Pertandingan yang dimulai pukul delapan, berlangsung hampir setengah jam - tidak terlalu lama tapi juga tidak singkat. Di versi ini bahkan jika kedua tim adalah top-tier, normal saja menyelesaikan pertandingan dalam belasan menit.
Yin Nuxia memimpin berdiri, berjabat tangan satu per satu dengan pemain lawan, ekspresi saudara-saudara Eropa itu sangat muram.
Kalah dalam pertandingan, dan kekalahan telak tanpa satupun menara, itu dua konsep yang berbeda.
Saat ini waktu domestik belum sampai pukul delapan, semua orang menonton live streaming Yin Nuxia sambil makan malam di depan TV, baru bubar setelah pertandingan benar-benar selesai.
Segera, Cheng Yun dan yang lain menerima siaran langsung makanan Yin Nuxia. Kali ini lebih baik, bukan video live, dia hanya terus mengirim foto di grup WeChat sambil mengekspresikan pengalaman makannya. Di seluruh grup, selain Liu Da Nüshen yang asyik berdialog dengannya, gadis kecil Yu Dian sesekali berkomentar, sisanya hanya diam-diam mengintip layar tanpa bersuara. Sang Kepala Stasiun malah tidak membawa ponsel sama sekali.
Jika Yin Nuxia tahu bahwa Sang Kepala yang Lemah sibuk berlatih sehingga tidak melihat pesannya, pastilah dia akan memaafkan Sang Kepala Stasiun.
Cheng Yun akhir-akhir ini semakin rajin berlatih. Malam ini, baru hampir pukul sepuluh dia kembali ke penginapan.
Saat itu Cheng Yan duduk tak beremosi di resepsionis sambil membaca buku. Dia mengangkat kepala melirik Cheng Yun, bahkan bertanya peduli: "Lari seru ya?"
Cheng Yun mengangguk: "Seru. Pantas saja kamu suka lari."
Cheng Yan langsung menundukkan kepala, tak bersuara lagi.
Tiba-tiba, dari dalam resepsionis terdengar suara merdu: "Sang Kepala Stasiun, tadi saya melihat video channel tutorial memasak mi tumis yang terlihat sederhana. Nanti saya pinjam dapur kecilmu ya."
Cheng Yun memalingkan wajah dan melihat Liu Da Nüshen sedang menatapnya tajam. Mata perempuan itu memantulkan cahaya komputer, terlihat misterius dan menggoda.
"Boleh, nanti langsung masuk saja. Lagipula kau sudah paham aturannya."
"Hm, saya pasti akan membersihkan semuanya setelah selesai."
"Aku percaya padamu." Cheng Yun mengangguk.
Sejak Liu Da Nüshen mulai sesekali meminjam dapur kecil Cheng Yun untuk mengembangkan penemuan dan melakukan uji coba, dapur kecil Cheng Yun pun berada dalam keadaan rapi yang tak wajar dalam waktu lama—tungku bersih mengkilap bak baru, bisa dijadikan cermin, semua barang tertata rapi berdasarkan luas lahan dan ketinggian, bahkan kain lap untuk membersihkan tungku belum pernah sebersih ini sejak dipromosikan dari handuk. Dia bahkan mengarahkan semua pegangan kendi ke satu arah, persis seperti cara Cheng Yun menata cangkir kumur saat pelatihan militer dulu.
Wajan anti lengket yang sudah lama dipakai mulai menunjukkan goresan pada lapisan dasarnya, terkesan agak lapuk. Kalau saja Cheng Yun tidak mengingatkannya tepat waktu kemarin, nyaris saja dia membersihkannya dengan kawat baja.
Meski sudah dicegah Cheng Yun, dia tetap tidak bisa menerima.
Maka, Cheng Yun pun mendapat wajan baru... Mempertimbangkan kemampuan ekonomi sang dewi yang sedang morat-marit, hati Cheng Yun benar-benar merasa tidak enak.
"Kak Liu Xi, video dan realita itu dua hal berbeda." Cheng Yan mengingatkan Liu Da Nüshen dengan pengalaman langsungnya sendiri.
“Tapi terlihat sangat sederhana bagiku!”
“Hm.”
Cheng Yan hanya memberikan petunjuk, berharap dia melakukan lebih banyak persiapan. Melihat situasinya, ia pun tak melanjutkan.
Cheng Yun naik ke kamar, tapi tak melihat si loli. Tikus kecil dan bonekanya masih ada di sana, membuatnya merasa ragu.
“Loli?”
“Loli!”
“Benda kecil!”
Tidak ada respon dari si loli.
Cheng Yun tak memedulikannya. Bagaimanapun loli bukan kucing biasa. Ia menduga benda kecil itu mungkin sedang bermain di atap gedung atau berjalan-jalan. Maka ia langsung duduk di sofa, mengambil ponsel, berniat beristirahat sebentar sebelum mandi.
Tunggu!
Tiba-tiba Cheng Yun memikirkan suatu kemungkinan -
Jangan-jangan ia kembali mencuri pandang ke gadis kecil Yu Dian?
