Bab 73 Bertindak
Perkataan Shishi bagai menyadarkan Lan Xin.
Jika baju ini asli, maka yang ada di lemari pakaiannya... juga asli!
Jika dijumlah, harga semua barang ini bahkan melebihi total utangnya pada Lei Tingyu. Lalu untuk apa dia mati-matian menahannya?
Mungkin dia benar-benar menyukaiku... Jantungnya berdebar kencang, perasaan bergembira tak tertahan.
"Lan Xin, bolehkah aku memanggilmu begitu?" Shishi bertanya karena melihat Lan Xin terus terdiam.
"Boleh, aku juga akan memanggilmu Shishi."
Shishi tersenyum padanya, dan dia membalas senyuman itu.
Awalnya Shishi berniat mengonfrontasi Lan Xin, tapi setelah mengobrol sebentar, tanpa disadarai mereka justru menjadi teman.
"Lama setelahnya, kedua orang itu baru tahu mengapa ada reaksi aneh di antara mereka, ini sama sekali bukan kebetulan."
Setelah mengobrol beberapa kalimat, tiba-tiba sebuah siluet mendekat dan berdiri di depan meja Lan Xin, dengan sikap sombong menghina Lan Xin.
"Ini kan sepatu bekas yang dibuang Lei Tingyu!"
Lan Xin mengerutkan kening, kenapa nasibnya selalu sial sampai bertemu Lan Xiang di sini?
Sejak gagal menggoda Lei Tingyu waktu itu dan malah diejek sebagai pemain film, Lan Xiang menyimpan dendam mendalam pada Lan Xin.
Pasti karena pengaruh hipnotis Lan Xin, kalau tidak bagaimana mungkin Lei Tingyu sama sekali tidak melirikku!
"Charmku memang terbatas, tapi masih sedikit lebih baik darimu." Lan Xin dengan tenang mengaduk gelas kopinya dua kali.
Lan Xiang paling benci melihat ketenangannya, dengan geram langsung menumpahkan kopi ke badan Lan Xin!
Gaun hitamnya langsung basah oleh cairan coklat hangat, untungnya kopi sekarang sudah tidak panas, tapi amarah Lan Xin mulai terpicu.
Ia berdiri, meminta maaf pada Shi Shi yang terpaku takjub, lalu mengambil gelas kopi di depan Shi Shi dan menuangkannya dengan cepat ke kepala Lan Xiang yang masih bersikap angkuh.
Cairan hitam mengalir dari kepala, membuat gaun mini super putih salju yang dikenakan Lan Xiang terlihat jauh lebih memprihatinkan dibanding Lan Xin.
"Ah! Anak haram!" Lan Xiang menjerit histeris, mengarahkan kuku tajamnya ke wajah Lan Xin untuk mencakar.
Lan Xin meraih tangan adiknya, sedikit mengerahkan tenaga. Lan Xiang langsung terlempar ke belakang.
"Kau tidak pantas memukulku!"
Setelah memberi pelajaran pada Lan Xiang, Lan Xin berbalik dan mengangguk hormat pada Shi Shi.
"Maaf membuatmu melihat lelucon besar ini."
"Tidak, tidak apa-apa." Shi Shi tak pernah menyangka gadis lembut seperti Lan Xin berani melakukan hal heroik seperti ini.
"Lan Xin! Nasib buruk akan menimpamu!"
Lan Xiang mengusap noda kopi di wajahnya. Riasannya luntur membentuk corengan hitam pekat yang mengerikan.
"Ucapan itu kau ulang sejak usiaku 9 tahun. Tapi lihat, hidupku tetap baik-baik saja." Lan Xin sengaja memancing amarah saudari tirinya.
Pandangan samping Lan Xiang menangkap foto di meja. Hah? Bagaimana mungkin si anak haram ini berselingkuh dengan pria lain?
"Lan Xin! Apa ini? Kenapa kau bersama pria lain? Cepat jelaskan!" Lan Xiang menyambar foto paling atas. Dalam gambar itu, Mu Feng memangku Lan Xin. Meski hanya profil, jelas terlihat itu bukan Lei Tingyu.
"Tak perlu kujelaskan padamu." Karena tekanan Lan Mantian, Lan Xin bahkan tak mau berpura-pura sopan pada anggota keluarga Lan.
"Dasar bajingan!" Lan Xiang menghentak-hentakkan kaki, tapi tak berani mendekat. Kekalahannya dalam pertarungan fisik membuatnya hanya bisa mencaci.
"Nyonya, gaun Chanel replika KW tinggimu ini menggunakan bahan yang bereaksi berbeda setelah kena air. Yakin mau mempermalukan diri di depan umum dengan barang palsu?"
“Satu kalimat Shi Shi langsung memadamkan semangat Lan Xiang.” Lan Xiang melirik kejam ke arah Lan Xin, lalu menggenggam foto dan buru-buru pergi.
“Kamu memang lebih sakti.” Lan Xin memuji.
