"Jadi... aku dibohongi lagi ratusan yuan?" Liu Da Nüshen saat ini kepalanya penuh pertanyaan "Pulsa ponsel Nyonya Liu menghilang begitu saja, rahasia apa yang tersembunyi di balik peristiwa aneh ini?", tiba-tiba dia bertanya lagi, "Kalau begitu pulsa 500 yuan yang seharusnya kudapat karena jawabanku benar... juga tidak bisa kudapatkan?"
"Kamu masih memikirkan pulsa?" Tang Qingying tertawa.
"Lagi?" Sepupu perempuan dari pihak ayah dengan tajam menyadari poin penting dalam ucapan Liu Da Nüshen, "Guru Liu pernah ditipu bagaimana lagi sebelumnya?"
"Ahem..."
Liu Da Nüshen tiba-tiba merasa dadanya sakit sekali.
Langit yang sudah agak gelap dan berawan seolah ditambahi bayangan kelam, membuat penglihatannya tiba-tiba menggelap.
Pulsa 500 yuan yang diidam-idamkan sejak pagi tak didapat, pulsa ponsel malah habis ditambah utang hampir 400 yuan, datang pergi sekali langsung kehilangan hampir seribu keping! Itu setara gaji kecilnya selama dua minggu!
Sakit......
Dan sekarang kekayaannya hanya tersisa 18 yuan, sementara masih punya utang Huabei hampir dua ribu yuan.
Menderita...
Mengapa di TV masih ada penipu? Itu kan di TV! Tidak ada verifikasi?
Sepupu perempuan dari pihak ayah itu melihat ekspresi dewinya yang dihormatinya seperti itu, tak bisa menahan rasa iba. Setelah berpikir dia berkata: "Guru Liu, jangan sedih. Nanti kuisi ulang pulsamu. Uang ini tidak perlu kau kembalikan, anggap saja pelajaran. Jangan mudah percaya hal begini lagi. Kalau akhir-akhir ini kehidupanmu... agak sulit, bilang saja padaku. Aku tajir, bisa merawatmu."
Liu Da Nüshen tahu itu cuma candaan. Tang Qingying juga sering minta 'dimerawatkan' Sang Kepala Stasiun. Tapi tiba-tiba dia teringat beberapa dewi lusuh yang pernah dilihatnya. Langsung ditolaknya dengan serius: "Tidak perlu! Aku bukan tipe yang cinta uang!"
Sepupu perempuan dari pihak ayah kedua ragu-ragu berkata: "Tapi kamu tetap butuh uang kan? Kamu guruku, juga teman baikku, biasanya harus mengajariku menyanyi, membantuku mengatur koreografi. Untuk semua ini kamu tidak pernah memintaku bayaran. Jadi jangan sungkan denganku."
"Benar-benar tidak perlu!"
Liu Da Nüshen mengangkat kepala dengan angkuh: "Aku ini... Pokoknya sehari-hari hampir tidak perlu uang. Di sini Sang Kepala Stasiun menyediakan makan gratis, biaya kamar sudah dipotong dari gaji. Aku juga tidak punya hobi aneh-aneh, cukup musik sebagai makanan rohani! Membicarakan uang itu terlalu vulgar!"
Tang Qingying mengedipkan mata penuh tanya: "Benarkah? Lalu Kak Liu Xi, uang sebanyak itu kamu habiskan untuk apa?"
Ekspresi Liu Da Nüshen langsung membeku.
Segera dia melambaikan tangan: "Tidak sengaja terbuang begitu saja, lain kali akan lebih hati-hati! Tinggal sepuluh hari lagi sampai gajian, mulai sekarang aku tidak akan belanja apa-apa!"
"Masih sepuluh hari..." Sepupu kedua itu tampak khawatir.
"Hanya sepuluh hari!" Liu Da Nüshen sangat percaya diri, "Aku bisa bertahan 100 hari tanpa mengeluarkan uang!"
"Ngomong-ngomong, saya ingin mengingatkan." Cheng Yun membersihkan suaranya, "Gajimu bulan depan sekitar 3.000-an. Setelah bayar kamar dan lunasi utang ke Cheng Qiuye plus cicilan Huabei, tetap saja kamu tak punya sisa."
