Bab 28 Bos Besar yang Murka Membeli Pembalut
Lan Xin melompat cepat dari tempat tidur mengambil jubah tidur SpongeBob-nya, berlari ke toilet tanpa menengok.
Lei Tingyu mengawasi dengan tatapan licik noda merah pengacau ini.
Datangnya benar-benar tidak tepat waktu.
Di momen seperti ini, terputus karena alasan seperti ini, baik bagi pria maupun perempuan adalah siksaan yang kejam.
Dia menahan hasrat, dia menahan malu.
Lan Xin duduk di toilet tanpa suara, wajahnya terkubur dalam tangan yang terasa panas bisa merebus telur.
Dia menjerit dalam diam.
Ah ah ah!
Masih ada yang lebih memalukan dari ini?!
Dia tidak hanya hampir jatuh lagi pada pesona pria Yu Ming, tapi juga menggunakan 'Ibu Bulanan' dan mengotori sprei sutra mulia Bing Shan dengan darah!
Jika ada celah di tanah, dia pasti akan langsung terjun masuk tanpa ragu.
Ini bukan sekadar potongan gaji beberapa bulan, melihat perfeksionis kebersihan Bing Shan yang keterlaluan, dia pasti tidak akan membiarkannya!
Tapi sekarang, yang harus dipikirkannya bukanlah bagaimana bos Bing akan membalas dendam, melainkan kesulitan yang jauh lebih besar, lebih sulit dari naik ke langit!
Dia tidak membawa pembalut...
Dia diculik tanpa persiapan, dan ini juga bukan tanggal biasanya, mungkin karena beberapa hari lalu saat 'berhubungan' dengannya di bawah hujan, dia meminum obat pencegah kehamilan darurat yang menyebabkan siklus haidnya kacau.
Dalam situasi memalukan ini, Lan Xin benar-benar mati gaya.
Dia benar-benar tidak punya keberanian meminta Bing Shan membelikannya pembalut. Setelah berpikir panjang, dia memutuskan untuk menggunakan tisu dulu seadanya, lalu pergi ke minimarket lantai bawah.
Tapi, rasa malu itu tak tertahankan. Saat membuka pintu, dia melihat Bing Shan sedang sibuk mengganti seprai. Lan Xin tertegun lagi.
"Kau bisa melakukan pekerjaan rumah juga?"
Dalam ingatannya, Bing Shan hanya sibuk dengan dokumen kantor dengan muka dingin, atau... mengincarnya dengan mata berbinar kapan saja.
Bing Shan yang serba bisa seperti ini benar-benar pertama kali dilihatnya!
"Basa-basi!" hardiknya kesal. Hal sederhana seperti ini mana bisa mengalahkannya.
"Bing Shan yang membentang ranjang...... Lan Xin melihat ke kiri dan kanan, merasa lebih rapi daripada pelayan di rumah Lei yang mendapat pendidikan formal kepala pelayan E."
Pria perfeksionis kebersihan ini sepertinya juga punya sedikit OCD, bersikeras membentang tanpa satu kerutan pun.
"Aku kira kamu cuma mesin pencet uang yang bisa bernapas, selain kerja tidak bisa apa-apa......"
Kepalanya segera ditepuk lembut olehnya.
"Selama studi di Amerika dulu, hidupku selalu katurun sendiri."
Lan Xin kembali tertegun, ini tidak tertulis dalam 《Ensiklopedia Preferensi Lei Tingyu》.
Selama ini dia mengira Lei Tingyu adalah Tuan muda yang lahir dengan sendok emas, tak menyangka dia juga punya momen yang lebih manusiawi.
Setelah bercerai, seolah dia melihat Lei Tingyu versi lain, seorang yang berbeda dari bayangannya......
"Wajah bodoh sedang melamun apa? Berbaringlah." Meski urusan bagus terganggu, boss Lei tetap ingat instruksi dokter.
Istirahat total.
"Aku ingin keluar sebentar." Akhirnya Lan Xin teringat urusan penting, pembalut wanita!
"Tidak boleh, setidaknya kamu harus istirahat 4 hari lagi." Urat putuh butuh seratus hari, dia cedera kepala, dia memberi diskon.
"Tapi, aku tidak punya....."
Suaranya kecil seperti nyamuk.
"Jika kamu menyesali kejadian tadi, nanti setelah sembuh bisa kuberi kesempatan memenuhi janjimu."
Nada bicaranya yang bikin kesal akhirnya membuat Lan Xin lupa malu, dengan tekad baja berteriak keras.
"Aku tidak punya pembalut! Aku harus keluar beli!"
Lei boss membeku.
Sesaat kemudian, ia mendorong Lan Xin ke ranjang dengan nada kaku memerintah, "Tidak boleh, kamu harus beristirahat. Aku yang akan membeli."
Duggg!
Di atas kepala Lan Xin, beberapa kilat menyambar.
