Bab 116 Aduh! Bocor!
Sepengetahuan Lan Xin, Lan Xiang sendiri memang perempuan dengan kehidupan pribadi yang kacau. Sering main di tepi sungai, mana mungkin sepatu tidak basah? Pasti ketahuan juga cepat atau lambat.
Tapi kenapa Fei Fei bilang ada dalang yang mengoperasikan hal ini?
"Wajar saja. Lihat para influencer Weibo hari ini serentak meneruskan berita ini. Pengaruhnya sebesar itu, kalau tidak ada yang mengendalikan di belakang layar, mana mungkin ada opini publik seperti ini? Lan Xiang sengsara sekarang, nanti mau cari orang baik untuk dinikahi pun pasti tidak mungkin."
Fei Fei masih terusik oleh berbagai perlakuan tidak adil Lan Xiang terhadap Lan Xin, jadi dia bergosip sambil menonton keramaian seperti makan semangka.
"Oh iya, aku ingat! Istri pertama Direktur Sun ini terkenal galak. Katanya latar belakang keluarganya juga tidak bersih. Lan Xiang bakal sengsara, ke mana-mana mungkin akan dikejar-kejar si istri galak."
Setelah ngobrol beberapa patah kata dengan Fei Fei, dia menutup telepon.
Lan Xin mengambil kudapan dan menggigitnya, tiba-tiba merasakan kedinginan di punggungnya.
Saat itu di telepon, Lan Xiang dengan panik mengancamnya agar pulang ke rumah, kalau tidak akan mengirim foto dirinya dengan Mu Feng ke berbagai media besar.
Sekarang justru foto dirinya sendiri yang terekspos!
Jika waktu itu dia mendengarkan perkataan Lan Xiang untuk pulang, apakah wanita yang beradegan dengan pria tua di foto itu akan menjadi dirinya sendiri?
Aliran dingin menyergap hatinya, rupanya pria tua itu adalah Direktur Sun.
Lan Mantian dari keluarga Lan, demi beberapa kepentingan, tanpa ragu mendorong putri kandungnya sendiri. Melihat wujud Lan Xiang di foto, sepertinya dia diberi obat.
Direktur Sun ini bukan orang baik.
Seandainya yang pergi adalah dirinya...
Lan Xin menggigil kedinginan.
Kali ini ada Lei Tingyu yang menjemputnya, sehingga yang jadi korban adalah Lan Xiang.
Teringat Lei Tingyu, Lan Xin ragu sebentar, tapi akhirnya tetap meneleponnya.
"Lei Tingyu, kamu sudah lihat berita?" Teleponnya cepat tersambung.
"Banyak sekali berita. Yang mana yang kamu maksud?"
Kucing liar, tidak tahan lagi ya? Lihat nanti dia masih berani kembali perang dingin dengan dirinya atau tidak.
Boss sekarang mood-nya sangat mantap, meletakkan pekerjaan dan memutar-mutar pulpen dengan jarinya.
"Itu... tentang Lan Xiang..."
"Oh, tidak sengaja melirik beberapa kali——" Lei Tingyu berhenti sejenak, "Sangat mengganggu mata."
Katanya dengan dingin. Terhadap siapapun selain Lan Xin, sikapnya tetap sama.
“Aku ingin bertanya, hal ini, apakah yang melakukan adalah kamu?”
Lan Xin bertanya dengan penuh kecurigaan.
Bagaimanapun, foto jenis ini terekspos, mengabaikan status Tuan Sun dan Lan Xiang, pasti ada latar belakang tertentu.
Gerakan pena Lei Tingyu terhenti sejenak, memberi jawaban samar, “Aku tidak meracuni obat.”
Tapi, apakah ada operasi opini publik dalam hal ini, ia menyimpan kebenaran.
“Lei Tingyu.”
“Um?”
“Katakan, jika aku kembali, apakah perempuan di foto itu akan berubah menjadi aku?”
Tak ada jawaban dari seberang, tapi Lan Xin mendengar suara sesuatu yang patah.
Lei Tingyu menghancurkan pulpen dengan tangan kosong, karena hipotesisnya itu.
“Obat itu diberikan pria tua itu?” tanya Lan Xin.
“Um.”
“Lalu foto, dan penyebaran oleh akun besar itu, apakah itu karyamu?” Ia ingin mengupas tuntas.
“Jika itu karyaku, bagaimana? Bukan karyaku, lalu bagaimana?”
Suara Lei Tingyu terdengar dingin.
“Bukan karyamu, tak masalah. Jika itu karyamu——” Lan Xin berhenti sejenak.
Lei Tingyu meletakkan pena, bibirnya terkunci rapat.
Ia sudah lama berada dalam kedalaman kegelapan, ia pun tak ingin menyembunyikan hakikat dirinya yang sebenarnya.
Entah dia terima atau tidak, sekalipun harus mematahkan sayap perempuan polos itu, ia akan tetap menahannya di dekatnya.
