Bab 121 Tidak sengaja mengetahui rahasia orang lain
"Kebetulan sekali, kalian main bersama?" Ekspresi Shishi terlihat tidak fokus.
"Um, sedang belanja pagi. Ngomong-ngomong Shishi, berapa nomor ponselmu? Beri tahu aku, baju waktu itu sudah kurusak."
Lan Xin masih ingat berhutang baju padanya.
"Tidak perlu." Shishi buru-buru ingin pergi, mood-nya sekarang sangat kacau.
"Jangan begitu, aku jadi merasa bersalah."
Lan Xin menarik tangannya, tas di tangan Shishi jatuh ke lantai.
Barang di dalamnya berceceran, Lei Tingyu membungkuk mengambil sambil membaca tulisan di atasnya.
Wajah Shishi tiba-tiba pucat, dengan canggung merebut tas dari tangan Lei Tingyu, "Aku masih ada urusan, sampai jumpa!"
Melihat Shishi kabur seperti dikejar setan, Lan Xin merasa heran.
"Urusan apa yang begitu mendesak?"
Lei Tingyu menampakkan ekspresi misterius, menatap punggung Shishi lalu melirik rumah sakit ibu dan anak tak jauh dari sana.
Menengok dan melihat si Kucing liar-nya yang masih wajah bodoh, ia menghela nafas lalu menjentikkan keningnya.
"Jalan tapi tidak lihat jalan, bodohnya sampai mati pun tak apa."
Main pukul lagi! Lan Xin cemberut.
Di dalam mobil, Lan Xin masih memikirkan tingkah aneh Shishi.
"Lihat kau waktu itu salah paham padaku, sekarang tahu salah kan! Baju itu benar-benar Shishi yang meminjamkanku, tapi kau malah membakarnya."
"Kalau mengingat hari itu, dia merasa sangat penuh kekesalan."
"Benar!" Dia menghantam keras dahinya, Lei Tingyu mengerutkan kening.
"Haruskah kamu selalu terkejut dan panik seperti ini?"
Untung teknologi mengemudinya unggul, kalau tidak pasti mobilnya akan menabrak area hijau pinggir jalan karena terkejut teriakan mendadaknya!
"Aku dapat ide!"
"Ide apa?" Mungkinkah Kucing liar ini juga menyadari alasan Jin Shishi datang ke sini?
"Kamu harus memberiku uang!"
"Uang apa?" Mengapa pola pikir kucing ini selalu melompat tak karuan?
"Uang baju! Baju ini dipinjamkan Shishi padaku, kamu membakarnya tanpa penjelasan. Sebagai subjek tanggung jawab, kamu harus mengganti kerugian untukku agar bisa mengembalikan pada Shishi!"
Ternyata hanya untuk hal seperti ini... Lei Tingyu tak tahu harus berkata apa.
"Bukankah kartu ada padamu? Ambil berapa saja yang diperlukan."
"Um, besok aku akan ke toko cari model yang sama. Kalau ada beli satu, kalau tidak ada konversi menjadi uang tunai untuknya."
Lan Xin bergumam penasaran setelah selesai menjelaskan, "Shishi hari ini terlihat aneh sekali wujudnya."
Seperti kehilangan rohnya.
"Dia dan Mu Feng membatalkan pertunangan."
Lei Tingyu mengatakannya dengan datar, mata menatap lurus ke depan, tangan mencengkeram setir semakin erat.
Dia mengamati reaksi Lan Xin.
"Ah! Sayang sekali." Lan Xin tak menyangka mereka berdua benar-benar membatalkan pertunangan!
"Menurutmu sayang?" Lampu merah, Lei Tingyu menghentikan mobil, menoleh menatap Lan Xin yang masih terpana.
“Tentu sayang! Shishi adalah good girl, sebenarnya dia dan Mu Feng sangat cocok.”
Lan Xin terkejut, di hatinya masih ada kesedihan yang tak terungkap.
“Lei Tingyu, menurutmu, apakah pembatalan pertunangan mereka karena aku?”
Melihat tidak ada niat lain di hatinya, Lei Tingyu merasa lega, dengan tenang menggerakkan mobil.
“Si Mu ini makan dari mangkok sambil melirik wajan. Pembatalan pertunangan hanya masalah waktu, ngapain dipikirin.”
“Mu Feng bukan pria seperti itu!”
Meski tahu Lei Tingyu tidak menyukai Mu Feng, Lan Xin tetap tidak ingin mendengar ejekan pedas itu.
