BAB 146 KECANGKUNGAN KARENA CEMAS INI
"Kalau bukan tetua kuno, mana mungkin dia membiarkan hantu-hantu ini berkeliaran kiri-kanan?"
"Tak hanya di mobilnya, bahkan di kantornya di sini, tanpa sengaja juga terpasang satu!"
"Oh~" Lan Xin sengaja memanjangkan nada,"Kamu akrab dengannya?"
Sebenarnya tanpa bertanya pun sudah tahu, boneka beruang orang itu sudah dipajang di mobil.
Tunggu, jangan-jangan dia sedang menyindirku, beruang jelek yang tak bisa menjaga prianya?
Pikiran Lan Xin langsung melenceng.
"Lumayan, sesekali main bola bersama atau naik kuda."
Main bola! Penglihatan Lan Xin langsung menunduk melihat 'bola' di dadanya yang tak terlalu besar, sedih seketika.
Naik kuda... Di kepalanya langsung muncul gambaran tak harmonis, perempuan di atas pria, pria di atas perempuan.
Lei Tingyu melihatnya tak merespon, menoleh dan melihatnya terus menghadapkan wajah ke jendela. Dia menyambar wajahnya dengan satu tangan dan memutarnya ke arahnya.
Hasilnya dia melihat mata Lan Xin yang memerah.
"Ada apa?"
“Kamu jangan ikut campur, aku tidak ada hubungan denganmu!” Pergi cari JAN-mu saja!
Karena ini pertama kali bepergian ke luar negeri bersama, Lei Tingyu relatif lebih sabar dibandingkan saat di dalam negeri.
Tapi ini bukan berarti dia bisa mentolerir Lan Xin yang tiba-tiba mengamuk tanpa alasan.
Maka, alisnya berkerut. Tadi masih baik-baik saja, kok tiba-tiba ngambek?
“Apa yang sebenarnya kamu perbuat?” Nada suaranya turun beberapa oktaf.
“Ya! Aku memang suka ngawur setiap hari, beginilah aku, sekarang begini, nanti juga begini, ngapain kamu cari orang seperti-”
Lan Xin berhenti sejenak, "...pelayan!"
Lei Tingyu mendengar dia kembali menyebut-nyebut soal pelayan, wajahnya juga berubah muram.
“Kalau benar kamu pelayan, sudah sepuluh ribu kali aku pecat!”
Pelayan mana yang sebesar kepala ini, seenaknya ngambek!
“Kalau begitu pecat aku! Ngapain dipertahankan, kembalikan pasporku, aku pulang!”
Dia tak mau melihat Lei Tingyu bermain bola dengan kucing Persia dalam posisi cowok di atas cewek!
Air mata Lan Xin mulai menetes.
Lei Tingyu hampir mati kesal, ini sudah tidak ada keadilan lagi!
Yang ngambek tanpa alasan kan dia, sekarang malah mau mogok kerja?
Yang paling sial, ekspresi teraniaya seperti ini maksudnya apa?
Aku juga bingung!
“Diam di situ! Berani kabur, kaki kucingmu akan kupatahkan!”
“Lei Tingyu, kenapa kamu begitu sampah! Kamu sudah punya JAN masih menggoda aku buat apa! Ya, aku memang pelayan, melayanimu, aku tak punya pilihan, tapi bagaimana bisa kamu menyuruhku melihatmu mesra dengan perempuan lain atas-bawah?”
Lei Tingyu terpaku sejenak, beberapa detik kemudian, tiba-tiba menampakkan ekspresi yang tak terduga.
“Jangan-jangan kamu mengira aku dan JAN——?”
“Tidak dengar tidak dengar, kura-kura merenung!” Lan Xin menutup telinga.
“Tidak dengar tidak dengar, kura-kura merenung!”
Jika di waktu biasa, berani memberontak seperti ini pada Boss Lei, dipastikan pantatnya akan babak belur dihajar.
Tapi saat ini, terhadap tingkah kekanak-kanakan Lan Xin, Lei Tingyu hanya geleng-geleng kepala campur lucu.
“Kamu tidak menyangka aku ingin berbuat sesuatu pada JAN, kan?”
“Urusanmu dengan perempuan lain, sama sekali tak ada hubungannya denganku, lebih baik kamu kena penyakit dan tutup telepon karena main gila!”
Ucapan kejam seperti ini, dipadu wajah janda terluka yang sendu, membuat Lan Xin sendiri merasa wajahnya pasti terlihat sangat bodoh sekarang.
Bagaimana ini, sepertinya sejak menyadari dirinya mulai tidak benci pada Lei Tingyu, dia jadi berubah bodoh.
Tapi "kebodohan" yang penuh keaslian ini justru membuat mood Lei Tingyu membaik.
“Benar-benar tidak ada hubungannya denganmu?”
“Tidak ada!” Makhluk menyebalkan!
