Bab 97 Lan Xin Difitih Sebagai Pencuri
Kedua perempuan itu belum tahu bahwa diskusi mereka telah didengar, masih berbisik-bisik.
"Lan Xin, menurutmu apa dia mengincar kita? Mengikuti kita sepanjang jalan, lalu menyerang di tempat sepi dan menjual kita ke tempat pelacuran untuk dipaksa melayani pelanggan?"
Fei Fei baru saja menonton sinetron dengan alur seperti ini.
Lan Xin mengangguk, sangat mungkin!
Kedua sahabat ini mengira bicara mereka pelan, tak tahu bahwa Lei Tingyu dan Mo sudah mendengar.
Hampir membuat mereka muntah darah!
Mengapa penilaian untuk bos si munafik itu penuh pujian, sementara untukku jadi mucikari?
Tapi yang lebih membuat Lao Er Mo kesal adalah balasan SMS dari boss.
lex: Menurutku, penilaian wanitaku tentangmu cukup objektif.
Mo merasa pria paling kejam di dunia adalah San Di si licik ini!
Wanitanya bersama si pipi apel tadi tanpa basa-basi menilaimu, sekarang San Di malah menambah hinaan!
Mo: San Di, kendalikan wanitamu!
Setelah menyaksikan seluruh kronologi kejadian, boss dengan tenang membalas Mo:
Jika kau mau ganti profesi, aku tidak keberatan memperkenalkan bisnis untukmu.
"Sial!" Mo langsung mengumpat setelah membacanya.
Reputasi Tuan Mo di Kota B selalu dijaga dengan senyum sinis, tak pernah terlihat kehilangan kendali seperti ini.
“San Di yang mementingkan penampilan daripada persahabatan ini!”
Mo Gang baru saja dihantam oleh Lan Xin dan Fei Fei si pipi apel, lalu ditambah serangan jarak jauh dari Lei Tingyu si teman kejam. Ia merasa darahnya langsung berkurang separuh oleh pasangan tak bermoral ini.
Gong Yun membawa dua boneka ke kasir, mendekati Lan Xin, mengulurkan tangan, dan berkata padanya.
“Halo, adik ipar.”
“Eh... Aku kenal kamu?”
“Saat pernikahanmu, aku dan Lao Er pernah datang ke lokasi.”
Fei Fei terus memandangi Gong Yun. Senyumnya begitu lembut, ganteng banget~
Gong Yun menunjuk ke Mo Lao Er yang duduk di sofa. Lan Xin tersenyum kecut, benar-benar tidak ingat.
Ini mungkin teman baik Lei Tingyu.
“Halo cowok ganteng, boleh tahu namamu?” tanya Fei Fei sambil tersenyum nakal.
Gong Yun hendak menjawab saat Mo tak tahan.
Kenapa semua cowok ganteng, dirinya diabaikan dari awal sampai akhir?
Si pemimpin ditanya-tanya namanya seperti selebriti, sementara dirinya dalam mulut Si Apel Kecil cuma disebut mucikari?
Mo mendekat dengan senyum dipaksakan, menyelipkan diri di antara pemimpin dan Fei Fei, mengulurkan tangan ke Lan Xin.
“Kucingnya keluarga Lao Er, aku adalah kakak keduamu...”
Sebelum Lan Xin sempat merespons, Fei Fei tak mau kalah berkata sambil menatap wajah Mo yang ingin ditampar.
“Kamu yang kucing! Dari mana sih kamu muncul, jangan asal mengaku! Kakak kedua? Aku ini kakek buyutmu!”
"Mo mengernyitkan bibir. Kalau bukan teman istri pemimpin, dia pasti sudah menghunus pistol dan mengeksekusi wajah apel ini!"
"Dapat dari mana sih wajah apel?" Mo Xieqi bersandar di rak barang, mengirimkan sinyal listrik ke Fei Fei.
Dia tidak percaya, pria tampan selevel dirinya bisa kalah dari si munafik pemimpin?
"Matamu kedutan ya?" Fei Fei melototi dengan jijik.
Pria ini rambutnya diwarnai semrawut, memakai jaket motor retro. Kelihatan trendy, tapi gesturnya memancarkan aura preman.
"Lan Xin, ayo kita jalan ke sisi sana!" Fei Fei menggandeng lengan Lan Xin.
Hargai nyawa, jauhi preman——sekalian melirik Gong Yun beberapa kali.
Sungguh menyukai tipe pria hangat seperti ini.
Lan Xin tersenyum sopan ke Gong Yun dan Mo: "Silakan lanjutkan, saya pamit. Lain waktu, biar Ting Yu mengundang kalian ke rumah."
Di luar, dia tetap menjaga proporsi dalam bicara.
