Bab 167: Dia sangat ngotot ingin punya putri ya
Pesta bangsawan di Negara E mungkin akan mengenakan perhiasan termahal, tapi menolak berbagai pakaian merek besar. Kebanyakan adegan di novel dan sinetron dimana para bangsawan saling membandingkan siapa yang pakai model terbaru di jembatan, semua itu tulisan ngawur.
Pakaian bangsawan sebenarnya adalah warisan turun-temurun dari leluhur, kebanyakan dibuat khusus oleh bengkel tangan.
Mengenakan gaun peninggalan Nenek untuk menghadiri pesta akan terasa penuh kehormatan, ini menandakan sejarah kejayaan keluarga.
"Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang."
Lan Xin mengenakan sarung tangan retro di dalam mobil, merapikan gaun putih mewah di tubuhnya. Riasannya saat ini sangat mirip putri bangsawan sejati—jika dia tidak membuka mulut.
"Lei Ting—ehm, suami!"
Di bawah tatapan pedang boss, dia dengan aktif mengubah panggilan.
"Lepaskan!"
"Aku terlihat baik-baik saja kan?"
Entah dari mana Lei Tingyu mendapatkan gaun seperti ini untuknya.
Meski terlihat cantik dengan pinggang ramping, siapa sangka untuk mengenakan benda ini dia hampir mati sesak.
"Masih bisa dilihat."
Lan Xin menyeringai. Meski sudah terbiasa dengan karakter sombongnya, memuji dia cantik tulus sekali tidak akan mati!
"Selalu ada firasat pakaian tua ini mengikatku sampai sulit bernapas. Suami, saat kita menikah nanti, jangan-jangan kau juga memberiku gaun pengantin bekas ya?" Dia menepuk perutnya.
"Gaun ini sudah diwariskan 3 generasi. Jika kau merusaknya, putri kita pasti akan menyalahkanmu setelah besar nanti."
Di sini, mewariskan gaun pesta dan gaun pengantin adalah bentuk berkah. Boss malas menjelaskan pada kucing bodoh ini.
"Bagaimana kau tahu pasti putri? Mungkin semua anakku nanti putra." Lan Xin membantah sembarangan.
Boss mengerem mendadak, memutar kepala dan melototi dingin.
"Tiga putri, satu putra. Lebih baik tanpa putra."
Ekspresi serius ini hampir membuat Lan Xin merasa telah melakukan pembunuhan dan pembakaran yang tak termaafkan.
“Kenapa serius sekali, lagian, aku belum tentu mau punya anak denganmu——”
Di bawah sorot mata dingin Lei Tingyu, suara Lan Xin semakin pelan.
“Tarik kembali ucapanmu barusan!”
“Cuma lelucon, kenapa kamu seperti ini!”
“Tarik... kembali!”
“Baiklah, aku tarik kembali.” Lan Xin teringat kejadian sebelumnya saat seseorang kehilangan kendali dan berlari ke tepi tebing untuk bermeditasi.
Saat Lei setengah gila kehilangan kendali, jangan coba berdebat, ikuti saja. Kerugian terlalu banyak, sudah ada kesimpulan pengalaman.
Lei Tingyu akhirnya puas, mobil sudah mendekati perkebunan.
Lan Xin bergumam pelan, “Untuk apa punya banyak putri? Menurutku satu anak laki-laki dan perempuan saja sudah pas.”
“Tiga putri, satu putra!” Lei Tingyu bersikeras.
“Baiklah, semuanya putri... berbicara seolah-olah itu nyata.”
Lei Tingyu mendengus, mana mungkin tidak nyata? Dia berusaha keras setiap hari!
Gaun turunan dari neneknya ini, suatu hari nanti akan diwariskan ke putrinya.
“Cukup satu anak perempuan, kalau banyak bisa membuatmu gila.” Lan Xin berbisik saat Lei Tingyu menghentikan mobil.
Boss memukul kepalanya dengan tegas, “Tiga, tidak boleh kurang!”
Menghadapi ekspresi ajaib Lan Xin, dia “berderma” berkata.
“Paling sedikit 2 putri, tidak bisa dikurangi lagi!”
Jadi...
Kamu kira punya anak itu seperti membeli sawi putih? Masih bisa tawar-menawar?
"Di pesta, Anna yang mengenakan gaun mewah menengok ke sekeliling dengan harap-harap cemas, lalu bertanya pada ibunya yang berada di sampingnya."
"Benarkah sepupu laki-laki akan datang?"
"Tentu saja, mana mungkin dia melewatkan ulang tahun ke-20 putri kecil kita."
Bagi keluarga Anna, Lei Tingyu dan kelompoknya adalah target yang harus direbut dengan segala cara.
Bukan hanya karena status Marquis yang akan diwarisi Lei Tingyu di masa depan.
Lebih-lebih karena kekayaan besar Grup Lei di belakang Lei Tingyu. Bagi Anna, Lei Tingyu yang tampan tetap akan menjadi pujaannya meski tanpa semua itu.
