Bab 193 Hal yang Sudah Sewajarnya Terjadi
Lan Xin merasa cara Mo dan Fei Fei berinteraksi sangat aneh.
Bukankah katanya Mo sedang mengejar Fei Fei?
Tapi kenapa dari sikap Fei Fei terlihat perasaan benci padanya?
Melihat Mo tidak bergerak, Fei Fei menutup mulut sambil berpura-pura mual. Mo segera berdiri dan duduk di samping Lei Tingyu.
Lei Tingyu meliriknya dengan pandangan merendahkan, seolah sengaja pamer sambil berkata ke Lan Xin:
"Kepiting saus pedas."
Lan Xin yang sedang mengobrol dengan Fei Fei langsung menoleh, refleks berdiri mengambilkan satu untuknya sambil berpesan:
"Jangan makan terlalu pedas. Lambungmu juga tidak terlalu baik, makan pedas saat perut kosong bisa tidak nyaman."
Boss mengangkat alis ke Mo, "Lihat? Ini yang disebut status keluarga. Belajar lah!"
Mo sebenarnya meminta bantuan Lei Tingyu, tapi malah tidak dapat bantuan apapun, malah dipaksa makan "makanan anjing" sampai merasa sesak.
Setelah mengobrol sebentar dengan Lan Xin, Fei Fei berdiri.
"Aku mau ke toilet. Lan Xin, temani aku."
Mo langsung berdiri, "Aku ikut temani."
Fei Fei menampakkan ekspresi mengejek padanya.
“Bagaimana, takut saya hilang atau kabur, perlu memantau saya selangkah demi selangkah seperti ini?”
Mo dengan canggung duduk, “Kalau begitu adik ipar, rawatlah dia baik-baik ya.”
Fei Fei merangkul lengan Lan Xin, berdua keluar bersama.
Begitu mereka pergi, Mo yang sudah menahan diri sepanjang malam segera mengeluh pada Lei Tingyu.
“San Di, dulu bagaimana caramu mengurus Lan Xin-mu?”
Kenapa sama-sama perempuan, tomboi milik San Di itu di luar sangat baik padanya, sama sekali tidak punya sifat.
Punyaku ini sudah mengandung anaknya, tapi masih saja mengabaikanku?
Lei Tingyu mengambil gelas anggur, menyesap dengan santai, sekali lagi mengabaikan Mo Lao Er dengan tatapan merendahkan.
“Suruh istrimu membantuku mengurusnya. Bulan depan tender dari pria tua di keluarganya akan saya bocorkan informasi dalihnya lebih awal untukmu.”
Mo sekarang benar-benar kehabisan akal.
Jika tidak mengirim orang untuk mengawasi Fei Fei, dia pasti akan menjauh darinya, dan semua sikapnya menunjukkan rasa jijik pribadi padanya.
“Tidak boleh.” Boss menolak mentah-mentah.
“Mengapa?”
Mo tak menyangka Lei Tingyu yang cerdik akan menolak uang yang diantarkan ke depan pintu.
“Keuntungan proyek tender itu paling banter tidak lebih dari 8 digit.”
Boss mengayun-ayunkan gelas anggurnya perlahan.
“Lumayan banyak loh, banyak yang mengincarnya!”
“Jika saya membantumu, kucing kesayanganku tidak akan senang. Membuat kucingku tidak bahagia, biaya yang harus kubayar jauh melebihi hasilnya. Saat pengorbanan dan hasil tidak sepadan, mengapa harus dilakukan?”
“Mo membanting meja, menunjuk Lei Tingyu dengan penuh penyesalan.”
“San Di, bagaimana bisa kau merosot sampai seperti ini?”
Di masa lalu, dia juga pria dingin bagai gunung es, sekarang kenapa jadi merosot, segalanya hanya berpusat pada kucingnya?
“Jadi, perempuanku patuh padaku, dengan manis mengambilkan hidangan untukku. Ada orang yang terdesak ke seberang meja, dilihat malah bikin mual. Inilah bedanya yang punya otak dan tidak.”
“Aku benar-benar kalah olehmu!” Mo yang kesal oleh Lei Tingyu, menyambar gelas anggur dan meneguk habis.
“Aku tak paham apa yang dipikirkan perempuan. Sudah punya anak denganku, kenapa masih tak mau menatapku?”
Mo menepuk bahu Lei Tingyu, langsung ditepis dengan jijik oleh bos.
“Mo Lao Er, kau tak bisa mengatasi Tuan Besarmu, juga tak bisa mengendalikan perempuanmu. Berkeliaran di tepi jurang begini, cepat atau lambat akan jadi korban.”
Pernikahan Mo dengan penyihir hitam itu bubar.
Tapi keluarga Mo segera mengatur perjodohan lain, dengan putri bangsawan yang sepadan, hari pernikahan ditetapkan tak lama lagi.
Meski dunia luar belum tahu, tapi bos yang punya informasi cepat seperti ini sudah mengetahuinya lebih dulu.
