10 Oktober, Rabu, sore.
Tang Qingyang berdiri di resepsionis dengan wajah bosan. Ia tidak duduk di dalam meja kasir maupun di sofa, melainkan berdiri di lorong sambil kedua tangan mencengkeram tepi meja. Sekilas terlihat sedang mengagumi ketampanan Liu Da Nüshen, namun matanya kosong sambil bergumam tanpa sadar: "Bosan sekali... Mengapa Kakak Ipar dan Yan-yan belum kembali? Di mana juga sih benda kecil itu..."
Liu Da Nüshen yang sedang asyik menggesek ponsel mengangkat kepala, menunjukkan sorot keraguan: "Guru Yao Yao bahkan berani merindukan Yang Mulia Loli?"
"Iya, kalau dia ada, setidaknya bisa bertele-tele denganku... Sekarang bosan banget!" Guru Yao Yao benar-benar hampir gila karena kebosanan. Beberapa hari terakhir Yin Nuxia juga tidak ada di hotel, hanya dia bersama gadis kecil Yu Dian dan Liu Da Nüshen. Seperti yang semua tahu, gadis kecil Yu Dian tidak banyak bicara dan kurang seru. Sementara Liu Da Nüshen seharian sibuk memeluk ponselnya menyaksikan berbagai barang acak-acakan. Bahkan Tang Qingying curiga meski dia ikut sepupunya ke perusahaan, di sela-sela membantu pembuatan album, latihan tarian, atau merekam lagu, tetap saja ponselnya tidak lepas.
"Begini rupanya..." Liu Da Nüshen mengangguk, lalu kembali menunduk melihat ponsel.
"Ah!!"
"Hm?" Liu Da Nüshen terkejut oleh helaan nafas dramatisnya. Seolah menyadari gadis ini membutuhkan perhatiannya, dia memaksa diri mengalihkan pandangan dari layar. "Bukannya Guru Yao Yao masih kuliah? Kenapa tidak masuk kelas?"
"Nggak ada kelas. Aku juga malas pergi."
“Begitu ya……”
Liu Da Nüshen kembali tak punya kata-kata.
Tiba-tiba, dia kembali berteriak heran: “Ya!”
“Ada apa?” Tang Qingying bertanya dengan lesu.
“Lihat ini di atasnya!” Liu Da Nüshen menunjukkan layar ponselnya ke Tang Qingying, “Mengerikan, sepertinya sebelum tidur tidak boleh main ponsel lagi!”
“Apa?!” Tang Qingying menatap tajam layar ponselnya, langsung terlihat garis hitam berukuran besar yang dicetak tebal, tanpa sadar dia bergumam, “Masih melakukan ini sebelum tidur? Akibatnya di luar imajinasi……”
“Lihat ke bawah!” Liu Da Nüshen memberi petunjuk.
“……”
Di dahi Tang Qingying perlahan terbayang garis hitam.
Main ponsel malam hari meningkatkan probabilitas penyakit kulit? Menaruh ponsel di samping terlalu lama bisa sebabkan kanker karena radiasi?
"Liu Da Nüshen adalah orang yang teliti dan perhatian. Melalui fokus mata Tang Qingying, dia menilai sejauh mana bacaan sang guru, lalu membantu menggeser layar ke atas dengan jarinya. Namun secepat itu dia menyadari fokus pandangan Tang Qingying tiba-tiba lenyap – Guru Yao Yao pun ketakutan!"
Liu Da Nüshen menekan dadanya yang menjulang: "Sungguh menakutkan! Aku setiap malam main ponsel sampai pagi, bahkan menaruhnya di samping bantal saat tidur. Sepertinya mulai sekarang tak boleh lagi! Guru Yao Yao, kalian berdua tidak melakukan hal serupa kan?"
Tang Qingying dipenuhi garis hitam di kening: "Kak Liu Xi, di dunia kalian tidak ada ponsel?"
"Tidak ada, kenapa?"
"Tidak ada kanker dan penyakit kulit?"