Ketika Lei Tingyu muncul seketika itu juga, wajah Anna merekah dengan senyuman paling cemerlang.
Tapi segera membeku karena melihat Lan Xin yang berdiri di samping Lei Tingyu.
Mengapa perempuan ini bisa ada di sini! Anna melototi Lan Xin dengan murka.
Lei Tingyu dan Lan Xin berhasil menarik perhatian banyak orang.
Terutama mahkota berlian seukuran telur merpati di kepala Lan Xin, yang dipadukan dengan gaun malam simbol statusnya, langsung menyedot sorotan mata.
Lan Xin merasa sedikit tegang diperhatikan oleh begitu banyak bule.
Tinggi badannya sebenarnya tidak terlalu pendek di dalam negeri, tapi di luar negeri tetap terlihat mini.
Lei Tingyu menggenggam tangannya, memberi isyarat agar Lan Xin tidak perlu tegang.
Lan Xin mengumpulkan kesadarannya, mengingat-ingat pelatihan tata krama yang pernah diterimanya, lalu tersenyum mengikuti langkah Lei Tingyu.
Anna sebelumnya masih berharap Lan Xin akan mempermalukan diri karena tak terbiasa dengan suasana bangsawan seperti ini.
Tapi tak disangka, Lan Xin tidak hanya beradaptasi dengan baik, tapi juga menunjukkan tingkah laku yang sangat anggun.
Tak disangka tidak ada celah sama sekali...
Tarian pembuka, Anna sangat menanti-nanti Lei Tingyu mengundangnya. Saat Lei Tingyu mendekatinya, detak jantungnya semakin cepat.
Namun entah sengaja atau tidak, saat hampir sampai di depannya, Lei Tingyu tiba-tiba berputar dan menuju Lan Xin yang sedang mencicipi makanan.
Wajah Anna langsung berubah masam.
Ia melihat Lan Xin membisikkan sesuatu ke telinga Lei Tingyu. Ia yakin pasti itu ejekan untuknya.
Sebenarnya yang dikatakan Lan Xin adalah——
"Makanannya benar-benar tidak enak! Cod dengan saus tiram kental ini persis Masakan Kegelapan yang ingin menguasai dunia!"
Lei Tingyu jarang tidak membantah. Ia mengangguk, "Memang makanan di sini tidak enak."
"Sepertinya mereka datang untuk makan peralatan makan. Lihatlah peralatan makan bersinar emas menyilaukan mata. Tapi secantik apapun, tanpa kualitas dalam tetap tidak baik."
Kalimat terakhir ini terdengar oleh Anna. Ia semakin yakin ini sindiran untuknya.
Yang paling menyebalkan, saat melewati Anna, Lei Tingyu malah menyambung perkataan Lan Xin:
"Keanggunan yang dipaksakan takkan sanggup menyembunyikan esensi kotoran sapi."
"Aduh, analogimu tepat sekali! Rasanya persis seperti kotoran sapi, hiks!"
Sebagai master kuliner profesional, Lan Xin benar-benar tidak tahan melihat pemborosan makanan seperti ini.
"Tapi yang tidak dia sangka adalah, yang dikatakan Lei Tingyu sejak awal sama sekali berbeda dengan yang dia bicarakan."
"Bruk!"
Gelas di tangan Anna terjatuh dengan marah, cairan merah memercik ke gaunnya.
Perilaku yang sangat tidak sopan ini menarik banyak sorotan, ditambah wajahnya yang terdistorsi, cukup menjadi bahan perbincangan kalangan atas untuk waktu lama.
Ibunya menyadari ketidaksopanan putrinya, buru-buru tersenyum palsu sambil mencoba melerai.
"Kenapa bisa tidak hati-hati seperti ini? Cepat ke atas ganti pakaian."
Setelah Anna berlari keluar, ibunya memandang licik ke arah Lan Xin yang sedang menari tarian pembuka dengan Lei Tingyu.
Lei Tingyu yang tinggi menjulang memeluk Lan Xin dengan perbedaan tinggi yang menggemaskan, menari waltz yang sangat serasi. Bahkan keterampilan menari Lan Xin sempurna tanpa cela.
Merasakan pandangan tidak bersahabat dari ibu Anna, Lei Tingyu melirik tajam ke arahnya. Sorotan matanya yang penuh wibawa membuat ibu Anna tak berani bertindak, buru-buru mengalihkan pandangan.
Semua ini tidak diketahui Lan Xin. Dia tiba-tiba merasa Lei Tingyu seolah memancarkan aura yang sangat dominan.
"Ada apa?"
"Tidak apa-apa." Boss menggenggam tangannya, memutar tubuh Lan Xin dengan lihai, sudut bibirnya sedikit melengkung.
Para badut-badut ini sebaiknya jangan sentuh batas toleransiku. Jika tidak, grup Lei akan mendapat alasan lagi untuk membeli perusahaan...
