Bab 105 Bagaimana jika mengatai dia sampai terdengar?
Yang tak terduga Lan Xin, Lei Tingyu tidak akan menyobeknya. Boss sekarang sedang menahan amarah, menyobek semua orang yang mengganggunya.
Tapi ada seseorang yang sudah mendendam pada Lan Xin. Saat ini orang tersebut telah tiba di luar ruang pasien, menghentakkan kaki membuka pintu.
Lan Xin sedang mengobrol dengan Fei Fei, tiba-tiba ada orang menerobos masuk ke ruang pasien.
Tidak mengetuk pintu, langsung menendang pintu masuk.
“Lan Xin, bajingan kecil!”
Dengan sebuah raungan, Lan Xin dan Fei Fei menoleh ke arah suara itu. Nyonya Lan berdiri di pintu, memandang Lan Xin seperti orang gila.
Nyonya Lan yang selalu elegan, kini matanya berkilauan cahaya kebencian, menatap Lan Xin dengan sorotan mata yang sanggup melahap manusia!
Lan Xin terkejut.
Apa sebenarnya yang terjadi? Nyonya Lan yang selalu menjaga citra, bisa begitu kerepotan, bahkan bersikap kasar di hadapan orang luar?
Selama bertahun-tahun di keluarga Lan, dia masih memahami sedikit tentang istri pertama Lan Mantian ini.
Meski Nyonya Lan membenci Lan Xin dan ibunya sampai ke tulang sumsum, tapi saat berhadapan dengan orang luar, citra tetap dijaganya.
Semua perlakuan tidak adil terhadap Lan Xin sebelumnya, adalah hasil hasutan Nyonya Lan pada Lan Xiang.
Di depan publik, Nyonya Lan selalu mempertahankan keanggunan wanita kelas atasnya, sekalipun itu hanyalah kepura-puraan.
Lan Xin belum pernah melihatnya begitu tidak peduli citra diri.
"Apa maksudmu datang ke sini?" tanya Lan Xin dengan jarak yang tak tersembunyikan.
"Berani kau bicara! Dasar bajingan kecil masih berani menanyai aku! Apa yang telah kau perbuat!"
Nyonya Lan telah mondar-mandir mengurus urusan penahanan Lan Xiang seharian, kini seluruh dirinya di ambang kolaps.
Mata penuh urat darah merah, Nyonya Lan mengayunkan tangan, PRAAK! Menampar wajah Lan Xin.
Lan Xin masih menunggu penjelasan maksud kedatangannya, tapi tak menyangka Nyonya Lan langsung bertindak!
Lan Xin tidak berjaga-jaga, kepalanya terpental akibat pukulan itu. Fei Fei melihat hal ini, segera mendorong Nyonya Lan menjauh.
"Kenapa kamu begini? Memukul dan mengumpat, tidak punya malu lagi!"
Dia tahu siapa Nyonya Lan. Sebagai senior, meski hanya secara nominal, memukul Lan Xin seperti ini sungguh merendahkan martabat.
Kemarahan besar membuat Nyonya Lan tak sempat berlagak. Setelah memukul Lan Xin, ia mendorong Fei Fei dengan kasar.
Menunjuk Lan Xin sambil berteriak.
"Cepat bebaskan Lan Xiang! Kalau tidak, Tarik tidak bisa jalan!"
Wajah Lan Xin terasa perih seperti terbakar setelah dipukul. Sifatnya pun meledak.
"Aku tak mengerti omonganmu. Apa hubungan putrimu denganku?"
"Jangan pura-pura bodoh! Lei Tingyu mengurung Lan Xiang di kepolisian karena kamu. Aku perintahkan kamu, segera suruh dia melepaskannya!"
Nyonya Lan hampir hancur hatinya mengingat kondisi menyedihkan Lan Xiang yang dilihatnya di kantor polisi.
Mereka memborgol putrinya setengah berjongkok di kursi - tak bisa berdiri maupun duduk, bahkan tak diberi air minum. Keadaan Lan Xiang sungguh mengenaskan.
Melihat putri kesayangannya terjatuh begitu rupa, air mata Nyonya Lan hampir menetes.
Awalnya mengira merusak toko hanya hal sepele, cukup uang suap bisa membebaskan putrinya.
Tapi tak disangka, pihak berwenang menegaskan ada perintah atasan untuk mengurung Lan Xiang selama 7 hari - uang tak berguna di sini.
Jika berani protes lagi, Nyonya Lan akan dijerat pasal penyuapan dan ikut dijebloskan.
“Nyonya Lan sudah mencari semua hubungan, tidak ada satu orang pun yang mau mengulurkan tangan.”
“Keluarga Lan yang jatuh miskin pengaruhnya tidak seperti dulu, di sisi lain, sudah ada yang memberi perintah—Lei Group telah mengeluarkan pernyataan tentang hal ini.”
“Siapa yang berani mencampuri, dialah musuh Lei Tingyu.”
“Tidak ada yang mau menyinggung Lei Group, secara alami tidak ada yang berani ikut campur.”
“Seorang kenalan Nyonya Lan yang cukup dekat membocorkan dalangnya: Lan Xiang menyinggung istri Lei Tingyu, sehingga Lei Tingyu mengancam akan menghancurkan Lan Xiang.”
