Bab 218 Perkembangan yang Benar-Benar Tak Terduga, Dia Sungguh Telah Membuat Kemajuan
Lan Xin hampir kolaps mental.
Mengapa bisa ada kebetulan seperti ini? Baru sekali ini dia menipunya, langsung ketahuan Lei Tingyu dan dijadikan fakta yang tidak terbantahkan!
Lei Tingyu memang bukan tipe pemaaf.
Sifat kasus ini sangat buruk.
Melihatnya sudah kehilangan kewarasan, Lan Xin terpaksa menyingsingkan lengan bajunya untuk memperlihatkan bekas jarum pengambilan darah.
“Lei Tingyu, lihat di sini!”
Lei Tingyu yang sudah di ambang ledakan melihat lubang jarum di lengannya.
Lan Xin buru-buru menjelaskan.
“Kebenarannya adalah, Shishi bertemu dengan Mu Feng, hampir mengalami keguguran, lalu kehilangan banyak darah. Aku memberinya transfusi darah. Karena takut kamu marah, jadi tidak berani memberitahu kebenarannya.”
“Bagaimana dengan foto itu?”
“Kamu bisa selidiki, di sebelah hotel ini ada rumah sakit. Kamu juga bisa periksa apakah Shishi sekarang sedang menjalani perawatan di rumah sakit!”
Lan Xin menyelesaikan penjelasannya sekaligus, menatap tegang reaksi Lei Tingyu.
Dia dan pria itu sudah melalui terlalu banyak kesalahpahaman dan pertengkaran. Kali ini situasinya terlihat lebih serius, dia hanya bisa bertaruh apakah Lei Tingyu akan mempercayai ucapannya.
“Kenapa dia memelukmu?” Lei Tingyu sekarang melihat foto, muncul dorongan untuk menyerang dan mencekik Mu Feng sampai mati.
Makhluk sialan itu, berani meletakkan cakarnya di pinggang ramping Lan Xin!
“Aku pusing setelah transfusi darah. Saat naik taksi mobil goyang, Mu Feng kebetulan memelukku. Jadi terlihat efek seperti itu!”
Melihat Lei Tingyu mulai goyah, Lan Xin melanjutkan usaha.
“Lei Tingyu, bukannya IQ-mu disebut-sebut 250? Gunakan kecerdasan luar biasa itu! Jika aku benar-benar mau mengkhianatimu, kenapa tidak menunggu setelah kamu berangkat kerja lalu diam-diam pergi sendiri?”
Amuk Lei Tingyu kembali tersulut, mengaum padanya.
“Kamu masih berani punya pikiran tak tahu malu seperti itu? Lagipula, kamulah yang 250!”
Jangan kira CEO yang sedang mengamuk ini tidak paham sindirannya. IQ aslinya 180, 250 itu apaan sih!
"Biasanya CEO dalam novel punya IQ 250, tapi selalu mudah marah seperti orang cacat otak 250. Kalau masih kesal, cubit aku lagi, buktikan kau juga pria dengan IQ 250 ala CEO otoriter!"
"Diam!" Lei Tingyu hampir mati kesal.
"Lei Tingyu, aku selalu anggap kau pengecualian di lingkaran CEO. Tolong pakai otakmu! Kalau benar aku ada hubungan dengan Mu Feng, ngapain aku ke sana larut malam?"
Berapa kali kepalanya harus terjepit pintu, berapa botol minuman oplosan yang diminumnya, sampai bisa melakukan hal seperti ini?
Melihat amarah Lei Tingyu mulai mereda dengan ekspresi serius, Lan Xin memutuskan untuk menjelaskan lebih gamblang.
"Lagipula pikirkan, kau sudah membuatku pingsan. Seberapa gila aku sampai membawa 'barangmu' untuk cari pria lain?"
Kalimat ini memiliki daya magis, seketika mengangkat Lei Tingyu dari jurang amarah ke platform penuh bunga musim semi.
Setelah mengatakannya, wajah Lan Xin memerah padam.
Habis! Pengaruh Boss Lei membuat integritasnya jatuh ke level terendah. Kalimat mesum seperti itu bisa keluar!
Barangnya... benar-benar jahat!
"Naik." Setelah 3 detik diam di bawah sorot mata penuh harap dan tegang Lan Xin, dia mengucapkan dua kata ini.
"Apa?" Lan Xin menatapnya dengan bingung.
Dia sudah mengorbankan muka dengan kata-kata memalukan itu, tapi dia sama sekali tidak bereaksi?
“Setelah transfusi darah, bukankah perlu istirahat? Bodoh sekali, masih belum naik tidur!”
“Kau mau percaya padaku sekarang?” Lan Xin juga tak menyangka, dia bisa mengucapkan kata-kata seperti ini!
