Bab 155 Untuk Si Gila, Harus Menunjukkan Keberanian yang Lebih Gila Darinya
“Baru saja seketika itu, dia benar-benar memiliki pikiran untuk mati bersama dengannya.”
“Dengan begitu, nama pria lain tidak akan pernah terlihat lagi dari mulutnya.”
“Makanya dia menyuruhnya turun mobil, karena iblis bernama rasa posesif dalam hatinya sudah benar-benar di luar kendali.”
“Dia sesempurna apapun bukan suamiku, Lei Tingyu kamu harus minta maaf padaku, kalau tidak nama WeChat-ku akan kuganti menjadi 'Suamiku Adalah Sampah'.”
Lei Tingyu agak terkejut, menatap Lan Xin, maksud apa di balik perkataannya ini?
Merasakan pandangannya, Lan Xin mengangguk serius menekankan,
“Aku punya 2 akun, ponsel Lei Group bisa memasang dua nomor kan? Akun utama dan akun kedua semuanya akan kuganti ini, lalu kutambahkan gambarmu yang bersifat sampah, kali ini tanpa mosaik, biar semua orang tahu apa yang telah kaulakukan padaku!”
Ya, dia memang perempuan kejam seperti itu, benar-benar bengis.
“Kamu——”
“Apa lagi! Jangan menghindar, kira dengan berkata asal-asalan bisa menghindar dari permintaan maafmu padaku?”
Dia menunjuk dada pria itu dengan jarinya, “Di sini negara penghasil pria terhormat lho, kamu mengajakku keluar, meski berpura-pura harus menunjukkan sedikit etiket kesopanan dong!”
Malam hari meninggalkan perempuan di gunung, malah datang sendiri mencari mati, ini benar-benar irama sampah yang keterlaluan!
“Kamu yang mulai duluan.” Perasaannya terusik oleh tiga kata yang diucapkannya.
Suamiku, meski pernah melihatnya ditulis di WeChat, tapi ini pertama kalinya diakuinya langsung!
“Aku salah apa sampai kamu marah? Sebut nama pria lain saja dianggap bikin kamu marah? Ekspresi sombong ini kamu tunjukkan buat siapa! Dulu kamu juga cari banyak perempuan, aku pernah protes?”
Hanya saja, sampai muntah darah karena emosi.
“Ini jelas dua hal yang berbeda!” Dia dengan para perempuan itu, sama sekali tidak terjadi apa-apa!
“Artinya sama saja! Lei Tingyu kalau sekarang kamu minta maaf padaku, aku akan bermurah hati memaafkanmu. Kalau tidak, aku tidak akan menyukaimu lagi!”
“Tidak boleh!” Ekspresinya langsung berubah dingin, suaranya juga menjadi kejam.
“Bukan kamu yang menentukan! Hati ini milikku, suka siapa itu hakku!”
Kadang dia juga bertanya-tanya apakah dirinya punya kecenderungan masokis.
Kok bisa menyukai pria jenis ini yang suka bersikap sombong tanpa alasan.
“Tidak diizinkan! Kecuali aku mati, kamu tidak boleh cari Mu Feng selamanya!”
Dengan kasar menariknya, memeluk bahunya, menciumnya dengan penuh gairah.
Di bawah tubuh mereka, tebing terjal seperti diukir kapak.
Di atas, dua insan yang berpelukan.
Tiba-tiba, Lei Tingyu merasakan rasa asin di mulut.
Saat melepaskan pelukan, terlihat dua garis air mata bening di pipinya.
“Aku benci kamu, benci!”
Dengan tinju kecil menepuknya lemah, perasaan Lei Tingyu sama pahitnya dengan air matanya.
“Kamu membenciku juga bukan cuma sehari dua hari kan? Sejak menikahiku, kamu selalu membenciku.”
Jadi, selamanya dia tidak akan bisa menyaingi posisi Mu Feng di hatinya.
“Prak!” Lan Xin menampar wajahnya, Lei Tingyu murka, menggenggam tangan wanita itu sambil memandangnya dengan murka.
“Kau merendahkan orang!”
Lan Xin bahkan lebih garang darinya, mengerutkan bibir lalu menangis histeris.
Ini membuat amarah Lei Tingyu seketika berubah menjadi kebingungan, sebenarnya siapa yang sedang diinjak-injak?
“Bagaimana aku merendahkanmu?”
“Kau memang merendahkanku! Aku baru bicara setengah, kau sudah emosi! Saat hakim menjatuhkan hukuman mati pun masih memberi kesempatan penjelasan, atas dasar apa kau tak mau mendengarku sampai selesai?!”