"Kanker tak pernah kudengar, penyakit kulit memang ada, tapi aku tak mungkin tertular." Liu Da Nüshen berhenti sejenak, ragu-ragu melanjutkan, "Aku juga tak tahu apakah melihat ponsel bisa menyebabkan itu... Tulisannya terlihat sangat mengerikan... Ada masalah?"
"...... Tidak ada berita idiot?"
"Apa pasir... maksudmu apa?!"
“Palsu, tipuan, cuma buat orang bodoh. Kak Yin Dan saja pasti nggak bakal percaya.” Tang Qingying berkata dengan ekspresi datar.
“Kak Yin Dan memang begitu, Senior pernah bilang, otaknya nggak muat banyak hal.” Liu Da Nüshen mulai mengerutkan kening, “Tapi yang ini mustahil palsu kan? Ini kan diposting di situs berita khusus, tulisannya juga profesional banget. Lagian emang ada orang yang kena penyakit kulit dan kanker setelah main ponsel! Lihat di sini ditulis jelas-jelas, ada Tuan Zhang dan Nyonya Wang...”
“……Ada orang yang makan, terus mati.” Guru Yao Yao berkomentar lesu.
“……”
“Ah, udahlah. Mending gue naik main game dulu. Kayanya Abang Jiejie baru balik pas jam makan malam. Main sendiri aja ya.” Tang Qingying menghela napas dan berjalan menuju lantai atas. Baru naik beberapa anak tangga, dia menoleh kembali——
"Ngomong-ngomong Kak Liu Xi, aku kasih tahu ya, sebenarnya kamu bisa cari grup warga kompleks dan gabung, lebih seru daripada push yang kamu lihat di situs!"
“？？？”
Liu Da Nüshen agak mengalami Momen Memalukan, dia tidak sebodoh Yin Nuxia.
Setelah Tang Qingying pergi, dia terus menatap tajam ponselnya, mulai menampilkan ekspresi kontemplatif——Apakah ini benar-benar palsu?
Tang Qingying tidak kembali ke kamarnya sendiri, melainkan menuju ruang penyimpanan di antara lantai satu dan dua——yang merupakan live streaming-nya Yin Nuxia. Tentu saja komputer Yin Nuxia jauh lebih memuaskan untuk bermain game daripada laptop usang miliknya.
"Ngung……"
Menekan saklar komputer, hanya butuh beberapa detik untuk booting, tapi waktu masuk ke dalam permainan relatif lebih lama.
Tang Qingyang duduk dengan malas di kursi tunggal sambil menunggu, tiba-tiba dia teringat kakak ipar pernah bilang lokasi ini sepertinya pernah dipakai Kak Cai Qing sebagai laboratorium——Kak Cai Qing adalah seorang Mage jenius muda yang terutama ahli dalam teknik tongkat, mungkin meninggalkan sesuatu yang menarik.
Dengan pemikiran seperti itu, mata Tang Qingying langsung berbinar-binar penuh semangat. Ia berdiri dan mulai meraba-raba sekeliling ruangan sambil mencari-cari.
Sambil mencari, mulutnya tak henti bergumam—
"Pasti tersembunyi sangat rahasia..."
"Mungkin cuma orang biasa yang tak bisa melihatnya, harus ada kebetulan khusus atau mantra tertentu baru bisa dibuka..."
"Sesame buka pintu?"
"Kue strawberry?"
"Cai Zhifei?"
“……”
Untuk sesaat, ia seolah menemukan kembali keceriaan yang hanya ada di masa kecilnya.
Namun sepertinya takdir tak berpihak padanya, atau dalam istilah Buddhis disebut 'jodoh pertemuan belum tiba'. Bisa juga karena semua tebakan password-nya salah. Yang pasti, Guru Yao Yao tak menemukan sesuatu yang mistis atau menarik.
Malah menemukan beberapa... benda biasa yang seharusnya tak ada di sini.
"Buku Bahasa Mandarin! Kelas tujuh jilid satu?!"
"Matematika? Kelas tiga?!"
