Bab 99: Menyobek Lan Xiang, Lan Xin Memperlihatkan Aura
Di luar rumah, prioritas utama Lan Xin adalah memastikan perusahaan boss tidak mengalami kerugian.
Lagipula Lei Tingyu akhir-akhir ini cukup baik padanya.
Tapi Lan Xiang ini perempuan yang benar-benar menyebalkan.
Melihat Lan Xin tidak membalas, Lan Xiang semakin kasar mengumpat.
Mo yang duduk di samping sudah tidak tahan melihatnya.
"Wanita San Di ini mau dirugikan? Katanya sakti-sakti, berani mencakar San Di kalau diprovokasi, kenapa di luar jadi lemah begini?"
Kalau dibiarkan terus, aku mau turun tangan membantu!
Gong Yun menggelengkan kepala, "Apa kau tidak melihat dia sedang menjaga muka San Di?"
Cukup baik. Aksi Lan Xin yang spontan melindungi San Di ini membuat Gong Yun yang awalnya tidak yakin padanya, mulai berubah kesan.
“Kalau gue yang maju, dia pasti rugi beneran, San Di juga nggak bakal ngasih ampun kita.” Mo mencoba bangkit lagi, tapi ditahan oleh Gong Yun.
“Duduk yang jujur.”
Dia penasaran, perempuan yang bisa bikin San Di tertekan sampai segitu, sehebat apa sih!
Saat ini, otak Lan Xin bekerja dengan cepat.
Kalau dia berantem terbuka dengan Lan Xiang, pasti akan ketahuan oleh dua orang yang kenal Lei Tingyu. Sebelum tahu seberapa dalam hubungan mereka dengan boss, Lan Xin nggak berani bertindak gegabah - ini menyangkut muka Boss Lei.
Tapi membiarkan Lan Xiang si cacat otak ini menghina dirinya secara terbuka, nahan emosi segitu juga bukan karakter Lan Xin.
“Lan Xiang otakmu bermasalah ya? Status Lan Xin segitu tinggi, ngapain dia ambil barangmu? Sampe ngerampas baju? Lu pikir lu siapa?”
Pembelaan Fei Fei membuat Mo yang sedang mengamati meliriknya berkali-kali. Wajah apel kecil ini meski terlihat culun dan rakus, tapi cukup heroik.
Bahkan Gong Yun yang nggak pernah peduli orang luar, melirik Fei Fei dua kali.
Akhirnya, Lan Xin menemukan cara brilian: bisa mencabik-cabik Lan Xiang sekaligus menjaga muka boss.
Dengan langkah besar menghampiri Gong Yun dan Mo, bahasa Mandarin bak presenter tiba-tiba berubah jadi dialek kampung norak.
“Dua mas ganteng, maaf yak... Sebenarnya aku bukan istri Lei Tingyu. Aku cuma bodyguard pengganti istrinya. Namaku Er Nizi. Barusan takut kalian orang jahat, makanya nggak bilang identitas asliku!”
“Byur！”Jangan disemprot.
Lan Xin mengerahkan seluruh kecerdasannya, akhirnya menemukan cara yang dianggapnya pasti aman.
Dia tidak mengaku sebagai istri Lei Tingyu. Jika kedua orang ini adalah sahabat Lei Tingyu, setelah kejadian, boss pasti akan memerintahkan mereka untuk tidak menyebarkan.
Jika mereka bukan teman dekat boss, hubungan persahabatan belum sampai level itu, meski bocor ke luar, selama dia tetap tidak mengaku, ke publik cukup bilang ini bukan dirinya.
“Maafkan kelakuan kami! Perempuan itu adalah Hu Niu dari kampung kami, agak kurang waras. Ada sedikit masalah di sini. Akan saya bereskan. Anggap saja kalian tidak melihat apa-apa!”
Setelah menyelesaikan penjelasannya, Lan Xin kembali mendekati Lan Xiang. Aura kali ini sangat berbeda dengan sikap menahan diri tadi.
Menahan tawa sampai perut sakit.
“Astaga, dari mana San Di menemukan si badut ini?”
Di momen kritis, masih bisa mengoceh dialek lokal untuk mengelabui orang?
Benar-benar berbakat!
“Lumayan, tidak sia-sia San Di menyayanginya.” Gong Yun puas dengan kemampuan penanganan Lan Xin.
Um, cukup cocok dengan Lei Tingyu yang dingin dan licik itu.
Lan Xiang terus menunjuk dan memaki Lan Xin.
“Dia cuma barang rongsokan yang dibuang Lei Tingyu, sama persis dengan ibunya yang murahan! Lan Xin, kalau pintar ikut aku pulang, atau aku akan suruh pegawai panggil polisi untuk menangkapmu!”
“Kalian belum mampu menangkapku! Dan kamu harus minta maaf padaku!”
