Bab 107 Ingin Dipeluknya
Menghadapi dakwaannya, Lan Xin mendengarkan dengan sikap rendah hati.
Menyangkut dirinya yang sekarang berada di posisi salah, merasa bersalah pada Boss Lei.
Jari Lei Tingyu menunjuk kening Lan Xin, menyentuh berulang kali tapi tidak keras.
"Aku sudah melihat video pertarunganmu. Kenapa tindakanmu begitu lembut?"
"Ya, aku tidak seharusnya bertindak - Apa?" Lan Xin tertegun oleh kalimat terakhir Boss Lei.
"Saat kamu mengamuk padaku, bukan begitu sakti? Mencakar, menggaruk, menggigit. Kenapa saat berkelahi dengan barang tidak berguna itu malah begitu lembut?"
Boss menginterogasi.
Rupanya dia tidak marah karena pertarungannya, tapi karena tindakannya tidak cukup tegas!
Lan Xin buru-buru membela diri.
"Aku memukul cukup keras! Aku menamparnya! Aku bahkan menyentak sejumput rambutnya!"
“Tidak sadar sudah membawa aroma ingin dipuji.”
Lei Tingyu marah melihat ketidakmampuannya dan kembali mengetuk kepala perempuan itu, "Tak berguna, sehelai saja sudah cukup? Tidak bisakah kau menarik lebih banyak? Lagipula, kedua 'kaki kucing'mu itu, apakah hanya untuk hiasan? Tidak bisakah kau menendangnya?"
Lan Xin diam membisu.
Beberapa detik kemudian, baru bertanya dengan lemah.
"Kamu... jangan-jangan sedang mengajariku berkelahi ya?"
"Basa-basi! Sudah diinjak-injak sampai atas kepala, aku juga tidak bisa selalu mengawasimu. Jika terjadi lagi, kau harus balas memukul sampai Mati, tidak boleh berbelas kasihan!"
Boss berkata dengan penuh kebencian.
"Tapi saat ini aku masih menyandang gelar Istri CEO Grup Lei. Kalau bertindak kasar seperti ini, apakah tidak merepotkanmu?"
"Masalah terbesar yang kau berikan padaku adalah membiarkan diri diejek orang, mengerti?"
Istri resmi Grup Lei yang terhormat, keluar rumah malah dihina oleh preman kelas rendah seperti itu. Jika tersebar, bagaimana ia bisa tetap di kalangan CEO?
"Tapi, perempuan kalangan atas semuanya--"
"Persetan dengan kalangan atas! Sudah kukatakan sebelumnya, aturan itu kau gunakan untuk membatasi orang lain, bukan sebaliknya! Selama Lan Xin bersama aku, kau adalah kalangan atas, paham?"
Setelah mencurahkan segala ketidakpuasannya, Boss teringat satu hal yang lebih serius.
"Lagi pula, soal nama 'Er Nizi' yang kau pilih untuk diri sendiri, tidak kupermasalahkan. Toh memang sejak awal kau sudah kikuk--"
Bayangan dua teman jahat yang menertawakannya dengan semena-mena masih membuat Boss berang.
"Kucing Liar, bisakah kamu jelaskan, apa itu San Zhu Zi?"
Dia memukul orang, menghantam toko, semuanya tidak sejahat kata "San Zhu Zi" itu!
Boss bisa memprediksi, bertahun-tahun ke depan, julukan San Zhu Zi ini akan beredar di antara teman-teman, sangat ingin menghantam kepalanya sampai pecah.
Tidak bisakah memilih nama samaran yang lebih tinggi?
"Kamu benar-benar tidak marah karena aku menghancurkan toko dan berkelahi, mempermalukanmu?" Lan Xin belum menyadari titik kemarahan Boss berbeda dengan yang dikhawatirkannya.
"Masalah hancur itu sama sekali tidak layak disebut, toko semacam itu, hancurkan sebanyak yang kamu mau——tapi masalah San Zhu Zi ini, kamu belum menjelaskan detail padaku!"
Boss berpikir sejenak, lalu menambahkan dengan licik.
"Saat di desa, jangan-jangan kamu memelihara kucing atau anjing, dan mereka kebetulan bernama Da Zhu Zi dan Er Zhu Zi?"
Memberi nama anjing "Xiao Yu" sebelumnya sudah membuat Boss sangat murka.
Sekarang semakin patut dibenci, langsung menurunkan dirinya jadi nomor tiga.
Jadi pilar, itupun pilar ketiga, betapa menyebalkan!
Lan Xin mengedipkan mata, menjelaskan dengan ragu,
"Aku dengar dua orang itu memanggilmu San Di, jadi ikutan memanggil..."
"Lan Sha Ni, jika berani lagi memberi nama aneh-aneh seperti ini, awas kulit kucingmu!"
Nada bicara Lei Tingyu sangat kasar, bahkan lebih mengerikan dibanding malam saat dia menakuti Lan Xin.
