Bab 141 Kalau bukan untuk menjaga kestabilan saham, lalu untuk apa?
Setelah beberapa kali dipukul, Lan Xin hanya bisa menatapnya dengan wajah bingung tak bersalah, seolah ada tulisan besar terpampang:
What are you nong sha lie?
"Singkatnya, meski tetap di dekatku, mungkin kamu masih harus melakukan beberapa kompromi yang tak bisa dihindari. Tapi sebagai Pemilik, aku tak akan membiarkan orang lain menginjak-injakmu."
Dia adalah Pemilik yang sangat berhati nurani.
Kucingnya harus dipelihara dan dimanja, orang lain tak berhak menyentuh sedikitpun!
"Tapi dia adalah ayah biologisku, kamu benar-benar tidak keberatan?"
"Jika dilihat dari sudut non-biologis, apakah kamu masih menganggapnya sebagai ayah?"
Lei Tingyu tidak menjawab malah balik bertanya.
"Tidak."
Lan Xin menjawab sambil menggeretak gigi.
Dendamnya membara pada pria itu.
Benci pada sikap kejamnya yang membuat ibu gila, benci pada pengabaiannya selama bertahun-tahun.
"Jadi, dia cuma badut-badut yang tak berarti."
"Tapi dia sudah membuat keonaran kali ini, mungkin akan mengulangi di kedua kalinya. Bagaimana dengan reputasi Lei Group?"
Apakah alasan dia menahannya, memberinya gelar istri, hanya untuk merawat kestabilan saham Lei Group?
Sekarang satu-satunya nilai dirinya telah hilang, mengapa reaksinya justru seperti ini?
"Jika Lei Group sampai rapuh digoyang gosip receh, maka sebagai CEO, aku layak mengundurkan diri karena malu."
"Lei Tingyu berkata dengan penuh wibawa."
Kekuasaannya yang kokoh selama bertahun-tahun berjuang, mana mungkin bisa digoyahkan oleh segelintir gosip.
Apalagi, siapa yang berani macan mengumbar desas-desus tentang bos?
"Kalau begitu, mengapa kau tetap mengumumkan ke publik bahwa kita suami-istri? Bukankah ini demi menstabilkan saham Grup Lei?"
Lan Xin benar-benar bingung dibuatnya oleh Lei Tingyu.
Ekspresi lugu nan tololnya akhirnya membuat bos merasa jari-jemarinya gatal. Bibir bergincunya yang lembap membuatnya ingin mencium, tapi tak sampai hati.
Maka dia mengalihkan nafsu jadi amarah, mencubit pipi kucing liar itu dengan kasar sampai berubah bentuk, baru puas.
"Kapan aku bilang tidak mengumumkan perceraian demi saham?"
Itu semua cuma bayangannya sendiri!
Wajah Lan Xin sudah berubah bentuk dicubitnya.
Tapi sekarang dia tak sempat merasakan sakit.
"Napa kagak ngumumin cera? (Kenapa tidak mengumumkan perceraian?)" Ucapannya pelo karena pipi tertarik.
"Katakanlah dirimu pintar berimajinasi? Tebak sendiri!"
Lei Tingyu melepaskan cubitan setelah puas mempermainkan pipinya.
Lan Xin mengusap-usap pipi merahnya yang masih perih.
“Aneh sekali, meski wajahku agak sakit dicubit si penjahat ini, tapi bagian hati yang sangat sakit itu sepertinya tidak terasa lagi.”
“Mungkinkah dia seorang masokis?”
Lan Xin berpikir serius cukup lama, sementara Lei Tingyu melipat kedua tangan dengan angkuh, duduk menunggu jawabannya.
Meski Lan Xin biasanya pintar, tapi untuk menghadapi masalah jenis ini dia tidak berani menjawab sembarangan.
Sebelumnya ketika dia menebak apakah dia agak menyukainya, hasilnya malah diejek habis-habisan sampai harga dirinya hancur.
Jadi sekarang dia sama sekali tidak berani berpikir ke arah itu. Setelah dipikir-pikir, selain faktor ekonomi, alasan Lei Tingyu tidak mengumumkan perceraian mungkin——
“Apa kau memanfaatkanku sebagai tameng untuk menghadapi perempuan seperti Hu Xiaoli yang tertarik padamu?”
Hanya kemungkinan ini yang masuk akal.
Si workaholic Lei Tingyu ini, minat terbesarnya adalah mencari uang dan menulis program.
Jika dia mengumumkan perceraian, pasti akan ada banyak perempuan yang datang mendekat. Mengingat sifat bos yang tidak suka repor ini, mungkin dia sengaja memanfaatkan mantan istrinya sebagai tameng?
Lei Tingyu mengalihkan pandangannya ke kolam renang di belakang Lan Xin.
Saat ini dia sangat ingin menendangnya masuk ke dalam.
Imajinasimu sangat liar, bisa berpikir begitu kreatif, dan dengan licin menghindari semua kebenaran. Dramamu yang berlebihan ini, sayang sekali tidak menulis novel!