"Ha?" Mata Liu Da Nüshen melotot.
Tapi segera ia sadar sikapnya tak pantas. Sebagai dewi sekolah, tak layak menunjukkan ketertarikan berlebihan pada hal-hal berbau tembaga. Ia buru-buru menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan ekspresinya.
Cheng Yun melanjutkan, "Menurutku, meski lagumu gratis, kenapa tidak menjual beberapa ke orang lain? Atau menulis lagu untuk artis lain? Ini bisa meningkatkan popularitas dan reputasimu di lingkaran musik, sekaligus menghasilkan uang. Mengapa tidak?"
Liu Da Nüshen menjawab: "Aku juga pernah memikirkannya, tapi kalian ini... Menurutku teknik orang-orang itu terlalu payah! Menyerahkan laguku untuk mereka nyanyikan adalah pemborosan, akan menurunkan kelas lagu-lagu ini!"
Cheng Yun mengeluarkan suara "Errr" yang panjang.
Alasan ini mirip dengan Sang Mage. Sang Mage juga tidak mau sembarangan membagikan repertoar klasik dari dunianya. Ia benar-benar mencintai lagu-lagu itu, sehingga enggan mencari orang sembarangan yang akan merusak karya klasik yang sarat perasaan ini. Sementara planet ini memang masih tertinggal, di bidang hiburan, tingkat vokal rata-rata manusia tidak bisa menyaingi Dunia Kun Zhen yang memiliki berbagai teknologi hitam, apalagi menandingi Dunia Boros dengan "teknologi penciptaan legenda"-nya.
Di Dunia Boros, setiap dewa-dewi dalam domain masing-masing telah mendekati tingkat ekstrem. Kemungkinan besar sulit menemukan manusia di Bumi yang bisa memenuhi standar vokal ketat Liu Da Nüshen.
Cheng Qiuye langsung berseri-seri, terbahak-bahak: "Kalau Guru Liu mau memberikan lagu untuk kusanyikan, pasti karena Guru melihat bakat dan potensiku, yakin di masa depan aku akan menjadi penyanyi berbakat yang super hebat ya!"
"Tidak! Karena kamu adalah kakaknya Sang Kepala Stasiun."
"Hmm……"
Benar-benar kalimat yang menyedihkan.
Tiba-tiba, sepupu perempuan dari pihak ayah tertegun, melirik Guru Liu yang kecantikannya bisa meruntuhkan negara, lalu menatap adiknya sendiri sambil mengedipkan mata dua kali, bertanya: "Ngomong-ngomong, Kak Liu Xi kamu ke sini untuk kabur dari acara jodoh ya?"
"Apa... Oh betul!"
"Apa kamu tidak menyukai calon jodoh yang sebelumnya?"
"Tidak suka."
"Lalu kamu menyukai pemuda seperti apa? Atau, ada permintaan khusus untuk pacar?"
"Tidak ada permintaan khusus, mengapa tiba-tiba bertanya ini?"
"Tidak ada persyaratan khusus……" Sepupu perempuan dari pihak ayah kembali melirik adiknya diam-diam, bergumam mengulangi kalimat itu sebelum bertanya lagi, "Kalau begitu keluarga pasti sudah tahu kamu di Jinguan sekarang? Mereka belum menelepon memintamu pulang?"
"Tidak… sudah."
"Bagaimana penjelasanmu? Sudah menemukan kambing hitam?"
"A-Aku bisa jawab sembarangan… Ini kan kabur dari acara jodoh bukan kabur dari debt collector, mana mungkin mereka datang ke Jinguan menangkapku?"
"Iya juga ya. Kalau Kak Liu Xi kan sudah tidak muda lagi, pernahkah merencanakan kapan akan lepas lajang?"
"Sama sekali tidak."
"Mengapa?"
"Ini……" Sang Dewi Liu benar-benar terhisap dalam renungan. Dulu statusnya sebagai "dewi" dan pembatasan perusahaan membuatnya tak bisa bermain CP. Tapi sekarang kebebasannya telah pulih.
