BAB 187 Banyak Masalah Sulit, Harus Bagaimana Mengatasinya
Lan Xin tak pernah menyangka dirinya akan bergantung pada seseorang seperti sekarang ini.
Saat menghadapi masalah yang tak bisa diselesaikan, orang pertama yang langsung dicurigainya ternyata adalah Lei Tingyu.
Entah sejak kapan, Lei Tingyu telah menjadi sosok mahakuasa dalam persepsinya.
Fei Fei hamil, ayahnya tak diketahui, hanya ingin mengakhiri kehamilan ini dengan tenang.
Tapi Lan Xin agak ragu.
Dia bisa merasakan kesedihan Fei Fei.
Tapi kehamilan, menyangkut bukan akibat satu orang saja, mengapa rasa sakit, semuanya harus Fei Fei yang memikul.
Meski tidak meminta tanggung jawab pihak pria, menemukan dan menghujani pukulan, juga bisa meredakan api kecil tanpa nama di hati Lan Xin ini.
Tubuh fisik Fei Fei sangat kelelahan, reaksi kehamilan, ditambah dengan menangis lama, membuatnya cepat tertidur.
Lan Xin mengeluarkan ponsel, membuka WeChat, menghapus lalu berpikir, berpikir lalu menghapus, akhirnya mengirimkan beberapa karakter.
Nyonya Kepala Desa Lei Jia Tun: Sudah tidur?
Hampir detik itu juga membalas.
Lei: Tidak
Akun besar dan kecil Lan Xin diubah menjadi nama yang sama, sedangkan akun besar dan kecil Lei Tingyu berbeda.
Licik, harus tercermin dari setiap detail.
Nyonya Kepala Desa Lei Jia Tun: Aku mungkin tidak pulang selama beberapa hari...
Setelah mengetik kalimat ini, Lan Xin masih menunggu balasan Lei Tingyu.
Namun beberapa menit berlalu, WeChat tidak berbunyi.
Lan Xin sedang meragukan laporan apa, tiba-tiba, dering telur ayam kampung berkumandang keras!
Lan Xin ketakutan buru-buru mengangkat, secara spontan menghantam dua kali Fei Fei di sampingnya seperti memukul anak.
"10 menit kemudian, aku akan menjemputmu."
Boss langsung berbicara dengan nada dingin.
Konsekuensi memaksa keberuntungan, adalah habisnya kesabaran terakhir boss.
Lan Xin berbisik dengan suara kecil, "Kau dengar penjelasanku, ini ada alasannya!"
Bip, telepon mengeluarkan nada sambung, menunjukkan boss sudah menutup telepon.
Bulu kuduk Lan Xin berdiri, tahu Lei Tingyu selalu menepati kata, dia pasti sedang marah.
Saat ini, gambaran di pikiran Lan Xin sama persis dengan tindakan Lei Tingyu yang sedang berlangsung.
Dengan amarah menyala-nyala, dia meraih kunci mobil dan bergegas keluar...
Lan Xin mengirimkan beberapa pesan WeChat berturut-turut, berharap dia mau mendengar penjelasannya, tapi sang pria tetap bersikukuh tidak membalas.
Jika tidak bisa meredakan amarah bos besar ini dengan efektif, Lei Tingyu benar-benar bisa menghantam pintu dan membawa kabur orang dengan paksa nanti!
Saat ini, Lan Xin sama sekali tidak percaya pada karakter dan integritas bos. Dalam kondisi Fei Fei seperti sekarang, mustahil meninggalkannya sendirian.
Tapi bos adalah tipe yang cemburu buta terhadap siapa pun, laki-laki maupun perempuan. Bagaimana solusinya——Dapat ide!
Tanpa sempat malu-malu lagi, Lan Xin membuka dua kancing bajunya, menampakkan kilau putih susu di dadanya, lalu mengarahkan kamera ke diri sendiri dan mengambil dua foto selfie dengan suara "Krak krak".
Ditambahkan satu baris tulisan:
"Kalau tidak mau dengar penjelasanku, foto ini akan kusebar ke semua media sosial platform besar!"
Tepat seperti dugaan, bos langsung membalas dalam hitungan detik.
"BERANI KAU!!!"
Tiga tanda seri yang tiba-tiba muncul dari pria yang biasanya malas mengetik tanda baca, membuktikan betapa murkanya Lei Tingyu.
Lan Xin menjulurkan lidahnya pendek-pendek. "Coba saja terus bersikap arogan! Teruslah mengabaikanku!"
Untuk menghadapi pria arogan dan otoriter macam ini, harga diri harus disingkirkan!
Di momen kritis, mengeluarkan senjata rahasia terbukti ampuh luar biasa!
[Nyonya Kepala Desa Keluarga Lei]: "Dengar dulu penjelasanku. Beri waktu 5 menit. Setelah selesai bicara, silakan ambil kunci dan pergi. Oke?"
Di depan pintu elevator, Lei Tingyu tiba-tiba berhenti. Matanya menyipit mengawasi ponsel dengan intens.
Kucing liar kecil yang tak kenal takut ini!
Bahkan melalui layar, bisa merasakan sikap bandelnya yang menggemaskan!
