Bab 217 Kali Ini Masalahnya Besar
Saat Lan Xin pulang ke rumah, seluruh ruangan gelap gulita. Pria yang duduk di sofa membuatnya kaget saat lampu dinyalakan.
"Ngapain sih!" Lan Xin menepuk dadanya, hampir mati ketakutan.
"Kenapa di rumah tidak nyalakan lampu? Duduk di sofa sambil menakut-nakuti orang, seru ya?!"
Lei Tingyu menunjukkan kemarahan di wajahnya.
"Kamu ke mana saja?"
"Bukankah sudah kubilang tadi, aku pergi--"
"Aku baru saja menelepon Lao Er."
Selama lebih dari satu jam ini, hati Lei Tingyu dipenuhi kecemasan.
Dia mengerahkan banyak orang, tapi tidak ada yang menemukan keberadaan Lan Xin.
Baginya, satu jam ini terasa panjang seperti setahun.
"Oh, kamu sudah tahu ya." Lan Xin tidak berani lagi menyembunyikan kebenaran, lalu menjulurkan lidahnya.
"Aku mengunjungi Shishi."
“Jin Shishi？”Lei Tingyu mengerutkan kening。
Bukankah itu mantan tunangan Mu Feng yang kabur saat hamil?
“Larut begini, mau apa kau menengoknya?”
“Dia hampir keguguran, aku mau ke rumah sakit menjenguknya.”
“Mau menjenguk Jin Shishi, kenapa tidak berani memberitahuku?” Lei Tingyu menatapnya tajam。
Lan Xin menghindari tatapannya, “Bukankah kau punya prasangka terhadapnya? Kalau kubilang, apa kau mau mengizinkanku pergi?”
“Aku tidak punya prasangka padanya.”
Boss membantah dengan dingin。
Lan Xin melirik sinis, Ya, kau memang tidak punya prasangka pada Shishi, tapi terhadap Mu Feng kekasih Shishi, itu sudah melampaui prasangka.
Itu kebencian.
Kepalanya agak pusing, Lei Tingyu sepertinya memperhatikan wajah pucatnya。
“Kenapa wajahmu pucat sekali?”
Lan Xin tak berani mengaku sudah menyumbangkan darah untuk Shishi. Mengingat sifat pelit bos, kalau dia jujur pasti akan diomeli terus。
Setelah transfusi darah dia benar-benar kelelahan, hanya ingin tidur nyenyak, tak mau mendengar omelannya。
“Mungkin karena malam ini agak dingin.” Urusan lainnya, besok saja dijelaskan。
Lan Xin hendak naik ke lantai atas, tiba-tiba teringat sesuatu, berhenti。
“Lei Tingyu, bukannya kau punya sesuatu mau ditunjukkan padaku?”
“Nanti saja.” Lei Tingyu mengambil laptop di sampingnya, berkata dengan dingin。
“Oh.” Lan Xin benar-benar kehabisan tenaga, lalu berbalik naik ke lantai atas。
Lei Tingyu kesal membuka laptopnya lagi。
Kucing sialan!
Demi perempuan tak penting, dia nekad keluar lari-lari, merusak ritual rujukan yang sudah dia rencanakan matang-matang.
Berani juga berbohong! Biar dia merasakan ketegangan beberapa hari ini sebagai balasan atas kekhawatiran yang membuat sejam terasa setahun itu.
Lan Xin malas mandi setelah naik ke lantai atas, langsung terlelap di ranjang tak lama kemudian.
Lei Tingyu menyelesaikan pemrograman, bersiap mematikan komputer dan menggendong kucingnya tidur.
Tiba-tiba, surel pribadinya muncul.
Dari Departemen Krisis PR?
Grup Lei memang punya tim PR krisis terkuat yang khusus menangani isu negatif.
Di era informasi super cepat ini, tekanan opini publik tak bisa dianggap remeh. Departemen ini bisa mengendalikan media online dan konvensional secara real-time.
Hanya kejadian sangat khusus yang langsung dikirim ke surel pribadi CEO. Lei Tingyu membukanya.
Surel bertanda "Hanya untuk CEO" itu isinya sebagai berikut:
Ada yang memposting thread serentak di forum-forum besar dengan judul "Istri CEO Grup Lei Mesra Malam Hari dengan Kekasih Gelap - Ada Bukti Foto!"
Thread langsung dihapus setelah terdeteksi, tapi beberapa screenshot sempat beredar. Departemen Krisis PR meminta instruksi tertinggi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Lei mengerutkan kening. Siapa yang iseng menyebar omong kosong begini?
