Bab 64 Bos yang Membela Kucing
"Aku tak mau jadi kucing! Aku ingin jadi manusia!"
"Yang kau mau belum tentu cocok, malatang waktu itu buktinya!"
Jawabannya membuat Lan Xin semakin menjadi-jadi tangisnya.
Dalam pelukannya, Lan Xin tertidur di tengah isakan tangis.
Lei Tingyu mengangkatnya ke ranjang, melepas pakaian dan menyelimuninya, duduk di tepi tempat tidur dengan ekspresi merenung.
Kucing Liar belakangan emosinya tidak stabil, mudah sekali bergembira, mungkinkah...
Tangannya merayap turun beberapa jengkal, berhenti di perut yang masih rata.
Tunggu sampai waktunya, bawa dia periksa. Begitu ketahuan mengandung anakku, sayap pun tak bisa kabur dariku!
Saat perempuan itu terlelap, Lei Tingyu menelepon: "Sudah waktunya menghitung utang dengan ayah brengsek!"
“San Di ah, dengar kabar kamu baru-baru ini ngejar perempuan sampai kewalahan, kok tiba-tiba ingat sama teman?”
Di ujung telepon adalah Mo Huairen, anggota kedua dalam kelompok saudara Lei Tingyu.
“Lao Er, kirim beberapa orang, bantu saya urus seseorang.” kata Lei Tingyu.
Lebih dari separuh kekuatan bawah tanah di Kota B berada dalam genggaman Mo.
“Gak masalah, siapa?”
“Lan Mantian, dalam dua minggu, saya tidak ingin melihat dia bisa turun dari ranjang.”
“Gampang, patahkan dua kaki saja——tapi San Di ah, dengan kekuatanmu, menghancurkannya sampai bangkrut total juga cukup. Saya kira orang dingin sepertimu tidak suka cara brutal.”
“Cuma membuatnya bangkrut terlalu murah baginya. Saya ingin dia ingat dengan jelas setiap rasa sakitnya! Pukuli dia tepat lima menit!”
Kucingnya menangis selama lima menit, maka dia akan membuat Lan Mantian menerima pukulan selama lima menit. Siapa pun tidak boleh menyentuh kucingnya.
Ayah kandung pun, tidak boleh.
Lan Xin tidur dengan gelisah.
Dia bermimpi menjadi putri yang tersesat di hutan, dikejar-kejar monster berkepala Lan Mantian yang terus menyemburkan api. Dia lari dan lari, berharap pangeran turun dari langit.
Seekor kuda hitam berlari dari kejauhan. Dalam hatinya berharap: Lei Tingyu, Lei Tingyu.
Benar-benar Lei Tingyu!
Lan Xin melambaikan tangan gembira, tapi dilihatnya di atas kuda pangeran sudah duduk beberapa putri.
Dia berhenti, meliriknya dengan mata dingin, lalu pergi membawa beberapa putrinya menjauh.
“Xin Xin, aku datang menyelamatkanmu!”
Suara seorang anak laki-laki tiba-tiba terdengar. Anak kecil bersayap itu turun dari langit dan memenggal kepala naga jahat Lan Mantian.
Ia berusaha melihat wajahnya, namun semuanya tampak kabur.
"Kakak..." Ia tak tahu mengapa memanggilnya seperti itu.
Anak laki-laki berwajah samar itu mengelus pipinya.
"Semua keinginan Xinxin bisa kukabulkan. Apa yang kamu mau?"
"Aku ingin... melihat wajahmu!" Pria ini selalu muncul dalam mimpinya, namun wajahnya tak pernah jelas.
"Lihat siapa aku!" Sang kakak tiba-tiba membuka topengnya, ternyata adalah Lei Tingyu yang memiliki taring vampir!
Ia tertawa terbahak sambil memeluk perempuan tak dikenal yang muncul entah dari mana, "Akan kujadikan kamu istri ke-18ku!"
"Tidak!"
Lan Xin tersentak bangun.
Sangat menyeramkan! Bagaimana mungkin ia bermimpi buruk seperti ini!
Lan Xin menarik napas dalam-dalam, menunggu detak jantungnya yang berdebar akibat mimpi buruk itu tenang.
Hidungnya mencium bau aneh.
Seperti pisang gosong, dengan aroma menyengat yang sulit digambarkan.
Ia hanya mengenakan pakaian dalam, baju luarnya entah dilempar ke mana olehnya.
Ia membuka lemari pakaiannya dan mengambil sebuah kemeja untuk dikenakan.
Mengikuti tinggi badannya, baju itu nyaris tidak membuatnya terlihat terbuka. Ia mengikuti sumber bau mengerikan itu.
