Bab 11 Bukankah Kalian Sudah Bercerai?
Lan Xiang menoleh, melihat Lei Tingyu yang wajahnya gelap membara, segera mengganti ekspresi menjadi manja dengan suara menggoda.
"Kak ipar, aku cuma main-main dengan kakak——"
Lei Tingyu mengeratkan genggamannya, membuat Lan Xiang menjerit kesakitan. Ia mendorong perempuan menyebalkan itu ke samping.
"Kau baik-baik saja?" Dia memeriksa Lan Xin. Selain wajahnya yang sedikit pucat, tak ada luka.
Lan Xin mengatupkan bibir. Mempermalukan diri di depan Bing Shan Lei membuatnya tak nyaman.
Ia memutar badan menghadapi keluarga Lan yang bermuka manis, bertanya dengan suara di bawah nol derajat:
"Ada keperluan apa?"
"Menantu, tentang halmu dengan Lan Xin, aku sudah tahu. Ini salahku tak mendidik putri baik-baik. Si nakal ini sudah membuatmu marah——"
"Ke pokok persoalan!" Lei Tingyu tak sopan memotong.
Ibu Lan tersinggung, tapi mengingat perlu bantuan pria angkuh ini, menelan kejengkelan dan melanjutkan:
"Lan Xin ini sejak kecil tak pernah dapat pendidikan formal, liar tak terkendali. Membuat menantu tidak senang adalah kesalahan keluarga kami."
"Tanganmu kenapa sedingin ini? Tak bisakah kau pakai baju lebih tebal?!" Lei Tingyu pura-pura tak dengar, dengan kasar menyelak masuk ke sofa tempat Lan Xin duduk. Satu lengan memeluk bahunya, tangan lain menggenggam dan menggosok-gosok tangan perempuan itu seenaknya.
"Sepertinya ingin menaikkan suhu tubuhnya sedikit."
Untuk kedua kalinya diganggu, Ibu Lan merasa canggung sekaligus marah. Lei Tingyu sama sekali menganggapnya seperti udara.
Tangan Lan Xin dicengkeramnya. Dengan keraguan, perempuan itu meliriknya, tak mengerti mengapa Boss Lei tiba-tiba bersikap baik padanya. Drama apa lagi ini?
"Ini putri bungsu kami Lan Xiang. Sejak kecil selalu bersama kami. Kalian pernah bertemu di acara pernikahan. Lan Xiang, cepatlah menyapa."
"Kakak ipar, saya Lan Xiang."
Lei Tingyu meliriknya sekilas dengan sikap acuh. Lan Xiang mengenakan gaun putih bergaya Barat dengan rambut dikepang ala putri. Baik penampilan maupun cara bicaranya sangat mirip Lan Xin di awal pernikahan mereka, bahkan nada bicaranya pun ditirukan dengan sengaja.
Saat ia menatap Lan Xiang, jantung Lan Xin tiba-tiba berdebar kencang.
Jika Gunung Es Lei dan Lan Xiang saling tertarik, itu akan sempurna! Ia bisa merdeka mulai sekarang...
Bersukacita dan menyebarkan kabar gembira! Jika Gunung Es Lei dan Putri Teh Hijau Lan saling cocok, di pernikahan mereka, ia pasti akan mengirimkan karangan bunga besar!
Mergetahui lamunannya, Lei Tingyu memutar kepala dan menatapnya. Di matanya ada sesuatu yang tak dipahami Lan Xin.
"Sejak kecil Lan Xiang bersekolah di institut perempuan pulau yang bermutu tinggi, sangat lemah lembut dan cocok menjadi istri ideal." Ibu Lan terus mempromosikan.
"Oh, sekolah perempuan di pulau?" Tatapan Lei Tingyu masih tertancap pada Lan Xin.
"Penjahat kecil, sedang memikirkan ide jahat apa? Dari ekspresinya jelas dia diam-diam mengarang cerita tentang dirinya sendiri."
Lan Xin menundukkan pandangan, menghindari sorot mata tajam bak radar darinya.
Dalam hati, bayangan malaikat kecil telanjang sedang melempar bunga ke Lei Tingyu dan Lan Xiang. Cepatlah saling jatuh cinta, agar aku sebagai karakter pendukung bisa segera mundur dari panggung.
"Aku menerima pendidikan perempuan terdidik yang formal, bahkan sempat belajar di sekolah pengantin di negara pulau selama beberapa tahun, dan juga—"
"Sekolah di negara pulau? Pernah syuting film dewasa?"
Ibu Lan dan Lan Xiang mengira mereka berhalusinasi, sementara Lan Xin semakin tidak percaya menatapnya.
"Kak, kakak ipar, kamu... maksudmu apa?" Lan Xiang gagap.
Ini adalah Lei Tingyu, Kaisar Dunia Bisnis, lulusan Magister Bisnis Harvard Amerika, pencipta legenda bisnis yang tak tertandingi. Bagaimana pria sekelas ini bisa mengucapkan kata-kata seperti itu...
"Bicara saja tidak paham, IQ-nya benar-benar menyentuh." Lei Tingyu menggelengkan kepala. Meski sama-sama putri keluarga Lan, istrinya cerdas, tangguh, dan berbakti. Yang di hadapannya ini makhluk apa?