"Aku sendiri sudah hidup dengan baik, puas dengan kehidupan sekarang. Lepas lajang terlalu tidak stabil." Liu Da Nüshen merangkai kata-kata selama setengah hari, masih khawatir Cheng Qiuye tidak paham, "Kau mengerti maksudku kan? Menurutku kemungkinan hidup menjadi lebih baik setelah lepas lajang sangat kecil, takut mempengaruhi kualitas hidup."
"Eh, Aku juga berpikir begitu!"
Sepupu perempuan dari pihak ayah berkata demikian, tapi di benaknya masih terus mengingat-ingat ucapan Liu Da Nüshen tentang "puas dengan kehidupan sekarang".
Kehidupan yang dimaksud... maksudnya kehidupan di hotel ini?
Er-tangjie dan Guru Liu sering berinteraksi. Saat dia tidak sedang berlibur, hampir setiap kali Guru Liu datang ke perusahaannya, mereka akan menghabiskan waktu seharian bersama. Er-tangjie sudah lama menyadari ketergantungan dan kepatuhan aneh yang dimiliki Guru Liu - sosok berbahaya tingkat tinggi ini - terhadap adiknya. Padahal meski tidak bekerja sekalipun, Guru Liu bisa menghasilkan banyak uang hanya dengan berpose untuk beberapa foto sesekali. Tapi dia justru memilih menjadi kasir di tempat ini. Dulu pernah suatu kali Er-tangjie mengajak Guru Liu menginap di tempatnya, tapi Guru Liu malah menelepon Cheng Yun untuk meminta izin. Ini semakin menguatkan kecurigaannya.
Dan hanya karena dirinya adalah kakak perempuan Cheng Yun, Guru Liu rela membagikan lagu-lagu yang dianggapnya sebagai harta karun untuk dinyanyikan Er-tangjie.
Hal ini membuatnya tak bisa tidak berpikir lebih jauh.
Sebagai kakak perempuan tertua Cheng Yun, dia merasa wajib memberikan perhatian pada adiknya. Tidak perlu berlebihan, tapi setidaknya harus ada.
Orang kota... benar-benar kreatif!
Er-tangjie melirik Tang Qingying dari sudut matanya...
Plak!
Sepupu perempuan dari pihak ayah langsung menutupi kepalanya, menatap Cheng Yun, matanya melotot sekejap dengan ekspresi ketidakpercayaan: "Kau... kau berani memukul kakakmu!!"
Cheng Yun menarik kembali tangannya: "Sakit..."
Liu Da Nüshen malah tertawa: "Er Tangjie, jangan-jangan kau mencurigai aku punya perasaan cinta khusus pada Sang Kepala Stasiun?"
Sepupu perempuan dari pihak ayah kembali tertegun.
Apa pertunjukanku selama ini memang begitu jelas?
Lagipula, kau sudah memanggilku Er Tangjie!
Tapi dia buru-buru melambaikan tangan: "Tidak! Bagaimana mungkin! Aku cuma ingin menunjukkan perhatian pada Guru Liu, toh kita sama-sama perawan tua yang sering dapat desakan keluarga, aku sangat memahaminya..."
Liu Da Nüshen berkata: "Sebenarnya usiaku baru belasan tahun..."
"Kebetulan ya, aku juga baru enam belas tahun."
"Semua yang kau katakan benar..."
"Dahi……" Er Tangjie yang agak canggung memalingkan wajah dan melirik Cheng Yun, dari penglihatan tepi terlihat gadis kecil Yu Dian sedang menatap layar komputer dengan patuh, seolah sama sekali tidak menyadari atau tertarik dengan percakapan mereka. Tapi baru saja ia merasa lega, langsung menerima pandangan yang dilontarkan Tang Qingying ke arahnya. Er Tangjie langsung menjadi semakin canggung, buru-buru mengalihkan topik, "Itu, besok hari Jumat, aku juga jarang libur, next time belum tahu kapan lagi. Ayo kita panggil Yujia, aku traktir kalian makan di luar."
"Boleh, kamu yang hubungi." Cheng Yun tetap santai.
