BAB 134: PENGAWAL PRIBADI BING SHAN
"Kemudian--" Wajah Fei Fei memerah, tanpa sadar memotong steak menjadi sampah daging sapi.
Lalu, Mo muncul, dengan sukses membawanya keluar dari kantor polisi, bahkan mengajaknya memukuli si pencuri yang memfitnahnya.
Dua hari kemudian, dia datang ke barnya. Sebagai ucapan terima kasih atas penyelamatan, Fei Fei mengajaknya minum anggur.
Minum terus hingga sampai di hotel...
Membayangkan tubuh kuat Mo, keringat seksi yang menetes di tubuhnya, raungannya seakan masih bergema di telinga.
Kemampuan alkoholnya sangat bagus, dan dia ahli mixology. Tak pernah terbayang dirinya akan jatuh dalam stereotip buruk ketidaksadaran akibat alkohol.
Mo itu, benar-benar lebih hebat minum darinya!
Setelah itu, Fei Fei melempar separuh biaya kamar pada Mo yang masih tertidur panjang, mendaftar tur wisata singkat untuk menyegarkan pikiran, mengenang masa remajanya yang tak akan kembali.
Selaput integritas yang dijaga lebih dari dua puluh tahun, hilang dengan membabi buta.
Melihat wajah Fei Fei semakin merah, Lan Xin bertanya dengan cemas.
"Fei Fei?"
“Tidak, tidak ada apa-apa.” Fei Fei tersadar, menundukkan kepala mencoba menyembunyikan ekspresi sambil makan.
Baru sadar bahwa steak telah dipotongnya sampai tak berbentuk.
“Aku sangat khawatir melihatmu seperti ini, firasatku bilang kau menyembunyikan sesuatu dariku.”
“Tak ada apa-apa. Aku hanya merasa sangat lelah, pergi refreshing sebentar——Jangan terus membicarakan diriku. Apa kau mencariku karena ada hal yang perlu kita bahas?”
Fei Fei mengalihkan topik, wajah Lan Xin memerah.
“Aku memang ada hal penting ingin berdiskusi denganmu.”
“Bicarakan.”
“Sepertinya... aku mulai menyukai seseorang.” Lan Xin mengucapkan kalimat ini sambil gugup melirik ke sekeliling.
Seolah melakukan perbuatan tercela.
“Oh? Lalu kenapa tak segera mengungkapkan perasaan pada Boss Lei-mu?”
Dia mengira Lan Xin akan membicarakan hal besar, ternyata cuma ini.
“Bagaimana kau tahu itu dia?!” Lan Xin terkejut.
“Apa anehnya? Lihat sendiri.” Fei Fei mengeluarkan ponsel dan membuka aplikasi berita.
Versi ekonomi maupun hiburan, beberapa hari terakhir terus muncul foto bersama Lan Xin dan Lei Tingyu. Berita Bersatu yang begitu mencolok ini bahkan terlihat selama perjalanannya.
“Erm...” Beberapa hari ini Lan Xin sibuk menemani bosnya makan-minum-hibur sambil memanggil "suami".
Bahkan edisi hiburan pun tak sempat dibuka.
Berita Bersatu mereka dengan Boss Lei telah menekannya semua kejadian hancur seputar Lan Xiang.
Tak sengaja membuka kolom komentar.
Isinya serentak penuh kekaguman, ada juga yang memuji keserasiannya dengan Lei Tingyu.
"Dari segi penampilan, Lei Tingyu yang tinggi tampan dipasangkan dengan Lan Xin yang beraura lembut——"
"Hanya dari tampilan luar, Lan Xin memang sangat menipu. Terlihat sangat lembut, tidak sesuai dengan karakternya."
"Tapi Lan Xin masih melihat sebagian komentar netizen yang bilang dia takkan bisa mengikat Lei Tingyu, cepat atau lambat pasti ditinggalkan."
"Masalah keluarga Lan kini semakin menjadi-jadi, tidak hanya di kalangan pebisnis, bahkan orang biasa pun tahu."
"Makanya hubungan ini semakin tidak dipandang baik."
"Jangan hiraukan omongan orang. Lei Tingyu berani membawa Anda tampil mencolok untuk menunjukkan eksistensi di tengah pusaran badai seperti ini, sudah membuktikan dia tidak peduli hal-hal luar semacam itu."
Fei Fei memberikan penilaian yang relatif objektif.
"Fei Fei, menurutmu aku dan Lei Tingyu cocok tidak?" Untuk pertama kalinya Lan Xin mulai memikirkan perasaannya sendiri.
"Kenapa tidak cocok? Lihatlah, Lan Xin-ku cantik sekali. Berdiri di samping Boss Lei, sama sekali tidak terkesan kalah."
Fei Fei menggoyang-goyangkan ponselnya, "Sekarang mana ada nona yang foto tanpa filter atau edit masih secantik ini?"