Cheng Yun buru-buru mengeluarkan bola kristal. Begitu mencari, hampir tak dibuatnya kesal.
Jarak garis lurus benda kecil itu darinya cuma beberapa meter!
Cheng Yun berjalan geram ke dapur kecil, membuka tutup panci kuah dengan kasar—separuh panci terungkap seekong loli kecil sedang berenang di dalamnya!
Makhluk mungil ini bahkan menegakkan kepala, sepasang mata biru esnya yang berkilauan menatap tajam ke arahnya, di dalamnya tersimpan galaksi bintang yang memesona. Ekspresinya tampak sangat menarik, seolah terkejut bahwa Da Wang bisa menemukannya secepat ini, merasa petualangan ini seru. Atau seperti sedang berkata pada Cheng Yun: "Terkagum? Terkejut? Wangku ternyata bersembunyi di sini, lho!"
Melihat pemandangan ini, amarah Cheng Yun yang sebesar apapun langsung mengempis.
Persis seperti pacar—ketika pacarmu menendangmu lalu melotot marah, sikapmu selanjutnya sepenuhnya bergantung pada tingkat kecantikan wajah pacarmu.
Kecantikan adalah keadilan tertinggi!
Cheng Yun membalikkan mata, lalu dengan gerakan refleks menutup kembali tutup panci itu.
Namun si loli kecil tidak berniat terus bersembunyi di dalam panci. Ia merasa ini sudah tak bermakna lagi, dengan gigih menerobos keluar dari panci, lalu menggonggong ke arah Cheng Yun.
“Huu! Hiks hiks hiks……”
“Hiks!”
Cheng Yun merasakan seolah makhluk itu memintanya melakukan sesuatu, tapi ia memilih mengabaikan dan pura-pura tak mengerti.
Maka si loli berlari kecil mendekati kakinya, menggigit resleting celana kompresinya, lalu menariknya dengan kasar ke arah pintu.
Dengan kepasrahan, Cheng Yun pun berjalan ke luar ruangan.
Kreek! Pintu tertutup dengan sendirinya.
Cheng Yun berdiri di depan pintu menunggu sebentar, lalu mengambil ponselnya dan mulai membuka-buka.
Di grup WeChat hotel, puluhan notifikasi muncul. Saat diklik, sebagian besar berisi percakapan antara Yin Nuxia dan gadis kecil Yu Dian. Kini Yin Nuxia sudah mulai mengeluh tentang fasilitas lokasi syuting.
“Makan di sini mahal banget, lagi pula dagingnya dikit banget.”
“Pantas saja di sini jarang ada orang gemuk……”
“Dengar dari rekan se-tim, orang Korea yang tinggal dekat wilayah Tiongkok kalau mau makan ikan besar dan daging tebal sepuasnya dengan hemat caranya ya naik pesawat ke timur laut Tiongkok.”
“Aku sangat merindukan kalian……”
Gadis kecil Yu Dian terus-menerus mendukungnya sambil menghibur gejolak hatinya. Bahkan dari susunan katanya, Cheng Yun bisa merasakan kelembutan bak cinta seorang ibu yang membasahi jiwa gelisah Yin Nuxia.
Gulir ke atas, masih banyak pesan lainnya.
Yin Nuxia bahkan dua kali menyebut "Kenapa Sang Kepala Stasiun enggak ikut nimbrung nih?" tapi tak ada yang membalas.
Tiba-tiba, Cheng Yun mendengar suara lembut nan panjang dari balik pintu—
“Huu~~”
Tapi Cheng Yun sementara tak sempat memperhatikan, hanya mengetik: “Aku mau lari dulu.”
Setelah berpikir sejenak, dia kembali menasihati Yin Nuxia: "Kamu bertandinglah dengan baik, soal makan jangan khawatir. Jika porsinya kurang, pesan beberapa porsi lagi. Lagipula selama performa pertandinganmu bagus, klub pasti tak peduli soal uang receh ini. Jangan malu-malu, juga jangan segan dengan mereka."
Dia teringat saat Yin Nuxia pertama kali datang ke planet ini. Ketika mengajaknya makan di luar dan menanyakan mau makan apa, si gadis bodoh ini malah malu menghabiskan uangnya. Dengan gelisah menggesekkan tangan, dia berkata -
"Cukup makan semangkuk mi Yang Chun saja!"
Belakangan setelah mencoba semangkuk mi daging sapi, pengalaman itu membukakan pintu gerbang baru baginya.
Saat itu Cheng Yun merasa tak ada yang istimewa, tapi setiap kali mengingatnya kembali, perasaan haru dan geli tak tertahankan menyergap.
"Mi Yang Chun" ini memang sering disebut dalam drama silat berlatar zaman kuno, terkenal seantero negeri. Para pendekar yang datang silih berganti ke kota, selalu mencari lapak kecil lalu duduk sambil berteriak minta semangkuk mi Yang Chun, terlihat begitu bebas dan gagah berani. Lalu mereka menyantapnya dengan lahap, seolah-olah... ini adalah jajanan tradisional yang sangat lezat. Tapi faktanya, masakan ini minim minyak dan garam, tanpa topping daging. Di era modern masih lumayan, tapi di zaman dulu, ini cuma semangkuk mi plus kuah, kalau mau lebih mewah ditambah sehelai sayuran hijau sebagai hiasan. Apa enaknya?
