BAB 103 Harapan Hancur Runtuh
Grup Lei di Kota B benar-benar menguasai segalanya, memiliki koneksi di dunia hitam-putih. Lan Xiang diprediksi akan melewati beberapa hari yang "tak terlupakan".
Namun bagi dirinya, ini baru permulaan.
Qi Lei tahu persis, seluruh perhatian CEO sekarang tertuju pada nyonya pemilik. Setelah kondisi nyonya pulih, waktunya Lan Xiang keluar pun tiba.
Saat itu, CEO secara pribadi akan "merawat" Lan Xiang.
Perempuan ini akan jadi korban, korban besar.
Salah sasaran, berani ganggu Lan Xin.
Memungut boneka naga dari lantai, Qi Lei bergumam, "Naga punya sisik terbalik. Yang menyentuh, mati."
Sisik terbalik Lei Tingyu bernama Lan Xin.
Sepanjang perjalanan Lei Tingyu diam membisu, bibir terkunci, wajah tegang, aura dingin menyelimuti. Semua merasakan kemarahannya memuncak, hanya pelukan pada Lan Xin yang masih lembut.
Tiba-tiba, ia merasa ada yang salah. Tangannya meraba tubuh Lan Xin yang pingsan, wajahnya langsung berubah pucat.
Darah! Rok Lan Xin telah basah merah, beberapa noda juga menempel di jas bos.
“Lebih cepat lagi!”
"Mobil melaju kencang atas permintaan Boss Lei, seandainya bisa menambahkan sayap mungkin sekarang sudah terbang."
Lei Tingyu menggendong Lan Xin masuk ke rumah sakit, sebelumnya dia sudah menghubungi ahli-ahli berwenang di rumah sakit.
Lan Xin dibawa ke ruang pasien, segera menjalani serangkaian tes laboratorium presisi. Dokter-dokter yang mendapatkan laporan tes darah langsung mengadakan rapat darurat.
Di luar ruang pasien, Mo menyilangkan lengan sambil bersandar di dinding. Gong Yun pergi merokok, menyisakan dia dan Fei Fei di luar.
Mo bertanya pada Fei Fei yang cemas di sampingnya:
"Kamu teman baik perempuan San Di?"
Fei Fei mengangguk, pikirannya masih tertambat pada Lan Xin yang pingsan di dalam.
Kenapa tiba-tiba bisa pingsan padahal sebelumnya baik-baik saja.
"Pernah belajar taekwondo?"
Pria di sebelahnya yang terus mengoceh membuat Fei Fei mengerutkan kening.
"Urusan apa denganmu?"
"Zieeett, kenapa sifat cewek seburuk ini? Hati-hati tidak laku lho!"
Mo sengaja menggoda gadis berwajah bulat seperti apel yang memberi kesan mendalam padanya.
"Aku tidak suka 419, tidak mau beli asuransi, tidak pakai Amway, tidak ingin join MLM. Jadi tolong diam!" Kesabaran Fei Fei hampir habis.
"Apa?" Mo tertegun, tidak mengerti maksut perkataannya.
"Biasanya, orang yang tiba-tiba mengajak ngobrol orang asing pasti punya beberapa alasan ini. Tolong jauhi aku!"
"Sejak usia 16 tahun Mo berkecimpung di jalanan, sampai mencapai statusnya sekarang, sudah bertahun-tahun tidak ada yang berani bicara padanya dengan terengah-engah seperti ini. Kesan Mo terhadap Fei Fei semakin mendalam."
"Oh? Mengapa tidak pertimbangkan hubungan intim sementara denganku? Aku sangat sakti lho!"
Ia mengedipkan mata, berusaha mempengaruhi Fei Fei dengan daya tarik pria yang selalu berhasil.
"Dasar idiot tolol!"
Fei Fei murka, mencengkram lengannya, berusaha memberikan lemparan bahu.
Tapi menghadapi kemampuan bertarung Mo yang tinggi, usahanya masih jauh tertinggal. Alih-alih menjatuhkannya, malah terdesak ke dinding dengan model dinding dug yang sempurna.
"Kungfu kelas tiga seperti ini, apa pelatihmu belum mati kesal?"
Sebenarnya kemampuan Fei Fei termasuk bagus di antara gadis seumurannya. Mo sengaja menggoda, menikmati pipi apel kecilnya yang memerah karena marah.
"Lepaskan cepat, makhluk tak tahu malu!" Fei Fei mendorongnya sekuat tenaga, tapi tubuh Mo terkunci rapat.
"Wajah apel kecil, kau berhasil membangkitkan ketertarikanku. Siapa namamu?"
"Namaku Leluhurmu, lepaskan!" Fei Fei berjuang melepaskan diri, baru menyadar lawannya juga ahli bela diri.
Di siang bolong yang terang benderang, berani menindas perempuan seperti ini, sungguh tak tahu malu!