Tapi di hati Lan Xin, rasa takut yang ada di malam itu sudah hilang, hatinya terasa sesak.
Kata-kata Lei Tingyu bagai aliran hangat yang merambat dari hati ke seluruh tubuhnya, tanpa disadari matanya memerah.
Boss hendak menegurnya lagi, melihat matanya yang merah, buru-buru bertanya.
"Ada apa?"
Mungkinkah ucapannya terlalu keras sampai membuatnya ketakutan?
Sial, dia sudah berusaha keras mengontrol emosi, tapi karena Kucing Liar yang diinjak-injak, atau karena waktu sialan San Zhuzi itu, tanpa sengaja bocorlah amarahnya.
Tiba-tiba, pinggangnya direngkuh erat, sepasang lengan putih melingkari tubuhnya, wajah mungilnya menempel di dadanya, berkata dengan suara tertahan:
"Terima kasih, terima kasih Lei Tingyu."
"Dasar bodoh! Aku sedang menegurmu, ngapain berterima kasih?"
"Aku berterima kasih karena kamu tidak menyalahkan tindakan berlebihanku."
"Dasar bebal, mana ada yang berlebihan?" Boss sama sekali tidak merasa ada yang salah dari perbuatannya.
"Aku membuat keributan di toko."
"Mereka memang pantas diganggu, pantesan!" Toko level segini, boneka seharga puluhan ribu per unit, separuh harganya adalah biaya layanan.
Wanitanya datang ke sana, tidak mendapat layanan sedikitpun malah dianggap pencuri. Kalau Lan Xin diam saja menerima perlakuan itu, baru Boss akan menganggapnya salah.
"Tapi... mereka juga sedang berbisnis. Kamu menghancurkan toko mereka karena hal ini, apa nanti tidak dituntut? Kalau mereka melaporkanmu, katakan saja pada publik bahwa ini perbuatanku, jangan sampai kamu kena getahnya."
Boss yang mendengar sikap bijaknya ini, matanya berkilauan oleh kelembutan.
Tanpa sadar teringat kata-kata yang diucapkan pemimpin Gong Yun sebelum pergi.
Saat itu Lan Xiang sudah bersikap agresif, kucingnya langsung berpikir untuk menjaga reputasinya sebelum bertindak.
Gong Yun menghantam bahu Lei Tingyu sambil berkata, "Perempuan ini masih punya hati nurani, tidak sia-sia kau menyayanginya."
Melihat sorot mata berkilauannya yang dipenuhi kekhawatiran terhadapnya, boss kembali merasa, dipanggil "San Zhu Zi" dua kali, bukanlah hal yang tak termaafkan.
"Bodoh, aku sudah menghantam toko mereka. Mereka bukan hanya tidak akan melaporkan kita, malah akan berterima kasih."
"Ah? Kamu mengerjai aku?"
Menghantam toko orang, tidak menuntut ganti rugi, malah akan datang untuk berterima kasih?
Boss memanjakan dengan mencubit hidung mungilnya.
"Mau bertaruh denganku?"
"Taruhan apa?"
"Jika penanggung jawab toko itu datang meminta maaf sebelum hari ini berakhir, kamu harus patuh memberiku——"
"Semalam suntuk", tiga kata ini sudah mengambang di ujung lidah.
Tapi karena sorot matanya yang terlalu polos, berubah dipaksakan menjadi:
"Membuatkanku kue pisang Tokyo selama seminggu."
“Jika mereka tidak datang, bolehkah aku memanggilmu San Zhu Zi?”
Boss mengangkat tangan, Lan Xin buru-buru menutupi keningnya, cuma bercanda kok!
“Lei Tingyu, bolehkah aku meminta sesuatu darimu?”
“Lepaskan!”
“Bolehkah kamu memelukku? Sekarang juga.”
Boss diam, maka dia mengulangi permintaannya.
“Lei Tingyu, bisakah kamu memelukku?”
Lan Xin menundukkan kepala, suaranya semakin pelan.
“Aku baru saja, sebenarnya, sebenarnya aku cukup senang, tidak pernah ada orang yang mau berdiri dari sudut pandangku, berbicara untukku.”
“Kenapa, memintaku memelukmu?” Di mata Lei Tingyu, terlihat suasana mencekam, juga ketegangan yang sulit ditemukan.
“Hari ini berkelahi dengan ibu dan anak perempuan Keluarga Lan, sebenarnya saat aku menang, aku juga merasa sedikit Kesepian, Lei Tingyu, katakanlah mengapa aku sendirian saja? Mengapa ibuku tidak bisa seperti ibu Lan Xiang yang menjemputku?”
Suara Lan Xin terdengar tersedu-sedu, sebenarnya dia tidak ingin terlihat rapuh seperti ini, mungkin perempuan yang sedang masa haid selalu sulit mengontrol emosi.
Merasakan boss tetap tidak bergeser, Lan Xin berkata dengan canggung.
“Sudahlah, tidak akan memperumitmu lagi.”
