Bab 176 Kenapa Banyak Sekali Orang yang Hamil Ya
Apakah landak atau gorila, akhirnya sama saja nasibnya.
Direbut paksa oleh boss tanpa ampun dan dilempar ke lantai, lalu memeluk pinggang Lan Xin.
Mengabaikan protesnya, langsung bergegas menuju kamarnya sendiri.
“Mau apa sih, turunkan aku!” Lan Xin lupa keraguan kecil tadi, memprotes dengan tendangan dan pukulan.
Langsung mendapat peringatan dari Lei Tingyu dengan tamparan kecil di pantatnya dua kali.
“Jangan macam-macam!”
Mustahil berdebat dengan barbar, Lan Xin dipeluk dan dilempar ke ranjang.
Lei Tingyu mematikan lampu, menghidupkan lampu kecil di kepala ranjang.
Cahaya hangat berpadu dengan aroma harum di tubuhnya, pria yang banyak minum anggur ini langsung tenang.
Melangkah ke ranjang, meluruskan lengan panjangnya dengan nyaman hendak memeluknya, tapi Lan Xin menggelinding seperti bola ke samping.
Hati boss yang baru saja nyaman, langsung muram.
“Datanglah!”
Perempuan sialan, menghindar darinya seperti apa! Apa dia monster buas atau bagaimana!
“Jangan!” Lan Xin mencengkeram selimut, mengawasinya waspada.
“Lagi ngambek apa sekarang!” Pria beraroma anggur ini nadanya juga tidak enak.
“Aku yang bersitegang! Sebenarnya siapa di antara kita yang bersitegang! Aku tidur di ranjang sendiri, istirahat dengan tenang, tiba-tiba kau datang seperti Si Gila, lalu mengadukanku ke pengadilan!”
Menghadapi retorika Lan Xin yang tajam, jawaban Lei Tingyu adalah menyamping, menahan pinggangnya, mengabaikan protes gadis itu, memaksa menyeret Lan Xin ke pelukannya.
Sampai berhasil menempatkannya dalam postur berbaring di lengan lengannya, kepala gadis itu di atas lengannya, tangannya melingkari pinggangnya, seolah takut ia kabur, kaki pria itu juga menekan tubuhnya.
Setelah mengatur postur yang tepat, barulah Lei Tingyu setengah menyipitkan mata dengan nyaman, berkata dengan santai.
“Apa yang kau katakan tadi?”
Lan Xin ingin muntah darah.
Jadi perkataannya tadi sama sekali tidak didengar baik-baik olehnya?
“Kita tidak boleh seperti ini!” Ia memprotes.
“Oh.” Dengan jawaban malas yang menyertainya, ia membalikkan badan menekannya, mata Lan Xin melotot.
“Kau protes karena aku tidak 'merawat'-mu dengan baik malam ini?”
Ia menggerakkan bagian yang seharusnya “dirawat”, wajah Lan Xin memerah.
Bandingkan ketebalan muka dan kemampuan Buang Integritas dengan bos, ia terlalu polos!
Sebenarnya ia berniat melepaskannya, hari ini ia minum agak banyak, meminum anggur sebanyak ini tidak baik untuk bayi, di rumah juga tidak ada set kondom.
Tapi mengingat kemunafikan si kucing tertentu, bos memutuskan menggunakan kekuatan untuk membungkam Lan Xin.
Melihatnya akan melakukan tindakan nyata, Lan Xin ketakutan berpura-pura mati diam.
“Aku salah! Jangan... Aku benar-benar lelah!”
"Baru pulang dari perjalanan panjang, pinggang masih terasa pegal. Kalau harus mengalami ini sekali... atau mungkin beberapa kali."
Pokoknya, besok pasti tidak akan bisa bangun!
"Oh? Kesalahan apa yang kau lakukan?" Lei Tingyu bertanya dengan nada yang sangat demokratis dan "baik hati".
Hanya saja gerakan tangannya tidak sebaik itu.
"Aku, aku, aku tidak menempatkan posisiku dengan benar!" Lan Xin berani mengatakan apapun demi bisa tidur nyenyak.
"Oh? Lalu seharusnya tidur di mana, katakan sendiri!"
"...Bisa tidur di mana saja, hotel, rumah, luar negeri— Hei, jangan kau buka bajuku!"
Lan Xin menahan tangan Lei Tingyu. Orang macam apa ini, baru sedikit tidak setuju langsung paham melepas pakaian?
"Maksudku, tidur di mana bukanlah hal penting, yang penting orang di sampingku tetap pria yang sama."
Kalimat ini sangat menyenangkan Lei Tingyu. Dengan puas ia turun dari tubuhnya dan mengetuk kepala sang wanita sekali.
"Melihat penampilanmu cukup baik, kubiarkan sekali ini."
Lan Xin menarik napas lega. Syukur, racikan kata-kata motivasi dari majalah berhasil mengelabuinya.
