Bab 76: Dia Menampar Lei Tingyu
“Sudah kukatakan semua ini jebakan Lan Xiang, kau lebih percaya dia daripada aku? Apakah Lan Xin seperti orang tak profesional?”
Setelah menyetujui permintaan Lei Tingyu untuk berpura-pura sebagai suami-istri di depan publik sampai saham Lei Group pulih, mana mungkin dia melakukan hal memalukan seperti ini.
Kata “profesional” yang keluar dari mulutnya sekarang, terasa seperti tamparan keras di wajah Lei Tingyu.
“Menurutmu, kita cuma hubungan pekerjaan biasa. Lalu apa hubunganmu dengan pria liar Mu Feng itu?”
Tuduhan Lei Tingyu membuat Lan Xin tak bisa membela diri.
Kini Lei Tingyu sudah yakin dia menyebarkan rumor merugikan Lei Group. Percuma menjelaskan.
Masalah ini berawal dari hasutan Lan Xiang! Dialah biang keroknya!
Lan Xiang perempuan kejam itu pasti sudah merencanakan semua ini sengaja membuat hidupku sengsara!
Langsung kuhancurkan mulut perempuan itu! Takkan kubiarkan dia BB lagi!
Lan Xin berdiri hendak keluar, tapi Lei Tingyu menariknya kasar dan mengurungnya di sofa.
“Jelaskan semuanya baru pergi!” Dia mengira Lan Xin pergi untuk mencari pria liar itu, pikiran ini membuat sisa kewarasan bos nyaris hilang.
“Kamu sudah memutuskan aku bersalah, penjelasanku tak akan kau dengar. Aku harus cari bukti sendiri. Biarkan aku pergi, akan kuberi pertanggungjawaban.” Lan Xin berusaha melepaskan diri, tapi tenaga Lei Tingyu yang mengerikan mencengkeramnya erat.
“Membandingkanku dengan pria lain, katakan: aku lebih baik atau dia?” Pria yang diliputi keiri-an dan kekecewaan ini sudah kehilangan kemampuan berpikir rasional.
Bayangan dirinya merintih di bawah tubuh pria lain cukup membuatnya berubah menjadi setan penghancur yang ingin mencabik-cabik segalanya.
Termasuk dirinya!
“Apa yang kau bicarakan? Jangan menghinaku maupun Mu Feng!” Penjelasan Lan Xin tak didengarnya, kata-kata kasar ini akhirnya memantik amarahnya.
“Bersikap suci? Kau lupa betapa liar-nya kau di ranjangku?”
Lei Tingyu ingin meledakkan dunia dengan bom atom jika ada pria selainnya yang menyentuhnya, meski harus mati bersama!
“Lei Tingyu, cukup!” Lan Xin berjuang melepaskan diri, tapi cengkeramannya makin mengerat.
Matanya merah darah, suaranya dingin membeku.
“Dengan dia juga kau pura-pura menolak seperti ini? Ah aku lupa, Nona Lan memang suka gaya 'perlawanan suci' sebelum akhirnya...?”
"Dia mengoyak pakaiannya dengan kasar, gaun pink itu tercabik-cabik oleh kekuatan brutalnya."
"Bahu putih salju terekspos di udara, matanya tajam seperti elang menyapu setiap inci kulitnya, berusaha mencari jejak laki-laki lain yang mungkin tertinggal."
"Lei Tingyu, jangan keterlaluan!" Lan Xin menatap sedih serpihan gaun yang robek.
"Ini dipinjamkan Shishi padanya. Hutangnya sudah menumpuk, Lei Tingyu malah menambah beban."
"Aku yang keterlaluan? Lan Xin, bagaimana bisa kau menuduh orang lain dengan wajah polos itu? Di antara kita, siapa sebenarnya yang lebih kejam?"
"Tak menemukan bekas laki-laki lain, tapi dia sudah yamin akan pengkhianatannya."
"Baru kemarin kau di ranjangku, hari ini sudah main mata dengan lelaki lain. Katakan, siapa yang lebih hina!"
"Aku tidak pernah melampaui batas dengan Mu Feng! Aku tak berdosa, Lei Tingyu tenangkan dirimu." Lan Xin berusaha menstabilkan emosi. Di bawah tekanan terus-menerus, kewarasannya hampir hilang.
"Ini pertanda buruk. Dua orang yang kehilangan kendali akan membawa situasi ke arah tak terkendali."
"Tapi Lei Tingyu saat ini sudah tak bisa mendengar penjelasan Lan Xin."
