Bab 57 Menemanimu Menyaksikan Hujan Meteor
Ada hujan meteor malam ini, Lan Xin tak mau melewatkan kesempatan memotret yang bagus ini.
EF-nya sudah lama dimiliki, tapi selain memotret bunga-bunga belum pernah benar-benar berfungsi.
Fokus dekat EF bisa menangkap permukaan bulan yang tak rata, pasti akan terlihat indah memesona saat memotret meteor.
Titik observasi terbaik di Kota B seharusnya di gunung sebelah barat. Waktu munculnya hujan meteor juga sudah larut, Lan Xin merasa tidak aman pergi sendirian sebagai perempuan. Bertanya ke beberapa koneksi tapi tak ada yang mau menemaninya.
Di pikirannya tiba-tiba muncul tiga karakter besar: Lei Tingyu
Dia merasa konyol dengan ide di luar dugaan yang muncul di kepalanya sendiri.
"Apalagi bicara soal kesibukan kerjanya, es yang meresap dari tulangnya saja sudah membekukan semua sel romantisnya, mana mungkin mau menemaninya melihat hujan meteor？"
"Belum lagi, meski sudah membuat kue otak dipenuhi nafsu untuk menyindirnya, amarahnya masih belum reda!"
"Kalau tidak pergi sekarang, hujan meteor kuda langit berikutnya baru akan terjadi 60 tahun lagi, mana mungkin penggemar fotografi melewatkan kesempatan seperti ini？"
"Daerah barat kota itu sangat terpencil, bagaimana caranya kalau dia pergi sendiri dan bertemu si jahat？"
Setelah lama memikirkan, Lan Xin akhirnya mengumpulkan keberanian, memegang telepon dan membuka nomor Lei Tingyu.
"Hai, Boss Lei"
"Um."
"Ada hal ingin kubicarakan denganmu. Jadi, apakah kamu ada waktu malam ini？"
"Masih lumayan."
"Kalau begitu, bolehkah kamu menemaniku ke barat kota untuk memotret hujan meteor？"
"Oh？Aku sibuk." Boss Lei yang jelas terpuaskan itu pura-pura merenung, dengan jelas menunjukkan nada "Coba mohon padaku".
"Kalau begitu maaf mengganggu, akan kucari orang lain saja."
Lan Xin langsung menutup telepon sebelum dia bereaksi, duduk di ranjang sambil mengembik.
Kenapa pria ini begitu tak masuk akal？Dia bahkan belum mengeluh soal diperlakukan seperti boneka seks yang di-XO seenaknya, cuma minta ditemani melihat hujan meteor saja sudah ditolak.
Saat menelepon tadi, Lan Xin agak menyesal. Perasaan canggung setelah "berguling" di ranjang bersama selalu terasa memalukan.
“Ah! Aku ini cacat otak ya, buat apa aku bertanya pada si jahat yang mengambil keuntungan dariku!” Dia memukul kepalanya, merasa malu dengan tindakannya barusan.
Lan Xin baru saja bertanya pada beberapa teman dan sahabat dekatnya, tapi tak ada yang mau pergi.
Terpaksa harus mencari cara lain.
Saat ini, kantor presiden direktur Grup Lei dilanda aliran dingin level 12.
Sumber pembuat hawa dingin itu tak lain adalah Boss Besar Lei yang wajahnya kaku.
Perempuan sialan, tanya satu kalimat lagi emang bakal mati?
Memohon padanya, ucapkan beberapa kata manis, apa bakal mati?
Berani-beraninya memutuskan、mematikan、panggilan!
Qi Lei yang masuk dengan riang sambil membawa surat cuti, tak menyadari mood Boss Lei tiba-tiba berubah mendung. Dia menyodorkan surat izinnya.
“Presiden Direktur, ini surat cuti saya. Mohon tanda tangan Anda.”
“Grup Lei sedang sibuk begini, berani-beraninya kamu minta cuti?”
Lei Tingyu berkata dengan nada membekukan. Senyum Qi Lei langsung membeku di wajah.
Ada apa ini?
Liburan yang sudah disepakati tadi mana?!
Sebagai asisten khusus yang bisa mencapai posisi ini, Qi Lei bukan vegetarian. Dengan cepat dia menganalisis situasi.
Dalam 10 menit, kejadian apa yang bisa membuat CEO tiba-tiba kesal?
Baru saja hanya ada manajer departemen yang melapor tentang order besar puluhan juta yang baru ditandatangani. Hal baik seperti ini tentu tidak akan membuat marah bos.
Kalau begitu, yang bisa membuat CEO abnormal dalam waktu singkat hanya satu kemungkinan.
“Istri Boss menolak undangan Anda?”
Langsung mendapat dua Pisau Es dari Lei Tingyu.
“Akulah yang menolak dia!”
“Bukankah Anda berencana mengundangnya, bagaimana bisa menolak?” Qi Lei agak bingung dengan urutan ini.