“Tidak sebanding denganmu. Aku benar-benar tidak menyangka kau berani melawan——Ngomong-ngomong, siapa perempuan gila yang baru saja itu?”
Shi Shi yang biasanya pendiam merasa tidak nyaman melihat Lan Xiang mengganggu Lan Xin, akhirnya memberanikan diri membantu.
Lan Xin menghela nafas, “Dia... adik tiriku.”
Sungguh tidak ingin terlahir di keluarga sampah seperti ini.
“Ah, kenapa dia seperti itu? Kalau aku punya kakak sepertimu, pasti sangat senang.”
Shi Shi adalah putri tunggal di keluarganya, meski pernah diam-diam membayangkan bagaimana rasanya punya kakak.
“Aku juga ingin punya adik polos sepertimu——biar Lei Tingyu tidak bisa lagi menyebutku orang paling bodoh sedunia.”
Andai punya adik manis seperti Shi Shi, Lan Xiang dibandingkan dengannya hanya sampah.
Shi Shi tertawa dibuatnya, menyodorkan tisu sambil menepuk-nepuk tas belanjaannya.
“Kamu bersihkan dulu. Kebetulan aku bawa baju baru. Ukuran kita kayaknya mirip, ganti pakai punyaku saja.”
Lan Xin tak bisa menolak. Saat menerima tisu, tubuh mereka bersentuhan. Ditambah gelas kopi yang tumpah di meja, seolah-olah Shi Shi menyiramkan kopi ke baju Lan Xin.
"Apa yang kau lakukan!" Mu Feng tiba-tiba muncul, dengan kasar mendorong Shi Shi, lalu menahan Lan Xin dengan penuh perhatian.
"Lan Lan, kau baik-baik saja?"
Kedua perempuan itu terpaku oleh ulahnya, terutama Shi Shi yang bahkan belum sempat bersuka cita atas kedatangannya, sudah tersakiti oleh tindakannya yang membuat matanya memerah.
Mu Feng sebenarnya datang menjemput Shi Shi sesuai janji, kebetulan melihat mereka berdua di kafe melalui kaca. Dari sudut pandangnya, seolah Shi Shi sedang mengganggu Lan Xin. Ia buru-buru masuk dan menyaksikan adegan itu.
"Aku baik-baik saja, Mu Feng. Kau tidak seharusnya memperlakukan Shi Shi seperti ini. Tadi dia sedang membantuku."
Meski tidak mengerti dari mana Mu Feng muncul, Lan Xin menyadari jelas ada kesalahpahaman dalam situasi ini.
"Kau malah membelanya!" Mu Feng melototi Shi Shi yang sudah mulai menitikkan air mata.
"Tak kusangka kau perempuan semacam ini!"
"Aku..." Shi Shi ingin membantah, tapi melihat sikap Mu Feng, kata-katanya tertahan di tenggorokan. Hatinya terasa seperti dipalu berulang kali oleh palu raksasa.
"Kau bahkan menyelidikiku?" Mu Feng melihat foto-foto di meja dari sudut matanya, amarahnya meluap.
Sekarang segalanya sudah jelas - Shi Menyelidikinya, lalu mencari masalah dengan Lan Lan!
"Bukan begitu, Mu Feng. Ini semua ulah Lan Xiang." Lan Xin buru-buru menjelaskan karena khawatir mereka berdua semakin salah paham.
Tapi Mu Feng sudah tidak mau mendengar. Di matanya sekarang, Shi Shi telah menjadi perempuan jahat nan kejam.
"Sorot mata seperti ini menusuk Shishi dengan tegas", matanya memerah, "Kurasa apapun yang kukatakan takkan kau dengar lagi, aku pergi dulu."
"Shishi, maaf—" Lan Xin merasa bersalah luar biasa, kehadirannya telah menciptakan keretakan dalam hubungan pasangan tunangan ini.
Shishi menggelengkan kepala, tak ada lagi tenaga tersisa untuk berbicara, dia hanya ingin meninggalkan tempat yang menyedihkan ini.
Menyodorkan baju yang masih terbungkus rapi kepada Lan Xin, lalu berbalik dan cepat-cepat meninggalkan restoran.
"Mu Feng! Kali ini kau benar-benar salah!"
Lan Xin menarik lengan Mu Feng, menceritakan kejadian yang baru saja terjadi.
Mu Feng tertegun, apa dia benar-benar salah paham pada Shishi?
Sementara Lei Tingyu di tempat lain, baru saja menyelesaikan rapat dan bersiap untuk mengejar "kucing liar" yang kabur itu.
Tiba-tiba sekretaris melapor, ada seorang perempuan di luar yang mengaku keluarga Nyonya ingin menemuinya.
Lei Tingyu melambaikan tangan, tolak!
"Tapi dia bilang membawa hadiah spesial untukmu, tentang Nyonya..."
"Oh?" Lei Tingyu mengangkat alis, tentang si kucing liar?
"Hadiahnya tinggalkan, orangnya, usir!"