Manusia memang harus banyak membaca, kapanpun akan selalu bermanfaat!
"Istirahatlah cepat. Besok sore aku akan kembali menjemputmu."
Boss sebenarnya sangat ingin menindihnya dan 'berolahraga' dengan ganas. Kalimat tadi benar-benar menggugah.
Tapi mengingat minuman alkohol & jadwal golf besok sore, ia memutuskan memberi keringanan.
"Mau ke mana?"
"Teluk Bulan."
"Oh, main golf ya. Boleh tidak usah pergi?" Ia tidak tertarik dengan olahraga.
"Lei Tingyu membuka satu mata, melirik Lan Xin dengan tatapan nakal. Tiba-tiba kilasan inspirasi muncul di benak Lan Xin!"
"Pergi, aku mau ikut! Aku sangat suka bermain golf!"
Dia akhirnya paham, boss sebelumnya sama sekali tidak terintimidasi oleh kata-kata motivasi spiritualnya yang berbudaya itu. Sebenarnya dia ingin menyimpan tenaganya!
Lei Tingyu agak kecewa. Reaksi si anak kecil semakin cepat, nyaris saja bisa mengalahkannya.
Lan Xin yang baru saja selamat menarik napas lega. Hidup berdampingan dengan makhluk jenis ini sambil terus bermain strategi, memaksa otaknya berkembang dua kali lipat!
"Kamu boleh mengajak seorang teman."
"Ah? Boleh begitu?" Lan Xin tidak mengerti mengapa dia tiba-tiba mengatakan hal itu.
Lei Tingyu mengangguk pelan.
"Semuanya teman. Mungkin setelah main golf kita akan bermain kartu. Lebih baik ada lebih banyak orang."
"Kalau begitu aku ajak Fei Fei. Dia sangat jago main mahjong, dan dia juga pernah bilang ingin melihat Teluk Bulan."
Tempat mewah seperti itu hanya bisa dimasuki anggota. Biaya keanggotaan per tahun sangat mahal, sehingga yang bisa masuk hanyalah orang-orang berpengaruh. Orang biasa sama sekali tidak mungkin.
Sepertinya Lei Tingyu sudah menduga dia akan mengajak Mi Feifei. Senyum tipis mengembang di sudut bibirnya.
Bukannya hanya bertanya basa-basi? Dia ingin melihat seberapa "basa-basi" si Mo itu sebenarnya!
Keesokan harinya, Lan Xin menemani Feifei ke rumah sakit. Melihat Feifei mengambil nomor antrian bagian ginekologi, Lan Xin terkejut.
"Kamu kenapa?"
“Tidak apa-apa, menstruasi tidak teratur, datang untuk periksa.” Fei Fei sangat berharap hasilnya tidak seperti yang dia duga.
Lan Xin sampai sekarang belum memikirkan ke arah itu, hanya merasa agak heran.
“Bukankah tante kecilmu direktur departemen ginekologi di RSIA Kota? Lebih baik dia yang memeriksamu, mengapa harus mendaftar di rumah sakit swasta?”
“Terlalu dekat...”
Jika benar hamil, akan bahaya kalau sampai keluarga tahu.
Lan Xin menemani Fei Fei ke lantai 2. Fei Fei pergi melakukan tes lab, Lan Xin menunggu di sini.
Tiba-tiba, Lan Xin melihat seseorang.
Lan Xin berdiri dan bergegas mendekat.
Jin Shishi duduk di kursi luar ruang tunggu, memegang hasil USG, tertegun membisu.
Merasa ada yang menghalangi, dia menengadah dan melihat Lan Xin. Usaha menutupi hasil tes sudah terlambat.
“Shishi, kamu——”
Meski sudah menduga Shishi mungkin hamil, Lan Xin tetap terkejut saat melihat langsung buktinya.
Saat di Negara E kemarin, ayah Shishi Jin Tian banyak membantu mereka.
Awalnya Lan Xin berencana meminta Lei Tingyu menyampaikan kabar kehamilan ini secara tidak langsung ke Jin Tian, lalu meminta Jin Tian menekan Mu Feng.
Tapi di Negara E, kerabat-kerabat menyebalkan Lei Tingyu menyita sebagian besar waktu mereka, sehingga rencana ini tertunda.
Dari pembicaraan Lei Tingyu, dia akan menyampaikan hal ini ke Jin Tian dalam dua hari ini. Setelah berbagai kejadian di Negara E, kedua keluarga ini sudah bisa dibilang punya hubungan persahabatan.
Tapi tak disangka, di sini bertemu Jin Shishi.
Penampilannya terlihat sangat buruk, wajahnya kurus sampai runcing, kulitnya pucat, dengan lingkaran hitam dalam di bawah mata.
"Lan Xin, ternyata kamu..." Shishi sengaja menghindari rumah sakit besar agar tidak ketahuan, tak menyangka akhirnya ketahuan juga.
Dan orang yang menemukannya, ternyata Lan Xin!