"Minta Er Tangjie mentraktir lagi, rasanya agak malu-malu." Liu Da Nüshen agak miskin.
"Gak apa-apa, aku tajir!"
"Terima kasih Er Tangjie si tajir!" Tang Qingying juga tersenyum tipis.
"Sudah memanggilku Er Tangjie, ngapain masih sungkan-sungkan." Er Tangjie asal menggeser sanggul mini yang diikat di belakang kepala Tang Qingying.
“Kakak sepupu kedua benar!” Tang Qingying langsung tersenyum, matanya menyipit membentuk dua bulan sabit kecil.
Tiba-tiba, seorang siswi cantik mengetuk kusen pintu resepsionis dan masuk.
Siswi itu sangat cantik, posturnya sekitar 165 cm, berpakaian muda dengan fitur wajah sempurna dan manis. Dari segi kecantikan, mungkin sudah bisa menyaingi Tang Qingying. Padahal Tang Qingying adalah dewi tingkat bunga sekolah di Universitas Yi. Jika suatu hari benar-benar ada pemilihan bunga sekolah, melihat hubungan interpersonal dan tingkat kesukaan orang padanya, mungkin sulit menemukan siswi lain yang bisa bersaing.
Siswi itu langsung mendekati area resepsionis dan membuka mulut dengan sopan: "Permisi, saya pelamar yang sebelumnya sudah menelepon."
Suaranya terdengar agak familiar.
Bos Cheng mengangkat kepala, terlihat agak terkejut, lalu segera berdiri demi sopan santun: "Anda datang untuk melamar?"
Siswi itu menyilangkan tangan di belakang punggung dengan sikap patuh: "Hm."
Kakak sepupu kedua berteriak heran: "Cantik banget nih."
Siswi itu memandang sepupu perempuan dari pihak ayah dengan keraguan. Meskipun sepupunya mengenakan masker, dia hanya berpikir sejenak sebelum mata berbinar. Setelah memeriksa ke kiri-kanan, dia meredam suaranya: "Apakah kamu Cheng Qiuye?"
Sepupu kedua tertegun: "Sangat jelas begitu?"
"Hehe, aku menebaknya. Terima kasih pujiannya, Kak Qiuya." Ujar siswi itu, lalu menatap Cheng Yun sambil mengulurkan tangan. "Halo Kepala Stasiun, nama saya Hua Yiling."
"Halo. Eh, saya ingatkan, yang kami cari adalah petugas kebersihan." Cheng Yun tak bisa tidak mengingatkan.
Sementara itu, sepupu kedua diam-diam melirik Tang Qingying dan Guru Liu.
Secara lahiriah Tang Qingying terlihat tenang, pandangannya alami tertuju pada sudut meja. Tapi ketika sepupu kedua mencoba menebak isi pikirannya saat ini, dia menyadari sama sekali tak bisa menebak. Guru Liu justru benar-benar tenang, seolah sedang menghadapi orang biasa. Memang, tingkat kecantikannya yang luar biasa memungkinkannya berdiri di depan wanita manapun dengan percaya diri layaknya menghadapi orang biasa.
“Hua Yiling mengangguk: "Saya tahu."”
Cheng Yun semakin heran: "Jadi... Anda mau bekerja sebagai petugas kebersihan di hotel ini. Boleh saya tanya mengapa? Sekadar menyukai lokasi ini dan ingin bekerja di sini?”
Hua Yiling kembali mengangguk: "Benar! Saya sangat menyukai hotel ini dan ingin bekerja di sini.”
“Anda pernah jadi relawan di tempat lain sebelumnya.”
“……” Hua Yiling berpikir sejenak, akhirnya menjawab jujur, "Tidak.”
“Pernah punya pengalaman sebagai petugas kebersihan?”
“Juga tidak.”
“enmmm……” Cheng Yun dan gadis kecil Yu Dian saling pandang, lalu bertanya lagi, "Berapa lama Anda ingin bekerja di sini? Hanya sebagai kerja sampingan sementara?”
“Saya sangat ingin bekerja di sini dalam jangka panjang.”