Sambungan telepon terdiam beberapa detik, bagi Lei Tingyu, rasanya seperti hari penghakiman yang teramat panjang.
Akhirnya, dia membuka bibir tipisnya, suara yang lebih merdu dari musik surgawi terdengar dari ujung telepon.
"Baik itu kamu atau bukan, kita harus minum sup jamur bulat dan ulat rumput malam ini. Pulanglah cepat, aku akan memasak sup untukmu, plus dessert favoritmu."
Lei Tingyu terpaku sejenak, lalu melengkungkan sudut bibir.
Lupa, si kucing liar ini juga bukan perempuan dengan karakter Mary Sue.
Dia belum terlalu bodoh untuk tak bisa membedakan siapa yang berbuat baik padanya, dan siapa yang menyakiti dia.
Jadi, terhadap nasib Lan Xiang, dia hanya mengamati dengan tatapan dingin, bahkan enggan memberi sedikit simpati.
Tidak terlalu baik hati.
Tapi pasangan yang cocok untuknya.
Foto Lan Xiang selama seminggu berikutnya memenuhi headline berbagai media.
Sesuai ramalan Lei Tingyu tentang "sempatkan melihat langit biru jernih lagi", sejak saat itu hidupnya menjadi kerepotan, bahkan mood untuk melihat langit pun hilang.
Keluar rumah langsung dikejar paparazi, ke mana pun pergi selalu ada yang memotret.
Yang paling menyeramkan, istri Direktur Sun - perempuan tua gemuk - membawa sekumpulan pengawal untuk mengepung dan menghadangnya.
Ke mana pun Lan Xiang pergi selalu ada blokade, lebih mistisnya media yang gesit selalu berhasil memotret foto dirinya sedang dipukuli Nyonya Sun.
Mengenai apakah ini hasil konspirasi atau sekadar nasib malangnya, hanya Tuhan yang tahu.
“Keduanya memberikan kontribusi besar pada topik-topik rubrik hiburan belakangan ini. Lan Xin terkadang membuka media untuk melihat saat sedang bosan.”
“Lei Tingyu awalnya khawatir si Kucing Liar tidak bisa beradaptasi dengan strateginya, bahkan sudah mempersiapkan beberapa rencana ekstrem.”
“Tapi fakta membuktikan, Lan Xin justru lebih cepat beradaptasi darinya, sesekali membolak-balik foto sial Lan Xiang sambil berkomentar.”
“‘Katanya Lan Xiang itu ‘supir tua’ yang sudah biasa ‘terbang di tengah badai’, kok gaya penampilannya masih begitu payah? Lihat, dari semua foto cuma dua gaya yang diulang-ulang, zieeett!’”
“Tangan Lei Tingyu yang sedang menandatangani dokumen bergetar, tanda tangan terakhirnya jelas-jelas tidak sebagus sebelumnya.”
“‘Supir tua?’ Dia bicara bahasa Mandarin, tapi kenapa aku tidak mengerti?”
“Lan Xin menghela napas, ‘Tiga tahun selisih usia sudah menciptakan jurang generasi di antara kita!’”
“Sang bos yang dikerjainya tidak marah, hanya melirik dadanya lalu menggelengkan kepala sambil menghela napas.”
“‘Jurang ini agak dangkal.’”
“Lan Xin menunduk mengikuti arah pandangannya, lalu protes kesal.”
“‘Mana ada yang dangkal!’ Masa cup B saja dianggap kurang?”
“Lei Tingyu diam, tapi sorot mata jijiknya lebih mematikan daripada kata-kata apapun.”
“Bagaimanapun kekacauan di Keluarga Lan, kehidupan Lan Xin tetap berjalan mulus.”
“Meski terkadang ada juga hal yang mengganggu.”
"Setelah kenyang, Lei Tingyu yang sedang mood baik melambai. Melihatnya sedang sibuk dengan komputer, Lan Xin tiba-tiba merasa iseng aja."
"Jika saja... dia punya telur."
"Boleh nggak belajar?"
Dia sangat menyesal kenapa dulu harus kepo, memaksa melihat Program King Kong membuat barang-barang begini.
Sekarang Lei Tingyu jadi kecanduan, setiap habis makan langsung menangkapnya dan memaksakan cuci otak 〒_〒
Proses mengajar anak humaniora sampai bisa baca program sederhana, kekejamannya bisa dibayangkan.
"Nggak mau belajar, boleh juga." Lei Tingyu asal ketik di keyboard.
Lan Xin bersukacita.
"Makasih boss sudah mengendalikan kekuatan! Aku nonton sinetron dulu~"
Kegembiraannya belum bertahan 2 detik, mendengar seseorang bergumam.
"Gaji bulan depan——"
Senyum Lan Xin membeku, matanya menyala-nyala menatap si.
"Lei Tingyu kapan berhentinya? Aku nggak mau jadi programmer, apalagi jadi Program King Kong kayak kamu——" Upps, keceplosan.
