Bab 42 Lari dari Masalah yang Diakibatkan
Lan Xin yang tidak mengerti isyarat halus sekretaris, langsung mengetuk pintu.
Tidak ada respon dari dalam, dia mendorong pintu masuk.
"Pergi!"
Lei Tingyu membelakangi dia, berdiri di depan jendela.
Lan Xin sudah terbiasa, berpura-pura tidak mendengar perintah mengusirnya.
Dia terengah-engah melihat pemandangan di dalam seperti diterjang badai.
"Lei Tingyu, apakah tempatmu disapu Tornado atau diserangi alien?"
Komputer termahal berserakan di lantai, layarnya remuk total.
Berbagai lembar file beterbangan.
Tempat pena giok dengan sedih tergeletak di kakinya, mengisahkan kesuraman tak bertepi.
Sayang, aku baru saja dibeli dari lelang, melalui ratusan tahun periode, tidak hancur di tangan pasukan sekutu, malah musnah oleh amarah makhluk ini.
Ruangan dalam kekacauan total, bahkan rak bukunya dihentak beberapa kali, kaca pecah berantakan.
Mendengar suaranya, dia langsung berbalik.
Lan Xin merasakan aura kekuatan membunuh yang pekat darinya.
Tanpa sadar dia mundur selangkah, punggung menempel di pintu.
Ibu! Tulang rusuk mana yang salah pada pria ini?
"Itu, aku, aku ingat! Masih ada panci daging merah panggang di atas kompor yang lupa dimatikan, selamat tinggal!"
"Menghadapi musuh yang luar biasa kuat, kabur adalah pilihan terbaik!"
"KEMBALI!" Terlihat sumber yang memicu amarahnya muncul, sorot mata penuh kemurkaan semakin menjadi.
Bagus! Perempuan sialan ini berani muncul lagi!
Melihatnya menginjak serpihan dan melangkah mendekat, Lan Xin refleks melemparkan kudapan di tangan lalu menarik pintu dan lari tanpa menoleh, kecepatannya menyamai juara lari 100 meter.
Dia tak ingin bernasib sama seperti serpihan di lantai itu, selamat tinggal Tuan!
Tidak mungkin CEO besar selevelnya mau mengejar hingga keluar dengan mengorbankan gengsi.
Para staf sekretariat menyaksikan Lan Xin melesat keluar bagai tornado dan langsung masuk elevator tanpa menoleh.
Lalu, adegan yang lebih mencekam terjadi.
Sang bos agung Lei Group yang mulia bagai dewa, ternyata juga keluar membara! Amarah di wajaknya sanggup membakar seluruh kota!
Desahan tercekat serempak menggema.
Saat Lei Tingyu mengejar, pintu elevator baru saja tertutup. Lan Xin berhasil melarikan diri dengan gemilang.
Yang terlihat terakhir adalah gerakan tangannya yang menggelitik dari celah sempit, mengucapkan selamat tinggal dengan sikap menyebalkan.
Banyak orang menyebalkan, tapi tak ada yang sesebalkan ini!
Lei Tingyu mengangkat kaki hendak menghentakkan pintu, tapi segera ingat tindakan itu akan membahayakan dirinya di dalam.
Alih-alih, ia mengalihkan tendangan keras ke dinding.
"Di ruang sekretaris, para sekretaris yang menyaksikan kemurkaan Sang CEO langsung ingin menyelamatkan diri ke dalam tanah, takut menjadi sasaran amarah berikutnya."
Lei Tingyu berbalik, matanya memancarkan kekuatan membunuh. Kucing liar sialan ini pasti sudah tamat kalau tertangkap!
Tiba-tiba, ia mencium aroma manis khusus di udara.
Sorot matanya yang tajam menyapu ruangan seperti pedang, membuat sekretaris kepala nyaris mengangkat tangan menyerah.
"Sang Tuan, saya tak bersalah!"
Pandangan Lei Tingyu melirik kotak kue kering yang belum sempat dibagikan di mejanya. Dari rasa serta kemasan lucu, langsung tahu asalnya.
Matanya menyipit. Bagus! Dia berani membagi makanan buat orang lain!
Kalau si perempuan tak tertangkap, semua yang berani mencicipi masakannya - bahkan yang terlibat hubungan dengannya - harus Mati!
"Kalian! Selesaikan laporan tahunan dalam 10 menit! Gagal? Langsung dikirim ke Afrika!"
Para sekretaris ingin menangis tapi tak berani protes. Baru setelah bos masuk kantor, mereka saling pandang bingung.
"Laporan tahunan... 1 minggu pun belum tentu selesai?"
"Hiks... Aku tak mau ke Afrika nanti kulitku jadi item!"
