BAB 136 MULAI Diam-Diam Membela Integritas boss
“Apa kamu ingin dipotong gaji sampai tahun depan?” boss menyeringai dingin.
Lan Xin menjulurkan lidah, “Benarkah Anda tidak mau makan?”
Sayangnya ini khusus dia antri untuk membelinya.
Lei Tingyu menjijikkan melambaikan tangan, Lan Xin memegang kotak dengan wajah kecewa berkata.
“Sebenarnya ini rasa favoritku, ingin berbagi denganmu.”
Sukai seseorang, bukankah seharusnya saling memahami preferensi masing-masing?
“KEMBALI.”
Tak ada yang bisa menolak ekspresi kecewa kucing, boss pun tidak terkecuali.
“Lepaskan.”
Lan Xin kembali dengan gembira, memotong sepotong dan meletakkannya di mulutnya.
“Cicipilah, enak sekali.”
Boss tidak membuka mulut, hanya menatapnya tajam sampai hati Lan Xin berdebar-debar.
Lan Xin merasa denyut jantungnya meningkat karena tatapannya, karena dia tidak makan, posisi tangannya yang terus mengangkat menjadi canggung, lalu berbalik ingin memasukkan ke mulutnya sendiri.
Tiba-tiba tangan pria itu menutupi tangannya, menekannya, “Hari ini kamu bertemu siapa?”
“Cuma makan dan jalan-jalan sama Fei Fei, oh iya! Pas pulang ketemu temenmu yang namanya Mo tadi, Fei Fei langsung lari kenceng begitu liat dia, gak tau kenapa.”
“Gak liat Lan Mantian?”
“Ngapain liat dia? Malam ini aku masih pengen makan banyak nih!” Melihat ayah brengsek itu sekali aja, nafsu makan langsung turun drastis!
Aneh, kan dia butuh bantuan orang itu, kok tiba-tiba jadi nurut gini?
Lei Tingyu mengerutkan kening, sambil merenung tangannya menggenggam garpu yang membawa kue ke mulutnya sendiri.
“Enak gak?” Lan Xin menatapnya penuh harap, ini kue edisi terbatas dari toko favoritnya lho!
“Gak enak.” Dibandingin sama buatan dia, jauh banget.
Kritik pedas boss tanpa ampun membuat Lan Xin mencibir, tapi matanya menangkap sorotan sekilas darinya.
“Diam aja ngapain? Sumpalin aku!”
Dasar kecanduan!
“Gak enak masih dimakan juga!” Lan Xin kesal.
Lei Tingyu menatapnya lekat-lekat, serius berkata.
“Yang datang sendiri, ngapain ditolak?”
Apapun alasan perubahannya, dia gak bakal melepaskannya.
Launching produk baru Lei Group sebentar lagi, setelahnya ada pesta.
Meski cuma acara bisnis biasa, Lei Group tetap menganggapnya penting.
Pas masih belum cerai, acara kayak ginian Lei Tingyu juga pernah adain beberapa kali, tapi dulu dia gak pernah minta Lan Xin ngapa-ngapain, cuma temanin datang.
"Tapi kali ini berbeda, Lei Tingyu meminta manajer departemen humas untuk mendampingi Lan Xin selama proses, seolah sengaja ingin Lan Xin familiar dengan prosedur."
"Hu Xiaoli, manajer humas yang mendampingi Lan Xin, adalah perempuan yang lebih tinggi satu kepala darinya, terlihat sangat dingin, dan berbicara kasar pada personel."
"Mengingat status Lan Xin, dia masih bisa menjaga kesopanan dalam berbahasa."
"Hanya saja Lan Xin merasa dia sepertinya tidak menyukainya."
"Jangan tanya kenapa, ini insting perempuan."
"Selalu terasa sorot mata Hu Xiaoli yang dingin saat tersenyum padanya, dengan ucapan penuh kedinginan."
"Ini jadwal acara pesta, periksa dan tanda tangan di sini jika tidak ada masalah."
"Hu Xiaoli menyodorkan setumpuk folder tebal ke Lan Xin."
"Entah apa kelebihan perempuan ini, CEO malah menempatkan vas kosong di departemenku," gumam Hu Xiaoli sambil menatap profil Lan Xin dengan iri.
"Sebagai eksekutif yang direkrut dengan bayaran mahal oleh Lei Tingyu, Hu Xiaoli selalu yakin bisa menduduki posisi tersebut, mengingat garis keturunan, penampilan, dan kemampuan kerjanya yang sepadan."
"Tiba-tiba muncul perempuan tak terduga ini."
"Secara umum tidak masalah, tapi untuk item anggur, ganti Chateau Parenchere dengan Pontet Canet, tahun 90 atau 95 boleh."
"Lan Xin menyerahkan dokumen yang sudah ditandatangani."