"Lan Xin yang sejak awal sudah menahan keinginan untuk memukulinya, mendengar Lan Xiang menghina ibunya, langsung berubah ekspresi."
"Minta maaf? Haha, kau kira siapa dirimu? Kau cuma barang bekas yang sudah dimainkan bosan. Kalau kau patuh ikut aku pulang, patuh menemani CEO Grup Sun makan malam, mungkin aku pertimbangkan tidak membocorkan foto-fotomu itu."
"Temani makan? Siapa sih Bos Sun itu? Aku kenal dia?"
Lan Xin tak menyangka usaha besar-besaran untuk memulangkannya ternyata hanya agar dia menemani makan?
"Pokoknya, pulang saja dulu, jangan banyak bicara!"
Keluarga Lan sekarang sudah hampir kolaps. Lan Mantian demi menggalang dana pinjaman cair tak segan menggunakan taktik pesona, menyuruhnya menemani pria tua berusia 60-an tahun itu makan.
Pria tua itu begitu mesum, sudah bisa ditebak apa yang akan terjadi setelah makan.
Meski Lan Xiang bukan pertama kali dan kehidupan pribadinya relatif kacau, dia juga enggan berhubungan intim dengan pria tua berkeriput.
Maka dia berpikir tentang Lan Xin, menyuruh penggantinya menghadapi hal memalukan ini. Hal hina seperti ini memang seharusnya dilakukan si anak haram.
Alasan Lan Xiang datang ke toko ini adalah karena kondisi Keluarga Lan semakin memburuk. Uang sakunya dipotong drastis. Sebelumnya dia banyak berbelanja di sini, banyak yang belum dibuka. Hari ini dia ingin mengembalikan sebagian untuk mencairkan dana.
Tak disangka bertemu Lan Xin, ini bisa dianggap kejutan yang menyenangkan.
"Grup Sun?" Mo mengerutkan kening, bertatapan dengan Gong Yun.
“Jika tidak salah ingat, Bapak tua itu demi mendapatkan putra terus mencari perempuan muda ke mana-mana.”
“Tapi selalu menyasar perempuan yang tidak punya status atau dari keluarga yang jatuh miskin, beraninya sampai mengincar wanita San Di?”
Mo Mo diam-diam menekan video online, memutar semua yang terjadi di toko untuk Lei Tingyu.
“Apa kau berhalusinasi? Mengapa aku harus pulang bersamamu?” tanya Lan Xin.
“Jangan sok tidak mau dihormati! Dari kecil kau makan dan pakai dari keluarga kami, apa salahnya berkontribusi? Terima nasibmu temani Direktur Sun, mungkin dengan melahirkan putra nasibmu akan membaik. Tapi wajahmu persis seperti ibumu yang hanya bisa merangkak ke ranjang pria! Sia-sia saja, kehilangan segalanya, haha!”
“Prak!” Tanpa ragu Lan Xin menampar Lan Xiang. Fei Fei yang menyaksikan merasa puas, sementara staf toko terpaku.
“Berani-beraninya kau pukul aku!” Lan Xiang menutup pipi, membenci Lan Xin.
“Kupukul karena kau tak diajari sopan santun! Sudah lama kutahan!”
Lan Xin menarik tangan dengan gesit, meliriknya sinis. Tamparan ini melepaskan amarahnya, lega, tapi belum puas. Masih ingin menghajarnya!
“Lei... Eh, San Zhuzi di rumahku bilang kau punya aura layak syuting, dulu kukira itu sindirannya terlalu kejam.”
Hampir menyebut Lei Tingyu, ingat statusnya masih tersembunyi, Lan Xin cepat-cepat mengubah sebutan sambil memberi bos nama panggilan.
"Mendengar dia memanggil San Di, San Zhu Zi, Mo dan Gong Yun sama-sama tertawa terbahak-bahak."
"Byur, Bing Shan dipanggil dengan nama yang begitu manusiawi, ada kesan lucu yang tak terduga."
Lan Xin heran melihat dua pria tampan yang tertawa terpingkal-pingkal, "Kenapa mereka bisa tertawa seperti ini?"
Memutar kepala, menyapu pandangan ke atas-bawah pada Lan Xiang dua kali, lanjut menghujani Lan Xiang.
"Sekarang lihat, perkataannya tidak benar. Auramu masih kalah dari pemain film dewasa. Mereka berdandan menor-merah setidaknya melayani para otaku, kamu berdandan menor-merah hanya mencemari udara dan menyebarkan bau mulut, apa lagi yang kamu punya?"
Mo tertawa sampai air mata hampir keluar.
Menyindir ke ponsel, "San Di, kamu lihat sendiri, bukan kami berdua tidak bertindak. Perempuanmu sama tajamnya denganmu."