“Nyonya Lan yang sudah kepepet akhirnya menyerang langsung, memaksa Lan Xin menyelamatkan putrinya.”
“Tapi dia terlalu menganggap tinggi pengaruhnya—Lan Xin bukan lagi gadis kecil yang bisa dikendalikan demi ibunya!”
“Lan Xin menyeringai, menampakkan senyum sinis.”
“Perintah? Apa hakmu memerintahku?”
“Mengusir Lan Xiang, sang ibu buru-buru keluar untuk membela. ‘Perintah’ menggelikan untukku?”
“Keluarga Lan benar-benar tidak tahu malu. Entah dari mana rasa superior mereka yang tinggi itu.”
“Tapi Lan Xin sudah tidak peduli lagi. Keluarga Lan tidak berarti apa-apa baginya.”
“Karena kau hidup secara gratis di rumah kami bertahun-tahun! Karena kami mencarikanmu pria hebat Lei Tingyu! Kalau tidak, kau pikir kalangan atas mau menikahi orang semacammu?!”
“Hidup secara gratis?” Lan Xin tertawa pendek, matanya penuh ejekan.
“Aku masuk ke keluarga kalian sejak usia 9 tahun, pernahkah kalian memperlakukan aku dengan baik? Sejak kecil aku harus bekerja seperti pelayan, apakah kamu benar-benar mengira aku makan nasi keluarga ini secara gratis?”
Nyonya Lan terdiam oleh ketajaman Lan Xin, akhirnya ia mengamati Lan Xin dari atas ke bawah, mata yang licik berkilat.
“Ternyata benar yang dikatakan Lan Xiang, kamu memang sudah berubah, benar-benar merasa sayapmu sudah kokoh, bisa meninggalkan Keluarga Lan?”
“Bukan meninggalkan.” Lan Xin menundukkan pandangan, menyimpan sindiran dalam hati.
Keluarga Lan, kapankah pernah benar-benar menerima dirinya?
Tak pernah ada penerimaan, bagaimana mungkin ada pelepasan?
Rumah itu, sejak awal hingga akhir tak pernah menjadi miliknya.
Ibu dan anak perempuan Keluarga Lan terus memanggilnya "anak haram", selama bertahun-tahun, pernahkah memberi sedikit pun penghormatan?
“Pulanglah. Masalah Lan Xiang, aku tidak tahu apa yang terjadi. Hutang ada yang berutang, yang memasukkan dia, carilah orang itu.”
“Sial! Masih berpura-pura bodoh! Kamu yang menyuruh Lei Tingyu melakukan ini! Jangan kira karena dia memanjakanmu sekarang, kau bisa benar-benar merasa jadi phoenix! Tanpa Keluarga Lan, burung gereja sepertimu mana mungkin bisa menikahi Lei Tingyu?”
Kata-kata Nyonya Lan seperti tusukan yang menusuk jantung Lan Xin.
Inilah sebenarnya salah satu alasan kemurungannya belakangan ini, jarak antara dirinya dengan Lei Tingyu terlalu jauh.
Tanpa Keluarga Lan, Lei Tingyu sama sekali tak akan melirik dirinya yang kecil seperti titik debu.
Lan Xin yang terluka segera membalas dengan kata-kata tak tulus, menyembunyikan kekecewaan di lubuk hati.
“Bagaimana kalian tahu, aku sangat ingin menikahi Lei Tingyu? Jika bukan karena keluargamu Lan mengancam ibuku, mana mungkin aku menikah dengannya!”
Lan Xin langsung membeku setelah mengucapkan itu. Ia melihat Lei Tingyu tak tahu sejak kapan sudah berdiri di pintu dengan wajah muram.
Fei Fei dan Nyonya Lan juga melihat Lei Tingyu yang wajahnya gelap. Nyonya Lan sangat senang.
Pantas kau anak haram! Mulut ceplas-ceplosmu kedengaran Lei Tingyu kan?
"Menantu, kau dengar kan? Anak durhaka ini sama sekali tidak menghormatimu, bahkan berani mengucapkan kata-kata tanpa hati nurani! Pantas ia ditinggalkan semua orang!"
Nyonya Lan berusaha mengipasi api, sangat berharap Lei Tingyu langsung berseteru hebat dengan Lan Xin saat ini juga.
Lan Xin cemas menatap Lei Tingyu.
Sebenarnya, begitu kata-kata itu meluncur dari mulutnya, ia sudah menyesal. Sejatinya bukan itu yang ia pikirkan, hanya karena sedang berseteru dengan Nyonya Lan saja ia sengaja berkata demikian.
Tapi ia tak menyangka, pria itu ternyata berdiri di sana.
Berapa banyak sebenarnya yang didengar Lei Tingyu...
Fei Fei melihat ketegangan antara mereka, buru-buru membantu menjelaskan untuk Lan Xin.
"Boss Lei, Lan Xin bukan bermaksud begitu. Perempuan tua ini memukulnya dan terus bersikap agresif, makanya Lan Xin sembarangan bicara. Ini hanya salah paham dalam percakapan, bukan maksud sebenarnya!"
