Bab 216 Langit mempertemukan kita untuk momen ini
Setelah berkelahi dengan Lei Tingyu, semakin Mu Feng merenungkan kata-kata Lei Tingyu, semakin ia merasa ada yang tidak beres.
Akhirnya ia menyewa detektif swasta untuk menyelidiki kondisi Shishi, dan terkejut mengetahui bahwa Shishi sedang hamil!
Namun saat ia mendatangi Jin Shishi, gadis itu tampak kaget melihatnya dan langsung berbalik kabur.
Akibatnya, ia tertabrak sepeda yang melintas tiba-tiba dari pinggir jalan!
Kemudian dia mulai berdarah. Mu Feng mengantarnya ke rumah sakit, namun baru mengetahui bahwa gadis itu ternyata sedang hamil!
Berdasarkan perhitungan waktu, seharusnya itu adalah anaknya.
Malam hujan meteor itu, setelah melihat kemesraan Lan Xin dan Lei Tingyu, Mu Feng yang sedang emosional akhirnya... dengan Shishi yang datang menghiburnya.
"Jika dia tahu kalau dia hamil, pasti tidak akan mengajukan pembatalan pertunangan. Memikirkan penderitaan yang dialaminya selama ini, serta kondisi hidup-matinya yang belum jelas sekarang, Mu Feng merasa kali ini dia benar-benar tak bisa diampuni."
Lan Xin hanya bisa menghiburnya.
"Shishi orang baik pasti dilindungi surga, pasti ibu dan anak selamat. Singkat cerita, cepat panggil perawat untuk ambil darahku!"
Mu Feng memandang Lan Xin dengan penuh rasa terima kasih, "Lan Lan, terima kasih!"
"Sama-sama. Aku bukan karena muka kamu, tapi karena muka Shishi. Nanti setelah anak kalian lahir, jangan lupa angkat aku jadi Ibu angkat ya."
Perawat mengusap lengan Lan Xin dengan kapas, mulai mengambil sampel darah untuk uji kecocokan, sambil bekerja dia berkata.
"Bisa dibilang wanita di dalam itu beruntung. Golongan darah kalian ini termasuk darah langka RH null, bank darah di pusat kota saja tidak punya stok."
"Perawat, istilahmu tidak tepat. Harusnya disebut jodoh, bukan keberuntungan. Tidak ada orang yang berharap mengalami kecelakaan."
Lan Xin membetulkan dengan serius. Perawat tidak berani menyela, mengambil sampel darah dan cepat-cepat mengirimkannya ke lab.
"Lan Lan, kharismamu sekarang semakin mirip Lei Tingyu-mu."
"Mirip? Habis sudah. Dia kan bos besar, aku jadi bos kecil dong?" Lan Xin dan Mu Feng saling tatap, sedikit menghangatkan suasana tegang yang ada.
Benar-benar sudah saling memaafkan. Sudah bisa saling terbuka bercanda tentang Si Gunung Es Lei. Inilah arti teman sejati.
"Tapi kalau dipikir-pikir, golongan darahmu dan Shishi sama-sama sangat langka, stok darah di bank darah tidak punya, orang Asia dengan golongan darah seperti ini jarang."
Mu Feng juga tiba-tiba ingat, Lan Xin sepertinya punya golongan darah yang sama, makanya dia menyuruhnya buru-buru datang untuk menyelamatkan Shishi.
"Mu Feng, aku mengerti."
"Apa?"
"Tuhan merancang pertemuan kita, mungkin memang untuk momen seperti sekarang ini. Dulu aku tidak membalas perasaanmu, tapi Tuhan menggunakan darahku untuk menyelamatkan kekasih dan anakmu."
Lan Xin mencurahkan isi hatinya.
Mu Feng tertegun sejenak, kekasih?
Sebenarnya, dia tidak memiliki perasaan cinta seperti itu terhadap Jin Shishi.
Tapi saat melihatnya terjatuh, hatinya merasa sangat sedih. Mungkinkah dia benar-benar mulai menyukai Shishi?
Topik ini terlalu menyentuh perasaan. Mu Feng enggan langsung menghadapi perasaannya sendiri, lalu bertanya:
"Lan Lan, tidak masalah kan kalau aku memanggilmu keluar langsung seperti ini? Tidak merepotkan?"
Dia ingat, Lei Tingyu di keluarga Lan Xin itu orang yang sangat posesif dan cemburuan.
Luka bekas pukulannya waktu itu, sampai sekarang masih terasa sakit.
"Tidak apa, nanti akan kujelaskan padanya." Lan Xin belum menyadari bahwa dia telah membuat masalah besar.
Alasan merahasiakan dari Lei Tingyu adalah karena tahu dia agak pelit.
Waktu di Negara E dulu, dia bahkan melarangnya memberikan donor darah untuk ayah Shishi, apalagi untuk Shishi sendiri.