Seandainya orang biasa berani bicara pada Tuan Mo yang ditakuti di jalanan seperti ini, pasti sudah diikat dan dibuang ke laut untuk pakan ikan. Tapi Mo malah tertawa terbahak.
Wajah apel kecil ini cukup menarik perhatian.
Sedangkan kedua pria itu sedang berhadap-hadapan, Gong Yun yang sudah menghabiskan rokoknya kembali.
"Lao Er, Jangan macam-macam!"
Mo melepaskan Fei Fei yang marah sampai menghentakkan kakinya.
Menoleh ke Gong Yun, Fei Fei tersenyum dengan sedikit rasa malu.
"Terima kasih ya."
Gong Yun menyeringai, tapi sinar matanya tetap dingin.
Mo tak rela menyeringit.
Dirinya tak kalah dari Gong Yun, tapi kenapa si pipi apel ini tak mau menoleh padanya?
Gerbang terbuka, Lei Tingyu dan dokter keluar bersama.
"Anda yakin?" tanya Lei Tingyu pada dokter.
Ekspresi boss saat itu sangat serius, seolah ada yang berhutang satu juta padanya.
"Berdasarkan identifikasi beberapa ahli kami dan laporan uji lab Nyonya Lei, memang demikian."
"Apakah ada kemungkinan kesalahan hasil deteksi?"
Lei Tingyu bertanya dengan suara berat.
Sepanjang perjalanan, dia telah membayangkan berbagai konsekuensi mengerikan.
Awalnya dia mengira perubahan emosi Lan Xin belakangan ini karena mengandung gen unggulnya.
Demi membuatnya hamil, Lei Tingyu diam-diam melakukan banyak strategi persiapan kehamilan.
Pingsannya yang tiba-tiba dan pendarahan hebat membuatnya langsung mengira ada masalah pada bayi.
Tapi tak disangka, dokter justru memberi jawaban yang sama sekali tak terduga - ternyata bukan?!
Reaksi Lei Tingyu yang terlalu aneh membuat dokter menjadi cemas.
Di bawah tekanan besar sang boss, dia berhati-hati memilih kata-kata.
“Nyonya Lei, ini disebabkan gangguan endokrin yang menyebabkan ketidakteraturan menstruasi. Barusan mungkin emosinya terlalu meluap, sehingga pingsan.”
“Bukan hamil? Hanya karena masa haidnya datang?”
Justru karena gangguan endokrin yang menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, sehingga emosi Lan Xin akhir-akhir ini begitu berubah-ubah.
Kadang rapuh kadang mengamuk, membuat Lei Tingyu mengira dia mengandung bayi.
“Keterlambatan menstruasi Nyonya Lei disebabkan tekanan psikologis yang sangat berat belakangan ini. Namun Anda tak perlu khawatir, kondisi fisik Nyonya Lei sangat baik. Asal bebaskan dia dari tekanan, pasti bisa hamil.”
Lei Tingyu sangat terpukul.
Dia memanggil tabib tua khusus untuk merawat tubuh Lan Xin.
Sudah menyesuaikan tubuhnya ke kondisi mental terbaik, tapi tak disangka ternyata hanya karena tekanan yang menyebabkan gangguan menstruasi!
Setelah berkelahi dengan Lan Xiang, emosi Lan Xin akhirnya terlepas sehingga "Ibu Bulanan" akhirnya datang, bahkan menempel di baju bos hingga bos panik mengira bayinya hilang.
Tapi, dari awal memang tidak ada bayi...
Mo dan Gong Yun agak terkejut, melihat Bing Shan sang adik ketiga dengan serius berdiskusi dengan dokter.
Kata-kata seperti "masa haid perempuan" yang keluar dari mulut si gunung es, benar-benar membuat merinding.
Lei Tingyu sangat kesal karena rencana "mengukus bakpao" yang sudah direncanakannya lama akhirnya gagal.
Mo menepuk bahunya menasihati, “Ingat bawa set pelindung lain kali, untuk apa terkejut begitu?”
Dia mengira sahabatnya sengaja tidak mau punya anak, sehingga berkata demikian.
“Lagipula ekspresi dingin Bing Shan Boss Lei ini, mana mungkin terlihat seperti orang yang suka anak?”
Gong Yun mendengar, diam-diam mundur selangkah, membuat batas jelas dengan si bodoh Lao Er!
Mo baru saja selesai bicara, langsung merasakan sakit di wajah.
Lei Tingyu dengan gesit melepas pukulan!
“Sial! Kau berani memukul wajah tampanku! Apa kau masih punya kesadaran sebagai San Di?!”
Mo menutup mata sambil protes.
Fei Fei melihat lalu tertawa, pantas saja!
Lei Tingyu melotot tegas padanya, berbalik masuk ke ruang pasien, menggebrak menutup pintu.
“Aduh, sebenarnya salahku di mana?” Mo masih merasa tersinggung.
“Kepala babi.” Fei Fei menikmati kekonyolannya.
“Apa kau tidak melihat? Boss Lei sebenarnya sangat menanti-nanti Lan Xin hamil?”
