Bab 131 Segala yang Kau Miliki Berkat Lan Xin
“Jangan kau perlakukan dia seperti ini!” Lan Xin melihat Lei Tingyu bersikap demikian pada Jia Fang, berkata dengan lemah sambil menangis.
“Bawa Nyonya keluar.” Lei Tingyu sekarang sudah dipenuhi amarah hingga ke ulu hati.
“Lei Tingyu! Apa yang mau kau lakukan!” Lan Xin takut dia akan menyakiti ibunya.
“Keberadaanmu di sini akan memperparah kondisinya, keluar dulu, aku akan bernegosiasi dengannya.”
Nada bicaranya tenang, tapi sorot matanya ke Jia Fang tajam bagai pedang.
Andai dia terlambat masuk, kucing kesayangannya pasti sudah terluka! Siapa pun yang berani menyentuhnya layak dipukul!
“Tapi——”
“Apa lagi yang kau tunggu? Bawa Nyonya keluar!”
Dua pekerja perawatan bertubuh besar menyambar lengan Lan Xin dan menyeretnya keluar.
Lei Tingyu melambaikan tangan, perawat pun ikut keluar, ruangan kini hanya menyisakan Lei Tingyu dan Jia Fang yang terikat di ranjang.
Ia menatap Lei Tingyu yang memancarkan aura dingin, berbeda sama sekali dengan sikap arogannya pada Lan Xin, matanya bahkan menunjukkan ketakutan, tubuhnya gemetar tak terkendali.
“Entah kau benar-benar gila atau pura-pura, kesabaranku ada batasnya. Jika suatu hari aku melihatmu memukul Xin Xin lagi, aku punya sepuluh ribu metode untuk membuatmu 'nyaman' di sini. Dan jangan selalu mengancam Xin Xin dengan kematian, sekali lagi kau lakukan, kubuat kau mati dengan cepat!”
Jia Fang belum pernah melihat pria semenyeramkan ini. Nada Lei Tingyu membuatnya merasa seperti mayat hidup...
Lei Tingyu melihat Jia Fang gemetar sepertinya ingin berbicara, mengambil benda yang menyumbat mulutnya.
"Saya ibu Lan Xin, bagaimana bisa kau memperlakukan saya seperti ini!"
"Pernahkah kau menganggapnya seperti putri? Aku tidak menceritakan perlakuanmu padanya karena tak ingin dia putus asa."
Nada dingin Lei Tingyu membuat seluruh tubuh Jia Fang bergetar, pria ini benar-benar menyeramkan.
"Ini kesempatan terakhir, jika kau berani menyentuh Lan Xin lagi—" Lei Tingyu menyunggingkan bibir.
"Di wilayah kekuasaanku, menghilangkan satu dua pasien gangguan jiwa adalah hal mudah."
Sebelum mendorong pintu keluar, dia melempar kalimat dengan nada datar.
"Asal tak menghitung Lan Xin, aku jamin kau hidup mewah sampai tua. Kalau tidak, aku tak keberatan mengadakan pemakaman abad ini untukmu."
Tekanan dahsyat ini tetap menggantung bahkan lama setelah Lei Tingyu pergi.
Wajah Jia Fang pucat pasi, butuh waktu lama baginya untuk berhenti gemetar.
Lan Xin terus berjaga di luar, dua pekerja perawatan ditugasi mengawasinya. Melihat Lei Tingyu keluar, Lan Xin bergegas mendekat.
"Apa yang kau bicarakan dengan ibuku?"
"Meyakinkannya untuk berobat, tidak apa-apa." Lei Tingyu menghadangnya.
Lan Xin masih ingin masuk kamar, Lei Tingyu menekan bahunya.
"Jangan masuk lagi. Emosinya baru stabil, melihatmu bisa membuatnya bergembira."
Fakta yang diucapkannya membuat Lan Xin mengalah. Pekerja perawatan khusus dan direktur RSJ menghampiri mereka.
“Tuan Lei, kami sungguh minta maaf atas hal ini. Sudah dijaga ketat, siapa sangka bisa terjadi begini...”
Direktur RSJ yang direkrut mahal oleh Lei Tingyu merasa sangat bersalah.
“Apakah ada yang mengunjungi Nenek tua selama periode ini?” tanya Lan Xin. Dia curiga Lan Mantian mengendalikan ibunya melalui cara tertentu.
“Tidak ada. Semua tamu sudah saya saring,” jawab pekerja perawatan.
Mungkinkah Lan Mantian bisa terbang menyelam ke bumi? Lan Xin mengerutkan kening.
“Ganti kamar tempat Nenek tua tinggal, dan lakukan penggeledahan menyeluruh. Pasti ada peralatan komunikasi yang dia gunakan untuk berhubungan dengan dunia luar.”
Lei Tingyu berkata.
“Ya!” Direktur segera menjawab.
Lei Tingyu melirik Lan Xin, lalu menoleh ke Direktur dan mengucapkan serangkaian kata dalam bahasa asing yang tidak dimengerti Lan Xin. Sang Direktur mengangguk terus, membalas dengan bahasa yang sama tak dipahami.