"Nggak segitunya juga kali." Lan Xin agak malu.
"Memang beneran kok."
"Lei Tingyu kan tidak kekurangan perempuan cantik di sekitarnya."
Lan Xin masih ingat kawanan jalang bermakeup tebal yang datang ke kantornya waktu itu, satu per satu lebih cantik darinya.
Apalagi masing-masing dada mereka lebih besar...
"Cantik atau tidak kan bukan kamu yang nilai. Yang penting Lei Tingyu menganggapmu bagus. Aku saja nggak ngerti kenapa kamu bingung-bingung."
“Dia memperlakukan saya bukan seperti pria terhadap perempuan, maksudnya, bagaimana ya menjelaskannya...” Lan Xin berpikir sejenak.
Bayangan Lei Tingyu mengetuk kepala dan memanggilnya "Kucing liar" muncul di benaknya, Lan Xin menghela nafas.
“Dia memperlakukan saya seperti kucing peliharaan, bahkan saya pernah melihatnya sering membuka buku tentang perawatan kucing atau semacamnya.”
Suatu kali Lan Xin masuk ke ruang belajar tanpa mengetuk, kebetulan melihat Lei Tingyu sedang membaca buku 《Aku dan Sang Raja Kucingku》.
Meski dia cepat-cepat menyembunyikannya.
Tapi dia sudah melihat!
Mengingat sikap Lei Tingyu padanya yang sama sekali tidak ada kemesraan pria terhadap wanita, bahkan sepatah kata manis pun tak mau diucapkan.
Yang sering dilakukan hanyalah mengetuk kepalanya.
Ucapan andalannya selalu menyebutnya berwajah bodoh.
Ini jelas bukan memperlakukan wanita, melainkan seperti memperlakukan kucing.
Maka ketika Lan Xin merasakan perubahan perasaannya padanya, mentalnya langsung tidak seimbang dan buru-buru curhat ke sahabat dekat.
Namun penderitaannya tidak dipahami Fei Fei yang malah memberikan tatapan sinis.
“Peliharaan kenapa? Meski cuma peliharaan, itu juga kasih sayang eksklusif Gunung Es. Orang lain mau jadi peliharaan pun belum tentu bisa!”
Fei Fei penuh wibawa menepuk bahu Lan Xin.
Sikap ceplas-ceplos Fei Fei berhasil meredakan kegelisahan Lan Xin.
“Saya cuma merasa kondisi kami terlalu berbeda, lagipula dia pernah bilang tidak akan menyukai saya...”
Pertengkaran waktu itu meninggalkan trauma psikologis yang sangat dalam bagi Lan Xin.
"Di tahun ke-10 usia kami, kita bertengkar, aku bahkan bersumpah takkan main lagi denganmu. Tapi sekarang kita masih duduk makan bersama——bagikan setengah steakmu!"
Fei Fei merebut piring Lan Xin, yang kemudian memanggil winter dan memesan satu porsi lagi.
Kartu boss itu masih ada di tubuhnya. Ketika dikembalikan, dia menolak. Katanya itu "kompensasi lembur" untuknya selama periode terakhir.
"Tapi pria dan perempuan kan beda. Lagi pula waktu itu kita masih kecil, ucapan anak-anak tidak bisa dianggap serius." Lan Xin merasa asumsi Fei Fei tidak berdasar.
"Apa pria bukan manusia? Semakin sukses pria seperti Lei Tingyu, di hatinya semakin ada sisi kekanakan. Pernah lihat anak laki-laki ngejar cewek? Cuek, mainin, justru karena suka malah sok jaim."
Awalnya Lan Xin tak percaya diri, tapi setelah didorong Fei Fei, hatinya mulai bergerak.
Mungkinkah masih ada sedikit harapan?
"Lagipula di samping Boss Lei cuma kamu satu perempuan. Kamu kan istri sahnya. Meski sekarang belum suka, dengan kehebatanmu pasti bisa merebut hatinya."
Apa dia memang hebat?
Sebenarnya Lan Xin kurang percaya diri, tapi kata-kata Fei Fei memberinya semangat.
"Kalau begitu... aku coba?" Mundur tanpa berusaha memang bukan gayanya.
"Coba! Harus coba! Kalau nggak berani aku bakal remehkan kamu——winter, satu steak level khusus lagi~"
"Kok nafsu makanmu segitu besar sih." Lan Xin terintimidasi porsi makan Fei Fei.
Dia ingat, sebelumnya Fei Fei tidak punya nafsu makan sebaik ini?
“Siapa yang tahu, belakangan ini aku selalu merasa tidak kenyang. Sudahlah, Nyonya Kaya, semua tahu keluargamu miskinnya cuma sisa uang. Seporsi steak tidak akan membuatmu bangkrut——tambah satu porsi salad lagi~”