"Kartu perkalian 9x9?!"
"Pencerahan Idiom?!"
"Kenapa ada barang-barang begini di sini?"
Guru Yao Yao sejenak kebingungan, menurut logika hotel saat ini tidak ada tamu yang berada di kelompok usia ini, sedangkan rak-rak tersebut adalah tempat menyimpan sampah dan perlengkapan hotel!
Jangan-jangan...
Ekspresi keraguan muncul di wajah Tang Qingying, tiba-tiba ia menemukan sebuah kertas ujian terselip di dalam buku Bahasa Mandarin.
"Tulisan ini..."
Alis Tang Qingying berkerut.
Pada umumnya, menulis adalah pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, tidak hanya sekadar mengendalikan tangan, tapi juga berhubungan dengan karakter dan kebiasaan seseorang. Jika seseorang tidak pernah berlatih menulis khusus, sebenarnya "tulisan tangan" bisa mencerminkan karakter orang tersebut sampai tingkat tertentu. Tidak hanya tulisan, melukis pun sama - saat pertama kali belajar melukis, apakah karaktermu gelisah atau tenang, langsung terlihat dari goresan pertama.
Namun tulisan ini...
Terlalu sembarangan!
"Bilang jelek sih tidak, setiap garis horizontal dan vertikalnya tegak lurus sempurna, sudut horizontalnya membentuk sudut siku-siku sempurna. Bilang bagus juga bukan, karakternya terlalu unik. Bahkan huruf-huruf ini seolah enggan berdiam di dalam garis batas atau tanda kurung, semua barisan kata tidak sejajar di tingkat yang sama."
Di hati Tang Qingying telah muncul keputusan——
Rupanya telah menemukan gudang harta karun pribadi Kak Yin Dan!
Ia tidak sengaja.
Tapi setelah terlanjur melihat, mustahil memutar kembali arus waktu.
Tang Qingying asal memilih satu soal, bergumam pelan: "Isi idiom sesuai arti, semakin banyak semakin baik... Pantas saja akhir-akhir ini Kak Yin Dan terasa menguasai banyak idiom."
"Soal pertama, idiom yang menggambarkan 'terpenting'."
"Enm... Terlalu umum ya?"
"Hah!"
"Sangat penting?"
"Terutama penting?"
"Tak jelas penyebabnya penting?"
"Hahaha, bakat!!"
Soal kedua tentang menggambarkan "sangat indah", isi sama hanya kemasannya berbeda, membuat pipi Tang Qingying sakit karena tertawa terbahak-bahak.
Ia pun tak tahu perasaan apa yang dirasakan Kak Yin Dan saat menulis jawaban seperti ini—mungkin hasil perenungan panjang, atau mungkin jawaban andalannya?
Sepuluh menit kemudian, dengan licik ia mengembalikan semua barang itu ke tempat semula tanpa perubahan, baru duduk melanjutkan game.
Karena hati sedang riang, meski biasanya bermain sebagai "Mage mid lane", ia memaksakan diri main Happy Wind Man tiga game berturut-turut. Begitu masuk langsung memblokir semua chat rekan tim, fokus menikmati kesenangan.
Pukul lima setengah, Tang Qingying keluar dari ruang penyimpanan.
Baru saja menuruni tangga, ia melihat dua orang berdiri di depan meja kasir sedang berbicara dengan Liu Da Nüshen. Dari penampilannya jelas bukan tamu penginapan—selain pria muda yang sedang berbicara, ada perempuan bergaya profesional membawa tas, seperti sekretaris atau asisten, berdiri tertib di belakang pria itu seolah sedang bekerja.
Sementara Liu Da Nüshen yang berwatak baik, meski terus-menerus diganggu saat membaca berita absurd, tetap tersenyum manis hingga membuat hati pemuda itu berdebar-debar tidak karuan.
Tang Qingying membuka matanya lebar-lebar penuh rasa ingin tahu, lalu berjalan mendekati Liu Da Nüshen namun tidak bersuara.
