Bab 203 Siapa Penolong Sekaligus Perusak, Jelaskan
Lex ini benar-benar sangat menarik.
Hampir setiap kali Lan Xin menghadapi masalah, dia selalu muncul tepat waktu dan membantu menyelesaikannya.
Maka saat melihat pesan di layar itu, Lan Xin secara naluriah merasa lebih rileks.
Lex: Sedang apa?
Nyonya Kepala Desa Keluarga Kami: Lagi gelisah...
Lex: Tepat seperti dugaanku, pria yang sedang mengirim pesan di sela-sela rapat, mengangkat sudut bibirnya.
Tebakannya benar, Kucing Liar itu memang menyembunyikan sesuatu darinya.
Lex: Kesal apa? Coba ceritakan.
Lan Xin sebenarnya sangat ingin ada yang membantunya memberikan ide, tapi tak mau privasinya terekspos.
Maka dengan mata berkedip-kedip, ia mengetik kalimat berikut.
Nyonya Kepala Desa Lei Jiatun: Aku baru saja membaca novel berseri yang sedang tayang, kebetulan ada alur yang membuatku merenung, tapi penulisnya berhenti update.
Lex: Oh?
Nyonya Kepala Desa Lei Jiatun: Jadi begini, wanita protagonis punya ayah brengsek, jenis yang sangat jahat, bos antagonis utama. Ia mengancam sang heroine dengan foto tidak sopan ibunya untuk memaksanya melakukan sesuatu.
Setelah mengirim rangkaian pesan ini, Lan Xin khawatir Lex overthinking, buru-buru menambahkan penjelasan yang justru semakin mencurigakan.
Nyonya Kepala Desa Lei Jiatun: Semua ini terjadi di dalam novel. Di realitas, mana mungkin ada ayah sampah seperti itu, hahaha.
Tiga 'ha' terakhir diketiknya dengan hati berdebar, sementara pria di ujung ponsel itu menyeringai menahan kedutan di mulutnya.
Dengan tingkat kecerdasan seperti ini, pantas saja teman online-nya cuma dia.
Kalau diganti dengan wartawan hiburan yang licik, berapa banyak rahasia keluarga yang akan bocor!
Lan Xin belum sadar trik penipuan kecilnya sudah ditembus, masih menunggu jawaban Lex dengan cemas.
Lex: Heroine berkepala mirip campuran babi-kucing ini, punya pasangan?
Gayanya kok mirip Lei Tingyu?
Lan Xin terpaku sejenak, lalu membalas: Ada.
Lex: Beritahu pria itu, biarkan suaminya yang menyelesaikan——Biasanya dalam novel jenis ini, wanita protagonis adalah campuran babi-kucing, tapi pria protagonis seharusnya sangat kuat kan?
Waktu istirahat tengah rapat sudah berakhir, semua orang menunggu instruksi CEO, namun sang CEO malah asyik bermain ponsel.
Para staf memandang Qi Lei minta tolong. Dengan memberanikan diri, Qi Lei mendekati Lei Tingyu, hendak mengingatkannya bahwa rapat harus dilanjutkan.
Cahaya di sudut matanya tak sengaja menangkap pesang boss yang sedang membual sendiri ini.
Qi Lei menelan kembali kata-kata yang sudah di ujung lidahnya.
Sejak kehadiran pemilik warung, perbuatan boss membuang integritas semakin menjadi-jadi.
Perilaku menyamar dengan rompi dan membual pakai akun kedua seperti ini, pantaskah?
Namun, ia cuma berani memikirkannya dalam hati.
Memberi isyarat agar semua terus bergerak bebas 5 menit, boss melanjutkan penyamaran rompi untuk menggali informasi.
Nyonya Kepala Desa Keluarga Lei: Dia memang punya suami, tapi suaminya adalah boss dari para boss! Tipe baik-jahat campuran. Memberitahunya tidak hanya tak membantu, malah memperkeruh keadaan!
"Bicara sembarangan!" Boss dari para boss menampar meja geram membaca kalimat ini.
Para elit yang tadik berbisik-bisik, serentak terdiam ketakutan oleh tindakan tiba-tiba boss.
Qi Lei yang sudah terbiasa langsung berdiri dan melambaikan tangan santai: "Jangan tegang semua."
Pria sedang jatuh cinta——semakin tinggi IQ-nya sehari-hari, semakin rendah saat menghadapi kekasih. Biasakanlah, semua harus membiasakan diri!
boss setelah selesai mengamuk, hal yang paling ingin dilakukan adalah bergegas pulang ke rumah, mengangkat campuran babi-kucing miliknya untuk dipertanyakan.
Siapa yang jahat sekaligus baik, siapa yang membantu tapi malah merusak, jelaskan!
Tapi mempertimbangkan bahwa tindakan tersebut merupakan perilaku yang bisa membuat identitas aslinya terbongkar.
Maka boss menekan amarahnya, menahan kemurkaan sambil terus membaca pesan yang dikirimkannya.
