"Bab 96 Bertemu Anak Buah Boss"
"Atas pernyataan boss yang menyebut Monchhichi sebagai gorila, Lan Xin tak kuasa berkomentar. Itu jelas landak!"
"Fei Fei menggeleng tak tahan."
"'Perempuan punya pacar memang menyebalkan! Dua tiga patah kata tak lepas dari pria. Mending pesan custom Monchhichi versi Boss Lei saja, pakai wajahnya!'"
“Tiga kalimat wajib menyebut Lei Tingyu, selalu seperti ini memprovokasi si anjing lajang ini, pantaskah!”
Lan Xin membayangkan wajah es Boss Lei yang menempel di tubuh landak Monchhichi, rasa lucu yang tak terduga.
Diskusi terang-terangan mereka menarik perhatian pria yang duduk di kursi istirahat. Ia terus memandangi Lan Xin. Saat Lan Xin menengadah, pria itu mengangguk padanya.
Lan Xin merasa aneh. Menurutnya pria berjaket motor ini tampak tampan namun membawa aura jahat. Matanya yang seperti bunga persik berputar-putar, terlihat agak familiar.
Sedangkan pria tinggi besar lainnya di toko itu juga terlihat agak dikenal.
Mo datang menemani bos Gong Yun membeli mainan untuk anjing peliharaan keluarga Gong.
Gong Yun sedang memilih dengan serius. Ia memelihara Golden Retriever besar yang selalu menggigit mainannya hingga rusak tiap beberapa waktu.
"Bos, cepatlah! Hari ini juga ada janji minum anggur dengan San Di." Mo mendesak.
Dari empat sekawan, bos Gong Yun paling lembut sifatnya, Lao Er Mo paling jahil, Lao San Lei Tingyu paling dingin, Si Keempat Xin Ran paling suka bergosip.
Menemani pencinta anjing yang lembut memilih mainan adalah hal yang sangat membosankan. Tiba-tiba, dua perempuan yang masuk dari pintu membuat mata Mo berbinar.
Bukankah ini si telur kecerobohan milik Lao San?
Saat pernikahan, semua orang pernah bertemu. Hanya saja waktu itu Lan Xin terlalu gugup sehingga tidak melihat jelas beberapa saudara seperjuangan Lei Tingyu.
Tapi beberapa orang ini sama sekali tidak asing dengan Lan Xin.
Tanpa sengaja mendengar percakapan Lan Xin dengan gadis bermuka bulat seperti apel di sampingnya, Mo dan Gong Yun hampir tertawa.
Versi kartun landak Boss Lei, berani sekali mereka membahasnya.
Mo yang jahat mengeluarkan ponsel, membuka WeChat dan mengirim pesan ke pria bernama Lex:
San Di, sedang apa?
WeChat pribadi San Di hanya memuat beberapa sahabat karib. Si workaholic ini tidak pernah mengobrol, sapaan padanya kebanyakan hilang ditelan angin, kali ini pun tidak terkecuali.
Mo mengirim lagi: Ingin tahu apa yang sedang dilakukan istrimu sekarang?
Hanya 3 detik setelah dikirim, Lex langsung membalas.
Dia melakukan apa?
Mo mencibir, kalau memang hebat teruslah bersikap dingin! Begitu menyangkut pasanganmu, langsung tidak tenang!
Aku dan pemimpin sedang memilih mainan untuk Dudu. Tiba-tiba, makhluk milikmu itu masuk.
Boss Lei menatap kata "makhluk" di layar ponsel, sudut bibirnya naik.
Jari-jarinya bergerak beberapa kali.
Mo Lao Er segera menerima balasan.
Kucingku takut pada orang asing. Kau si serigala mesum ini, jangan mendekat dan menakuti dia. Minta pemimpin untuk menyapanya saja.
Serigala... Sudut mulut Mo Lao Er berkedut.
Baru sekarang dia menyadari, San Di ini selain protektif, juga pendendam!
Konon waktu itu Si Keempat bercanda dengan San Di, tak sengaja menggunakan istilah "wajah berseri" yang biasanya untuk jenazah saat membahas istri San Di.
Hasilnya... Sungguh mengenaskan.
Sekarang terlihat jelas, sifat pendendam San Di masih belum berubah.
"Fei Fei menemani Lan Xin berkeliling di toko selama beberapa kali, tiba-tiba dia melihat boneka tulang berbulu yang lucu terpajang di rak."
Tangannya menggapai ingin mengambil, tapi tangan lain muncul bersamaan sehingga kedua tangan mereka bersentuhan.
"Maaf ya, aku tidak melihatmu." Fei Fei buru-buru meminta maaf ke pihak lawan, saat menengadah melihat pria bermata senyum.
