Bab 198 Dilema Bagaimana Caranya
Lei Tingyu berkeliling di Lei Group, orang yang dimarahinya sebanyak lautan manusia.
Kembali ke kantor, tidak melihat Lan Xin, alisnya berkerut ketat.
"Nyonya sedang turun mengambil bunga untuk Anda." Qi Lei segera menyambung.
"Siapa yang peduli bunganya? Apakah aku seperti pria yang butuh dikirimi bunga oleh perempuan?"
Tidak perlu... Kalau tidak perlu kenapa sudut mulut sedikit terangkat! Qi Lei dalam hati mengkritik, tapi mulutnya tetap berwibawa.
"Tuan CEO tentu tidak membutuhkan tindakan mengirim bunga seperti ini, tapi Nyonya sangat mencintai Anda, sudilah Tuan menerimanya agar Nyonya tidak sedih, bukan?"
Ucapan menjilat yang memutarbalikkan fakta ini membuat Lei Tingyu merasakan kenyamanan tak terbayangkan.
Dia mendengus, tapi sudut mata dan alisnya jelas-jelas melunak.
Duduk di kursi menunggu sebentar, Lan Xin masih belum naik.
"Qi Lei! Kirim seseorang untuk melihat, kenapa Nyonya belum naik!"
Kucing liar sialan, cuma mengantar bunga saja kok bandel-bandel.
Lei Tingyu menyatakan, kemarahannya saat ini sepenuhnya berasal dari ketidaktepatan waktu Lan Xin.
Sama sekali tidak ada hubungan sepeser pun dengan harapan menerima cinta abadi... kan?
Saat ini, Lan Xin sudah duduk di taksi.
Melewati area perbelanjaan yang ramai, tiba di sebuah kafe tak mencolok.
Setelah masuk, matanya menyapu sekeliling ruangan, akhirnya mendarat di sudut yang tak terlalu diperhatikan.
Melihat kedatangannya, cahaya kegembiraan berkilat di mata Lan Mantian.
Selama periode ini ia terus berusaha menghubungi Lan Xin.
Lei Tingyu menjaga Lan Xin tanpa cela, bahkan sebelum mendekat pun sudah dihadang bodyguard yang bersembunyi.
Sedangkan surel yang dikirim ke Lan Xin juga hilang tak berbekas - berperang jaringan dengan "Program King Kong" si Boss Lei, mana mungkin bisa sampai?
Lan Mantian yang sudah kehabisan akal akhirnya terpaksa bersembunyi di dekat rumah perawatan, menunggu saat Lan Xin mengunjungi ibunya, lalu menyuruh anak pengantar bunga mendekatinya.
"Apa sebenarnya yang kau inginkan!" amarah Lan Xin meledak melihat pria tua tak tahu malu ini.
Di dunia ini, tak akan ada ayah kedua yang sekeji Lan Mantian.
Sebagai seorang ayah, berani menggunakan foto vulgar ibunya untuk mengancam putrinya sendiri!
“Jika tidak begini, bagaimana aku bisa bertemu denganmu?” Lan Mantian berkata dengan penuh dendam.
Tidak hanya tidak bisa mendekati Lan Xin, bahkan ibu Lan Xin pun dikontrol ketat, membuatnya tidak bisa menghubungi.
“Apa sebenarnya yang kau inginkan!”
“Aku ingin skenario ponsel terbaru perusahaan Lei Tingyu!” Lan Mantian berkata dengan rakus.
“Tidak mungkin!”
Hal seperti ini pun tidak akan dia lakukan bahkan saat belum menyukai Lei Tingyu.
Sekarang dia sudah sangat menyukai Lei Tingyu, mereka berdua telah melalui begitu banyak bersama, mana mungkin melakukan hal yang mengkhianatinya!
“Kau ingin foto ibumu diekspos di jaringan? Meski dia wanita tua dan jelek, tapi putrinya adalah harta karun CEO Grup Lei!”
Lan Xin membanting meja marah, menuding Lan Mantian, “Kau masih manusia?”
Lan Mantian mengangkat tangan hendak memukulnya, Lan Xin menyambar asbak di samping dan menghantam kepala Lan Mantian!
Asbak di kafe terbuat dari kaca tipis. Meski kepala Lan Mantian tidak terluka, tapi sangat sakit.
“Sialan, kau bangsat! Akan kubunuh kau!”
Lan Mantian tak menyangka putri yang selalu diremehkannya ini berani memukulnya!
Di mata Lan Xin, pria sialan ini sama sekali tidak pantas disebut ayah, bahkan lebih hina dari binatang!
Mendengar keributan di meja ini, pelayan mendekat, “Nyonya, perlu bantuan?”
“Tidak perlu, asbak pecah ini dicatat di rekening, nanti biar Tuan ini yang bayar semuanya!”