Setelah keluar dari rumah perawatan pribadi, Lan Xin bertanya pada Lei Tingyu.
“Bahasa apa yang barusan kau gunakan dengan Direktur?”
“Bahasa Spanyol. Dia dulu studi di Spanyol waktu muda. Lebih mudah berkomunikasi seperti ini.”
Benarkah? Lan Xin memandang Lei Tingyu dengan curiga.
“Menurutku kau sengaja bicara hal yang tak ingin kau perdengarkan padaku?”
“Mana mungkin! Ada hal apa lagi yang harus kusembunyikan darimu?”
Lei Tingyu baru saja memberi instruksi pada Direktur: Pilih obat paling menyakitkan untuk Jia Fang. Obat nutrisi yang tidak ada efek samping bagi tubuh manusia, tapi sangat perih dan merangsang pembuluh darah.
Harus diteruskan selama seminggu penuh.
"Selain itu, semua makanan diganti dengan yang paling tidak enak tapi bergizi, tempat tidur yang empuk dicabut dan diganti dengan ranjang papan keras yang bermanfaat bagi tubuh."
"Suhu di dalam ruangan tidak boleh dikontrol dengan AC, nikmati panas alami yang lebih baik untuk pemulihan tubuh!"
"Prinsipnya hanya satu: tidak melukai tubuh Jia Fang, tapi membuatnya menderita setiap detik."
"Dia harus membuat Jia Fang benar-benar menyadari bahwa perawatan tingkat puncak yang dinikmatinya adalah berkat Lan Xin. Tanpa Lan Xin, dia bukan apa-apa!"
"Meski Lan Xin merasa sikap Lei Tingyu agak mencurigakan, setelah dipikir-pikir Lei Tingyu memang tidak punya alasan untuk menindak ibunya, jadi topik ini dihentikan."
"Di dalam mobil, Lan Xin terus-menerus murung."
"Meski ini bukan pertama kalinya Jia Fang memperlakukannya seperti ini, setiap mengalaminya lagi, hatinya tetap sakit."
"Saat melewati suatu jalan, Lei Tingyu tiba-tiba menginjak rem dan berhenti, 'Tunggu di mobil sebentar.'"
"Lan Xin menengadah melihat papan nama toko."
"Häagen-Dazs?"
"Beberapa saat kemudian, Lei Tingyu keluar membawa ember kecil es krim, naik mobil dan melemparkannya padanya."
"Lan Xin menerimanya, bahkan lupa kesedihannya, memeluk es krim sambil menatapnya dengan bodoh."
"Sejak pendarahan lambungnya, dia sangat membatasi makanannya yang merangsang lambung. Mengapa hari ini tiba-tiba membelikannya?"
"'Hanya boleh makan setengah——Ngapain dilihatin? Kalau tidak mau makan, langsung dibuang!'"
"Lan Xin tidak takut dengan nada dinginnya. Dia membuka kotaknya, ternyata rasa cokelat."
“Waktu kecil dulu, sebenarnya aku selalu penasaran, apa rasanya ini.” Lan Xin menyendok sesuap, rasanya enak, tapi sepertinya tak bisa lagi menemukan rasa masa kecil itu.
“Makanan tidak berguna, ngapain diingat-ingat.” Lei Tingyu mendengus.
Lan Xin mengangkat bahu, “Mungkin karena tidak bisa dapat, jadi terasa istimewa. Dulu Lan Xiang bisa makan setiap hari, kadang juga membuang sisa-sisa untukku.”
Bayangan seperti itu membuat Lei Tingyu langsung kesal.
Apa Keluarga Lan menganggapnya seperti kucing-anjing atau pengemis?
Hanya memberi sisa-sisa, berapa banyak penderitaan yang sudah dia telan selama ini?
“Setiap kali aku selalu melempar kembali kotaknya, menginjak-injaknya di depan Lan Xiang.”
“Um, setidaknya kau punya harga diri.” Lei Tingyu mengangguk puas.
Inilah kucing liarnya, dari kecil sudah punya karakter.
“Sebenarnya waktu itu aku sangat ingin mencoba, namanya juga anak kecil, sulit menolak makanan seperti ini. Meski sudah diinjak-injak karena kesal, setiap lewat sini tetap berhenti dan menatap lewat kaca. Lalu, suatu hari ibuku membelikanku, cuma satu bola.”
Jia Fang di Keluarga Lan statusnya sama dengan pelayan. Lan Mantian tidak memberinya uang, satu bola es krim termahal pun sudah termasuk kemewahan.
“Dulu dia sangat baik padaku. Aku tidak mengerti, kenapa bisa berubah seperti sekarang.”
Es krim di mulut terasa pahit, tak lagi seenak dulu.
“Jangan lanjutkan.” Lei Tingyu mengerutkan kening.
Setiap kali menyebut ibunya, kucing liar yang kuat ini pasti kolaps.
