Bab 151 Kucing Bodoh, Kutukan si Tolol
Awalnya Lan Xin mengira Lei Tingyu datang ke Negara E untuk urusan bisnis, tapi kecuali hari pertama kedatangannya saat dia keluar sebentar.
Sisa waktu, keduanya habiskan untuk bermain.
"Siang hari, Lei Tingyu membawanya berkeliling ke semua tempat wisata utama di Negara E. Lan Xin mengambil banyak foto. Dengan mengikuti boss keluar, tunjangan yang diterima sangat banyak."
"Ada yang mengangkat tas, ada yang membayar tagihan, dan ada juga yang menjadi pemandu wisata. Tapi kesabaran Pemandu Wisata Lei tidak terlalu baik."
"Semua tempat wisata dirangkum olehnya dengan cara yang sederhana dan kasar dalam satu kalimat."
"Misalnya saat ke British Museum, boss memberikan penjelasan seperti ini."
"Ini adalah tempat yang menyimpan banyak barang orang mati."
"Dengan ekspresi serius, Lan Xin mengangguk dan duduk menunggu penjelasan mendalam dari Lei Si Xueba."
"Satu menit kemudian, wajah Xueba tetap datar tanpa ekspresi."
"Sudah habis?"
"Um."
"Baiklah."
"Pergi jalan-jalan dengan pria yang sangat hemat kata-kata seperti ini, berharap dia tiba-tiba berubah dan menjadi cerewet adalah hal yang tidak masuk akal."
"Maka Lan Xin memutuskan untuk menjadi 'burung bodoh yang terbang lebih dulu'."
"Di kota kuno seperti ini, setiap bangunan adalah sejarah. Jika tidak mencari data terlebih dahulu, banyak perasaan yang tidak bisa dirasakan."
"Keluar dengan pria genit terpendam, dia tahu tapi malas mengatakannya."
"Jadi Lan Xin bertekad dalam hati, malam sebelumnya akan mempelajari data untuk menentukan ke mana akan perjalanan besok."
"Tapi rencana ini juga tidak berhasil."
"Karena di malam hari dia sangat 'sibuk'."
"Akhirnya mendapat kesempatan untuk 'makan' secara terang-terangan, Boss Lei terus-menerus 'makan' dengan wajah tak tahu malu."
"Dengan alasan indah: Siang hari aku menemanimu bermain, malam hari kau menemaniku 'bermain'."
"Setiap hari Lan Xin terlalu lelah hingga tidak sempat melihat data."
"Bahkan keesokan harinya harus membawa dua lingkaran hitam mata, melangkah dengan dua kaki gemetaran, mengikuti Lei Tingyu berkeliling tanpa henti."
Tentang hal "main" bersama boss di malam hari ini, sebenarnya Lan Xin ingin menjaga harga diri sedikit.
Meski tak sengaja diketahui boss soal perasaannya, tapi harus tetap mengikuti prosedur.
Misalnya gandeng tangan, mencium bibir, lalu baru ke tahap selanjutnya.
Untuk menunjukkan dirinya masih perempuan bermartabat, Lan Xin pindah ke kamar Nyonya setelah malam pertama.
Awalnya ingin membuktikan diri sebagai gadis sopan dengan cara ini.
Tapi Boss Lei yang tak kenal malu langsung datang, menekannya ke kasur, dimakan habis-habisan, lalu dengan tak tahu malu menyampaikan "ulasan pengalaman".
Katanya, "Kalau mau ganti tempat bilang langsung, tak perlu pura-pura menolak. Aku lebih suka caramu yang langsung."
Kelopak mata Lan Xin yang lemas mendadak terbuka lebar oleh ucapan tak tahu malunya.
"Aku lebih benci kelakuan tak tahu malumu!"
Kau langsung, seluruh keluargamu langsung!
Yang main serangan malam kan kau, yang tak peduli perlawanan orang juga kau! Berani-beraninya ngomong begitu!
"Tidak bergigi?" Suara berat-nya membuat Lan Xin waspada.
Kau mau ngapain?!
"Sudah ciuman berkali-kali, masih mengoceh. Kalau mau cium lagi, bilang saja."
Lan Xin melotot marah, dia mengangguk serius.
"Sst, aku mengerti."
Paman kau Lei Tingyu! Ngerti apaan sih? Minggir! Protes Lan Xin ditutup bibir-nya.
"Pada malam hari ketiga di Negara E, suite presiden Lei Tingyu akhirnya tidak lagi mengeluarkan suara-suara tak terdefinisikan."
"Bukan karena Si Xiao Lei yang kelaparan sudah kenyang."
"Melainkan karena malam ini muncul halo bulan yang langka."
"Boss Lei berbelas kasih, mengajak Lan Xin yang bersenjata lengkap untuk menikmati bulan."