“Saya harus mengatakan, pekerjaan ini meski tidak membutuhkan teknik tinggi, tapi juga tidak ringan, dan tunjangan mungkin tidak terlalu besar... Bagaimana ya, sebab anak muda punya banyak kebutuhan pengeluaran, dan mungkin ada tekanan untuk beli rumah dan mobil, sebenarnya pekerjaan ini tidak terlalu cocok untuk anak muda sebagai pekerjaan penuh waktu, anak muda juga sulit bertahan lama dalam pekerjaan ini.” Setelah berkata demikian, Cheng Yun menambahkan, “Bukan saya tidak percaya padamu, tapi kamu, yang adalah gadis sangat cantik, mengapa harus datang ke hotel kami menjadi petugas kebersihan? Kamu sepenuhnya bisa menemukan banyak pekerjaan santai bergaji tinggi, dan bermartabat.”
“Ini... Saya rasa pekerjaan ini sangat bagus, dan saya benar-benar menyukai hotel.” Hua Yiling tetap menjawab sambil berpikir, “Seperti Srikandi juga cantik, tapi berbeda dengan bekerja di sini sebagai petugas kebersihan? Ada juga mantan resepsionis Dewi Laut Utara, sekarang dewi Liu Xi, mereka semua bisa melakukannya, dan dengan platform ini mendapatkan lebih banyak, saya... tentu juga bisa.”
“Mereka tidak sama, situasinya sangat khusus.” Cheng Yun sedikit mengerutkan kening, lalu mengamati gadis cantik itu dengan seksama, “Jangan-jangan kamu pikir bisa jadi selebritas internet di sini?”
“Ah!” Hua Yiling terkejut, lalu mengangguk patuh, “Benar, aku punya keinginan itu.”
“Kalau begitu pekerjaan ini kemungkinan tidak cocok untukmu.” Cheng Yun merasa tak tahu harus berkata apa.
“Mengapa?”
“Berapa usiamu?”
“22, masih tingkat empat.” Hua Yiling menjawab jujur, “Menurutku aku sepenuhnya memenuhi syarat jadi selebritas internet.”
“Emm, aku paham, wajar saja gadis secantik kamu ingin jadi selebritas internet. Tapi ide kamu ini terlalu liar namun terarah. Coba cara lain, bahkan merekam video masak di Dou× juga lebih baik! Lagipula rekaman video masak sepertinya lumayan menghasilkan.” Cheng Yun sering melihat banyak kritikus kuliner merekomendasikan berbagai restoran Jinguan. Sebagai orang yang serius makan di seluruh Jinguan, tentu dia tahu isi perut mereka.
"Mengapa? Sang Kepala Stasiun bisa mempromosikan Srikandi, Dewi Liu Xi, Dewi Laut Utara bahkan loli kecil, menurutku aku juga bisa. Soal pendapatan tidak masalah, benar-benar tidak masalah."
"？？？" Cheng Yun terpaku.
"Hah!" Tang Qingying sepenuhnya melepaskan kekhawatirannya, lalu mengamati gadis cantik ini penuh rasa ingin tahu, "Teman sekelas, kamu benar-benar gila ingin jadi selebritas internet. Mana ada kemampuan kakak ipar mempromosikan orang? Dia sendiri tidak punya penggemar. Dalam hal ini dia bahkan kalah dengan tikus kecil peliharaan Cheng Yan dan loli!"
"Ahem!" Cheng Yun tidak puas meliriknya.
"Mungkin kemampuan Sang Kepala Stasiun adalah mengubah orang lain jadi selebritas internet. Lihat saja, di hotel ini hampir semua adalah selebritas internet."
"Dari mana kamu dengar itu?" tanya Tang Qingying.
"Seorang... teman memberitahuku. Katanya dulu ada pedagang guokui bertubuh besar di depan pintu, karena tidak terkenal, kemudian... tidak lagi berjualan guokui di hotel."
"Hah!"
“Bukan begitu?” Siswi itu memiringkan kepala menatap Tang Qingying, lalu menoleh ke Cheng Yun, “Jika nanti aku bisa terkenal, aku jamin akan patuh pada Sang Kepala Stasiun, sebagian besar uang yang dihasilkan juga akan kuberikan padamu!”