Gong Yun dan Mo serentak mengangguk. Dalam hati, mereka mulai memahami karakter Lan Xin.
Gejolak yang dibuat San Di saat mengejar perempuan, mereka semua tahu sedikit-sedikit.
Bisa membuat San Di mabuk-mabukan karena marah, teman-teman sudah lama penasaran dengan Lan Xin.
"Aku ingin tahu, sebenarnya apa yang dia lakukan sampai San Di marah begitu?" Mo berbisik ke pemimpin.
Melihat tingkah San Di, mereka mengira Lan Xin adalah perempuan yang sangat mengganggu, tapi sekarang terlihat percakapannya masih dalam kadar yang wajar.
"Panggil San Di ke sini, kita semua makan bersama."
Gong Yun berkata.
Sebenarnya, dia tahu lebih banyak daripada Mo Lao Er.
Di hari San Di mabuk tak sadarkan diri, dia mengantar San Di pulang dan melihat perjanjian perceraian yang sudah ditandatangani di atas meja.
Mungkin hari itu, dia "bercerai" dengan San Di, sehingga membuat San Di marah dan mabuk untuk pertama kalinya.
Saat Gong Yun mengantar Lei Tingyu pulang, dia masih ingat Lei Tingyu yang mabuk mengoceh sambil memeluk bahunya, terus mengulang satu kalimat.
Rumah hancur itu apa bagusnya? Demi keluarganya, dia berani mengajakku cerai...
Tapi, apakah perjanjian itu sudah diserahkan San Di atau belum, tidak ada yang tahu pasti.
Gong Yun teringat reaksi Lei Tingyu, lalu melihat Lan Xin yang sedang jalan-jalan, hatinya tak bisa menahan tawa.
Selera San Di benar-benar sangat unik.
Mo mengirim pesan WeChat ke Lei Tingyu untuk datang, kesempatan langka bertemu semua, sekalian memperkenalkan Lan Xin pada teman-teman.
Boss cepat membalas, "Bagus."
Mo dan Gong Yun duduk di area istirahat, menunggu kedatangan Lei Tingyu.
Saat itu juga, keriuhan di depan menarik perhatian mereka berdua.
Lan Xin dan Fei Fei sedang jalan-jalan bebas di toko, membandingkan barang satu dengan lainnya. Saat mereka berputar dari ujung toko ke ujung lain, petugas yang mengawasi monitor di kasir tiba-tiba berseru menghentikan mereka.
"Tolong buka tas kalian untuk pemeriksaan!"
“Saat ini di toko selain Mo dan Gong Yun, ada Lan Xin dan Fei Fei.”
“Suara staf toko sangat keras, semua orang mendengarnya.”
“Lan Xin dan Fei Fei mengira staf memanggil Mo yang kebetulan hendak berdiri untuk merokok di luar.”
“Fei Fei berkata dengan nada menikmati kekonyolannya pada Lan Xin, 'Lihat, staf saja menganggapnya tidak seperti orang baik.'”
“Sudut mulut Mo berkedut, 'Bagus kau wajah apel kecil, Tuan akan mengingatmu!'”
“Tapi staf tidak menghampiri Mo, melainkan langsung menuju Lan Xin dan Fei Fei.”
“Mo mengerutkan kening, 'San Di saja memesan setelan custom untuk wanita-nya yang tak ternilai, apa staf ini buta? Berani mencurigai wanita San Di?'”
“Lan Xin dicurigai sebagai pencuri, Mo dan Gong Yun menyaksikan seluruh proses.”
“Entah apa reaksi San Di yang pelit ini setelah mengetahuinya?”
“Mereka berteman-teman memang tidak kekurangan uang, tapi soal kemampuan menghasilkan uang San Di lebih hebat.”
“Katanya San Di selalu memilih rute custom premium untuk belanja wanita-nya. Pakaian Lan Xin hanya bisa dikenali mereknya, tapi harganya tak tertebak.”
“Karena banyak barang yang dibelikan San Di untuk Lan Xin, bahkan dengan uang sekalipun tak bisa didapat.”
“Buat apa mencuri boneka murahan ini? Mana mungkin wanita San Di tertarik.”
“'Apa bukti kalian mencurigai kami? Atas dasar apa menggeledah tas kami?'”
“Lan Xin bukan tidak mau bekerja sama, tapi tidak menyukai nada bicara staf ini.”
“'Mencuri?' Sungguh menggelikan.”
"Selalu mengikuti di samping Boss Lei, tidak bisa berlagak juga bisa bersikap. Apa yang dia katakan masuk akal dan didukung bukti, membawa aura wibawa seorang pemimpin."
Pelayan toko tertegun oleh pertanyaannya, mulai mengamati Lan Xin dari ujung kepala hingga kaki.
