Bab 182 Kucing Liar yang Menganggap Dirinya Berbakat
Yan Lili bermaksud menjegal Lan Xin, tapi tak disangka muntahan yang sudah lama ditahan Fei Fei akhirnya keluar.
Tepat mengenai kakinya!
"Aaa!" Yan Lili mengeluarkan jeritan, refleks terkondisi ingin menendang Fei Fei.
Mo secara insting langsung menyergap melindungi Fei Fei, mendorong Yan Lili dengan kasar.
"Sudah cukup!"
Saat Mo bertindak, Gong Yun menahan tubuh Fei Fei.
"Kamu baik-baik saja?"
Fei Fei menggeleng, merasa lebih lega setelah muntah.
Lan Xin buru-buru membersihkan mulutnya, menyodorkan gelas air untuk berkumur.
Semua orang mengerumuni Fei Fei, tak ada yang peduli pada Yan Lili.
Mo menatapnya dengan sorot mata dingin nan berbahaya, membuat Yan Lili gemetar ketakutan.
Dia hanya tahu sedikit tentang latar belakang Mo, pria yang dijuluki Tuan Mo di dunia persilatan ini di matanya hanyalah kepala preman.
Karena biasanya Mo selalu tersenyum nakal dengan sikap masa bodoh.
Saat Mo benar-benar menampakkan kewibawaannya, barulah Yan Lili merasakan ketakutan.
"Cepat pergi selagi aku belum emosi." Entah kenapa Mo Kan tiba-tiba mengeluarkan kalimat ini.
Saat melihat Yan Lili hendak Bertindak pada Fei Fei, wajahnya benar-benar berubah masam.
Yan Lili menghentakkan kakinya, "Nanti kita lihat!"
Konsekuensi dari sikap sok jagoannya sangat berbahaya. Bukan hanya menyinggung Mo Kan dan Lan Xin, yang paling menyeramkan adalah dia telah menghina Lei Tingyu.
Mengenai cara Lei Tingyu "memainkan" keluarga Yan, itu adalah kisah lain.
Sekarang, Mo Kan ingin memeriksa Fei Fei, tapi ternyata pemimpin sudah lebih dulu Bertindak.
"Apa masih baik-baik saja?" Gong Yun selalu lembut dalam memperlakukan wanita.
Fei Fei menggelengkan kepala, setelah Tuh rasanya jauh lebih baik.
"Makanlah permen mint, pasti akan lebih nyaman." Gong Yun mengeluarkan sekotak permen dari saku dan menyodorkannya ke Fei Fei.
Tangan Mo Kan di dalam saku celana menggenggam lalu melepaskan.
Sebenarnya, di sakunya juga ada sekotak permen mint...
Karena ikut campur Yan Lili, semangat bermain bola para tamu sirna. Gong Yun mengusulkan pindah ke meja judi.
Di meja judi, Lan Xin terus menang berkat bantuan Lei Tingyu, senyumnya tak bisa disembunyikan.
Melihat Fei Fei terus kalah dengan wajah masam, Mo Kan sengaja melempar beberapa kartu agar bisa dimakan Fei Fei.
Sudut mulut Fei Fei naik saat menang, Mo Kan juga ikut tersenyum. Tapi saat melihat pemimpin yang duduk di belakang Fei Fei sedang mengobrol dengannya, senyum Mo Kan langsung lenyap.
"Main sampai larut malam baru bubar, Lan Xin adalah pemenang terbesar. Fei Fei juga menang banyak karena Mo sengaja menahan diri, hanya keluarga Tian Xin dan Mo yang kalah."
"Kalah terus-terusan, Tian Xin akhirnya membanting meja berhenti main. Digantikan suaminya Xin Ran yang maju, lalu berubah menjadi keluarga Mo saja yang kalah."
"Di akhirnya Lan Xin sampai malu sendiri untuk menang lagi, sudah terlalu banyak menang~"
"Sepertinya si Mo yang gagal di dunia asmara ini, di dunia judi juga sial."
"Saat acara bubar, Mo awalnya ingin mengantar Fei Fei. Tapi Gong Yun yang mengaku sebagai calon kekasih Fei Fei ini lebih dulu mendahuluinya, akhirnya dia hanya bisa kesal menyetir pulang sendiri."
"Di dalam mobil pulang, semakin dipikirkan Lan Xin semakin merasa tak beres."
"Kemampuan main kartu Lao Er payah sekali?"
"Di permainan kali ini, Fei Fei di akhir seperti kesurupan. Mulai dari tujuh pasangan kecil, sampai kemenangan langka yang hanya ada di legenda, semuanya berhasil diraihnya."
"Lei Tingyu sambil menyetir berkata santai, 'Tahu nggak uang Mo itu asalnya dari mana?'"
"Mengandalkan keluarga?"
"Lan Xin ingat Lei Tingyu pernah bilang, latar belakang keluarga Mo sangat kuat, berlatar merah."
"Modal pertama Lei Tingyu didapat dari penjualan program supernya ke Badan Antariksa luar negeri."
"Si Mo Lao Er itu, dilihat dari sudut manapun tetap terlihat seperti playboy."