"Tidak apa-apa." Gong Yun tersenyum padanya.
Pria ini... tampan sekali...
Gong Yun ingat, gadis berwajah bulat ini masuk bersama perempuan yang menyertai San Di.
Gong Yun memiliki sepasang mata yang selalu terlihat tersenyum, tapi hanya yang mengenalnya tahu sifat aslinya yang tak berperasaan dan tidak selembut penampilannya.
Senyumnya hanya formal karena Fei Fei adalah koneksi Lan Xin.
Melihat senyumnya, wajah Fei Fei memerah. Dia meminta maaf lagi lalu berbalik mencari Lan Xin.
Lan Xin sedang fokus mengamati boneka saat lengan bajunya ditarik Fei Fei yang berbisik dengan suara gembira.
"Lan Xin! Baru saja ada pria tampan yang berbicara padaku~"
Mata berbentuk bunga persik Gong Yun seolah bermuatan listrik, membuat hati remaja Fei Fei terpesona.
"Siapa?"
Fei Fei melirik diam-diam ke Gong Yun. Pandangan Lan Xin bertemu Gong Yun yang memberi anggukan sopan.
Lan Xin berbisik pada Fei Fei.
"Lumayanlah, tapi tidak segaya bos."
“Benar kan? Boss-mu terlalu dingin, yang ini terlihat sangat lembut!” Fei Fei berkata dengan ekspresi berkhayal.
Sahabat dekat jalan-jalan, sesekali melihat pria tampan, mengomentari penampilan, itu hal yang wajar.
Tapi mereka berdua tidak menyadari, tak jauh dari mereka duduk Mo Lao Er yang sedang menyadap dengan terang-terangan.
Mo sedang mengobrol di WeChat dengan Lei Tingyu, telinganya menyembul tinggi, obrolan pelik kedua wanita itu terdengar kata per kata.
Dengan wajah bergosip, dia mengirim pesan ke Lei Tingyu.
Wanitamu bilang kau tidak seganteng bos.
Istilah "mengipasi api" tepat menggambarkan ini, teman kejam yang suka melihat keributan, itulah Mo Lao Er.
Lei Tingyu sedang memandangi foto jepretan diam-diam yang dikirim Lao Er.
Dia memegang boneka kecil sambil tersenyum bahagia, kerutan di antara alis Lei Tingyu menghilang, bahkan kelelahan kerjanya berkurang.
Pesan Lao Er tiba, bos mengerutkan kening.
Berani-braninya memuji pria lain?
Mo Lao Er khawatir apinya kurang besar, mengetik dengan licik.
Setelah mengomentari wajah bos, istrimu mulai membahasku! Ayo Kak, kubuka versi audio biar kau dengar langsung!
“Lan Xin, pria itu terus menatap kita tadi, apa tidak masalah?” Fei Fei berbisik.
Tak tahu bahwa ponsel Mo adalah edisi khusus Lei Group yang bisa menangkap suara sekecil apapun.
Lan Xin mengikuti arah pandangan, Mo dengan cepat menyimpan ponselnya lalu melayangkan senyum genit ke Lan Xin, membuat Fei Fei merinding.
"Orang macam apa ini? Berani-beraninya berbuat mesum di tempat umum. Lan Xin, menurutmu mungkin nggak dia ini mucikari yang suka memaksa wanita baik-baik jadi pelacur?"
Fei Fei mengira suaranya pelik, tapi toko kecil ini sempit. Mo yang punya pendengaran tajam langsung menangkap semua omongannya, termasuk Lei Tingyu yang sedang terhubung dengannya.
Darimana datangnya gadis berpipi tembem ini berani menyebutnya... mucikari?!
Mo menggerutu dalam hati. Tiba-tiba istri San Di yang beraura anggun itu mengucapkan kalimat yang membuatnya terperanjat.
"Bener juga. Mukanya aja udah kayak penjahat, mata bejat. Bisa-bisanya suka saling meraba bertiga!" Lan Xin menghina dengan rima yang apik.
Siapa sangka kata-kata pedas itu keluar dari mulut secantik wajahnya.
Bisikan berirama kedua wanita ini membuat darah Mo mendidih.
Kalau bukan karena Lan Xin istri San Di - selain persaudaraan dengan San Di, sifat pendendam dan licik saudara ketiga itu membuat Mo tak berani menyentuh Lan Xin.
Andai orang lain yang berani menghina bos bawah tanah Kota B seperti ini, pasti sudah dipukuli sampai orang tuanya tak mengenali, terutama si pipi apel yang menyamakannya dengan germo itu.
Lan Xin belum pernah bertemu dengan beberapa teman dekat Lei Tingyu, namun semua teman Lei Tingyu mengetahui keberadaannya.
