Bab 184 bos menyatakan, agak pusing dengannya
"Jika kita saling salah paham karena hal ini selama beberapa hari, berbagai keributan berulang seperti pertengkaran sebelumnya, menurutmu ini menarik?"
Lan Xin tidak ingin bertengkar lagi, sehingga bersabar menjelaskan.
"Bukankah kau yang memulai masalah?"
"Aku bicara serius, bukan mau bertengkar. Keadaan sekarang adalah hubungan kita sangat kompleks--"
"Apa yang kompleks?"
Sama sekali tidak mengerti, sebenarnya apa yang dia pikirkan?
Menurut karakter Lei Tingyu, membawanya ke berbagai arena termasuk memperkenalkannya pada teman-teman terdekat, hampir seperti memberitahu Dunia bahwa dialah perempuannya.
Saat memperkenalkannya, selain istri, tak akan ada sebutan lain.
“Bahkan orang bodoh pun seharusnya sudah mengerti?”
Dia masih terus memikirkannya!
Ini membuat Lei Tingyu teringat bahwa selama ini perempuan itu selalu bermain kata-kata dengannya, mencari kesempatan untuk meninggalkannya!
“Menurutku uang dan hubungan antara kita harus dibagi dengan jelas.”
Sejak kecil Lan Xin sudah mandiri, selain uang suaminya, dia tak merasa berhak menggunakan uang siapapun.
Perjanjian perceraian itu dulu ditandatangani sendiri olehnya.
Hubungan mereka sekarang nyaris bisa disebut sebagai kekasih, kalau dia tidak menyukai Lei Tingyu mungkin tidak masalah.
Masalahnya, sekarang dia menyukainya.
Justru karena menyukainya, dia tak ingin hubungan mereka terlalu materialistis.
Apapun masa depan mereka, Lan Xin ingin menjaga kemurnian hubungan saat ini.
Perasaan polos ini tidak dipahami Lei Tingyu.
“Jika ini karena Yan Lili si cacat otak itu, besok akan kurebut perusahaannya.”
Kalau bukan karena penyihir hitam ini, boss merasa seharusnya dia dan kucing liar sudah pulang ke rumah.
Mungkin bahkan bisa mandi bersama, lalu berguling di ranjang membuat bayi.
Benar, perhitungan ini harus ditimpakan ke penyihir hitam dan si idiot Lao Er.
Boss memutuskan besok harus mencari cara untuk mengganggu kedua makhluk ini.
Karena merekalah, akhirnya dia seperti orang bodoh bertengkar dengan kucing liar di pinggir jalan!
“Kamu bisa menaklukkan seorang Yan Lili, tapi apakah bisa menaklukkan Lili-Lili lainnya? Masalah antara kita sebenarnya sudah ada sejak awal, Lei Tingyu, aku tidak mau terus menjalani hubungan yang tidak jelas denganmu.”
Mendengar perkataannya yang tidak ingin melanjutkan hubungan, wajah Lei Tingyu berubah drastis, namun kemudian dia mendengar lanjutan penjelasannya dengan serius.
“Aku benar-benar sangat menyukaimu.”
Kalimat bermagic itu membuat waktu di dalam mobil tiba-tiba berhenti mengalir.
Lei Tingyu takkan pernah melupakan malam ketika kucing liar kecilnya dengan serius mengungkapkan isi hatinya.
“Karena perasaan ini sangat kuat, aku ingin mencoba apakah kesukaan ini bisa berubah menjadi cinta, menjadi hubungan abadi.”
Setelah mengucapkan semua itu, Lan Xin merasa wajahnya memerah seperti terbakar.
Dia bisa merasakan sorotan mata Lei Tingyu yang membara tertuju pada wajahnya.
Harus melanjutkan sebelum keberaniannya menghilang!
“Aku tidak mau perasaanku direndahkan, memuja seorang pria itu bukan cinta. Aku tidak mau hubungan ini menjadi rendah karena materi.”
“Aku tidak pernah menganggapmu rendah.” Kali ini Lei Tingyu memandang kucingnya, tiba-tiba memahami.
Seperti yang tertulis di buku itu.
Kau mengira dia hewan peliharaan, tapi dalam pandangannya sendiri dia adalah tuan kucing, sedangkan pemilik di matanya hanyalah petugas kotoran.
Kucing adalah makhluk dengan martabat yang sangat kuat.
“Tidak merasa, tidak berarti orang lain tidak menganggap begitu. Sebenarnya kata-kata ini bisa saja tidak kusampaikan, tapi aku ingin bicara. Aku ingin bertaruh sekali, Lei Tingyu apakah kau benar-benar ingin melanjutkan hubungan denganku?”