Ini Lei Tingyu, pria otoriter yang menganggap diri nomor satu di dunia! Menghadapi masalah, dia selalu langsung mengamuk tanpa peduli konsekuensi.
Saat mengatakannya, Lan Xin sudah mengorbankan segalanya. Tak disangka dia benar-benar percaya!
Kejadian seperti ini biasa terjadi pada orang lain, tapi ini Lei Tingyu!
“Hmph.” Lei Tingyu mendengus. Tangannya hendak mengetuk kepala Lan Xin, tapi ingat wanita ini baru saja donor darah.
Akhirnya dia memeluk pinggangnya dan mengangkatnya dengan mantap, melangkahi serpihan kaca di lantai.
Kebahagiaan apa yang datang tiba-tiba ini? Lan Xin memeluk lehernya, hati berdebar-debar.
Boss seharusnya tidak mudah dibujuk seperti ini?
Setelah naik ke lantai atas, akankah dia menemukan cara lain untuk menyiksanya...
Saat Lan Xin masih berpikir macam-macam, tiba-tiba dia mendengar suara Lei Tingyu yang bermuka masam.
“Imbang. Mulai sekarang tidak boleh ada yang menyebut-nyebut lagi. Dan...” Dia berhenti sejenak, “Kejadian serupa di masa depan harus ditangani seperti hari ini. Harus berkomunikasi denganku.”
Tiga kata singkat itu membuat Lan Xin tertegun. Tiga detik kemudian baru tersadar maksudnya.
Maksudnya, kasus salah paham soal pencurian data kemarin yang membuatnya dikurung di kantor polisi, sekarang dianggap imbang dengan aksinya donor darah hari ini.
Hidung Lan Xin mulai terasa panas.
Dia menyembunyikan wajah di dada Lei Tingyu. Pria ini tetap otoriter, tetap arogan seperti biasa.
Tapi dia perlahan-lahan mengubah.
Setiap kali berdebat, apa yang dia katakan, dia selalu mendengar baik-baik.
Meski baru saja sangat marah, bahkan ingin mencubit dirinya sendiri, tapi akhirnya dia memilih mempercayai dia.
Kemajuan jenis ini membuat Lan Xin merasa sangat-sangat hangat.
Dia tidak menyukai pria dingin.
Membaca novel dan menonton sinetron, tetap tidak paham mengapa begitu banyak perempuan bisa dilukai sampai babak belur oleh pria, masih juga mau dengan hina menempel ke sana.
Tapi, di hati pria dingin yang dia pilih ini, ada sebuah gunung berapi kecil yang hangat.
Biasa dingin, tapi di momen kritis, tidak akan benar-benar menyakitinya.
Sungguh mengharukan...
Lan Xin menghembus hidung, menahan impuls untuk menangis.
"Lei Tingyu, aku introspeksi dengan serius, kejadian hari ini ada bagian yang salah dariku, terlalu panik menyelamatkan orang sehingga menyembunyikan kebenaran darimu."
"Hmph, berani lagi menipu saya, hati-hati kulit kucingmu!"
boss sombong masih bisa, sekalian memberi ekspresi dingin untuk menunjukkan dia tetap kesal.
Lan Xin memeluk lehernya dengan sangat puas.
"Tapi aku senang, kamu mulai mempercayaiku, tidak seperti dulu yang menyakitiku tanpa penjelasan."
Pria dan perempuan, bukankah hubungan mereka seperti ini? Jika satu pihak dominan, keduanya saling bersikukuh, kata-kata saling memancing, sangat mudah bertengkar.
Tapi jika satu pihak melunak, yang lain juga akan mengikuti, secara alami tidak akan berkelahi. Kesalahpahaman dan perdebatan wajar terjadi, semua orang mengalaminya, tergantung bagaimana menanganinya setelah terjadi.
“Kalau kau pintar, apa aku akan menyakiti mu?” Lei Tingyu meski nada bicaranya sombong, tapi melihat bekas merah di leher Lan Xin, sorot matanya penuh rasa sakit hati.
Baru saja dia, masih belum sepenuhnya mengontrol emosinya, tetap menyakiti wanita itu.
“Apa maksudmu aku tidak pintar? Kalau diganti perempuan biasa, dituduh berselingkuh seperti Pan Jinlian, pasti sudah menangis histeris, mana bisa menjelaskan secerdas aku?”
IQ-nya ini kalau dimasukkan ke drama CEO berlebihan, bisa menghancurkan berapa banyak wanita protagonis bunga kecil?
“Pan Jinlian itu hantu apa sih?”
“Istri seorang selebriti yang selingkuh dengan agennya. Kami bilang dia mirip Pan Jinlian, tapi itu bukan poin utamanya, yang penting——”
Lan Xin melambaikan tangan kecilnya, jangan dipikirkan detailnya.