Di tangan Liu Da Nüshen tergenggam cincin perak kecil yang dimain-mainkannya. Desain cincin itu memang menarik, namun yang lebih memikat adalah lima jarinya yang sempurna bak karya seni, seolah setiap detailnya telah diraih dengan ketelitian tingkat ekstrem.
Setelah mendengarkan sebentar, Tang Qingying pun memahami situasi.
Ini lagi-lagi seorang generasi kedua yang terpikat oleh tingkat kecantikan, postur tubuh, dan bakat seni Liu Da Nüshen.
Namun yang satu ini lebih berkelas dibanding generasi kedua sebelumnya. Keluarganya merupakan taipan properti dengan kekayaan melimpah, bahkan memiliki perusahaan hiburan ternama di industri dengan markas besar di Modu. Mereka berharap bisa merekrut Liu Da Nüshen, sekaligus secara tersirat menginginkannya menjadi pacar sang pewaris. Liu Da Nüshen dengan sopan terus menolak dengan halus, tampak mulai merasa pasrah.
Perlahan-lahan, kedua pihak mulai kehabisan kesabaran.
Hanya terdengar pemuda itu berkata: "Untuk debut sebagai pendatang baru, syarat yang kuberikan sudah sangat menguntungkan hingga tingkat ekstrem! Tidak hanya perusahaan lain tak bisa menawarkan ini, bahkan saat kuberikan syarat ini, para direktur dan artis andalan di perusahaan kami pun ada yang protes! Jika ingin jadi selebritas, perusahaan kamilah pilihan terbaik!"
Liu Da Nüshen: "Tidak perlu, aku tidak perlu sumber daya itu."
Pemuda: "Tanpa sumber daya bagaimana kau bisa populer? Jangan-jangan sudah ada perjanjian dengan perusahaan lain? Sebut saja, tidak mungkin ada perusahaan yang bisa memberi syarat lebih baik dariku!"
"Maaf Tuan Wu..."
"Jika tidak setuju, aku akan datang tiap hari! Sudah kukatakan aku menyukaimu, aku takkan mudah menyerah, aku ini sangat tekun! Tiap hari akan kubawa orang halangi pintumu, sampai kau menerimaku!" kata pemuda itu. "Kau tak bisa membayangkan betapa kusukai dirimu. Begitu melihatmu, aku langsung tahu seumur hidup takkan bisa melupakanmu, kaulah satu-satunya yang kukejar, percayakah?"
"Aku..."
Liu Da Nüshen tentu saja percaya, karena terlalu banyak orang yang pernah menganggapnya sebagai satu-satunya tujuan. Jika berada di masa puncaknya, bro ini harus mengantre ratusan kilometer.
Setelah ragu-ragu, dia ganti cara diam-diam: "Jangan seperti ini Tuan Wu, saya sangat menyukai lokasi ini. Saya suka bekerja di sini, karena alasan inilah saya menolak Anda. Jangan ganggu saya, ya?"
Saat Liu Xi mengiba, mata Wu Jin berkelip-kelip, hampir menyetujui permintaan itu.
Dia sangat sakit hati.
Pada saat itu, permintaan apapun dari perempuan ini akan dia penuhi.
Namun dia sadar kembali, atau mungkin naluri posesif dalam hatinya mengambil alih. Dengan tegas dia bersikeras: "Karena kamu menyukai tempat ini, suka bekerja di sini, akan kubeli hotel ini dan menghadiahkannya padamu! Kamu bisa kembali kapan saja, bahkan puluhan tahun kemudian saat kita tua, kita bisa pensiun di hotel ini, sungguh! Bagaimana, sekarang bisa diterima?"
Liu Da Nüshen menghela napas, tampaknya jarak antara kemampuannya sekarang dengan masa kejayaannya masih sangat jauh.
Dengan kepasrahan, ia memalingkan wajah ke arah Tang Qingyang yang di sampingnya: "Guru Yao Yao, tuan ini bilang ingin membeli hotel kita."
Tang Qingying belum sepenuhnya bereaksi: "Ha?"