Yin Nuxia langsung membalas: "Siap!"
Tiba-tiba, si loli di dalam kamar tampak tak sabar lagi, bahkan berani membuka pintu sendiri untuknya.
Menghadapi pintu kamar yang sudah terbuka lebar, Cheng Yun meletakkan ponselnya lalu masuk.
Tirai jendela di kamar tertutup rapat, lampu disetel paling redup. Segala sesuatu tetap pada tempatnya, sunyi senyap.
"Aku akan mencarimu Glek!"
Cheng Yun berteriak, dan seperti diduga tidak mendapat balasan apa pun, lalu meletakkan ponselnya dan pergi mandi.
Bisa dibilang ini hukuman kecil untuk benda kecil yang bersembunyi di dalam panci.
Sungguh, bagaimana bisa bersembunyi di panci? Nantinya Liu Da Nüshen masih perlu menggunakan bagian bawah panci ini... Ngomong-ngomong nanti harus mengingatkan Liu Da Nüshen untuk ingat mencucinya.
Setelah belasan menit mandi hingga bersih dan keluar, Cheng Yun mendengar suara dari dapur.
Ia tak bisa menahan senyum tipis. Benda kecil ini akhirnya tak bisa tenang lagi, memang masih seperti anak kecil.
Hanya mengenakan celana dalam, sambil mengelap air dari rambutnya ia berjalan keluar, langsung bertatapan mata dengan Liu Da Nüshen yang sedang memegang seikat mi menunggu air mendidih.
Cheng Yun tertegun, sedikit canggung, dan berkata gugup: "Kamu... bagian bawah..."
Liu Da Nüshen justru tetap tenang: "Benar."
Cheng Yun mengerutkan kening sekejap, merasa pasti ada sesuatu yang harus diingatkannya pada Liu Da Nüshen, tapi tiba-tiba tidak bisa mengingatnya. Raut wajaknya menunjukkan kebimbangan yang sangat dahsyat.
Melihat hal itu, Liu Da Nüshen dengan ragu berkata: "Di video dikatakan, untuk membuat mi goreng harus merebus mi dulu, direndam air dingin, baru kemudian digoreng. Jadi aku harus merebus mi dulu..."
"Tentu saja aku tahu itu."
"Lalu Sang Kepala Stasiun, Anda..." Suara Liu Da Nüshen mulai tegang, sangat takut kalau-kalau ada kesalahan lagi yang dibuatnya.
"Ti-Tidak ada apa-apa!"
"Oh, ngomong-ngomong Sang Kepala Stasiun, berapa banyak mi yang harus kurebus?"
"Sesuaikan sendiri, yang penting cukup untukmu makan. Saran ku jangan terlalu banyak. Kamu baru saja makan malam, lagipula ini cuma latihan." Cheng Yun memberi saran yang bijak sambil terus berusaha mengingat, apa sebenarnya yang dilupakannya. Ia menyadari sejak kedatangan Liu Da Nüshen di hotel, dirinya seolah tertular gangguannya. Kini saat ada hal yang tiba-tiba tidak bisa diingat, rasanya sungguh menyiksa.
“Oh, terima kasih.”
Liu Da Nüshen mulai memasak mi.
Sebungkus mi masih baru, kemasannya sangat padat. Dia meniru cara Sang Kepala Stasiun memasak mi, menusukkan jari dari bagian belakang kemasan hingga sebatang mi menyembul di depan.
“Ya!”
Mata Liu Da Nüshen berbinar-binar, merasa menarik. Langsung saja dia mengambil mi yang menyembul di depan itu dan melemparkannya ke dalam panci.
Namun……
Selain sebatang mi yang berhasil ditariknya, masih banyak mi lain yang ikut tertarik sebagian – ada yang panjang pendek tidak rata, membuat permukaan kemasan mi langsung tampak bergerigi.
Liu Da Nüshen mencoba menekan kembali mi-mi yang menyembul itu agar rapi, tapi segera dia sadar cara ini justru berisiko memutuskan mi di bagian tengah.
“Ini……”
Liu Da Nüshen hanya ragu-ragu sebentar, lalu mencabut semua mi yang menyembul itu dan melemparkannya ke panci.
Tapi aksi ini kembali mengeluarkan mi-mi baru dari kemasan……
Ia pun kembali mencabutnya.
Begitu berulang kali.
Saat tak ada lagi mi baru yang terbawa, artinya seikat mi telah menjadi longgar. Liu Da Nüshen akhirnya merasa lega, namun ketika ia menatap lebih dekat, wajahnya langsung membeku.
“？？？”
Apa yang baru saja kulakukan!?
Liu Da Nüshen memalingkan wajah, menatap Sang Kepala Stasiun dengan pandangan memohon.
Namun Sang Kepala Stasiun sama sekali tidak bereaksi.