"Posisi mereka sekarang berada di area wisata terkenal Negara E, topografinya cukup tinggi, sudah banyak astronom amatir berkumpul di sekitarnya."
"Lan Xin mengenakan kemeja berkerah tinggi, di kepalanya terdapat topi belangkas merah muda dengan sayap."
"Lei Tingyu juga berpakaian kasual, keduanya duduk saling membelakangi di atas matras yang dihamparkan."
"Kepala pelayan khusus hotel telah menyiapkan beberapa kudapan yang tersebar di atasnya."
"Menjelang munculnya halo bulan tinggal beberapa menit, Lan Xin menunduk memasang tripod dan menyetel kameranya."
"Lei Tingyu menyilangkan tangan di belakang kepala, bersandar di pohon, mengamati wujud Lan Xin yang sedang fokus dengan tenang."
"Kamu sangat suka fotografi?"
"Hanya dua hal yang bisa membuat si gadis hiperaktif ini diam."
"Pertama, memasak."
"Kedua, memotret."
"Saat kuliah dulu, sebenarnya aku memilih jurusan fotografi. Tapi karena harus menikahi seseorang, akhirnya dipaksa ganti jurusan."
"Setahuku dia sangat membenci dunia bisnis, entah bagaimana bisa bertahan 4 tahun, sama sekali tidak tahu."
"Mendengar bau mesiu dalam ucapannya, Lei Tingyu mengeluarkan suara 'Hmph'."
"Menikahiku membuatmu tak puas?"
“Saat pertama kali diberitahu tentang pernikahan ini, aku mengutukmu tiga kali sehari: toiletmu kehabisan tisu, makan mi instan tanpa bumbu.”
Lei Tingyu mengernyitkan urat nadi di keningnya, suaranya berat. “Oh?”
Tampaknya Kucing Liar sudah lama menyimpan dendam padanya.
“Sebenarnya tidak cuma itu, masih ada yang lebih kejam, misalnya——sudahlah.”
Lan Xin sudah menyiapkan kameranya, tinggal menunggu bulan purnama muncul untuk memotret.
Dengan tenang, Lei Tingyu berdiri, meraba-raba kamera yang baru saja disetelnya, berkata santai.
“Menurutmu, bagaimana jika benda ini ‘tidak sengaja’ jatuh ke lantai?”
Sial! Lan Xin menggerakkan bibirnya, dalam hati mengacungkan jari tengah.
“Masih punya etika tidak? Ini ancaman ya!”
“Mau cerita atau tidak?” Untuk menghadapi Kucing Liar, dia punya segudang cara.
“Tuan, aku menyerah. Aku jujur, aku jujur!” Takut kamera kesayangannya dirusak, Lan Xin menunduk patuh.
“Cepat!” Lei Tingyu masih memegang kameranya, angkuh mendongak.
Lan Xin dalam hati meludahinya, baru berbisik pelan, “Aku juga mengutukmu tidak bisa bertahan lebih dari 3 menit.”
Jahat... Banget...!!
Lei Tingyu tertegun.
“Kalau aku cuma 3 menit, yang rugi bukan kamu?”
Kutukan merugikan orang lain tanpa keuntungan diri seperti ini, hanya orang sepintar dia yang bisa mikir.
“Kalau kamu tiba-tiba diancam harus menikahi orang tak dikenal, lalu harus belajar selama 4 tahun, gimana perasaanmu?”
“Belajar 4 tahun, hasilnya cuma segini?”
"Jika bukan karena kecerdikannya menggunakan perceraian untuk memaksanya menampakkan bentuk asli, Kucing liar pasti akan dihancurkan Keluarga Lan menjadi kucing bodoh!"
Sikap meremehkan dalam ucapannya membuat Lan Xin cemberut, "Aku juga sudah berusaha keras, tapi saat itu aku memang pernah memikirkan hal-hal setelah menikah denganmu."
"Lepaskan!"
Lepaskan paman kau! Lan Xin melirik DSLR kesayangannya yang masih di tangan orang lain, akhirnya terpaksa menekan ketidakpuasan di hati dan terus mengaku.
"Aku sudah memikirkan beberapa skenario, seperti menikahimu lalu membuat perceraian yang mengacaukan hidupmu, atau menggelapkan kekayaanmu lalu kabur."
Lei Tingyu mengetuk keningnya, namun ucapannya penuh dengan kemesraan.
"Jika kau punya kecerdasan untuk menggelapkan kekayaanku dan kabur, takkan ada segudang masalah ini!"
Lan Xin menjulurkan lidah, "Cuma bayangan saja kok, kemudian aku diam-diam mengunjungimu sekali, lalu——"
Cahaya bulan menyembunyikan pipi kemerahannya dalam kegelapan, bos sedang asyik mendengar sejarah masa lalu yang berhasil diinterogasinya.
Saat momen kritis tiba-tiba terputus, bos sangat tidak puas.
"Lalu bagaimana? Cepat!"