Wu Jin melirik Tang Qingying, lalu melanjutkan pada Liu Da Nüshen: "Ini cuma hotel kecil, beli seluruhnya juga tidak perlu banyak uang. Jika kamu tidak mau kuberikan, kamu bisa membelinya sendiri setelah kontrakmu ditandatangani di perusahaan kami. Kujamin dalam setahun penghasilanmu bisa membeli puluhan hotel seperti ini. Pemiliknya tidak mau jual pun tidak masalah. Sebelum datang ke sini sudah kuselidiki - seluruh bangunan ini adalah sewaan. Meski kontrak sewanya panjang, tetap ada banyak cara untuk menarik kembali. Kuberikan jaminan padamu, pasti akan tetap utuh seperti semula."
Liu Da Nüshen kembali menatap Tang Qingying: "Guru Yao Yao, dengar, bagaimana harus kujawab ini?"
Tang Qingying menghela napas takjub: "Hebat…"
Sorot mata Wu Jin hanya tertuju pada Liu Da Nüshen: "Asalkan kau senang, apapun akan kulakukan untukmu."
Liu Da Nüshen berpikir sejenak, lalu berkata: "Tuan Wu, bagaimana kalau Anda membelinya dulu…"
Wu Jin menatapnya, wajahnya berseri-seri.
"Bagus!"
Ucapnya dengan penuh keyakinan.
Tiba-tiba, dua siluet manusia masuk bergantian, mengenakan pakaian bergaya fitness. Salah satunya menggendong kotak panjang di punggung.
Mereka adalah Naqu Sensei dan Xiao Zhu.
Sejak Hari Nasional hingga kini, Naqu Sensei selalu pulang cepat. Karena kepala stasiun tak ada, sebelumnya sempat berpesan padanya untuk menjaga hotel bila perlu—melakukan tugas yang seharusnya menjadi tanggung jawab Srikandi. Beberapa hari ini, ia berhasil mengusir banyak pengganggu. Meski liburan nasional telah usai, kepala stasiun dan Srikandi masih belum kembali. Ia pun tetap pulang lebih awal, sesuai prinsip membalas budi.
Teman Sekelas Zhu masuk ke meja resepsionis, tertegun sejenak saat melihat Wu Jin, lalu melirik Tang Qingying dan Liu Da Nüshen sebelum bertanya: "Wu Jin, kenapa kau ke sini? Ada keperluan apa?"
Saat mengucapkan bagian kedua kalimat, nada bicaranya sudah mulai berisi kewaspadaan.
Beberapa hal memang tak pantas dibagi dengan orang lain! Kecuali Kak Yuanwu dan Kak Feng tentunya.
Wu Jin yang juga mengenal Zhu Jiayan langsung mengerutkan kening, sambil berpikir dia balik bertanya: "Aku juga mau tanya, Zhu Jiayan, kenapa kau bisa ada di sini?"
"Aku sering ke sini kok." Zhu Jiayan menegaskan posisinya.
"Hah? Kenapa kau sering datang ke tempat begini?"
"Tempat begini? Maksudmu apa?! Ada masalah apa dengan lokasi ini?" Di dalam hati Zhu Jiayan merasa lega, tapi di luar dengan cepat menunjukkan kemarahan, memperlihatkan sikap "menghina tempat ini sama dengan menghina jati diriku".
Dari penglihatan tepinya, Yao Yao Sang Maestro memang terlihat sangat puas dengan aktingnya.
Sementara Wu Jin mengamati ekspresinya, seolah sudah mulai memahami: "Jangan-jangan hotel kecil ini milikmu? Sudah kudengar kalian membuat klub untuk bersenang-senang, bahkan membuka hotel kecil? Benar-benar kreatif!"
"Jangan bicara sembarangan, sebenarnya untuk apa kamu datang ke sini?"
"Aku mewakili Xingyi Entertainment untuk menandatangani kontrak dengan Liu Xi."