“Itu...”
Cheng Yun benar-benar bingung harus berkata apa, hidup memang penuh keajaiban yang selalu memperluas wawasanmu.
Ia terdiam sejenak, lalu berkata: “Terima kasih sudah menyempatkan waktu datang. Sebenarnya aku tidak punya kemampuan mempromosikan orang, hanya kebetulan hotel ini mengumpulkan sekelompok makhluk unik. Percaya atau tidak, ini murni kebetulan dan tidak ada hubungannya denganku. Aku tidak pernah mengatur apalagi mengambil keuntungan. Sayangnya ini membuatmu kecewa. Jadi dengan berat hati, kurasa pekerjaan ini tidak cocok untukmu.”
Siswi naif itu melototkan matanya.
Beberapa detik kemudian, ia masih tidak menyerah, tapi saat membuka mulut, seolah tak ada lagi yang bisa diucapkan.
Akhirnya ia pergi dengan pasrah.
Bos Cheng gagal merekrut kandidat pertama dengan postur aneh yang tak biasa.
"Saat gadis itu pergi, sepupu perempuan dari pihak ayah baru berkomentar: 'Gadis itu... agak kurang pintar ya?'"
"Ucapannya meluncur, tiba-tiba gadis itu berbalik arah dan bergegas mendekati sepupu perempuan dari pihak ayah."
"Sepupu perempuan dari pihak ayah kaget setengah mati."
"Syukurlah, gadis itu hanya meminta tanda tangan darinya."
"Beberapa menit kemudian, Tang Qingying merenung lalu berkata: 'Di hotel ini memang mudah jadi terkenal. Ada loli kecil, Kak Yin Dan, Kak Liu Xi, dan sepupu perempuan dari pihak ayah. Kurasa mungkin benar-benar akan ada orang yang ingin jadi selebritas internet dengan masuk ke hotel ini sebagai tahap pertama mengumpulkan popularitas! Lihat saja, akhir-akhir ini banyak influencer yang datang ke hotel kita untuk absensi sambil menggesekkan popularitas, berfoto, merekam video, bahkan bikin konten pendek.'"
"Sepupu perempuan dari pihak ayah mengangguk: 'Maksudmu hotel klas III ini sepadan dengan platform acara varietas mini?'"
"'Keterlaluan sih, tapi ada benarnya juga...'"
"'Hm~~ Ada benarnya! Yao Yao memang yang paling cerdas!'"
“Sepertinya ke depannya harus lebih waspada terhadap tipe orang seperti ini.” Cheng Yun merasa agak pusing, orang-orang seperti ini jelas tidak boleh direkrut. Kerja mereka tidak akan bertahan lama, plus niatnya tidak baik, bisa memengaruhi atmosfer keluarga besar hotel kita.
“Bikin aku juga pengen jadi selebritas internet, semudah membalik telapak tangan bisa dapet banyak uang.” Tang Qingying juga berdecak kagum.
“Bisa saja, Guru Yao Yao kualifikasimu bagus. Dibungkus sedikit lalu nempel-nekam ke popularitas kita, sering-sering tampilkan wajah pasti cepat punya penggemar.” Liu Da Nüshen mengusulkan, “Nanti aku juga bisa ajarin kamu nyanyi, soal harga... lupakan saja.”
“Nggak deh, aku rasa aku bisa lebih santai lagi.”
“Lebih santai bagaimana?” Liu Da Nüshen yang menganggap uang seperti kotoran itu bertanya secara bawah sadar.
“Suruh kakak ipar merawatku!”
“Begini rupanya... Lumayan, lumayan bagus.”
“Akankah bisa lebih giat?” Cheng Yun menghela nafas melihat mereka, berbalik meninggalkan resepsionis sambil berkata, "Aku akan naik untuk memasak. Cheng Qiuye, kau harus berhati-hati, jangan sampai ada yang menebak identitasmu dan menjebakmu di sini. Srikandi akhir-akhir ini memang tidak ada."
"Ngerti."