“Kalau begitu, nanti ketemu JAN, aku pergi berdua dengannya, kamu juga tak peduli?”
Dia bertanya sambil menguji.
“Asal kamu jangan memaksaku mencuci celana dalam kotor bekas perempuan lain, apapun tak kupedulikan!” Lan Xin menjawab kesal.
“Satu tetes air mata yang tak berguna, jatuh begitu saja, sepenuhnya mengkhianati hatinya.”
“Byur!” Lei Tingyu benar-benar tertawa.
Negara E tidak hanya memiliki langit yang biru istimewa, benar-benar tempat yang penuh kejutan, kucing akhirnya mengerti cemburu, kemajuan yang besar.
Masih tertawa! Lan Xin merasa orang paling menyebalkan di dunia ini adalah Sampah Lei ini.
“Pertahankan emosimu, sebentar lagi bertemu JAN, jika melihatnya tidak nyaman, kamu boleh mencakarnya.”
“Tidak mau!” Di luar sana banyak perempuan, dia mencakar satu per satu, mana semuanya?!
Wujudnya yang penuh bau mesiu membuat mood Lei Tingyu semakin membaik, lebih cerah dari langit di luar.
Menggapai dan melempar keningnya sekali, segera digigit jarinya oleh Lan Xin yang marah.
“Hiss, anjing!”
Dia menarik kembali jarinya, lalu mencubit pipinya, “Pertahankan emosi tempur, sebentar lagi bisa bertemu JAN.”
Lan Xin menyusur air matanya dengan kuat, ketemu ya ketemu, siapa takut!
Dia ingin menarik kembali sedikit perasaan yang baru tumbuh pada Sampah Lei ini, tidak mau terus menyukai playboy!
Bentley warna sampanye berhenti di hotel berbintang 5 yang telah dijanjikan, pelayan parkir menyambut, Lan Xin seperti pejuang wanita mengikuti di belakang Lei Tingyu.
Dia ingin melihat, perempuan berbulu emas yang suka Paddington Bear itu, sebesar apa sebenarnya bola itu!
"Memasuki lobi hotel yang megah dan berkilauan, tidak melihat wanita berbulu emas raksasa, malah ada pria berbadan seperti beruang yang menerjang."
"Oh! Atasan, akhirnya Anda datang——Ini Nyonya? Sangat menggemaskan!"
"Beruang besar" mengenakan kaos ketat, berbeda dengan pria terhormat tradisional Negara E, bertubuh kekar dengan janggut lebat.
Melihat Lan Xin, matanya berbinar, mengambil tangan Lan Xin dan menciumnya dengan sopan.
"Saya JAN, selamat datang!"
Si Beruang tidak berbahasa Inggris, melainkan berbicara dengan dialek lokal khas Utara China, dipadukan penampilannya yang kasar, terlihat sangat lucu.
Tapi yang membuat Lan Xin tertegun adalah namanya.
"Anda JAN?"
Kenapa bukan wanita berambut pirang bermata hijau bergairah seperti yang dibayangkannya?
"Ya, Nyonya cantik juga bisa memanggilku jano. Nyonya, saya akhirnya bisa bertemu Anda. Atasan sering menyiksa kami, Anda harusnya mengontrolnya."
Si Beruang terus mengeluh dengan logat kentalnya.
"Mengontrolnya?" Lan Xin kini linglung, gambaran yang dibayangkan tidak terlihat, keterkejutan datang sambung-menyambung.
"Iya, bukankah pria Tionghoa takut pada istri? Anda istrinya, perkataan Anda pasti didengarkan!"
Bule ini ternyata ahli budaya Tionghoa.
"Oh, Atasan, istri Anda sepertinya terkejut?"
"Dia tak sanggup menahan antusiasme Anda," kata Lei Tingyu sambil mengejek.
Lan Xin sekarang ingin menyelam ke dalam tanah.
Ia tak berani melihat ekspresi Lei Tingyu saat ini.
"Dengan kondisi mental yang mati rasa tak tahu hari ini tahun berapa, mengikuti Lei Tingyu naik ke lantai, sampai di suite presiden yang sudah dipesan sebelumnya, tak sempat menikmati dekorasi di dalamnya."
Lan Xin canggung berkata pada Lei Tingyu, "Aku, aku mau membereskan tas dulu!"
Lei Tingyu tiba-tiba menggapai, menekannya ke dinding, menghentikan upaya kaburnya.
"Sudah selesai membuat keributan?"
"Uh, aku salah."
Dia menunduk malu-malu.
"Tidak menangis seperti kubis kecil?"
"Semua ini kesalahanku!"
"JAN sudah melihat, kemana perginya kekuatan primordial Hong-mu?"
"...Sudah habis terpakai."
Lan Xin juga kesal, seorang pria kekar, kenapa dipanggil JAN yang norak!