"Wakil apaan! Playboy sepertimu jangan ngomongin hal-hal kacau-balau. Aku juga malas berdebat, cuma satu peringatan—jangan pernah bermimpi! Simpan semua niatmu, berani-beranimu mengincar Kak Liu Xi, aku tidak akan membiarkanmu!" kata Zhu Jiayan dengan suara berat, aura tajam bagai bilah pedang terpancar dari dirinya setelah lama belajar Pedang Pembunuhan dari sang guru.
"Kak Liu Xi adalah temanku!" Tambahnya untuk menghindari dialog yang terlalu kikuk.
"Hmph!" Wu Jin tampaknya tidak terlalu takut, menegakkan beberapa jarinya: "Aku akan jelaskan beberapa poin."
"Pertama, jangan ancam aku!"
"Kedua, aku tulus ingin Liu Xi menandatangani kontrak dengan perusahaan kita. Dia adalah idola sempurna, dan dia juga ingin menjadi idola. Toh menandatangani kontrak dengan perusahaan mana pun sama saja?"
"Ketiga, aku tidak menggunakan cara keras apa pun. Aku hanya sedang berdiskusi dengannya."
"Keempat, aku benar-benar menyukainya. Anak kecil sepertimu yang hanya tahu bersenang-senang takkan bisa merasakan perasaan ketika seluruh jiwa dan raga bergetar, seolah jiwa menemukan sandaran!"
"Kak Liu Xi, Sang Maestro Yao Yao, benarkah begitu?" Zhu Jiayan menatap Liu Xi dan Tang Qingying.
"Dia bilang ingin membeli hotel ini." Liu Da Nüshen menjawab jujur.
"Ahem!" Zhu Jiayan hampir tersedak, tapi segera kembali normal. Dengan wajah serius dia berkata pada Wu Jin, "Mustahil! Pemilik toko ini adalah temanku, guru terhormatku juga tinggal di sini. Aku sama sekali takkan membiarkanmu menyentuh tempat ini!"
"Apa? Rumah ini milik keluarga Zhu? Atau keluarga Zhu adalah kaisar tanah Jinguan yang perintahnya mutlak ditaati?"
"Jika kau bersikeras begitu, jangan marah kalau aku berubah sikap padamu!"
"Hanya demi hal seperti ini, kau mau berubah sikap padaku?"
"Tentu saja!" Zhu Jiayan merasakan orang di depannya seolah sengaja datang sebagai Pemandu Sorak-nya.
Tang Qingying di samping merasa agak aneh, dialog ini terdengar... sangat menarik!
Tiba-tiba, Naqu Sensei yang diam tadi akhirnya bicara. Ia bertanya pada Liu Xi dan Tang Qingying dengan langsung: "Apakah orang ini mengganggu kalian? Jika iya, akan kusuruh dia keluar sekarang juga."
Zhu Jiayan buru-buru berseru: "Tidak perlu! Naqu Sensei, tidak perlu Anda turun tangan. Biar saya yang urus hal seperti ini!"
Naqu Sensei berkata: "Biarlah saya yang melakukannya."
Dia melihat orang ini seolah punya pengaruh besar, tidak ingin Zhu Jiayan melakukan kesalahan. Baginya tidak masalah, lagipula dia segera pergi.
Dan dalam beberapa hari ini Zhu Jiayan juga telah melakukan beberapa kali hal seperti ini, dan dia memaksa ikut pulang kantor bersama ke hotel. Awalnya Naqu Sensei masih agak malu-malu, tidak ingin dia melakukan hal yang tidak sopan dan bisa membuat orang tersinggung ini, namun setelah beberapa kali akhirnya terbiasa.
Wu Jin malah wajah berkerut: "Zhu Jiayan, aku juga memperingatkanmu, jangan kira kau sebagai penerus keluarga Zhu bisa melanggar segala hukum! Apa pun yang kau lakukan akan kuhadapi sampai akhir!"
Zhu Jiayan Hmph tertawa dua kali.
Benar-benar menarik.
Dia bahkan ingin memeluk tangan bro ini, mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya!