“Memangnya kamu kenal betul siapa dia?” Nada Lei Tingyu menurun, wajahnya mulai berubah.
“Tentu! Kami teman SMA, juga--”
Tumbuh besar bersama sejak kecil.
Dulu bahkan pernah ada perasaan samar padanya, Lan Xin yakin Mu Feng bukan pria brengsek seperti tuduhan Lei Tingyu.
“Juga apa? Hampir lari bersama, terbang berdua ke luar negeri, kasih aku topi hijau?”
Mengingat kejadian hampir kabur ke luar negeri dengan Mu Feng dulu, Lei Tingyu masih jengkel.
“Kamu!” Lan Xin tercekat, dadanya naik turun. Dia menoleh kesal, mood baik hari ini sudah hancur.
Melihat sikapnya yang ngambek, amarah Lei Tingyu pun ikut membesar.
"Aku bilang padamu, dari mana asalmu bersikap membela yang tertindas ini? Orang bermarga Mu memang bukan orang baik, mulai sekarang jauhi dia dariku!"
"Dia bukan orang baik, lalu kamu sendiri adalah orang baik?"
Lan Xin tidak sengaja membantah Lei Tingyu, hanya karena tidak tahan mendengar penghinaannya terhadap Mu Feng.
Meski takdirnya tidak bersatu dengan Mu Feng, tapi mereka tumbuh besar bersama sejak kecil. Meski tak jadi suami-istri, tetap ada ikatan persahabatan.
Mu Feng baru saja membatalkan pernikahan, tapi Lei Tingyu sama sekali tak punya belas kasihan, ucapannya begitu menyakitkan!
Sekalipun bukan Mu Feng, jika diganti Fei Fei atau temannya yang lain, dia tetap tak akan membiarkan Lei Tingyu menghina mereka!
"Aku manusia, bukan barang! Dasar bodoh, Mu Feng memang bukan manusia!"
Lei Tingyu gemas melihatnya membela pria lain.
Sudut mulut Lan Xin berkedut dua kali, "Lei Tingyu, kamu tidak jadi CEO otoriter malah beralih jadi komedian tunggal?"
Kelancaran bicara ini, keterlaluan!
Lei Tingyu melototi dia, kucing tak berperasaan ini!
"Tahukah kamu untuk apa Jin Shishi datang ke sini hari ini?"
"Untuk apa? Bukan kebetulan?"
"Sudah kukatakan kamu campuran babi-kucing tapi tak mau mengakui. Tas rumah sakit di tangannya, tak kau lihat?"
"Hah? Dia sedang tidak sehat?"
Lei Tingyu tak tahan lagi memukul kepala perempuan itu, "Dia hamil."
"Apa?!"
“Lan Xin terkejut, Shishi hamil? Tapi dia baru saja membatalkan pertunangan dengan Mu Feng, ada apa ini?”
“Lei Tingyu, kau yakin? Jangan asal bicara! Shishi masih perawan!”
Lan Xin sangat terkejut dengan informasi yang diungkapkan Lei Tingyu.
Lei Tingyu kesal mengetuk kepala Lan Xin karena kecurigaannya.
“Jangan samakan IQ semua orang dengan levelmu. Aku melihat hasil deteksinya, baru genap sebulan, dan dia berencana mempertahankan janin ini.”
“Bagaimana kau tahu dia akan mempertahankannya?”
“Bersamaan dengan hasil lab ada tablet asam folat.”
“Apa itu?”
“Nutrisi wajib di trimester awal kehamilan. Kau ini perempuan atau bukan, sampai tidak tahu hal ini?”
Lei Tingyu meliriknya dengan pandangan merendahkan.
“Hal beginian kau malah tahu semua.” Lan Xin bergumam.
Untuk mengukus bakpao, data yang boss kumpulkan memang banyak, sayangnya gagal...
“Pasti anak Mu Feng!” Lan Xin tersadar.
“Apa dasarmu?”
“Perasaan Shishi pada Mu Feng tak mungkin salah. Hanya anak Mu Feng yang mau dia pertaruhkan dengan risiko hamil di luar nikah!”
“Bagaimana kau tahu dia tidak selingkuh sambil dekat dengan si Mu?”
Lan Xin melotot kesal padanya.
“Kalian pebisnis benar-benar menyebalkan! Melihat dunia penuh niat jahat, tidak percaya siapa pun!”
“Aku hanya merasa, kamu terlalu peduli pada perempuan yang baru sekali bertemu. Padamu tidak pernah sepeduli ini pada Lan Xiang.” Lei Tingyu secara objektif menunjukkannya.