"Meski ini pertama kalinya bersentuhan dengan hal-hal ini, Keluarga Lan telah memberinya pendidikan nyonya rumah selama 4 tahun. Secara teknis, Lan Xin bukanlah *Cinderella* murni."
"Hu Xiaoli terlihat agak terkejut."
"Dia mengira perempuan dari perusahaan bangkrut ini akan seperti orang kampungan, tapi begitu membuka mulut ternyata sangat profesional."
"Mengapa harus diganti? Aku rasa tidak ada masalah!"
"Hu Xiaoli membalas dengan nada ketidakpuasan, ucapannya penuh bau mesiu."
"Dari segi hidangan memang tak ada masalah, tapi Lao Sun sang tamu penting jamuan malam ini lebih menyukai rasa Pontet Canet."
"Kegiatan Lei Tingyu membawa Lan Xin ke berbagai pesta selama ini bukan tanpa hasil."
"Ekspresi wajah Hu Xiaoli menjadi suram. Meski tidak terima, dia tak menemukan alasan untuk membantah, hanya bisa mencari masalah dari sudut lain."
"Aku lupa memberitahumu: Sebagai istri CEO Lei Group, harap selalu ingat statusmu dan jamin citra grup kami. Mengingat kita akan berkunjung ke hotel bintang 5, pakaianmu ini terlalu casual."
"Dengan refleks terkondisi, Lan Xin menunduk memandang sepatu flat dan setelan olahraga yang dikenakannya."
"Walau aku tak tahu mengapa CEO memilih perempuan sepertimu untuk dinikahi, tapi selama kau sudah menjadi istri CEO Lei Group, kau harus selalu mempertahankan citranya!"
"Amarah yang ditahan Hu Xiaoli selama beberapa hari akhirnya menemukan pelampiasan di momen ini."
"Lan Xin mengedipkan mata karena ucapan penuh bau mesiu darinya, Oh, mengerti, pantas saja selama ini dia tak menyukai diriku."
Rupanya ini juga salah satu pendukung Boss Lei.
Konon keluarga Hu Xiaoli ini juga jago bisnis, skalanya tidak kecil, jauh lebih baik daripada latar belakang Lan Xin yang tak diketahui seberapa.
Meski Lan Xin agak merasa kasihan padanya, tapi menghadapi bau mesiu yang tak disembunyikannya, tetap membalas dengan dingin.
"Setelan ini dipilih Lei Tingyu."
Satu kalimat, dengan mudah membunuh Hu Xiaoli yang menganggap diri menduduki posisi strategis moral.
"Tidak mungkin!"
CEO itu pria berpengecapan rasa tinggi, mana mungkin membiarkannya keluar hanya dengan setelan kasual.
Meski juga bernilai tinggi, tapi dibandingkan setelan resmi di tubuhnya sendiri, terlalu sembarangan.
"Mungkin dia takut aku terlalu capek berjalan--Hah, sepatu Nona Hu sangat tinggi ya, tidakkah menggesek kaki?"
Wajah Hu Xiaoli memucat karena marah pada Lan Xin, tapi tak bisa mengamuk.
Selanjutnya, Hu Xiaoli berusaha sekuat tenaga mencari masalah untuk Lan Xin, tapi semua berhasil ditangkis dengan cerdas.
Malam hari, Lei Tingyu yang keluar dari kamar mandi merenungkan sesuatu di depan dinding.
Saat mandi tadi, tanpa sengaja terpikir tentangnya, bagian yang tak terdeskripsikan itu... ya seperti itu.
Butuh waktu lama bagi si bos kecil untuk meredakan kegembiraannya.
Untuk pesta besok malam, dia sudah mempersiapkan segalanya.
Pesta=Suasana ramai penuh minuman=Kucing Liar minum terlalu banyak=Kukus bakpao ＆ Kesempatan mengenyangkan boss kecil datang.
Tapi jarak hingga datangnya esok masih ada malam yang panjang.
Lei Tingyu berbaring di ranjang, memikirkan Lan Xin di sebelah, bolak-balik tak bisa tidur.
Mengambil ponsel dan menggeser-geser lingkaran pertemanan.
Membela integritas boss... Nama bodoh macam apa ini!
Meski sudah lama terbiasa dengan karakteristik Lan Xin yang suka ganti nama sesuai mood.
Tapi perubahan yang sembrono ini membuat boss ingin menangkapnya dan menghujani pukulan.
Namun saat melihat foto yang diunggah Lan Xin, Lei Tingyu mengerutkan kening.
Dia mengunggah foto punggung seorang perempuan, dengan tulisan pendamping:
"Aku suka melihatmu membenciku tapi tak bisa mengalahkanku, mantap!"
Perempuan itu langsung dikenalnya dalam sekali pandang.
Bukankah ini manajer departemen humasnya?