Menekan amarah di hati, berkata pada Lan Mantian yang bertingkah memalukan.
“Duduk, atau aku akan panggil polisi untuk menangkapmu, pilih sendiri!”
“Setelah sekian lama bersama Lei Tingyu, bahkan ayah kandung sendiri tidak diakui!” Lan Mantian menyeringai dingin pada Lan Xin.
“Rupanya sifat pengecutmu di Keluarga Lan selama ini hanya pura-pura!”
Mengira ini adalah pion yang mudah dikendalikan, tapi ternyata gadis sialan ini begitu sulit dihadapi!
“Aku bisa seperti sekarang ini semua karena ulahan kalian! Berapa uang yang dibutuhkan untuk menebus film dasar itu.”
Mata Lan Mantian memancarkan kilau serakah, “1 miliar, beri aku 1 miliar, atau skenario terbaru dari grup Lei Tingyu.”
“Kamu gila! Kenapa tidak menyelam saja ke dalam lubang uang! Paling banter 100 ribu!”
Lan Xin saat ini sama sekali tidak punya uang tunai, Lei Tingyu hanya mengizinkannya membayar dengan kartu untuk mencegahnya menyubsidi Keluarga Lan.
“Kira-kira ini sedekah untuk pengemis? 100 ribu, hehe, harga gaun yang dibelikan Lei Tingyu untukmu saja lebih mahal dari itu. 2 hari lagi, aku harus melihat skenario Grup Lei, kalau tidak——”
Lan Mantian mengeluarkan foto yang lebih memalukan dan meletakkannya di meja.
“Masih banyak foto seperti ini yang kumiliki!”
Lan Xin menyambar dan menyobek-nyobeknya, sementara Lan Mantian tertawa dengan arogan.
“Film dasarnya ada di tempatku, sobek sebanyak apapun, tinggal cuci ulang saja!”
Berdiri, berkata pada Lan Xin yang wajahnya pucat pasi.
“Ingat, kamu hanya punya 2 hari!”
Lan Xin keluar dari kedai kopi, kepalanya seperti dipenuhi kabut.
"Dia tidak menyangka, benar-benar ada orang yang bisa se-tidak tahu malu ini di dunia."
"Berani menggunakan foto ibunya yang semacam itu untuk mengancam dirinya sendiri!"
"Ponsel berdering beberapa kali, Lan Xin tetap tidak menjawab."
"Saat melewati alun-alun, dia duduk di tangga alun-alun sambil menatap kawasan bisnis di seberang."
"Jarak ke Lei Group sudah tidak terlalu jauh."
"Kaca hitam Lei Group memantulkan cahaya menyilaukan di bawah terik matahari."
"Pikiran tentang Lei Tingyu membuat hatinya sangat perih."
"Di layar elektronik raksasa alun-alun, kebetulan sedang diputar iklan wisata kota tetangga."
"Mengingat janji Lei Tingyu akan mengajaknya berlibur, hati Lan Xin dipenuhi kesedihan."
"Seandainya tidak terjadi insiden ini, mungkin dia sudah bisa memotret banyak foto Lei Tingyu."
"Dia mungkin akan sambil menggerutu tapi tetap memanjakan, membelikannya berbagai jajanan pinggir jalan."
"Tapi memikirkan ibu yang masih di rumah perawatan, Lan Xin juga merasa bimbang."
"Tidak bisa membiarkan foto-foto itu bocor, tapi apakah dia benar-benar harus mengkhianati Lei Tingyu?"
"Dua kekuatan tarik-menarik dalam hati Lan Xin, kepalanya tertunduk dengan tangan mencengkeram rambut."
"Tiba-tiba, sepasang alas kaki yang terlihat familiar berhenti di hadapannya."
"Saat menengadah, Lei Tingyu sudah berdiri sangat dekat dengan alisnya yang runcing berkerut."
"Bagaimana kau bisa——" Lan Xin agak terkejut.
"Bagaimana dia bisa tahu keberadaannya di sini?"
"Setelah memastikan Lan Xin baik-baik saja, Lei Tingyu langsung menyeretnya bangun."
"Di dalam ponselnya, telah dipasang perangkat pelacakan."
Saat dia khawatir Kucing Liar ditangkap orang jahat, wanita ini malah lari ke tempat seperti ini hanya untuk melamun!
"Uang saku hari ini—tidak, uang saku selama sebulan ke depan, semuanya dipotong!"
Dengan sikap tanpa ampun, dia mencengkeram tangan gadis itu.
Menyeretnya menuju mobil.
Lan Xin merasakan hidungnya terasa asam mendengar ancaman pemotongan uang saku.
Andai dia benar-benar melakukan hal itu, mungkin sulit baginya untuk mendengar nada bicara lembut darinya lagi.
Membayangkan tatapan hina bahkan penuh kebencian darinya, Lan Xin merasa sedih.