Yang dilihatnya adalah Lei Tingyu yang memakai celempun kartun SpongeBob miliknya.
Dengan wajah serius berdiri di dapur terbuka, mengeluarkan loyang dari oven dengan sikap teliti dan hati-hati.
Aroma pisang gosong yang menyeramkan ini adalah hasil karyanya.
"Apa yang kamu lakukan?" Lan Xin terkesima seperti menemukan benua baru, Lei Tingyu memakai celemek!
Ya ampun, di mana DSLR-nya? Cepat ambil fotonya!
Kalau ini diunggah online dan dijual ke portal web, pasti jadi kaya raya!
Kamera terlupa dibawa, tapi dia melihat ponsel di atas meja teh, bergegas mengambilnya dan memotret Lei Tingyu dengan krak-krak.
Urat nadi di kening Lei Tingyu berdenyut beberapa kali, sebelumnya menangis seperti orang berduka, bangun tidur kembali menjadi kucing liar yang penuh semangat!
"Lei Tingyu, jangan bilang ini masakan hitam-legam itu buatanmu?"
Setelah memotret Boss Lei bercelana apron, Lan Xin mengarahkan kamera ke benda tak berbentuk hitam legam di loyang.
Inikah yang disebut Masakan Kegelapan dalam legenda?
Apa Boss Lei tidak mau menguasai dunia bisnis lagi, malah mencoba menaklukkan dunia dengan masakan neraka?
Lei Tingyu mengerutkan kening.
Dia menggunakan bahan setengah jadi milik Lan Xin, mengikuti panduan di ponsel langkah demi langkah. Tokyobanana buatan Lan Xin putih gemuk dan wangi menggoda.
Tapi piring buatannya mengapa hitam legam dan kempes? Di tahap mana kesalahan terjadi?
"Aku ikuti cara chef profesional. Pasti bumbu-bumbumu yang tidak berkualitas."
"Boss Lei, tanpa malu mengalihkan kesalahan ke Lan Xin."
"Mulut kecil Lan Xin berubah menjadi bentuk 'O'."
"Belum pernah melihat orang yang begitu tanpa malu!"
"Dia segera berlari mendekat, mengambil beberapa close-up dari benda hitam legam yang memancarkan aroma aneh ini."
"Menundukkan kepala dan dengan serius mengunggah ke lingkaran pertemanan."
"Lei Tingyu melihatnya terus memotret, dalam hati masih merasa agak bangga."
"Pasti dia sangat terharu melihatku aktif memasak, lalu langsung mengunggahnya ke lingkaran pertemanan untuk pamer ke teman-teman."
"Meskipun menurutku pamer kemesraan adalah hal yang sangat membosankan, tapi mengingat kau cukup tahu diri, aku izinkan kau makan suapan pertama."
"Masakan pertamanya seumur hidup, bersujudlah dan syukurilah, perempuan!"
"Lan Xin selesai mengetik huruf terakhir dan mengunggahnya, sama sekali tidak mendengar bisikan di telinganya."
"Saat dia menyimpan ponsel, benda hitam tak berbentuk itu sudah ada di depan mulutnya."
"Dia membelalakkan mata tak percaya, masa iya dia disuruh makan ini?!"
"'Diam terpaku ngapain? Makan!'"
"'Aku baru ingat, masih ada semur daging di kompor—'"
"'Kembali sini!' Dia menarik kerah bajanya, baru menyadari Lan Xin memakai kemejanya."
"Sorot matanya langsung menggelap, warnanya persis sama dengan benda gosong di tangannya."
"Ada yang bilang, saat paling seksi seorang perempuan adalah ketika memakai baju pria."
"Dulu Lei Tingyu menganggap ini omong kosong."
Dia memiliki perfeksionis kebersihan, tidak suka orang lain memakai bajunya, dan juga tidak menganggap Kucing Liar akan terlihat lebih seksi dengan berpakaian daripada tanpa busana.
Tapi saat ini, dia berdiri di rumahnya dengan bertelanjang kaki mengenakan bajunya, pupil matanya memantulkan bayangannya.
Ini adalah kucingnya.
Kesadaran ini menciptakan sensasi ganda dalam dirinya - kepuasan psikologis yang bertentangan dengan teriakan fisik, membuat sorot matanya semakin kompleks menatapnya.
Lan Xin menelan ludah, bergeser tak kasat mata ke samping, benda hangus itu juga ikut bergerak sedikit.
Bos besar masih menatapnya dengan sorot mata licik dan suram, seolah jika dia berani menolak untuk makan, dia akan menganggapnya sebagai kudapan dan mengunyahnya!