Belum lagi Bing Shan yang selalu punya prasangka terhadap Mu Feng.
“Jika tahu telepon itu dari Mu Feng, mungkin dia akan langsung menjatuhkan ponsel, mengikatnya dengan tali di ranjang, dan melarangnya keluar rumah.”
Jadi Lan Xin memutuskan untuk bertindak dulu baru melapor, menunggu sampai Shishi selamat baru kembali memberi tahu Lei Tingyu.
Perawat kembali, golongan darah cocok, transfusi darah bisa dilakukan.
Saat darah merah mengalir perlahan ke dalam tubuh Shishi, Lan Xin menutup matanya dengan tenang di hati.
Pada momen ini, dia mulai mempercayai takdir.
Rupanya hubungan kekanak-kanakan yang membingungkan di masa lalu itu memang persiapan untuk pengabdian saat ini.
Bisa menyelamatkan anak Mu Feng dan Shishi dengan darahnya sendiri, bagi Lan Xin adalah bentuk penebusan terbaik.
Akhirnya dia bisa melepaskan simpul mati dalam hatinya, menghadapi kehidupan baru dengan lapang dada.
Dulu dia mengecewakan Mu Feng, selalu merasa bersalah padanya, sekarang anggap saja sebagai kompensasi.
Apalagi antara dia dan Shishi sudah terjalin perasaan tak terdefinisi, bahkan tanpa Mu Feng pun dia pasti akan menyelamatkan Shishi.
Sederhana saja, sangat menyukai Shishi tanpa alasan khusus.
Setelah transfusi, wajah Lan Xin terlihat agak pucat pasi.
Shishi sudah lepas dari bahaya, tapi ada kabar buruk: janin belum sepenuhnya aman, masih berpotensi keguguran kapan saja.
Tapi bagi Mu Feng, ini sudah termasuk keberuntungan di tengah kemalangan.
“Beruntung ada donor darah dari nyonya ini.” Kata dokter dengan serius setelah keluar ruangan kepada Lan Xin.
"Nyonya, golongan darah Anda termasuk sangat langka di antara orang Asia, bahkan di Eropa-Amerika juga termasuk sangat langka. Jika memungkinkan, Anda bisa meninggalkan kontak pribadi di bank darah."
Darah langka RH null yang super langka ini, bank darah tidak akan langsung mengambil sampel karena darah memiliki siklus penyimpanan. Darah berharga ini jika diambil lalu tidak terpakai akan terbuang, jadi bank darah biasanya hanya menyimpan kontak.
Dengan cara ini jika ada yang membutuhkan, bisa langsung datang seperti Lan Xin hari ini.
Lan Xin mengangguk setuju, di dalam hatinya berpikir: Meski dia bisa menyumbang, Lei Tingyu yang pelit itu pasti tidak mengizinkannya memberi darah ke orang lain.
Shishi masih belum sadar, Lan Xin khawatir Lei Tingyu cemas, memutuskan pulang dulu.
Mu Feng mengantar Lan Xin sampai pintu rumah sakit, berkata dengan rasa bersalah:
"Maaf Lan Xin, aku harus merawat Shishi, mungkin tidak bisa mengantarmu pulang."
"Tidak apa, aku sendiri naik taksi saja. Kamu rawat baik-baik Shishi. Setelah kondisinya stabil sedikit, aku dan Lei Tingyu akan bersama-sama menjenguknya."
Lan Xin mengangkat tangan hendak memanggil taksi, baru saja selesai donor masih lemah, tubuhnya goyah. Mu Feng cepat-cepat menahannya.
"Hati-hati!"
Adegan ini terlihat oleh Lan Xiang yang baru keluar dari penginapan kecil di dekatnya.
Beberapa hari terakhir nasibnya sangat sial.
Lan Mantian masih dikurung di dalam belum bisa keluar.
Rumah keluarga Lan disegel, menunggu dilelang oleh pengadilan.
"Ibunya sendiri kabur, dia bersembunyi menghindari pengejaran istri pertama Direktur Sun. Tidak punya uang untuk menginap di hotel besar, terpaksa mengungsi ke hotel budget."
"Bukankah itu Lan Xin si bajingan di seberang? Kenapa dia memeluk Mu Feng?"
"Lan Xiang sekarang paling membenci Lan Xin. Melihat pemandangan ini, dia segera mengeluarkan ponsel dan bersiap memotret Lan Xin dan Mu Feng."
"Di layar ponsel, latar belakang mereka adalah rumah sakit. Tidak puas, Lan Xiang mengubah sudut pengambilan. Dengan menggeser ponsel sedikit, gambar berubah menjadi Lan Xin dan Mu Feng berpelukan dengan latar hotel budget."
"Bagus, anak haram! Aku akan membuatmu mati tanpa kuburan!"