Membicarakan hal ini, Mo langsung pusing, kembali mengisi gelasnya sampai penuh.
“Dia masih belum menerimaku, terlalu cepat untuk menyebut status resmi. Tuan Besar sudah hampir tak bisa bertahan, aku harus cari perempuan untuk nikah palsu dulu, nanti setelah Fei Fei maafkan aku, baru pertimbangkan lamaran.”
Bos mendengus dingin.
“Kau tebak, kalau istriku tahu kau menikahi perempuan lain, apakah dia akan memburuku ke sini dan membakar rumahmu?”
Demi sahabat dekatnya, boss merasa dia bisa melakukan hal apapun.
“San Di, kita sudah punya persahabatan lebih dari sepuluh tahun, tega sekali kau melihatku jadi korban?”
Mo mengambil gelas anggur dan meneguk habis.
“Antara kau yang sudah berteman denganku belasan tahun, dan Lan Xin yang akan menemaniku seumur hidup, menurutmu aku harus berpihak ke mana?”
Mo merinding tak tahan.
“Kalau memang mampu, katakan semua ini di hadapan istrimu! Kapan kau akan memberitahunya bahwa pernikahan kalian belum bercerai?”
Selalu menjijikkan dirinya yang lajang, itu bukan kemampuan sejati!
“Saat waktunya tiba, secara alami akan kuberitahu.”
Lei Tingyu dengan tenang mengocok gelas anggur.
“Saudara, katakanlah, sebenarnya harus bagaimana aku sekarang?”
“Tolak perjodohan dari keluarga, nikahi ibu anakmu. Beli satu dapat bonus satu – sekaligus mendapatkan anak. Meski sekarang dia tidak menyukaimu, cepat atau lambat dia akan jadi milikmu.”
Begitu hal ini disebut, Mo langsung naik darah.
“Kondisi keluargaku, kau kan sudah tahu. Untuk sementara aku belum bisa menikahinya.”
Fei Fei bersikap keras kepala – mau anaknya tapi tidak mau dirinya. Sedangkan dia, tidak ingin melepas anak kandungnya.
Juga tidak ingin melepaskan dirinya.
“Jika terputus tak tuntas akan jadi benih masalah. Kalau kau tidak tegas sekarang, aku terpaksa...”
Boss berhenti sejenak, senyum tipis mengembang di mulutnya.
“Memajukan jadwal untuk menyalakan beberapa lilin bagimu, melayat anak yang akan segera kau tinggalkan, dan perempuan yang kabur seperti dikejar setan.”
"Aku tidak percaya, di Dunia ini, masih ada perempuan yang tidak bisa kudapatkan." Mo kembali mengangkat gelas, matanya memancarkan kilatan tegas dan Li.
"Selama sehari dia tidak setuju, aku akan mengurungnya sehari. Dua hari tidak setuju, dua hari kukurung!"
Boss Lei menyeringai, "Aku akan menontonmu jadi korban."
Temannya kucing peliharaannya, kalau semudah itu diurus, percuma peribahasa itu.
Orang yang sejenis akan berkumpul.
Di sudut kamar mandi, Lan Xin mendengar penjelasan Fei Fei, marah sambil menggulung lengan bajunya dan bergegas keluar.
"Keterlaluan! Mo Lao Er yang tak tahu malu ini berani menahanmu?!"
Dia mengira hubungan Mo dan Fei Fei adalah kisah romantis pengejaran tujuan yang hangat.
Tak disangka, Mo Lao Er si sampah itu tidak hanya membuat Fei Fei hamil saat mabuk, tapi juga mengurungnya setelah tahu kehamilannya!
Bahkan perangkat lunak komunikasi pun diawasi, jadi Fei Fei hanya bisa memberitahu kebenaran pada Lan Xin saat ini!
"Aku akan mempertaruhkan nyawa melawannya, menghancurkan telurnya! Apa dia mengira keluarga kita tak ada yang membela?!"
Lan Xin langsung bersiap mempertaruhkan nyawa melawan Mo Lao Er.
Tidak hanya akan menghentakkan si brengsek Mo, bahkan Lei Tingyu pun akan dihajarnya beberapa kali!
Si licik pasti sudah tahu semua hal ini dari awal, tapi menyembunyikannya. Mengetahui tapi tidak melapor - tak bisa dimaafkan!
"Jangan pergi. Meminta suamimu berkonflik dengannya untuk hal seperti ini tidak tepat."
Fei Fei menarik lengan Lan Xin yang dengan kasar menghentakkan pintu toilet sekuat tenaga.
"Ada apa yang tidak tepat! Mo Lao Er keterlaluan! Kalau hari ini dia bilang mau mengurus surat nikah denganmu, memberi bayi kita status yang jelas, aku akan mengurangi satu hentakan kakiku. Kalau tidak——"
Sorot mata Lan Xin menjadi dingin, "Nenek akan menghajarnya sampai telur pecah tongkat patah!