Lan Xin tidak mendapat balasan darinya, lalu melanjutkan curahan perasaannya sendiri.
Istri Kepala Desa Keluarga Lei: Aku sebenarnya sangat memahami wanita protagonis, dia sangat menyukai pria protagonis namun tak ingin melukainya, jika kamu adalah penulis buku ini, bagaimana kamu akan melanjutkan ceritanya?
Di data Lex tertulis bahwa dia adalah lulusan master Harvard Business School, sama seperti Lei Tingyu.
IQ Lei Tingyu sangat tinggi, pastinya IQ Lex juga tidak terlalu rendah?
Lex: Jika kecerdasan si wanita protagonis kucing bodoh ini masih online, harus segera memberitahu pria protagonis untuk tidak mengambil keputusan sepihak. Ayah brengsek bisa mengancamnya sekali, pasti akan menggunakan ancaman itu berkali-kali. Meski diberikan apa yang diinginkannya, dia takkan menyerahkan film dasar.
Saat membaca sampai di sini, Lan Xin mengangguk-angguk dengan antusias.
Benar-benar pantas disebut lulusan berprestasi Harvard, hanya dari beberapa petunjuk saja sudah bisa memahami karakter Lan Mantian!
Lan Mantian memang mungkin menggunakan foto ini untuk mengancamnya tanpa batas.
Tapi memberitahu Lei Tingyu...
Lan Xin tenggelam dalam pertimbangan yang sangat mendalam.
Tidak boleh, tidak bisa memberitahunya. Dia sangat membenci ibuku, mungkin akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menghancurkan sisa-sisa.
Kondisi ibu kandungnya saat ini, jika foto itu benar-benar tersebar, sungguh akan merenggut nyawanya.
Di tengah keraguan, informasi dari sana kembali datang. Sepenggal kalimat di atas membuat Lan Xin terpaku.
Lex：Aku yakin, pria protagonis akan memiliki karakter yang sama denganku. Aku akan membiarkan diriku percaya sepenuhnya pada seseorang. Jika suatu hari terluka, meski terjun ke jurang kehancuran abadi aku rela. Tapi ingatlah ini.
Lan Xin memandangi beberapa karakter terakhir yang diketiknya, bagai terperangkap dalam puncak musim dingin, seluruh tubuhnya membeku.
Beberapa karakter yang diketik Lex adalah:
Setelah terluka, takkan ada pengampunan.
Setelah mengirim kalimat itu, ancaman yang sukses membuat Lan Xin ketakutan. Lei Tingyu tak lagi melihat ponsel.
Menutup WeChat, ia mengangguk pada bawahan yang sudah lama menganggur.
Rapat secara resmi dimulai.
Semua hal yang perlu dititikberatkan padanya telah ia jelaskan. Sekarang, tinggal menunggu performanya.
Di kedalaman mata Lei Tingyu, muncul emosi yang berbeda.
Ancaman Lan Mantian pada Lan Xin, bisa ia tebak.
Tak lebih dari program ponsel Grup Lei.
Masalahnya, bagaimana kucingnya akan memilih.
Telah sampai di persimpangan jalan. Belok kiri atau kanan, akan langsung menentukan posisinya di masa depan.
Status seperti apa yang akan ia dapatkan di sini.
Setelah mengobrol dengan kenalan online ber-IQ tinggi, Lan Xin semakin bimbang.
Kebimbangan itu membuatnya, sebelum Lei Tingyu pulang kerja, di tengah perenungan masalah, menyiapkan meja penuh hidangan lezat.
Saat Lei Tingyu pulang kerja dan melihat meja makan yang hampir tak muat ditata, ia hanya mengangkat alis.
"Kebiasaannya yang suka terus-menerus melakukan sesuatu saat menghadapi masalah, sepertinya selalu ada."
"Kenapa membuat begitu banyak?" Dia mengganti sandal.
Lan Xin menerima kunci mobilnya dan menggantungkannya di gantungan kartun berbentuk centang.
"Karena tidak ada hal lain, jadi saya membuat lebih banyak."
Saat mencuci tangan dan makan, keduanya tetap bergerak senyap.
Lan Xin merasa cemas, sambil makan ia menyipitkan cahaya sudut matanya untuk mengamati diam-diam.
Meski bos masih dengan wajah datar itu, tapi ia merasa pandangannya hari ini seolah mengandung banyak kualitas dalam.
Makanannya terasa tak karuan, tepat sebelum selesai makan, Lei Tingyu tiba-tiba berbicara.
"Hari ini, apa saja yang kamu lakukan?"
Lan Xin menunduk, mengaduk-aduk nasi.
"Tidak ada yang spesial, cuma baca buku, memikirkan alur..."
"Oh? Ada bagian yang tidak kamu mengerti?"
Percakapan sudah sampai di tahap ini, bos sedang memberi Lan Xin kesempatan terakhir.