"Lei Tingyu menggelengkan kepala."
"Kesuksesan Mo sekarang tidak menggunakan satu sen pun uang keluarganya. Dana awal institusinya semua dari kemenangan di Las Vegas."
"Las Vegas, kota judi."
Lan Xin terkejut mendengarnya, "Dia begitu jago main kartu, mana mungkin kalah sampai segitu?"
Kemudian sambil merenungkan sesuatu, dia menepuk kepalanya, "Aku mengerti."
Lei Tingyu mengangguk, bagus, belum terlalu bodoh, tidak mempermalukannya.
Tapi kemudian terdengar Lan Xin bergumam sendiri.
"Rupanya kemampuan bermainku setinggi ini, bahkan bisa mengalahkan Mo si Dewa Judi. Pinjamkan aku dana awal, aku ingin ke kota judi untuk bersenang-senang!"
Setir di tangan Lei Tingyu bergeser, mobil sedikit berbelok di jalan.
Dia menoleh dan memukul kepala Lan Xin, "Jangan berakting konyol saat aku menyetir!"
Lan Xin cemberut tidak terima, "Aku tidak berakting, aku serius!"
Hari ini dia sudah berkali-kali mengalahkan Mo, itu membuktikan dia punya bakat. Tapi apakah di Las Vegas ada permainan mahjong?
Mulut Lei Tingyu berkedut.
"Dengan kemampuan amatirmu seperti ini berani bertaruh? Bulu kucing pun bisa tercabik-cabik!"
Andai saja dia tidak duduk di belakangnya tadi, dengan gaya bermainnya yang suka membocorkan kartu ke lawan, pasti sudah kalah telak.
Lan Xin menjulurkan lidah, "Tapi aku menang berkali-kali melawan Mo lho!"
"Itu karena kau duduk di bawah Mi Feifei, sementara Mo sengaja memberi kartu ke Mi Feifei. Coba kau duduk di atasnya!"
Jangan Lan Xin, bahkan Boss Lei yang punya ingatan fotografis pun tak berani bilang bisa menang melawan Lao Er di meja judi.
“Lalu kenapa dia memberi keringanan pada Fei Fei? Oh, aku mengerti, dia sedang mencoba menebus kesalahan pada mantan tunangannya yang telah menyakiti kita?”
Setelah Lan Xin selesai berbicara, dia kembali merasa ada yang janggal.
“Penyihir hitam itu selain kejam pada Fei Fei, juga bersikap buruk pada aku dan Tian Xin. Kenapa Lao Er tidak memberikan kompensasi pada kami berdua?”
“Penyihir hitam?” Hantu apa lagi itu!
“Drama anak populer! Yan Li Li kebetulan sama nama dengan antagonis di situ—tapi itu bukan intinya. Yang penting, kenapa Lao Er tidak memberi kompensasi pada kita berdua?”
Kucing bodoh ini...
Lei Tingyu melirik Lan Xin, dalam hati menggelengkan kepala.
Kelak jika punya putri harus benar-benar diperhatikan.
Jika kecerdasan anak perempuan mewarisi ibunya, masih bisa dimaklumi dan terlihat menggemaskan.
Tapi jika putra yang mewarisi IQ kucing liar ini, kekuatan Lei Group bisa hancur di tangannya. Masalah sederhana seperti ini saja tidak bisa dia pahami.
“Lei Tingyu, sebenarnya kenapa sih?” Lan Xin masih mempertahankan pertanyaan ini.
“Diam.”
Lan Xin benar-benar diam, bertahan tidak sampai dua menit lalu kembali menanyakan Lei Tingyu dengan penuh gosip.
“Perempuan kalangan atas semuanya seperti penyihir hitam ini?”
“Tidak tahu.”
Lei Tingyu jarang memperhatikan omong kosong seperti ini. Di posisinya sekarang, tidak perlu ikut campur urusan rumah tangga orang.
“Sebelumnya, apakah kamu pernah dipaksa keluarga untuk kencan buta seperti Mo?”
“Tebak saja.” Terhadap pertanyaan macam ini, sikap Lei Tingyu selalu samar.
“Aku rasa pasti ada. Kalian orang kaya kan suka dengan konsep 'kekuatan bersatu'?”
Saat Lan Xin menikahi Lei Tingyu, dia mengira ini adalah pernikahan politik. Waktu itu dia belum tahu seberapa besar kekuatan Lei Tingyu sebenarnya.
Tapi setelah lama bersamanya, baru dia sadar bahwa kekayaan Lei Tingyu sepuluh kali lipat melebihi Keluarga Lan. Pernikahan politik sama sekali tidak diperlukan.
Lalu mengapa dia mau menikahiku?
Tiba-tiba Lan Xin mendapat kilasan inspirasi, menepuk dahinya sendiri——mungkin karena terlalu sering dipukul Lei Tingyu, sekarang dia jadi terbiasa menepuk-nepuk diri sendiri.
"Aku mengerti sekarang!"
"Oh?"
"Alasanmu menikahiku sebenarnya adalah——"
Hati Lei Tingyu berdebar. Jangan-jangan dia sudah tahu?