Memukulnya masih termasuk ringan, sebenarnya sekarang dia lebih ingin menggigit pria ini!
Lei Tingyu mengencangkan sudut bibirnya.
Dia sama sekali tak ingin mendengar wanita ini memuji pria lain, itu akan memicu impulsnya untuk membunuh.
“Aku bilang Mu Feng itu pria hangat, juga bilang kau gunung es, tapi——”
“Jangan sebut nama itu di hadapanku!”
Amarah yang baru saja diredamnya mulai membara lagi, sangat ingin memeluknya lalu terjun bersama, agar mulut mungil ini tak terus mengocehkan hal-hal yang tak disukainya!
“Tidak dibicarakan berarti tak ada? Selama ini aku memuja kepintaranmu, ternyata setinggi IQ-mu, serendah itu EQ-mu!”
“Diam!”
Melihat amarahnya yang meledak, Lan Xin tiba-tiba menemukan keberanian, bangkit berdiri dengan gagah.
“Dengarkan aku sampai selesai, kalau tidak aku terjun dari sini!”
Berani sekali mengancam bunuh diri! Lei Tingyu menggemeretakkan gigi melihat sikap joroknya.
“Kemarilah!”
“Tak mau! Hanya kau yang bisa menakut-nakuti orang?”
Lan Xin menatap perubahan emosi Lei Tingyu, akhirnya menemukan sedikit rasa superior.
Terhadap Si Gila, harus menunjukkan tekad yang lebih gila darinya!
Dia harus memanfaatkan kesempatan ini untuk membahasnya dengan jelas dengannya!
Semua tindakan Lan Xin malam ini telah melampaui persepsi Lei Tingyu.
Dia tidak menunjukkan reaksi ketakutan seperti waktu itu, juga tidak memberikan respons takut terhadapnya.
Melainkan dengan sikap keras yang tak terpahami Lei Tingyu, memaksanya mendengarkan perkataannya.
"Aku ingin bilang, aku benci kamu, aku benci kamu yang seperti ini!"
Matanya mengerut, hal ini sebenarnya sudah dia ketahui, tak perlu diulang-ulang seperti ini.
Tapi area sekitar jantungnya tetap terasa seperti ditusuk pisau tajam!
"Aku tahu." Suara beratnya menggema.
"Kau tahu apa?! Aku izinkan kau bicara? Diam! Berani menyela lagi, aku terjun dari sini, jadi hantu pun takkan melepaskanmu!"
Taktik menangis-ribut-ancam bunuh diri, efektivitasnya benar-benar mantap.
Melihat Bing Shan terintimidasi oleh tekadnya, Lan Xin diam-diam membuat gestur kemenangan dalam hati.
Untuk mengurangi rasa takut akan ketinggian, dia menatap langsung mata pria itu. Harus memanfaatkan momentum ini untuk menjelaskan semuanya, kalau tidak di kemudian hari dia pasti akan terus ditekan oleh gunung es besar ini!
“Yang kusebalkan adalah, kamu selalu tidak mendengarkanku sampai selesai bicara, seenaknya memberi cap pada orang lain. Ya, aku memang menyebut Mu Feng, aku juga mengaku dulu pernah menyukainya. Tapi yang sekarang menemaniku adalah kamu, orang yang kusuka juga kamu!”
Gunung yang lapang membuat teriakan "suka" dari Lan Xin bergema berkepanjangan.
“Tapi kamu——”
“Diam!” Dialog klasik Lei Tingyu direbut oleh Lan Xin, harus diakui firasat ini sangat menakjubkan!
“Setiap orang punya masa lalu. Aku tidak bisa mengubah masa laluku dengan Mu Feng, pernah suka ya sudah. Jika aku dengan mudah membantai keberadaannya, apakah masa depan akan membantaimu?”
“Kamu tidak akan punya kesempatan itu.” Giginya terkunci rapat.
“Itu tergantung manifestasimu! Jangan kira nyonya tua menyukaimu lalu bisa semena-mena bersikap sombong! Hubunganku dengan Mu Feng sekarang sekadar teman biasa, belum pernah melakukan hal memalukan, kenapa aku bahkan tidak boleh menyebut namanya?”
Lei Tingyu mendengus, tapi ekspresinya jelas tidak sedingin tadi.
“Kemarilah.”
Posisinya sekarang membuatnya gemetar ketakutan.
“Tidak, aku harus menyelesaikan perkataan ini sekali untuk selamanya!” Lan Xin melambaikan tangan, beberapa kalimat sudah lama ditahannya.
“Kita harus membuat perjanjian tiga pasal, kalau tidak aku tidak akan menyukaimu lagi!”
“Berani kau!”
