghadapi tonjolan selimut dan dua gadis kecil yang masih berkunang-kunang di ranjang. “Kali ini jangan bilang saya tidak mengetuk pintu ya!”
Cheng Yan mengangkat lelenan bawahnya menutupi mata, seolah dengan begitu Cheng Yun tak bisa melihatnya.
Sementara Tang Qingying mengkerut masuk ke dalam selimut hingga seluruh tubuhnya lenyap.
Cheng Yun agak tak tahu harus berkata apa.
Sejujurnya, kedua adik juga sudah besar begini, sungguh sulit untuk membuka selimut mereka dengan paksa atau mendorong-dorong agar bangun. Namun sebagai Sang Kepala Stasiun, ia tak perlu melakukan semuanya sendiri.
Tatapan Cheng Yun menukik ke bawah, tak melihat apapun. Saat memalingkan wajah, barulah ia sadar si loli tidak ikut masuk, malah berjongkok di ambang batas kamar sambil menatapnya. Saat ia menggerakkan jari, si loli langsung melompat turun dari ambang batas dan berlari masuk.
"Pergi, bangunkan mereka." Cheng Yun memperagakan gerakan.
"Huu!"
"Loli!!?"
"Apa-apaan ini! Menginjak-injak tubuhku! Berat banget!"
Tiga menit kemudian, kedua gadis kecil yang sudah rapi berpakaian membasuh muka di mulut sumur, lalu mengikuti Cheng Yun dan Yin Nuxia menuju ruang tamu.
Seorang bibi agak gemuk sedang menghidangkan masakan, sementara meja sudah penuh dengan hidangan yang membuat semua orang terdiam tak berkutik——
Setengah ember tiram, setengah ember kerang.
Ikan kecil perak goreng, gurita besar.
Lobster merah menyala setengah meter, tanpa capit, panjangnya setengah meter!
Kepiting sebesar baskom cuci muka!
Satu ember bubur seafood!
Bibi itu berkata dengan agak malu-malu: "Masih ada beberapa ikan kukus, baru masuk panci, sebentar lagi diantar."
Jenderal Li mengucapkan terima kasih padanya.
Tang Qingying membelalakkan matanya: "Ini... ini... sarapan mewah seperti ini?"
Wajah Yin Nuxia berseri-seri merah, semuanya makanan kesukaannya.
Cheng Yun juga takjub: "Wah, benar-benar berwarna!"
Melihat reaksi mereka, Jenderal Li tersenyum dan berkomentar: "Senang kalian suka. Ini sengaja kuminta orang ambil dari laut kemarin, pagi tadi baru sampai, masih segar! Tempat ini dekat laut, jalan ke barat sekitar 100 kilometer ada kota kecil persis di tepi pantai. Samudera masih surga murni yang kaya hasil. Sebelum aku kembali, beberapa kali krisis pangan bisa diatasi berkat laut. Kalau kubilang, orang-orang di kota kecil itu sampai miskinnya cuma bisa makan seafood tiap hari, pasti tak percaya!"
Tang Qingying terdiam kaku: "Huu... betapa bahagianya!"
Setelah bereaksi, dia segera mengambil beberapa tiram untuk Cheng Yun: "Kakak ipar makan ini, untuk stamina!"