Sebelum Lei Tingyu sempat bergerak, Hu Xiaoli yang berdiri di belakang Lan Xin sudah memotongnya.
"CEO Lei, aku——" Perempuan itu keluar untuk refreshing, tapi melihat Lei Tingyu dan pasangannya di sini.
Yang lain tidak didengar, saat dia datang, kebetulan mendengar kalimat Lan Xin: "Menghajar perempuan seperti Hu Xiaoli yang tertarik padamu."
Maka Hu Xiaoli dengan semburan terakhir harapan, menatap Lei Tingyu dengan mata berkaca-kaca, berharap dia membantah.
Dia telah menyukainya begitu lama.
Dari masa sekolah sampai sekarang.
Pernah berkali-kali dia memberi isyarat langsung maupun tidak, tapi dia tetap tak bergeming.
"Kau datang untuk apa?" Lei Tingyu sama sekali tidak ramah pada perempuan ini.
Melepas Lan Mantian si anjing gila itu hingga menakuti kucingnya, perhitungan ini belum diselesaikan.
Dia sendiri berani datang ke gerbang.
Sedangkan Lan Xin yang menengok ke belakang melihat Hu Xiaoli, segera menunjukkan ekspresi "Lihat, aku tidak bohong, bunga persik burukmu sebanyak ini!" pada Lei Tingyu.
Boss Lei yang sepenuh perut emosi karena Lan Xin sudah tak tahan, malam ini bagaimana? Para cacat otak berkerumun datang!
Menggapai dan memeluk Lan Xin, tak sabar menatap Hu Xiaoli.
Gerakan ini menusuk jaruk dalam-dalam ke hati Hu Xiaoli, perasaan terpendam bertahun-tahun akhirnya meledak.
"Ting Yu! Aku ingin bertanya, kenapa kau suruh dia pakai Zuhai·Mula? Apa kau tidak tahu, ini merek favoritku?"
Berjuta-juta kali dia berkhayal, dia akan melihat kebaikannya di belakang, tapi dia tega memperlakukannya begini!
Lan Xin mengangguk mengikuti, "Benar, apa kau tidak tahu?"
"Sikap tidak punya hati ini membuat si boss menggeretakkan gigi, Kucing liar, tunggu saja, setelah lipstikmu terhapus, lihat bagaimana aku memperlakukanmu!"
Lan Xin mencibir saat ditatapnya, "Kamu masih berani membenarkan diri setelah memancing masalah asmara?"
Tatapan intens mereka berdua seakan mengabaikan sekitar, menusuk hati Hu Xiaoli bagai ditusuk jarum.
Ia tak pernah memandanginya seperti ini sebelumnya.
Usai melancarkan sorot mata deterensi ke Kucing liar yang ikut menyaksikan keramaian, Lei Tingyu akhirnya teringat: masih ada makhluk menyebalkan yang belum diselesaikan.
"Apakah aku harus melaporkan pakaian istriku kepadamu? Aku tak ingat manajer PR Lei Group memiliki izin penggunaan seluas ini -- lagipula, kamu harus memanggilku CEO!"
Tidak ada penolakan di dunia ini yang lebih kejam daripada Lei Tingyu saat ini.
Hu Xiaoli terhuyung-huyung oleh pukulan itu, air mata akhirnya mengalir, membuat Lan Xin agak tidak tega.
Meski sikap boss menginjak-injak wanita ini terlihat jahat, tapi kenapa ia merasa bos kali ini tampak sedikit gagah?
"Tapi aku... aku selalu menyukaimu! Sejak sekolah aku sudah menyukaimu, untukmu aku berubah sebanyak ini, apa kamu sama sekali tidak merasakannya? Di mana aku kalah darinya!"
Hu Xiaoli dengan tidak rela menunjuk Lan Xin.
Lan Xin yang sedang asyik menyaksikan adegan ini tiba-tiba terseret dalam alur cerita, merasa agak tidak nyaman.
"Hei, kalian berdua bicara, jangan seret aku ke dalam, oke?!" Ia masih ingin menyaksikan pertempuran sesungguhnya antara bos penyindir melawan si jalang genit, kok malah kena tembak sendiri!
“Semua salahmu! Kamu jelas tidak memiliki latar belakang megah seperti keluarga saya, selain wajah yang rupawan tak punya apa-apa, postur tubuhmu juga sangat buruk! Aku sudah lama di sampingnya, tiba-tiba kamu mencampuri hubungan kami!”
Hu Xiaoli yang saat ini sudah nekat, menunjuk Lan Xin sambil mencaci dengan pedih.
Lei Tingyu mengerutkan kening, tapi sebelum sempat membuka mulut, Lan Xin mendorongnya ke samping. Dengan langkah tegap ia berdiri menghadap Hu Xiaoli. Meski tinggi badannya kalah, namun kharisma yang dipancarkannya sama sekali tidak kalah.