Ia menggenggam dompet, menyembunyikan rasa canggung dengan suara kasar, "Berbaring yang benar! Jika ketahuan tidak beristirahat, kamu sudah tamat!"
Lan Xin tertegun, saat ia membuka pintu tiba-tiba melontarkan kalimat.
"Meski baru saja gagal, tapi gaji 2 bulan tetap harus kau bayar."
Ia menoleh, menyorotkan pandangan mematikan ke arahnya. Kucing liar tak tahu diri!
"Kau sendiri yang bilang harus menepati janji..." Ekspresi kikuknya mengembalikan sedikit kepercayaan diri Lan Xin.
Hewan bernama manusia pada dasarnya selalu mencari celah. Lan Xin pun tak terkecuali. Baru saja malu luar biasa, setelah berhasil mendapat keuntungan verbal, segera mencari kesempatan menantang otoritasnya.
"Hei! Beli yang ada sayapnya, jangan sampai salah!"
Hong!
Ia membanting pintu keluar.
Lan Xin tertawa. Ekspresi Lei boss tadi sungguh lucu sekali.
Tak lama ia kembali, melempar tas besar. Lan Xin memegangi tas itu bertanya nekat.
"Tadi waktu bayar, apakah pelayan toko memandimu aneh?"
Jawabannya adalah sorot mata dingin darinya.
Awalnya Lan Xin sangat takut dengan penampilannya yang dingin, tapi setelah mengalami kejadian tadi, dia tiba-tiba merasa kedinginannya terkadang cukup menggemaskan, dengan sedikit kesombongan.
"Aku yakin dia pasti berpikir, pria tampan seperti ini mengapa masih terlihat tidak puas, sampai marah-marah membeli pembalut wanita?"
Lan Xin yang terlalu lupa diri, dengan mudah dipatahkan oleh satu kalimat licik Lei Fuhei.
"Mungkinkah kau mengisyaratkan aku untuk 'bertempur dalam kondisi berlumuran darah'?"
Terpengaruh oleh kelihaian Lei Fuhei, pengetahuan dasar Lan Xin di bidang ini berkembang pesat.
Langsung paham dalam sekejap, kalah total, mengambil pembalut yang dibeli si pria tampan yang "tidak puas", lalu bersembunyi di toilet dan lama sekali tidak mau keluar.
Beradu ketebalan muka dengan si licik, hasil terjungkalnya sama sekali tidak mengejutkan.
Insiden pembalut membuat kesan Lan Xin terhadap Lei Tingyu sedikit membaik.
Meskipun si gunung es sering terlihat dingin, tapi dia tiba-tiba menyadari dinginnya ternyata memiliki tingkatan. Asal jangan menyentuh batasannya, dinginnya tidak akan total.
Pria yang sangat perfeksionis dan bersih itu, setelah dia mengotori seprainya, ternyata mau membelikan pembalut tanpa mempedulikan statusnya.
Karena hal ini, kesan Lan Xin padanya berubah dari "mantan suami tak berperasaan" menjadi "bos yang masih punya sedikit sisi manusiawi".
Kebebasan tubuhnya kembali pulih setelah 4 hari.
Beberapa hari ini terasa sangat sunyi. Ponselnya disita Lei Tingyu dengan alasan tidak ada panggilan masuk.
Tapi ketika akhirnya dia mendapatkan kembali ponselnya, puluhan panggilan tak terjawab di layar membuat wajahnya langsung pucat.
"Pria licik, berani mengubah ponselnya ke mode senyap!"
Dengan cepat dia menelusuri, 42 panggilan tak terjawab, tidak ada dari rumah perawatan pribadi, ini bisa dibilang kabar baik, tampaknya emosi sang ibu masih stabil.
Selebihnya, 10 panggilan dari sahabat dekat sekaligus mitranya Mi Feifei, 32 sisanya semuanya dari keluarga Lan.
Yang harus datang selalu tak bisa dihindari, Lan Xin menekan rasa jijik di hatinya, menelepon balik.
"Kau mati di mana saja! Berhari-hari tidak menerima telepon!" Suara Lan Mantian terdengar panik, menyirami Lan Xin dengan tuduhan.
"Aku sakit."
"Persis ibu gilamu itu, selalu gagal di momen kritis! Aku perlu bicara urgent, segera KEMBALI!" Beberapa hari ini dia hampir jadi gila karena gelisah.
Mungkin karena berbaring di ranjang bos besar Lei Tingyu selama beberapa hari, Lan Xin juga tertular kewibawaan sang bos, terutama saat mendengar dia menghina ibunya.
"Aku di luar kota, tidak bisa kembali." Dia tak mau dikendalikan.
"Sudah berani bicara seperti ini padaku? Kuperintahkan kau segera KEMBALI sekarang juga!"
Lan Xin meraih kertas, melipatnya dan menggesekkannya ke mikrofon, "Sinyal buruk, nanti ku balas."