Lan Xin menundukkan kepala, berkata dengan serius.
“Dua orang yang bersama, selalu harus ada yang lebih dulu mengalah. Tapi di antara kita, yang selalu mengalah tampaknya aku. Meski aku tahu ini karena perasaanku padamu, tapi terus-terusan begini...”
Dia mengangkat kepala, menatapnya dengan sorot mata berkilau.
“Aku akan merasa diri sangat hina.”
Entah saat berdebat atau apapun, selalu dia yang lebih dulu melepaskan harga diri dan sifatnya untuk mencari perdamaian.
Entah di malam terjun dari tebing di Negara E itu, maupun sekarang, jika dia tidak aktif mencarinya, dia akan meninggalkannya begitu saja.
Kata-kata Lan Xin seperti anak panah yang seketika menusuknya.
Di dalam mobil terasa sesak, saat Lan Xin menunduk, seolah bisa mendengar detak jantungnya sendiri.
Dia sudah menyampaikan pikirannya dengan jelas padanya.
Saat hubungan dan uang terpelintir jadi satu, selalu membuat perilaku normal menjadi sarat makna.
Karakter Lei Tingyu memang sejak dulu tertutup, sombong dan bersitegang. Sikap mengalah darinya seharusnya adalah reaksi alami.
Tapi karena rekening di antara mereka belum pernah jelas, Lan Xin selalu merasa tidak nyaman.
“Aku ingin mencari kerja, membuat diri menjadi bernilai. Tidak lagi hidup bergantung pada pria. Dengan begini, mencintai seseorang pun akan lebih punya argumen.”
Ketika ada sosok seperti Yan Lili yang menyentuh hatinya, dia akan Aktifkan mode harga diri.
Lei Tingyu terdiam sejenak.
Dia perlu memikirkan langkah selanjutnya dengan jelas.
Sekarang memberitahukan yang sebenarnya padanya, menurut pemahamannya tentang Kucing liar ini, dia pasti tidak akan mudah menyerah.
Jika dia tahu bahwa krisis Keluarga Lan adalah ulah tangannya sendiri, bahwa dialah yang memaksa Lan Mantian menikahkan Lan Xin dengannya, bahkan masalah "perceraian" itu semua diberitahukan padanya...
Di pikiran Lei Tingyu muncul bayangan kucing menyemburkan api, serta dirinya sendiri dengan wajah penuh bekas cakaran berdarah——
Menggelengkan kepala, mengusir gambaran aneh itu dari pikirannya.
Sebelum kandungannya memiliki bayi, sebelum dia benar-benar terikat, dia tidak mau mengambil risiko.
Dicakar kucing masih bisa ditolerir, jika sampai kabur, akan sulit menangkapnya kembali.
Tapi Kucing liar sekarang sepertinya terjebak di ujung tanduk sapi, jika dibiarkan terus seperti ini, perkembangan selanjutnya juga tidak ingin dilihat Lei Tingyu.
“Berikan aku waktu.” Dia butuh waktu untuk merapikan semua ini.
“Butuh berapa lama?”
“3 hari.”
Lan Xin mengangguk, baiklah, kali ini komunikasi cukup efektif.
Dalam hati menarik napas lega, syukurlah, kali ini dia mau mendengarkannya dengan sabar, dan dia pun punya keberanian menyampaikan pemikirannya.
Dibandingkan kesalahpahaman sebelumnya, hasil seperti ini membuat Lan Xin cukup puas.
Memberikan senyum manis padanya.
"Sebenarnya kamu lihat, kita juga bisa berkomunikasi dengan serius, tidak perlu saling menyakiti, bisa rukun dengan baik."
Lei Tingyu yang terkontaminasi kebodohannya merasa batu yang menghalangi dadanya seketika meledak, tangannya menggapai dan mengetuk kepala sang istri sekali, lalu mobil digerakkan kembali.
"Jangan sembarangan makan barang tidak berguna di pinggir jalan lagi! Jorok banget!" Sekarang dia masih merasakan aroma saus pedas di wajahnya.
"Enak banget... Hmm, aku agak lapar. Bagaimana kalau kita makan bakpao kecil?"
Kucing liar tak berperasaan ini...
Lei Tingyu mengetuknya beberapa kali, mobil berbelok arah menuju tempat penjual bakpao kecil.
Memelihara kucing yang individualis tidak hanya harus mengenyangkan perutnya, merawat bulunya agar berkilau, tapi juga mempertahankan karakter liarnya. Sekarang si kucing malah menuntut kemandirian dan martabat.
Boss mengaku agak pusing...