Semua mengeluh sambil memandang sekretaris kepala yang sama bingungnya. Mereka tak paham kesalahan apa yang membuat bos besar begitu murka.
Sebenarnya, ini semua gara-gara sekotak kue buatan istri bos yang memicu kejahatan berdarah.
“hello，Leiting Yu memasuki kantor dan melihat sisa kotak kue di lantai, langsung mengambilnya dan tanpa ampun melemparkannya ke tong sampah. Sepertinya hanya tindakan seperti ini yang bisa membuktikan bahwa dia sama sekali tidak peduli pada perempuan itu.”
“Dia adalah Leiting Yu, penguasa segalanya. Yang dia inginkan adalah perempuan yang setia mutlak padanya. Perempuan macam ini yang seenaknya memberikan perasaan ke orang lain, bahkan berani berbagi makanan dengan orang lain, tidak layak dia miliki!”
“Dia menyambar telepon dan menelepon Xin Ran, direktur Global Entertainment Group yang juga salah satu sahabat karibnya, peringkat keempat.”
“hello，Kakak Ketiga~”
“Dari artis terbaru di perusahanmu, pilih beberapa yang bersih dan kirim ke sini!”
“Hah? Kapan kamu jadi melek? Dengar dari Kakak Sulung, kamu susah payah dapatkan kamera edisi terbatas untuk hadiahkan ke istrimu. Apa istrimu tidak bisa memuaskan kamu si perjaka abadi ini, sampai harus minta cari perempuan di sini?”
“Diam!”
“Zieeett, jangan marah meski aku kena titik lemahmu. Apa kamu bertengkar dengan istrimu?”
“Jangan sebut perempuan itu di depanku!”
“Sudah berani provokasi dia, lalu kabur tanpa ampun. Mulai sekarang, dia putuskan untuk mengusirnya sepenuhnya dari dunianya!”
“Kakak Ketiga, kita sahabat sejak kuliah. Sebagai teman baikmu, kasi nasihat emas: Perempuan itu harus dirayu. Dengan makhluk yang bisa bertahan tujuh hari berdarah tiap bulan ini, jangan coba-coba berdebat. Kalau sudah dijinakkan, mana mungkin dia tidak nurut?”
“Kau budak istri ini jangan mengajari aku!”
“Baik, tidak mendengarkan nasihat anggota lama, kerugian ada di hadapan, terserah kamu, nonona sebentar lagi aku antar, tapi jangan salahkan aku kalau tidak mengingatkan, menyelesaikan konflik dengan cara memprovokasi perempuan seperti ini, nanti ada saatnya kamu menyesal, soalnya dulu demi dia——”
Bip bip.
Dari seberang telepon terdengar nada sibuk, Xin Ran mengangkat bahu lalu menghampiri sang istri.
“Sayang, kedinginan dijomblo, minta pelukan!”
Sebagai mantan playboy yang sekarang jadi budak istri.
Xin Ran menyatakan rasa sakit (xi) hati (wen) dan kemarahan (le) yang mendalam (jian) terhadap tindakan nekad Lei Tingyu.
“Telepon siapa?” Tian Xin bertanya pada suaminya.
“Kakak Ketiga, minta aku cari beberapa perempuan untuk dikirim. Coba pikir, artis baru yang baru dikontrak di grup kita mana yang cukup hot? Aduh, sayang, kenapa mencubitku?”
“Kalian pria, tidak ada yang baik! Kakak Ketiga sudah punya istri masih berani begitu, tindakanmu tidak beda dengan germo! Dilarang cari!”
Tian Xin mencengkeram telinga suaminya.
“Saya difitih, Nyonya! Sejak menikah denganmu aku sangat patuh—tenang saja, situasi Kakak Ketiga khusus, bukan seperti yang kamu bayangkan. Ingat kan ceritaku tentang kotak misteriusnya yang menyimpan rahasia bertahun-tahun?”
“Ingat, tapi sekarang dia tetap cari perempuan di luar!” Semua pria brengsek pengkhianat pernikahan harus dikumpulkan dan dieksekusi mati!
"Sebenarnya kebenaran hal ini adalah seperti ini......" Xin Ran berbaring di dekat telinga istrinya sambil berbisik-bisik, Tian Xin membelalakkan mata.
"Apa yang kamu katakan benar? Kakak Ketiga yang dingin seperti es itu, berani memiliki masa lalu seperti itu?"
"Jadi kamu tenang saja, orang sudah pergi, San Di juga tidak akan berbuat apa-apa."
Kakak Ketiga pasti sedang berurusan dengan kucing liar kecilnya yang suka berpura-pura lembut itu.
Sebagai sahabat karib, kalau tidak menambahi bumbu, mana pantas dengan persahabatan lebih dari sepuluh tahun ini?