"Mengenakan pakaian pemberianku, lalu membiarkan lelaki lain melepasnya. Lan Xin, seberapa rendahkan dirimu? Demi Keluarga Lan, apa setiap lelaki bisa kau tebarkan paha? Oh, bukan. Kalau Mu Feng, tanpa keluarga pun kau pasti..."
“Prak!” Suara tamparan nyaring terdengar, suasana dalam ruangan membeku.
Lei Tingyu menyambar pergelangan tangan Lan Xin dengan kekuatan yang hampir meremukkan tulangnya.
“Kau berani menamparku?”
Lan Xin menggigil keseluruhan tubuh akibat kemarahan, bahkan memukulnya pun tak cukup meluapkan amarah.
“Aku memang hina, aku rela berselingkuh dengan pria mana pun di dunia ini, kecuali denganmu! Sekalipun aku rendahan, tak pantas kau memperlakukanku seperti ini!”
Jawabannya benar-benar memicu kemarahannya. Lei Tingyu mencengkeram dagu Lan Xin, memaksanya menatapnya, menginterogasinya kata demi kata.
“Kalau begitu katakan, antara aku dan Mu Feng, siapa yang lebih memuaskanmu? Apakah dia lebih sakti dariku, apakah dia tahu cara menyenangkanmu?”
Wajah Lan Xin pucat diprovokasi oleh ucapan sembarangannya, sedangkan Lei Tingyu yang berhadapan dengannya juga memancarkan aura berdarah dari sorot mata.
Di dunia ini pasti ada seseorang seperti ini: saat dimiliki akan menghilangkan kewarasannya, saat kehilangan pun tersiksa bagai mati hidup, sehingga ingin dihancurkan total.
Perasaan Lei Tingyu terhadap Lan Xin persis seperti gambaran itu.
Tak rela melihatnya tetap di sisinya dengan topeng kepalsuan demi misi yang diembannya.
Dia menggunakan segala cara untuk membuatnya menurunkan kewaspadaan, mengembalikan wujud aslinya, memungkinkannya menampakkan diri sejati di hadapannya.
Bahkan jika keaslian itu berupa sikap mengancam terhadapnya, dia bisa mentolerir, menunggu dengan tenang hari di mana gadis itu benar-benar mekar untuk dirinya sendiri.
"Hari-hari ini, dia mengira tujuannya hampir tercapai. Di hadapannya, sang wanita semakin tak bisa menyembunyikan apapun, bahkan semakin lancang. Namun, kehadiran Mu Feng dengan mudah menghancurkan segala upaya yang telah direncanakan mati-matian!"
"Demi pria lain, dia mengkhianati kepercayaanku!"
Tak ingin mendengar satu katapun yang menyakitkan keluar dari bibir mungil itu, dia menunduk dan dengan tegas menutupi bibirnya, menuangkan seluruh kemarahan dalam ciuman ini.
Tidak lembut, bahkan agak kasar. Tidak seperti ciuman panjang biasanya, tak ada kesenangan sama sekali. Lan Xin hanya merasakan bibirnya perih, seolah dia ingin menyedotnya masuk ke dalam tubuhnya.
Saat melepaskan, setetes darah segar tergantung di bibirnya. Merasakan perih, dia mengerutkan kening. Saat menyentuh darah itu, ternyata dia tega menggigitnya sampai terluka!
"Lei Tingyu, apa kau benar-benar gila?!"
"Benar! Aku sudah gila sejak awal!" Tatapannya mengawasi bibir tergigit itu, binatang buas dalam dirinya hampir tak terkendali. Dengan wajah muram dan murka dia bersumpah.
"Seharusnya kau jangan pernah mendekatiku sejak dulu! Lan Xin, kau sendiri yang menembus masuk ke duniaku. Semua dosaku, harus kau yang memikul!"
Dialah Dosa Primordial-nya, penyebab kegilaan yang melandanya!
"Maksudmu menggigitku itu karena aku pantas?" Lan Xin hampir muntah darah. Ini Teori Perampok macam apa?!
"Dia berdiri, mencoba menjauh dari Lei Tingyu yang sudah kehilangan kewarasan. Tubuhnya menggigil kedinginan, dia perlu mencari pakaian untuk menyelimuti diri."
"Baru melangkah dua langkah, kekuatan dahsyat dari belakang menyergap. Dengan kasar dia dibanting tertelungkup ke lantai!"
"Sentuhan dingin lantai pada lututnya menimbulkan rasa sakit yang berpadu dengan luka di bibir bekas gigitannya."
"Apa yang kau lakukan?!"
"Tiba-tiba rasa takut menyergapnya. Pria di hadapannya sama sekali bukan Lei Tingyu yang dikenalnya."
"Kau."
