Bab 68 Andai Dulu Tak Bercerai denganmu
“Lei Tingyu, cepatlah! Sopir sudah menunggu lama!”
Lan Xin melesat menuruni anak tangga.
Lei Tingyu yang di belakang langsung berteriak tegang, “Jangan lari!”
Lan Xin mengedipkan mata, “Akhir-akhir ini kau kok banyak sekali urusannya?”
"Lei Tingyu cepat-cepat mendekatinya, mengetuk kepala gadis itu dengan keras," Lain kali aku melihatmu lari kesana kemari lagi, hati-hati kupatahkan kaki kucingmu!"
"Apa kamu harus seotoriter ini? Aku cuma kerja paruh waktu untukmu, kenapa kau ikut campur segitu banyak!"
Dia sudah muak!
Meski di masyarakat feodal yang kejam dulu, pelayan perempuan di rumah tuan tanah pun tidak diawasi seketat ini, bukan?
"Selama kau masih di sini sehari, aku akan mengawasimu sehari!" Tanpa basa-basi dia menggenggam tangan gadis itu, menariknya menuju mobilnya.
"Apa sih, andai tahu begini lebih baik dulu tidak bercerai dengannya," gumamnya.
"Oh? Sekarang baru menyesal?" Alisnya terangkat.
"Tentu menyesal! Jadi istri Boss Lei kan enak. Kamu yang dingin ini sama sekali tidak mau ikut campur, aku cuma perlu berpura-pura mesra, mengelabuimu pergi, lalu bebas berbuat apa saja!"
Cukup bertingkah lembut saat ada acara resmi, berpura-pura mesra, setelah itu hidup bebas tanpa pengawasan. Alangkah beruntungnya.
Tapi sekarang, meski sudah merdeka, tetap harus membayar hutang budak pada bos.
Setiap hari menahan perubahan mood Boss Lei yang tak terduga, ditambah aturan-aturan anehnya yang semakin banyak!
Wajah Lei Tingyu seketika menggelap.
Maka, Lan Xin pun merasakan hawa dingin AC Boss Lei sepanjang hari tanpa alasan jelas.
Sama sekali tak mengerti kenapa dia cemberut, hanya menyaksikan pria itu memamerkan jurus gunung es gaya bebasnya.
Saat dia tertawa terbahak-baca komik, tatapan dinginnya membuat suhu ruangan turun drastis...
Dia memegang kamera sambil meneliti bonsai kecil yang dia letakkan di mejanya saat mengambil foto close-up, dia memandangnya dengan dingin, suhu terus turun...
Akhirnya Lan Xin membereskan barang-barangnya dalam diam dan bersembunyi di ruangan kecil dalam kantornya.
Amarah tanpa alasan Lei Tingyu akhirnya sedikit mereda.
Tidak tahan melihat wujudnya yang tidak punya hati itu, setidaknya dia tahu harus introspeksi kesalahan, biarkan dia merenung dalam ketenangan!
Hasilnya setelah masuk ke sana, sama sekali tidak ada suara, 2 jam belum keluar.
Boss Lei yang telah menyelesaikan rapat singkat merasa ragu, mendorong pintu ruang istirahat dan hanya melihat punggungnya menghadap pintu, tangan memeluk lutut, bahu bergetar tersedu-sedu, terlihat sangat Kesepian.
Dia menangis?
Sudahlah, bagaimanapun dia tetap seorang pria, mana mungkin benar-benar marah pada kucing liar nakal, melihat kondisinya yang begitu kasihan, dengan pertimbangan ini dia terpaksa memaafkannya.
Lan Xin menarik selembar tisu, menghembuskan ingus dan mengusap air mata dengan kasar, mulutnya terus berbisik mantra.
“Sungguh menyedihkan!”
Boss mengerutkan kening, sepertinya dia juga tidak melakukan apa-apa, hanya melototi beberapa kali, perlukah dia merasa terzhalimi seperti ini?
“Wu wu wu, semuanya salahku!” Tangisnya terus berlanjut, suaranya mulai bergetar.
Um, memperbaiki kesalahan meski agak bodoh tapi sikapnya masih bisa diterima, aku maafkan.
Boss berjalan mendekat, tangannya sudah terulur, bersiap mengelus kepala untuk menenangkan.
“Seharusnya aku tidak usil mengambil ini.” Dia menarik tisu lagi, terus menangis sambil berbicara.
“Tangan iseng? Boss mengerutkan kening, tangan yang terjulur ditarik kembali, menatapnya dengan dingin.”
Lan Xin tidak merasakan ada yang mengeluarkan udara dingin di belakangnya, terus bicara sendiri.
“Di internet semua bilang ini terlalu menyedihkan, ngapain aku nonton? Wu wu wu, kok aktingnya bisa bagus banget sih!”
Dengan geram, dia berjalan mendekat.
Lan Xin memeluk lutut, mempertahankan pose melankolis ala perempuan intelektual yang sedang menatap langit.