Lan Xiang sudah lama mengincar Lei Tingyu, tapi tak menyangka pria dingin yang selama ini jadi rumor di luar ternyata begitu kasar padanya.
Sekalipun perempuan manja dan semena-mena, ditegur pria idamannya dengan keras pasti merasa malu. Ia memohon bantuan ke Ibu Lan.
Ibu Lan juga tak menyangka Lei Tingyu tidak memberi muka sama sekali. Baru ingin melerai, kesabaran Lei Tingyu sudah habis.
“Tidak pernah syuting film? Lalu mata yang berkedip-kedip seperti urat kejang ke arahku ini apa maksudnya, kamu yakin sekolahmu sekolah pengantin wanita, bukan sekolah perempuan U?”
Lan Xiang menarik napas dalam-dalam, matanya memerah seketika karena ejekan.
“Orangnya sudah kulihat, kalian bisa keluar sekarang.” Lei Tingyu langsung mengusir.
“Lan Xin, cepat bicara!” Ibu Lan panik.
“Ah? Ah!” Lan Xin yang asyik menonton drama tiba-tiba dipanggil, refleks alami mengeluarkan suara 'ah'.
Menurut naskah Lan Mantian, saat ini dia harus mati-matian menjodohkan Lan Xiang, tapi...
Dia bisa merasakan Lei Tingyu sedang menatapnya, genggaman tangan besarnya memberi peringatan dengan meremas.
Seolah berkata: berani macam-macam, kamu sudah tamat!
Ibu Lan memberikan kode mata pada Lan Xin.
Lan Xin menggigit gigi, demi ibu, dia nekat.
“Tingyu——”
Lei Tingyu mengulurkan jari panjangnya menutupi bibirnya.
“Bicara harus pakai otak, bencana datang dari mulut!”
Lan Xin terhenti sejenak.
Ibu Lan batuk pelan, ingatlah ibumu!
“Menurutku, Lan Xiang nona yang baik, dia, dia, eh... lebih cantik dariku!” Akhirnya Lan Xin ingat misi menjodohkan, nyaris menyebutkan satu kelebihan Lan Xiang.
Lei Tingyu memicingkan mata, bagus, mulut kecil ini terlalu lancang selalu membahas topik yang kubenci, kalau begitu——
Pandangan Lan Xin tiba-tiba gelap, bibir beraroma mint menempel di bibirnya.
"Dia membelalakkan mata, bagaimana mungkin dia berani melakukan hal seperti ini di hadapan ibu dan anak perempuan keluarga Lan?"
"Um, setelah dihalangi memang suara melengking itu tidak terdengar lagi."
Amarah Yu Ming mulai mereda. Teringat wanita tak tahu malu ini berani menjadi mucikari, itupun mucikari kelas kambing, dia menambah kekuatan cengkeramannya, menggigit bibirnya dengan kasar, sama sekali tidak peduli pada ibu dan anak Lan.
Ibu Lan dan Lan Xiang terdiam takjub menyaksikan Yu Ming mencium Lan Xin. Beda ciuman formal dengan tulus langsung kelihatan. Mereka yakin andai tidak ada orang lain, pasti aksi lebih mesra akan terjadi!
Saat Yu Ming akhirnya puas melepas Lan Xin yang wajahnya merah padam, Lan Xiang akhirnya berteriak tidak terima.
"Kenapa harus dia? Di mana aku kalah dari dia?"
Dari postur, kecantikan, pendidikan, hingga garis keturunan, mana ada yang tidak lebih baik dari Lan Xin? Kenapa diperlakukan berbeda?
Mengabaikan perlawanan Lan Xin, Yu Ming memeluknya berdiri, lengan mencengkeram erat mencegah si pemalu kabur.
"Kenapa? Karena dia lebih cantik, aura lebih baik, suara lebih merdu, kualitas lebih tinggi darimu! Jelek saja sudah parah, masih nekat meniru gaya berpakaian Lan Xin. Baju sama tapi dipakai jadi norak. Dongshi meniru Xishi, harimau gagal malah jadi anjing."
Selain ketebalan muka melebihi istrinya, sungguh tak ada satu pun kelebihan wanita ini dibanding Lan Xin.
Lan Xin memandang Yu Ming dengan heran. Sejak kecil tidak ada yang pernah mengatakan dia lebih cantik dari Lan Xiang. Dia adalah yang pertama. Saat sekolah, semua pria yang ingin mendekatinya tanpa terkecuali direbut oleh Lan Xiang.
Lan Xiang menutupi wajahnya dan berlari keluar. Yu Ming melirik Lan Xin di pelukannya dengan tatapan bermakna: "Kau lihat? Begitulah caranya membalas makhluk menjengkelkan."
"Bukankah kau sudah bercerai dengan Lan Xin?" Ibu Lan akhirnya mengutarakan kebingungan di hatinya.
Lan Xin juga penasaran memandang Yu Ming: "Benar, kalian sudah cerai. Untuk apa kau menyesatkan ibu dan anak perempuan keluarga Lan di depan umum?"