Kucing liar itu selalu menempel padanya kecuali malam ini. Kapan dia punya waktu untuk "kekasih gelap"?
Baru ingin membalas bawahan, mencari orang yang memposting untuk dihukum sampai berlebihan, tiba-tiba melihat ada lampiran.
Lampiran berupa foto, Lei Tingyu membukanya.
Di bawah cahaya bulan yang gelap gulita, Mu Feng memeluk Lan Xin, dia tersenyum padanya, tangannya masih menyentuh wajahnya.
Di belakang mereka, foto neon hotel budget berkilauan, samar-samar terlihat waktu yang ditampilkan pada foto hotel budget tersebut.
Tepatnya, setengah jam yang lalu.
Lei Tingyu tidak perlu melihat dengan pandangan profesional untuk tahu ini bukan hasil penyatuan.
Karena perempuan dalam foto yang memberinya impuls membunuh itu, adalah perempuan yang baru saja berbohong dan kabur darinya.
Lan Xin sudah tenggelam dalam kantuk, tiba-tiba mendengar suara ledakan keras dari bawah lantai, dia tersentak sadar.
Mengira itu gempa, bahkan tidak sempat mengenakan alas kaki, langsung berlari keluar tanpa alas kaki.
"Lei Tingyu?" Dia berbaring di pagar tangga sambil menatap ke bawah.
Komputer yang selalu melekat seperti bayangan pada Lei Tingyu itu, sudah remuk total akibat murkanya.
Dia berdiri di antara fragmentasi, bagaikan Sang Pembunuh.
Lan Xin tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi, buru-buru turun tangga, hati-hati menghindari pecahan, sampai di hadapannya.
"Ada apa denganmu?"
Memandangi fragmentasi yang bertebaran, Lan Xin menggelengkan kepala, "Siapa yang berani membuatmu murka seperti ini?"
Kapan kebiasaan dia yang suka menjatuhkan barang-barang ketika tidak senang ini bisa berubah, lihat lantai yang berantakan ini!
“Aku ambil penyedot debu, kau jangan bergerak di situ nanti tertusuk——Ah!” Lan Xin baru berbalik, langsung diseret lengannya dan didorong kasar ke sofa.
“Kenapa sih!” Dia baru saja transfusi darah, kepalanya sudah pusing, dipaksa begini matanya berkunang-kunang.
“Aku tanya sekali lagi, kau tadi pergi ke mana?”
Lei Tingyu bertanya dengan wajah muram.
“Mengunjungi Shishi, dia——”
Tiba-tiba mata Lan Xin membelalak, tangan Lei Tingyu mencekik lehernya!
“Sampai sekarang kau masih membohongiku!” Matanya dipenuhi urat darah, berkata tegas.
Wajah Lan Xin memerah hampir kehabisan napas. Lei Tingyu melepaskan cekikan, dia batuk kering dua kali.
“Hah-hah, Lei Tingyu, gila kau!”
Masih bisakah orang ini diajak rukun? Tiba-tiba marah tanpa alasan!
“Sebaiknya kau diam, jelaskan ini apa?”
Lei Tingyu mengeluarkan ponsel menunjukkan foto di layar. Lan Xin menerimanya, langsung pingsan melihatnya.
“Siapa yang jahat sekali!”
Sudah ahli sekali carinya sudut!
Dia cuma terpeleset, Mu Feng sekadar menahannya sopan, itu pun di depan rumah sakit. Logo hotel kapsul itu kok jadi latar belakang?
Tempat sama, sudut bidik berbeda, efeknya jadi bertolak belakang.
“Jenis foto ini dikeluarkan, bahkan Lan Xin sendiri merasa tidak bisa membela diri.”
“Tidak heran Lei Tingyu marah sampai seperti ini, dia pasti salah paham!”
“Kejadian ini bukan seperti yang kamu pikirkan.”
“Bukan? Kamu tadi bilang mau menemui Mi Feifei, lalu bilang mau menemui Jin Shishi. Jika bukan karena departemen krisis PR Lei Group yang menghadang foto-foto ini, seluruh dunia sudah tahu apa yang kamu lakukan, hanya aku yang tidak tahu.”
Suara Lei Tingyu terdengar tenang, namun menyimpan badai besar.
“Lan Xin, beginikah caramu membalas kepercayaanku?”
“Aku tidak melakukan hal yang menyakitimu. Ya, aku memang bertemu Mu Feng hari ini, tapi kami tidak melakukan apapun, hanya——”
“Hanya janji kencan, terlibat hubungan terlarang, lalu difoto dan diposting di internet?”
“Aku... tidak... melakukan!”