Lei Tingyu murka mengambil pot pensil baru di meja dan melemparkannya, “Pergi dari sini!”
Qi Lei kabur pontang-panting, bahkan setelah keluar dari ruang CEO masih merasakan udara dingin yang menusuk dari belakang.
Kapal janji kecil, kenapa kau bisa terbalik begitu saja! by monolog batin asisten malang yang tak tahu kebenaran.
Api kecil tak berdasar menyala di hati Lan Xin.
Sebelum menelepon Lei Tingyu, yang membuatnya kesal adalah “Tak ada yang menemaniku memotret hujan meteor”.
Setelah menelepon, kekesalannya berubah menjadi “Mantan suami tak bertanggung jawab itu, bahkan sekali pun tak mau menemaniku melihat hujan meteor”.
Memotret hujan meteor atau tidak, sudah bukan prioritas lagi. Yang lebih membuatnya dendam adalah sikap Lei Tingyu.
Amarah ini bahkan mengalahkan kekecewaannya karena tak bisa melihat hujan meteor.
Dengan geram ia duduk di sofa, mengubah kesedihan menjadi nafsu makan, mengambil satu tabung es krim dari lemari es dan menyantapnya dengan lahap.
Bel pintu berbunyi. Saat ia mendekat, tak disangka dari lubang pintu terlihat Lei Tingyu!
“Buka pintu!”
Lan Xin kesal duduk kembali di sofa, sambil menggemgam sendok es krim berteriak, “Mati, sudah dikremasi!”
Setelah menolak orang, sekarang datang lagi. Apa dia masih ingin menyuruhnya lembur?
Goblog, mimpi kali!
Ia bertekad tak akan membukakan pintu. Dia yang jago menolak orang, biar merasakan juga ditolak!
Bel pintu hanya berbunyi dua kali sebelum berhenti.
"Dia meletakkan sendok es krim, pergi?"
Tiba-tiba, dia mendengar suara kunci membuka pintu. Dengan mulut menganga terkejut, dia bertanya, "Bagaimana kamu bisa punya kunci rumahku?"
Lei Tingyu mendengus dingin. Untuk menghadapi kucing liar bandel seperti ini, harus menggunakan metode yang tidak biasa!
Tatapan tajamnya menyapu ember es krim raksasa di tangannya. Dengan perasaan takut ketahuan, dia berusaha menyembunyikannya, tapi dia sudah melihat!
"Perutmu sudah rusak karena makan ini, masih berani menyantap barang seperti ini?"
"Hanya makan sedikit saja!" Dia berkata jujur. Baru saja dia membuka tutupnya, tiba-tiba dia masuk.
Dia mendekat, mengambil es krim dari tangan Lan Xin, lalu melemparkannya ke tong sampah di bawah pandangan sedihnya. Kemudian berjalan sendiri ke depan lemari es, mengeluarkan semua es krim dan membuang semuanya.
Lan Xin hampir menyesal berat.
"Lei Tingyu, makhluk ini masuk rumah bahkan tidak ganti sepatu, masih buang es krimku—tunggu, ini semua bukan poin utamanya. Yang penting, bagaimana kamu bisa punya kunci cadangan rumahku?"
"Hal sepele seperti ini mana bisa menghentikanku?" Dia mendengus dingin, melihat jam tangannya.
"Kuberi waktu 5 menit untuk ganti pakaian. Terlambat satu menit pun tidak boleh."
"Apa?"
"Masih terpaku apa? Kalau tetap linglung, akan kubuatmu pakai piyama SpongeBob ini ke gunung untuk memberi makan nyamuk!" Dia melototi tajam piyama karakternya.
"Ke gunung?" Lan Xin masih belum paham situasi, ekspresi lugunya membuat Lei Tingyu gemeretak gigi.
Dia selalu begitu, dengan ekspresi paling tak bersalah memicu berbagai api dalam dirinya!
"Malas berdebat dengannya, langsung menariknya masuk ke kamar tidurnya. Lan Xin segera berlari mencoba menyelimuti berbagai kemasan camilan yang berserakan di ranjang dengan selimut."
"Sayangnya, Boss Lei sudah melihat semuanya."
"Belakangan ini kerusakan tubuhku cukup parah, perlu nutrisi tambahan!" Setelah makan, dia lupa membereskan.
"Utang ini akan kuhitung nanti bersamamu!"
"Dia melototi Lan Xin, membuka lemari pakaiannya. Mengabaikan protes Lan Xin, mengeluarkan sedikit pakaian yang ada dan menebarkannya di ranjang."
"Hei, kamu gila ya? Kalau sakit minum obat dong! Ngapain mengobrak-abrik lemariku?"
"Ke mana perginya semua pakaianmu? Lihat ini, apa ini? Kain pel?" Dengan jijik dia mengangkat kaos santai dengan tanda centang bawaan. Barang murah 300-500 yuan ini berani-berannya dipakai keluar sampai mempermalukannya!