Foto seperti ini saja bisa terpikir, apa sebenarnya yang ada di kepala kecilnya?!
Tapi boss tidak akan mengaku, matanya sudah mengawasi foto yang sama sekali tidak terbuka namun sangat menggoda itu selama beberapa menit.
Harus diakui, dia sangat pandai berfoto.
Hanya dengan melihat foto kulit putih kenyal, langsung terbayang sensasi sentuhan yang enak. Sebenarnya, sensasi rasanya juga tak kalah...
Jari-jari panjangnya menekan beberapa kali, foto itu disimpan ke folder pribadinya. Setelah semuanya selesai, barulah dia kembali untuk melihat penjelasan apa yang akan diberikan si kucing padanya.
Tapi begitu melihatnya, bahkan boss pun tertegun.
Mi Feifei, hamil?
Anaknya bahkan tidak diketahui siapa ayahnya?
Lan Xin dengan halus berharap dia bisa menyelidiki hal ini.
Itu pun harus dilakukan tanpa sepengetahuan Feifei, khawatir akan menyakiti hatinya.
Kucing liar miliknya sangat sentimental, hal ini Lei Tingyu tahu betul.
Fakta bahwa dia mau membagikan rahasia seperti ini padanya, juga merupakan bentuk kepercayaan Lan Xin pada Lei Tingyu.
Tapi Lei Tingyu tidak sempat menganalisis maksud tersembunyi di balik permintaan Lan Xin, pikirannya sedang bekerja cepat.
Keanehan Lao Er, mobil yang berjaga di bawah apartemen Feifei, kehamilan Mi Feifei – apakah ini semua hanya kebetulan?
Lan Xin masih menunggu jawaban Lei Tingyu, hati dipenuhi kecemasan.
Dia juga tidak tahu apakah Lei Tingyu mau membantu.
Pria ini sepertinya memang berhati dingin pada semua orang di luar lingkaran dalamnya.
"Tapi sekarang, dia juga tidak punya cara lain untuk membantu sahabatnya."
"Yang bisa dipercaya hanya dia."
Setelah menunggu cukup lama, Lei Tingyu akhirnya membalasnya.
Lei: Awasi dia, jangan biarkan dia menggugurkan bayi.
Jawaban ini membuat Lan Xin membacanya berulang kali, bahkan menggosok matanya untuk memastikan tidak salah lihat.
Saat dia masih bingung dengan reaksi Lei Tingyu yang tidak biasa ini, telepon boss menyambung.
"Sudah lihat pesanku?"
"Um, sudah. Tapi kenapa?"
"Jangan banyak bicara, lakukan saja!"
Lan Xin cemberut, mendengar suara bergumamnya yang beresonansi melalui receiver.
"Kuberi cuti 2 hari, hari ketiga harus kembali!"
"2 hari terlalu sedikit, setidaknya--"
"Satu hari!"
"Baik, baik! 2 hari, 2 hari!" Lan Xin langsung menyerah, dalam hati menunjukkan jari tengah.
Makhluk otoriter!
"Selain itu, segera ke kamar mandi."
Boss berkata dengan suara sangat formal dan tidak dibuat-buat.
"Untuk apa?"
"Foto yang baru kauambil tadi, kirimkan beberapa lembar lagi!"
Hong! Lan Xin memerah malu!
Bagaimana bisa ada orang tak tahu malu seperti ini, berbicara omongan tak bermoral dengan nada sesopan itu!
"Janganlah..."
"Berani berbuat takut bertanggung jawab? Bukannya jago memfoto? Cepat! Kalau tidak cuti sehari pun tak kuberi!"
Setiap boss menyimpan iblis kecil yang mudah tergoda di hatinya.
Baru sedikit digoda, dia sudah tak terkendali...
Duduk di ranjang sambil memegang ponsel, Lan Xin merenung sejenak. Mana mungkin dia punya nyali untuk mengirim barang seperti ini.
Beberapa menit kemudian, telepon Lei Tingyu berbunyi.
Dia mengangkatnya, mulutnya berkedut dua kali.
Anak kecil ini...
Dia melepas kaos dan membungkus dua buah persik dengan pakaiannya. Ya, persik sungguhan!
Pantas disebut penggemar fotografi, bahkan memotret buah bisa menciptakan efek artistik.
Setelah mengirim, dia menambahkan tulisan nakal: "Lihat, besar tidak!"
Kucing liar yang nakal... Lei Tingyu menggelengkan kepala.
Sangat ingin menangkapnya sekarang juga.
Tapi masalah sekarang tampaknya menjadi semakin kompleks.
Lei Tingyu terpaksa berkompromi.
Selagi dia menemani Mi Feifei, Lei Tingyu perlu merenungkan masalah yang ditinggalkan Lan Xin secara mendalam.
Tiga hari. Dia memberinya waktu tiga hari. Saat Lan Xin kembali setelah menyelesaikan urusan Feifei, dia harus memberikan jawaban.
Malam yang panjang. Lei Tingyu di kantor presiden direktur Grup Lei, dan Lan Xin yang menjaga Feifei, sama-sama mengalami insomnia.