Tapi penampilannya jauh berbeda dengan bayangan Lei Tingyu yang diam-diam merenung di depan dinding.
Keripik kentang, tisu, komputer tablet?
Terlihat dia memakai earphone, menangis tersedu-sedu menyaksikan drama idol berlebihan di komputer tablet yang terbentang di ranjang.
Bahkan kedatangan Boss Lei di hadapannya pun tidak disadari.
Lan Xin yang sedang asyik menonton tiba-tiba merasakan hembusan udara dingin tak biasa di sekitarnya.
Matanya mengikuti sumber udara dingin itu, wajah Lei Tingyu yang terlihat lebih gelap daripada sebelum dia bersembunyi.
“Lei Tingyu, aku lihat di kredit akhir grup Lei juga investor lho. Kali ini penilaianmu benar-benar jitu! Tahukah kamu, akting pemeran prianya luar biasa, levelnya melambung! Dan dia juga ganteng banget ya?”
Lan Xin yang masih terbawa suasana film tak kuasa berbagi pengalaman menontonnya sambil memuji ketajaman analisa Boss Lei.
Sepasang tangan mungilnya diam-diam membersihkan sisa keripik di ranjang.
Boss Lei yang sok ini sepertinya sangat tidak suka orang makan di ranjangnya——
"Secara akurat, orang lain menyentuh ranjangnya saja tidak boleh."
Sebagai satu-satunya perempuan yang diizinkan mendekati wilayah kekuasaan pribadinya, Lan Xin juga tidak akan dibiarkan duduk di ranjangnya sambil makan keripik dengan jorok!
Apalagi, berani memuji pria lain tampan?!
Jadi pujian berirama Lan Xin ini malah mengenai kaki kuda.
Dengan gesit direbutnya tas keripik itu, "Bukankah sudah kuperingatkan, jangan makan makanan tidak berguna ini?"
Barang-barang ini, bagaimana caranya dia menyelundupkannya masuk?
"Kan... tidak pakai uangmu..." protesnya lirih.
Boss Lei yang menyebalkan ini melarang ini-itu, terpaksa dia harus menimbun persediaan diam-diam saat bos tidak ada di kantor.
Sudah berusia 20-an tahun, makan keripik sampai detak jantung 180, mudahkah ini?!
"Uang saku bulan depan dipotong setengah!"
Tabletnya direbut, benda berradiasi seperti ini harus disita. Dari mana asalnya?
Buang!
Dengan gerakan tangan mantap, tablet itu melesat ke tong sampah. Suara "Krak!" membuat hati Lan Xin remuk redam.
"Aaaa!" Dengan kaki telanjang dia berlari, dan benar - layar sudah hancur berkeping.
"Lei Tingyu! Kok bisa sih?!" Ini kan barang pinjaman Mi Feifei, bagaimana mau mengembalikannya dalam keadaan begini!
"Bukankah sudah kuperingatkan, tidak boleh main-main dengan ini?"
Bisa saja di perutnya terdapat gen berkualitas terbaiknya. Bagaimana jika radiasi mempengaruhi anak?
Emosi yang ditahan Lan Xin seharian akhirnya meledak.
“Lei Tingyu! Aku cuma kerja paruh waktu, masih belum ada yang kujual ke kamu, bagaimana bisa kau seperti ini? Kau memperlakukanku seperti babi, membatasi gerak-gerikku, sekarang bahkan melihat komputer saja tidak diizinkan, ponsel juga dibatasi waktunya——Apakah kau ingin memaksaku sampai mati?”
Meski dia sedang membayar hutang, tapi tidak mungkin sama sekali tidak punya HAM kan!
Diam-diam dia menatapnya selama 2 detik, kemudian berjalan mendekat, di bawah sorot mata penuh tanya Lan Xin, mengangkat tubuhnya dan meletakkannya di ranjang.
“Dilarang, turun lari tanpa alas kaki.”
Dingin sekali, gen berkualitas terbaiknya... Hm!
Lan Xin hampir gila, “Aku sudah muak denganmu, kau benar-benar keterlaluan, aku——”
Tiba-tiba dia terdiam, dia mengeluarkan sapu tangan putih salju dari saku, Lan Xin seketika meningkatkan kewaspadaan.
Mau diapakan peralatan listrik itu!
Jangan-jangan boss yang memberontak ini mengalami perpecahan kepribadian menjadi karakter pemarah, mau mencekikku pakai sapu tangan?
Seketika muncul di benaknya headline media besok:
Kasus berdarah keluarga kaya akibat sebungkus keripik: CEO perfeksionis kebersihan tanpa ampun mencekik mantan istri karena makan camilan di ranjangnya...
Kini dia semakin tidak paham dengan Boss Lei yang moody dan sok jaim ini.
Melihatnya membawa sapu tangan, melangkah mendekat pelan-pelan, Lan Xin tanpa sadar menggeser pantat mundur di ranjang, tapi tindakan selanjutnya membuatnya tertegun.
